Anda di halaman 1dari 199

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR

4.1. PERHITUNGAN STRUKTUR RANGKA ATAP

Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja konvensional dalam
perencanaan konstruksinya dibuat sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia ( PPBBI ), Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung ( PPBBG
1987), dan SK-SNI untuk baja tahun 2013.

Pada struktur atap gedung Fakultas Kedokteran Universitas Semarang ( USM )


ini memiliki bentang kuda-kuda 12 m. Struktur atap rangka baja dalam perencanaan
menggunakan metode LRFD ( Load and Resistance Factor Design ) atau desain beban
dan faktor resistensi, dimana cek tegangan yang terjadi terhadap tegangan leleh (fy) dan
rencana kombinasi beban terfaktor yang bekerja pada atap adalah sebagai berikut : (
berdasarkan SNI-1727:2013 hal 11-12 )

- Comb 1 = 1,4 D

- Comb 2 = 1,2 D + 1,6 L

- Comb 3 = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 H

- Comb 4 = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wt ( Angin Tekan )

- Comb 5 = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wh ( Angin Hisap )

Keterangan :

D = Beban mati

L = Beban hidup

H = Beban hujan

Wt = Beban angin kiri / angin tekan

Wh = Beban angin kanan / angin hisap

49
Ø5 Ø5
/8" /8"

( K3 )
( K2 )
( K3 )
-P -P
g. 4 g. 4
19 19
0 0

(K ( KT )
J) J)
(K

( K1a ) ( K1a )

Ø5/8 Ø5/8
"- P "- P
g.7 g.7
035 035

( K1 ) ( K1 )

Ø5/8 Ø5/8
"- P "- P
g.7 g.7
035 035

( K1 ) ( K1 )
4.1.1. DATA UMUM / DATA TEKNIS

Ø5/8 Ø5/8
"- P "- P
g.7 g.7
035 035

( K1 ) ( K1 )

Ø5/8 Ø5/8
"- P "- P
g.7 g.7
035 035

( K1 ) ( K1 )

Ø5/8 Ø5/8
"- P "- P
g.7 g.7
035 035

( K1 ) ( K1 )

Ø5/8 Ø5/8
'- P '- P
g.7 g.7
000 000
Gambar 4.1. Denah Rangka Atap dan Perletakan Kuda-kuda

Gambar 4.2. Pemodelan 3D Rangka Atap dengan Sketch Up


( K1a ) ( K1a )
Trackstang Ø10 mm

(K (K
Gording 2C.123.48.2mm
Kres / Ikatan Angin Ø16 mm

J) J)
( KT )

Ø5 Ø5
/8" /8"
-P -P
g. 4 g. 4
19 19
( K3 )
( K2 )
( K3 )

0 0

50
Gambar 4.3. Pemodelan 3D Rangka Atap dengan SAP2000

Gambar 4.4. Pemodelan 2D Rangka Atap dengan SAP2000

Konstruksi kuda – kuda baja konvensional dengan data sebagai berikut :

- Bentang kuda – kuda ( L ) = 12 m

- Jarak antar kuda – kuda ( Lk) = 3m

- Jarak antar gording (Lc) = 1,732 m

- Sudut kemiringan atap (α) = 30°

51
Berdasarkan PBI 1983 :

- Beban muatan/tekanan angin = 25 kg/m² → daerah jauh dari laut

- Koefisien angin tekan ( Ct ) = (0,02.α – 0,4) → untuk α ≤ 65º

- Koefisien angin hisap ( Ch ) = - 0,4 → untuk α ≤ 65º

- Berat penutup atap ( genteng ) = 50 kg/m²

- Beban hidup ( Berguna ) = 100 kg

- Beban plafond + penggantung = 18 kg/m²

Berdasarkan PPBBI / PPBBG 1987 / SK-SNI BAJA 2013 :

- Mutu baja = BJ 37

- Tegangan leleh (fy) = 240 MPa = 2400 kg/cm²

- Tegangan dasar izin = 1600 kg/cm²

- Modulus elastisitas baja (E) = 2,1 x 106 kg/cm²

- Tegangan ultimate = 37 kg/mm² = 3700 kg/cm²

4.1.2. PERHITUNGAN DIMENSI GORDING

A. Data Teknis :

a. Kemiringan atap (α) = 30º

b. Jarak antar gording (Lc) = 1,732 m

c. Bentang Kuda-Kuda (L) = 12 m

d. Jarak antar kuda-kuda (Lk) =3m

e. Berat penutup atap dari genteng = 50 kg/m²

f. Berat plafond + penggantung = 18 kg/m²

52
g. Beban angin = 25 kg/m²

h. Beban hidup ( P ) = 100 kg

i. Direncanakan menggunakan profil 2C 125x50x20x3,2, dengan data yang


didapatkan dari tabel profil baja :

- Bj = q = 6,13 kg/m

- Wx = 29 cm³

- Wy = 8,02 cm³

- Ix = 181 cm4

- Iy = 26,6 cm4

a. Pembebanan Gording

1. Akibat beban mati (qD) / berat atap

q = Berat atap genteng x jarak antar gording

= 50 kg/m² x 1,732 m

= 86,6 kg/m

qx1 = q sin α = 86,6 . sin 30º = 43,40 kg/m

qy1 = q cos α = 86,6 . cos 30º = 74,998 kg/m

Momen yang timbul diambil 80% dari momen maksimal di atas 2 tumpuan
1
momen yang timbul M maks = . qx .lk²
8

1 𝑙𝑘
Mx = [ . qx1 .( )² ]. 80%
8 2

1 3
=[ . 43,3 .( )² ]. 80%
8 2

= 9,743 kg m

53
1
My = [ . qy1 .(lk)² ]. 80%
8

1
=[ . 74,998 .(3)² ]. 80%
8

= 67,498 kg m

2. Akibat berat sendiri gording

Gambar 4.5. Pemodelan Pembebanan Gording Akibat Beban Mati ( B.S. gording )

Bj = q = 6,13 kg/m → dipakai double gording (2x 6,13 kg/m = 12,26 kg.m)

qx2 = q sin α = 12,26 . sin 30º = 6,13 kg/m

qy2 = q cos α = 12,26 . cos 30º = 10,617 kg/m

Momen yang timbul diambil 80% dari momen maksimal di atas 2 tumpuan
1
momen yang timbul Mmaks = . q .lk²
8

1 𝑙𝑘
Mx = [ . qx2 .( )² ]. 80%
8 2

1 3
=[ . 6,13 .( )² ]. 80%
8 2

= 1,379 kg m

54
1
My = [ . qy2 .(lk)² ]. 80%
8

1
=[ . 10,617 .(3)² ]. 80%
8

= 9,555 kg m

3. Akibat beban hidup

Gambar 4.6. Pemodelan Pembebanan Gording Akibat Beban Hidup

P = 100 kg

Px3 = P . sin α

= 100 sin 30º

= 50 kg

Py3 = P.cos α

= 100 cos 30º

= 86,603 kg

Momen yang timbul diambil 80% dari momen maksimal di atas 2 tumpuan
1
momen yang timbul M maks = . P .lk²
4

1 𝑙𝑘
Mx = [ . Px3 .( )² ]. 80%
4 2

55
1 3
=[ . 50 .( )² ]. 80%
8 2

= 15 kgm

1
My = [ . Py3 .(lk)² ]. 80%
4

1
=[ . 86,603 .(3)² ]. 80%
8

= 51,962 kg m

4. Akibat tekanan angin

Gambar 4.7. Pemodelan Pembebanan Gording Akibat Beban Angin

W = 25 Kg/m²

W’ = (0,02 . α – 0,4) .W

= ( 0,02 . 30º - 0,4) . 25

= 5 Kg/m²

Wq = W’ x jarak antar gording

= 5 x 1,732 m

= 8,66 kg/m

56
Wy = Wq . cos α

= 8,66. Cos 30º

= 7,50 kg/m

1
Momen yang timbul M maks . W .lk²
8

Mx4 =0

1
My4 = [ .Wy.Lk²] . 80%
8

= 6,75 kgm

b. Kontrol terhadap tegangan tarik

Mx total = Mx1 + Mx2 + Mx3 + Mx4

= 9,743 + 1,379 + 15 + 0

= 26,122 kgm = 2612,2 kg.cm

My total = My1 + My2 + My3 + My4

= 67,498 + 9,555 + 51,962 + 6,75

= 135,765 kgm = 13576,5 kg.cm

Berdasarkan Tabel Profil Konstruksi Baja, untuk profil Kanal C ukuran


125x50x20x3,2 didapatkan :

- Bj = q = 6,13 kg/m
- Wx = 29 cm³
- Wy = 8,02 cm³
- Ix = 181 cm4
- Iy = 26,6 cm4

57
1. Kontrol tegangan yang timbul terhadap tegangan izin

Mx total My total
σ=( + )
Wy Wx

2612 ,2 13576 ,5
=( + )
8,02 29

= 325,711 + 468,155

= 793,866 kg/cm²

σijin = 1600 kg/cm²

Syarat : σ < σijin

793,866 kg/cm² < 1600 kg/cm²…………(OK)

c. Kontrol terhadap lendutan

Data :

1. Jarak antar Kuda-kuda = 3 m = 300 cm

2. Modulus elastisitas baja (E) = 2,1 x 106 kg/cm²

Rumus control terhadap lendutan :

5 q.lk 4
1. Beban merata f = x
384 EI

1 PL ³
2. Beban terpusat f = x
48 EI

1) Kontrol lendutan akibat beban atap (tiap 1 meter)

qx1 = 43,40 kg/m = 0,4330 kg/cm

qx2 = 74,998 kg/m = 0,74998 kg/cm

58
lk
5 qx 1.( )4
2
fx1 = x
384 E.Iy

300
5 0,433.( 2 )4
= x
384 2,1x10 6 .26,6

= 0,051 cm

5 qy 1.lk 4
fy1 = x
384 E.Ix

5 0,74998.300 4
= x
384 2,1x10 6 x181

= 0,208 cm

2) Kontrol lendutan akibat berat sendiri gording

qx2 = 6,13 kg/m = 0,0613 kg/cm

qx3 = 10,617 kg/m = 0,10617 kg/cm

lk
5 qx 2.( )4
2
fx2 = x
384 E.Iy

300 4
5 0,0613 .( )
2
= x
384 2,1x10 6 .26,6

= 0,007 cm

5 qy 2.lk 4
Fy2 = x
384 E.Ix

5 0,101617 .300 4
= x
384 2,1x10 6 x181

= 0,029 cm

59
3) Kontrol lendutan akibat beban hidup (P)

Px3 = 50 kg/m = 0,50 kg/cm

Py3 = 86,603 kg/m = 0,86603 kg/cm

1 lk
. Px 3 . ( )3
48 2
fx3 =
E.Iy

1 300
48
. 0,50 . ( 2 )3
=
2,1x10 6 .26,6

= 0,001 cm

1
48
. Py 3 . lk 3
fy3 =
E.Ix

1
48
. 0,86603 . 300 3
=
2,1x10 6 .181

= 0,001 cm

4) Kontrol lendutan akibat tekanan angin

Wx = 0

Wy4= 7,50 kg/m = 0,075 kg/cm

fx4 = 0

5 Wy 4.lk 4
fy4 = x
384 E.Ix

5 0,075.300 4
= x
384 2,1x10 6 x181

= 0,021 cm

60
5) Kombinasi Lendutan

fx = fx1+ fx2 + fx3 + fx4

= 0,051 + 0,007 + 0,001 + 0

= 0,059 cm

fy = fy1+ fy2+ fy3+ fy4

= 0,208 + 0029 + 0,001+ 0,021

= 0,259 cm

6) Kontrol Terhadap Lendutan

Syarat lendutan harus lebih kecil dari 1/360 L s/d 1/400 L. Dalam perencanaan kuda-
kuda rangka baja ini direncanakan :

f = 1/360 / Lk

= 1/360 . 300

= 0,83333 cm

Kontrol lendutan yang timbul terhadap lendutan ijin :

f = 𝑓𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 2 + 𝑓𝑦 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 2

= 0,059 2 + 0,259 2

= 0,266 cm

f yang timbul < f ijin

0,266 cm < 0,833 cm ………………(OK)

61
4.1.3. PERHITUNGAN DIMENSI BATANG TARIK (TRACKSTANG)

Dari data pendimensian gording :

- Akibat berat atap (tiap 1 meter) : qx1 = 43,3 kg/m

- Akibat berat sendiri gording : qx2 = 6,13 kg/m

- Akibat beban P : Px3 = 50 kg/m

Menghitung beban yang timbul (P total)

qx = qx1 + qx2

= 43,4 + 6,13

= 49,43 kg/m

Px = Px3

= 50 kg/m

Ptotal = (q x jarak kuda-kuda) + Px3

= (49,43 x 3) +50

= 198,290 kg

Menghitung beban yang timbul per segmen panjang gording karena batang trackstang
yang dipasang 1 buah untuk menjaga kestabilan konstruksi gording terhadap perletakan,
maka :

P total
P persegmen =
2

198,290
=
2

= 99,145 kg

62
Menghitung luas batang trackstang berdasarkan kombinasi lendutan dimana 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 =
1600 kg/cm².

Menghitung luas bersih (Fn) batang trackstang

P P
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = → Fn =
Fn 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛

99,145
=
1600

= 0,062

Menghitung luas yang dibutuhkan (Fbr) batang trackstang berdasarkan angka


keamanan:

Fbr = 125% x Fn

= 125% x 0,062

= 0,062 cm

Fbr = 1/4 . 𝜋. d²

0,062 = 1/4 . 3,14 . d²

0,062
d² =
0,785

d² = 0,079

d = 0,281 cm

d = 2,81 mm

Berdasarkan ketetapan pada konstruksi baja untuk batang trackstang minimal 10 mm =


1cm. Pada perencanaan diameter batang trackstang diambil diameter 10 mm ( minimal).

63
4.1.3. PERHITUNGAN PEMBEBANAN KUDA-KUDA

1. Kemiringan atap (α) = 30º

2. Jarak antar gording (Lc) = 1,732 m

3. Bentang kuda-kuda (L) = 12 m

4. Jarak antar kuda-kuda (Lk) =3m

5. Berat penutup atap dari genteng = 50 kg/m²

6. Berat plafond + angin = 18 kg/m²

7. Beban angin = 25 kg/m²

8. Beban hidup = 100 kg

Data yang didapat dari perhitungan dimensi gording :

1. Akibat berat sendiri gording qy2 = 10,617 kg/m

2. Untuk gording dipakai profil 2C 125x50x20x3,2

Pembebanan Kuda-kuda

a. Beban Mati

1. Berat sendiri penutup atap

P = berat atap genteng x jarak antar gording x jarak antar kuda-kuda

= 50 kg/m² x 1,732 m x 3 m

= 259,80 kg = 260 kg

2. Berat Sendiri Kuda-Kuda

Beban permanen yang timbul dari berat profil baja yang difungsikan sebagai
kuda-kuda. Beban terhitung secara otomatis dalam Program SAP2000, dalam
perencanaan menggunakan profil baja Wide Flange Shape. Pada pembebanan

64
akibat berat sendiri disimbolkan dengan huruf (BK). Pada perencanaan ini
menggunakan profil baja Double Siku

3. Berat Sendiri Gording

Gording → profil 2C 125x50x20x3,2

Beban yang bekerja pada titik simpul/buhul/joint akibat gording adalah

P = qy2 x jarak antar kuda-kuda (Lk)

= 10,617 x 3

= 31,851 kg = 32 kg

b. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban terpusat yang terjadi karena beban manusia yang
bekerja pada saat pembuatan atau perbaikan kuda-kuda dan atap
 Beban orang yang bekerja (P) = 100 kg

c. Beban Hujan

Beban air hujan (q) = (40-0,8 x α) x Lc ( jrk antar gording )

= (40-0,8 x 30) x 1,732 = 27,712 kg/m

Beban hujan = q x Lk ( jarak antar kuda-kuda)

= 27,712 . 3

= 83,136 kg = 84 kg

Beban Hujan yang bekerja pada tumpuan adalah

½P = ½ x 81 kg

= 40,5 kg = 41 kg

65
d. Beban Plafond

Data :

Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m²

Gaya yang bekerja pada kuda-kuda :

P = beban plafond x jarak. antar kuda-kuda x jarak antar buhul kuda-kuda

= 18 kg/m² x 3 m x ( 12 : 8 )m

= 18 kg/m² x 3 m x 1,5 m

= 81 kg

Beban plafond yang bekerja pada tumpuan adalah

½P = ½ x 81 kg

= 40,5 kg = 41 kg

e. Beban Angin

Data :
- Tekanan angin W = q = 25 kg/m²

Gambar 4.8. Koefisien Angin Tekan dan Angin Hisap

1. Akibat angin tekan / Angin Kiri (W)

Ct = (0,02 α – 0,4)

= (0,02.30 – 0,4)

66
= 0,20

Besarnya angin tekan adalah

ƩW = (t xW x jarak antar kuda-kuda x panjang sisi miring kuda-kuda)

= (0,20 x 25 x 3 x 6,928)

= 103,92 kg

Beban angin tekan adalah yang bekerja pada joint satu sisi miring kuda-kuda

ƩW
W tekan =
4
103,92
=
4
= 25,980 kg = 26 kg
Beban angin tekan yang bekerja pada tumpuan adalah

½ W tekan = ½ x 25,980 kg

= 12,990 kg = 13 kg

Menguraikan Gaya Angin Tekan / Kiri :


a. Arah Horisontal
 ½ W . cos 30º = 13 . cos 30º = 11,258 kg
 W . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg

b. Arah Vertikal
 ½ W . sin 30º = 13 . sin 30º = 6,50 kg
 W . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg
2. Akibat Angin Hisap / Angin Kanan (W’)
Ch = -0,4

Besarnya angin hisap adalah

ƩW’ = Ch x W x jrk. antar kuda-kuda x pjg. sisi miring kuda-kuda

= -0,4 x 25 x 3 x 6,928

67
= -207,84 kg

- Beban angin hisap yang bekerja pada joint satu sisi miring kuda-kuda adalah

ƩW′
W hisap (W’) =
4
−207,84
=
4
= -51,96 kg = -52 kg
- Beban angin hisap yang bekerja pada tumpuan adalah

- ½ W hisap = ½ x -51,96 kg

= -25,98 kg = -26 kg

Menguraikan Gaya Angin Hisap / Kanan :


a. Arah Horisontal
 ½ W’ . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg
 W’ . cos 30º = 52 . cos 30º = 45,032 kg

b. Arah Vertikal
 ½ W’ . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg
 W’ . sin 30º = 52 . sin 30º = 26 kg

68
4.1.4. MENCARI GAYA BATANG AKIBAT BEBAN P DENGAN METODE RITTER

Gaya yang bekerja :

P1 = P9 = 261 kg

P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 522 kg

I. Menghitung Reaksi Perletakan

Ʃ𝑃
RAV = RB =
2

261 x 2 +( 522 x 7 )
=
2

4176
=
2

= 2088 kg

69
II. Mencari Gaya Batang

A. Potongan I-I ( batang a1,b1 )

x AJ
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 1,50
=
0,50 1,0

x = 0,75 m

a. Mencari batang a1

Ʃ MJ = 0

RAV . 1,5 – P1 . 1,50 + a1. X = 0

2088 . 1,50 – 261 . 1,50 + a1.0,75 = 0

3132 – 391,50 + 0,75 a1 = 0

2740,50 + 0,75a1 = 0

0,75 a1 = -2740,50 kg

a1 = -3654 kg (tekan)

70
b. Mencari Batang b1

Ʃ MC = 0

RA . 1,5 – P1 . 1,50 - b1. CJ = 0

2088 . 1,50 – 261 . 1,50 - b1.0,866 = 0

3132 – 391,50 - 0,866 b1 = 0

2740,50 - 0,866 b1 = 0

-0,866 b1 = -2740,50 kg

b1 = 3164,55 kg (tarik)

B. Potongan II-II ( batang a2,v1 )

y AK
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 3,00
= 1,0
0,50

x = 1,50 m

71
a. Mencari batang v1

ƩMA = 0

P2 . 1,5 + v1 . 1,50 = 0

522 . 1,50 + v1 . 1,50 = 0

783 + 1,5 v1 = 0

1,5 v1 = -783

v1 = -522 kg (Tekan)

b. Mencari Batang a2

Ʃ MK = 0

RAV . 3 – P1 . 3 – P2.1,5 – v1.1,5 +a2 .y = 0

2088 . 3 – 261,3 . 3 – 522 . 1,5 – (-522) . 1,5 + a2.1,5 = 0

6264 – 783 – 783 + 783 + 783 + 1,5 a2 = 0

5481 + 1,5 a2 = 0

1,5 a2 = -5481 kg

a2 = - 3654 kg (Tekan)

72
C. Potongan III-III ( batang d1,b2 )

z JK
=
𝑠𝑖𝑛 49,11˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

z 1,50
=
0,756 1,0

x = 1,134 m

a. Mencari batang b2

ƩMD = 0

RAV . 3 – P1 . 3 – P2. 1,5 – b2 . DK = 0

2088 . 3 – 261,3 – 522 . 1,5 – b2 . 1,732 = 0

6264 – 783 -783 – 1,732 b2 = 0

4698 – 1,732 b2 = 0

-1,732 b2 = -4698 kg

b2 = 2712,471 kg (Tarik)

73
b. Mencari Batang d1

ƩMK = 0

RAV . 3 – P1 . 3 – P2 . 1,5 + a2 . y + d1.z = 0

2088 . 3 – 261,3 . 3 – 522 . 1,5 + (-3654). 1,5 + d1 . 1,134 = 0

6264 – 783 – 783 – 5481 + 1,134 d1 = 0

-783 + 1,134 d1 = 0

1,134 d1 = 783 kg

d1 = 690,476 kg (tarik)

D. Potongan IV-IV ( batang a3,v2 )

q AL
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

q 4,50
=
0,5 1,0

x = 2,25 m

74
a. Mencari batang v2

ƩMA = 0

P2 . 1,5 + P3 . 3 + v2. 3 = 0

522 . 1,5 + 522 . 3 + v2 . 3 = 0

783 + 1566 + 3.v2 = 0

2349 + 3 v2 = 0

3 v2 = -2349 kg

v2 = -783 kg (Tarik)

b. Mencari Batang a3

ƩML = 0

RAV . 4,5 – P1 . 4,5 – P2 . 3 - P3.1,5 - v2 . 1,5 + a3.q = 0

2088.4,5 – 261 . 4,5 - 522 . 3 - 522 . 1,5 - (-783) . 1,5 + a3 . 2,25 = 0

9396 – 1174,5 – 1566 - 783 – 1174,5 + 2,25 . a3 = 0

7047 + 2,25 a3 = 0

2,25 a3 = - 7047 kg

a3 = - 3132 kg (tekan)

75
E. Potongan V-V (batang d2,b3)

r KL
= 𝑠𝑖𝑛90˚
𝑠𝑖𝑛 60˚

r 1,50
=
0,866 1,0

r = 1,299 m

a. Mencari batang b3

ƩME = 0

RAV . 4,5 – P1 . 4,5 – P2. 3 – P3 . 1,5 – b3 . EL = 0

2088 . 4,5 - 261 . 4,5 – 522 . 3 – 522 . 1,5 – b3 . 2,598 = 0

9396 – 1174,5 – 1566 – 783 – 2,598 b3 = 0

5872,5 – 2,598 b3 = 0

-2,598 b3 = -5872,5 kg

b3 = 2260,393 kg (Tarik)

76
b. Mencari Batang d2

ƩML = 0

RAV . 4,5 – P1 . 4,5 – P2 . 3 - P3 . 1,5 + a3.q + d2 . r = 0

2088 . 4,5 – 261 . 4,5 – 522 . 3 – 522 . 1,5 + (-3132). 2,25 + d2 . 1,299 = 0

9396 – 1174,5 – 1566 – 783 – 7074 + 1,299 d2 = 0

-1174,5 + 1,299 d2 = 0

1,299 d2 = 1174,5 kg

d2 = 904,157 kg (tarik)

F. Potongan VI-VI ( batang a4,v3 )

s AM
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

S 6,0
=
0,50 1,0

s=3m

77
a. Mencari batang v3

ƩMA = 0

P2 . 1,5 – P3 . 3 – P4. 4,5 – v3 .4,5 = 0

522 . 1,5 + 522 . 3 + 522 . 4,5 + 4,5 v3 = 0

783 + 1566 + 2349 + 4,5 v3 = 0

4698 + 4,5 v3 = 0

4,5 v3 = - 4698 kg

v3 = -1044 kg ( Tekan )

b. Mencari Batang a4

ƩMM = 0

RAV . 6 – P1 . 6 – P2 . 4,5 - P3 . 3 – P4 . 1,5 – v3 . 1,5 + a4 . s = 0

2088 . 6 – 261 . 6 – 522 . 4,5 – 522 . 3 – 522 . 1,5 – (-1044-1,5) + a4.3 = 0

12528 – 1566 – 2349 – 1566 – 783 – 1566 + 3 a4 = 0

7830 + 3 a4 = 0

3 a4 = -7830 kg

a4 = -2610 kg (tekan)

78
G. Potongan VII-VII ( batang d3,b4 )

t LM
=
𝑠𝑖𝑛 66,59˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

t 1,50
=
0,918 1,0

t = 1,377 m

a. Mencari batang b4

ƩMF = 0

RAV . 6 – P1 . 6 – P2. 4,5 – P3 . 3,0 – P4 . 1,5 – b4 . FM = 0

2088 . 6 – 261 . 6 – 522 . 4,5 – 522 . 3,0 – 522 . 1,5 – b4 . FM = 0

12528 – 1566 – 2349 – 1566 – 783 – 3,464 b4 = 0

6264 – 3,464 b4 = 0

-3,464 b4 = -6264 kg

b4 = 1808,314 kg (Tarik)

79
b. Mencari Batang d3

ƩMM = 0

RAV . 6 – P1 . 6 – P2 . 4,5 – P3 . 3 – P4 . 1,5 + a4 . s + d3 . t = 0

2088 . 6 – 261 . 6 – 522 . 4,5 – 522 . 3 – 522 . 1,5 + (-2610) . 3 + d3 . 1,377 = 0

12528 – 1566 – 2349 – 1566 – 783 – 7830 +1,377 d3 = 0

-1566 + 1,377 d3 = 0

1,377 d3 = 1566 kg

d3 = 1137,255 kg (tarik)

80
4.1.5. MENCARI GAYA BATANG AKIBAT BEBAN ANGIN KIRI / ANGIN

TEKAN DENGAN METODE RITTER

Gaya yang bekerja :

W1 = W5 = 13 kg

W2 = W3 = W4 = 26 kg

W’1 = W’5 = 26 kg

W’2 = W’3 = W’4 = 52 kg

 Menguraikan Gaya :

Angin Kiri / Angin Tekan

W1V = W5V = ½ W . cos 30º = 13 . cos 30º = 11,258 kg

W2V = W3V = W4V = W . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg

W1H = W5H = ½ W . sin 30º = 13 . sin 30º = 6,50 kg

W2H = W3H = W4H = W . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg

Angin Kanan / Angin Hisap

W’1V = W’5V = ½ W’ . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg

W’2V = W’3V = W’4V = W’ . cos 30º = 52 . cos 30º = 45,032 kg

81
W’1H = W’5H = ½ W’ . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg

W’2H = W’3H = W’4H = W’ . sin 30º = 52 . sin 30º = 26 kg

 Menghitung Reaksi Tumpuan

 Menghitung RAV :

∑ MB = 0 ( misal RAV ↑ )

RAV . AB – W1V . AB – W2V . JB + W2H . CJ – W3V . KB + W3H . DK – W4V . LB +


+ W4H . EL – W5V . MB + W5H . FM + W’1V. MB + W’1H . FM + W’2V . NB +
W’2H . GN + W’3V . OB + W’3H . HO + W’4V . PB + W’4H . IP = 0

RAV . 12 – 11,258 . 12 – 22,516 . 10,5 + 13 . 0,866 – 22,516 . 9 + 13 . 1,732 –


22,516 . 7,5 + 13 . 2,598 – 11,258 . 6 + 6,50 . 3,464 + 22,516 . 6 + 13 . 3,464 +
45,032 . 4,50 + 26 . 2,598 + 45,032 . 3 +26 . 1,732 + 45,032 . 1.5 + 26 . 0,866 = 0

12 RAV – 135,096 – 236,418 + 11,258 – 202.644 + 22.516 – 168,87 + 33,774 –


67,548 + 22,516 + 135,096 + 45,032 + 202,644 + 67,548 + 135,096 + 45,032 +
67,548 + 22,516 = 0

12 RAV + 0 = 0

12 RAV = 0

RAV = 0 (↑)

 Menghitung RBV

∑MA = 0 (Misal RB ↑)

-RBV . AB – W’5V . AB - W’4V . AP + W’4H . IP - W’3V . AO + W’3H . HO - W’2V .


AN + W’2H . GN - W’1V . AM + W’1H . FM + W5V . AM + W5H . FM + W4V . AL +
W4H . EL + W3V . AK + W3H . DK + W2V . AJ + W2H . CJ = 0

82
-RBV . 12 – 22,516 . 12 – 45,032 . 10,5 + 26 . 0,866 – 45,032 . 9 + 26 . 1.732 –
45,032 . 7,5 + 26 . 2,598 – 22,516 . 6 + 13 . 3,464 + 11,258 .6 + 6,5 . 3,464 +
22,516 . 4,50 + 13. 2,598 + 22,516 . 3,0 + 13. 1,732 + 22,516 . 1,50 + 13. 0,866 = 0

-12 RBV – 270,192 – 472,836 + 22,516 – 405,288 + 45,032 – 337,74 + 67,548 –


135,096 + 45,032 + 67,548 + 22,516 + 101,322 + 33,774 + 67,548 + 22,516 +
33,774 + 11,258 = 0

-12 RBV – 1080,768 = 0

- 12 RBV = 1080,768

RBV = - 90,064 kg (↑)

RBV = 90,064 kg (↓)

 Kontrol Reaksi

∑V=0

-W1V – W2V – W3V – W4V – W5V + W’1V + W’2V + W’3V + W’4V + W’5V + RAV +
RBV = 0

-11,258 – ( 22,516 x 3 ) –11,258 + 22,516 + ( 3 x 45,032 )+ 22,516 + 0 – 90,064


=0

- 90,064 + 180, 128 – 90,064 = 0

0 = 0 ……(OK)

 Menghitung RAH

∑H=0

W1H + W2H + W3H + W4H + W5H + W’1H + W’2H + W’3H + W’4H + W’5H - RAH = 0

6,50 + ( 13 x 3) + 6,50 + 13 + ( 26 x 3 ) + 13 - RAH = 0

156 - RAH = 0

- RAH = - 156

RAH = 156 kg (←)

83
I. Mencari Gaya Batang

A. Potongan I-I ( batang a1,b1 )

x AJ
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 1,50
=
0,50 1,0

x = 0,75 m

a. Mencari batang a1

Ʃ MJ = 0

RAV . 1,5 – W1V . 1,50 + a1. X = 0

0 . 1,50 – 11,258 . 1,50 + a1.0,75 = 0

0 – 16,887 + 0,75 a1 = 0

0,75a1 = 16,887

a1 = 22,516 kg ( tarik )

84
b. Mencari Batang b1

Ʃ MC = 0

RA . 1,5 – W1V . 1,50 + RAH . CJ - W1H . CJ - b1. CJ = 0

0 . 1,50 – 11,258 . 1,50 + 156 . 0,866 – 6,50 . 0,866 - b1.0,866 = 0

0 – 16,807 + 135,096 – 5,629 - 0,866 b1 = 0

112,580 - 0,866 b1 = 0

-0,866 b1 = - 112,580 kg

b1 = 130,00 (tarik)

B. Potongan II-II ( batang a2,v1 )

y AK
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 3,00
= 1,0
0,50

x = 1,50 m

85
a. Mencari batang v1

ƩMA = 0

W2V . 1,5 + W2H CJ + v1 . 1,50 = 0

22,516 . 1,50 + 13 . 0,866 + v1 . 1,50 = 0

33,774 + 11,258 + 1,5 v1 = 0

1,5 v1 = - 45,032

v1 = - 30,021 kg ( Tekan )

b. Mencari Batang a2

Ʃ MK = 0

RAV . 3 – W1V . 3 - W2V . 1,50 + W2H 0,866 – v1.1,5 +a2 .y = 0

0 . 3 – 11,258 . 3 – 22,516 . 1,50 + 13 . 0,866 – (-30,021) . 1,5 + a2.1,5 = 0

0 – 33,774 – 33,774 + 11,258 + 45,032 + 1,5 a2 = 0

-11,258 + 1,5 a2 = 0

1,5 a2 = 11,258 kg

a2 = 7,505 kg ( Tarik )

86
C. Potongan III-III ( batang d1,b2 )

z JK
=
𝑠𝑖𝑛 49,11˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

z 1,50
=
0,756 1,0

x = 1,134 m

a. Mencari batang b2

ƩMD = 0

RAV . 3 + RAH . 1,732 – W1V . 3 - W1H . 1,732 – W2V . 1,5 - W2H ( 1,732 –
0,866 ) - b2 . 1,732 = 0

0 . 3 + 156 . 1,732 – 11,258 – 3 – 6,50 . 1,732 – 22,516 . 1,5 – 13 . 0,866 – b2 .


1,732 = 0

0 + 270,192 – 33,774 – 11,258 – 33,774 – 11,258 – 1,732 b2 = 0

180,128 – 1,732 b2 = 0

-1,732 b2 = - 180,128 kg

b2 = 104 kg (Tarik)

87
b. Mencari Batang d1

ƩMK = 0

RAV . 3 – W1V . 3 - W2V . 1,50 + W2H 0,866 + a2 . y + d1.z = 0

0 . 3 – 11,258 . 3 – 22,516 . 1,50 + 13 . 0,866 + 7,505 . 1,5 + d1 . 1,134 = 0

0 – 33,774 – 33,774 + 11,258 + 11,258 + 1,134 d1 = 0

-45,032 + 1,134 d1 = 0

1,134 d1 = 45,032 kg

d1 = 39,711kg (tarik)

D. Potongan IV-IV ( batang a3,v2 )

q AL
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

q 4,50
=
0,5 1,0

x = 2,25 m

88
a. Mencari batang v2

ƩMA = 0

W2V . 1,50 + W2H 0,866 + W3V . 3 + W3H . 1,732 + v2. 3 = 0

22,516 . 1,50 + 13 . 0,866 + 22,516 . 3 + 13 . 1,732 + v2 . 3 = 0

33,774 + 11,258 + 67,548 + 22,516 + 3.v2 = 0

135,096 + 3 v2 = 0

3 v2 = - 135,096 kg

v2 = - 45,032 kg (Tekan)

b. Mencari Batang a3

ƩML = 0

RAV . 4,5 – W1V . 4,50 - W2V . 3 + W2H 0,866 – W3V . 1,50 + W3H . 1,732 - v2 .
1,5 + a3 . q = 0

0 . 4,50 – 11,258 . 4,50 – 22,516 . 3 + 13 . 0,866 – 22,516 . 1,50 + 13 . 1,732 - (-


45,032) . 1,5 + a3 . 2,25 = 0

0– 50,661 – 67,548 + 11,258 – 33,774 + 22,516 + 67,548 + 2,25 . a3 = 0

-50,661 + 2,25 a3 = 0

2,25 a3 = 50,661 kg

a3 = 22,516 kg ( tarik )

89
E. Potongan V-V (batang d2,b3)

r KL
= 𝑠𝑖𝑛90˚
𝑠𝑖𝑛 60˚

r 1,50
=
0,866 1,0

r = 1,299 m

a. Mencari batang b3

ƩME = 0

RAV . 4,5 + RAH . 2,598 – W1V . 4,5 - W1H . 2,598 – W2V . 3 - W2H ( 2,598 –
1,732 ) – b3 . 2,598 = 0

0 . 4,5 + 156 . 2,598 – 11,258 . 4,5 – 6,50 . 2,598 – 22,516 . 3 – 13 . 1,732 –


22,516 . 1,5 – 13 . 0,866 – b3 . 2,598 = 0

0 + 405,28 – 50,661 – 16,887 – 67,548 – 22,516 – 33,774 – 11,258 – 2,598 b3 =


0 202,644 – 2,598 b3 = 0

-2,598 b3 = - 202,644 kg

b3 = 78 kg (Tarik)

90
b. Mencari Batang d2

ƩML = 0

RAV . 4,5 – W1V . 4,50 - W2V . 3 + W2H 0,866 – W3V . 1,50 + W3H . 1,732 + a3.q
+ d2 . r = 0

0 . 4,50 – 11,258 . 4,50 – 22,516 . 3 + 13 . 0,866 – 22,516 . 1,50 + 13 . 1,732 +


22,516 . 2,25 + d2 . 1,299 = 0

0 – 50,661 – 67,548 + 11,258 – 33,774 + 22,516 + 50,661 + 1,299 d2 = 0

- 67,548 + 1,299 d2 = 0

1,299 d2 = 67,548 kg

d2 = 52 kg (tarik)

F. Potongan VI-VI ( batang a4,v3 )

s AM
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

S 6,0
=
0,50 1,0

s=3m

91
a. Mencari batang v3

ƩMA = 0

W2V . 1,50 + W2H 0,866 + W3V . 3 + W3H . 1,732 + W4V . 4,5 + W4H . 2,598 +
v3 .4,5 = 0

22,516 . 1,50 + 13 . 0,866 + 22,516 . 3 + 13 . 1,732 + 22,516 . 4,5 + 13 . 2,598 +


v3 . 4,50 = 0

33,774 + 11,258 + 67,548 + 22,516 + 101,322 + 33,774 + 4,5 v3 = 0

270,192 + 4,5 v3 = 0

4,5 v3 = - 270,192 kg

v3 = - 60,043 kg ( Tekan )

b. Mencari Batang a4

ƩMM = 0

RAV . 6 – W1V . 6 – W2V . 4,50 + W2H . 0,866 - W3V . 3 + W3H . 1,732 - W4V .
1,5 + W4H . 2,598 – v3 . 1,5 + a4 . s = 0

0 . 6 – 11,258 . 6 – 22,516 . 4,50 + 13 . 0,866 – 22,516 . 3 + 13 . 1,732 – 22,516 .


1,5 + 13 . 2,598 – 60,042 . 1,5 + a4 . 3 = 0

0 – 67,548 – 101,322 + 11,258 – 67,548 + 22,516 – 33,774 + 33,774 -,90,063 + 3


a4 = 0

-112,581 + 3 a4 = 0

3 a4 = 112,581 kg

a4 = 37,527 kg ( tarik )

92
G. Potongan VII-VII ( batang d3,b4 )

t LM
=
𝑠𝑖𝑛 66,59˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

t 1,50
=
0,918 1,0

t = 1,377 m

a. Mencari batang b4

ƩMF = 0

RAV . 6 + RAH . 3,464 – W1V . 6 - W1H . 3,464 - W2V . 4,50 - W2H ( 3,464 –
0,866 ) - W3V . 3 – W3H ( 3,464 – 1,732 ) - W4V . 1,50 – W4H ( 3,464 – 2,598 ) –
b4 . 3,464 = 0

0 . 6 + 156 . 3,464 – 11,258 . 6 – 6,50 . 3,464 – 22,516 . 4,5 – 13 . 2,598 – 22,516 .


3 – 13 . 1,732 – 22,516 . 1,5 – 13 . 0,866 – b4 . 3,464 = 0

0 + 540,384 – 67,548 – 22,516 – 101,322 – 33,774 – 67,548 – 22,516 – 33,774 –


11,258 – 3,464 b4 = 0

180,128 – 3,464 b4 = 0

93
-3,464 b4 = - 180,128 kg

b4 = 52,001 kg ( Tarik )

b. Mencari Batang d3

ƩMM = 0

RAV . 6 – W1V . 6 – W2V . 4,50 + W2H . 0,866 - W3V . 3 + W3H . 1,732 - W4V .
1,5 + W4H . 2,598 + a4 . s + d3 . t = 0

0 . 6 – 11,258 . 6 – 22,516 . 4,50 + 13 . 0,866 – 22,516 . 3 + 13 . 1,732 – 22,516 .


1,5 + 13 . 2,598 + 37,527 . 3 + d3 . 1,377 = 0

0 – 67,548 – 101,322 + 11,258 – 67,548 + 22,516 – 33,774 + 33,774 + 112,581 +


1,377 d3 = 0

-90,063 + 1,377 d3 = 0

1,377 d3 = 90,063 kg

d3 = 65,405 kg (tarik)

94
4.1.6. MENCARI GAYA BATANG AKIBAT BEBAN ANGIN KANAN / ANGIN

HISAP DENGAN METODE RITTER

Gaya yang bekerja :

W1 = W5 = 13 kg

W2 = W3 = W4 = 26 kg

W’1 = W’5 = 26 kg

W’2 = W’3 = W’4 = 52 kg

 Menguraikan Gaya :

Angin Kiri / Angin Tekan

W1V = W5V = ½ W . cos 30º = 13 . cos 30º = 11,258 kg

W2V = W3V = W4V = W . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg

W1H = W5H = ½ W . sin 30º = 13 . sin 30º = 6,50 kg

W2H = W3H = W4H = W . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg

95
Angin Kanan / Angin Hisap

W’1V = W’5V = ½ W’ . cos 30º = 26 . cos 30º = 22,516 kg

W’2V = W’3V = W’4V = W’ . cos 30º = 52 . cos 30º = 45,032 kg

W’1H = W’5H = ½ W’ . sin 30º = 26 . sin 30º = 13 kg

W’2H = W’3H = W’4H = W’ . sin 30º = 52 . sin 30º = 26 kg

 Menghitung Reaksi Tumpuan

 Menghitung RAV :

∑ MB = 0 ( misal RAV ↑ )

RAV . AB + W'1V . AB + W'2V . JB - W'2H . CJ + W'3V . KB - W'3H . DK + W'4V . LB


- W'4H . EL + W'5V . MB - W'5H . FM - W1V. MB - W1H . FM - W2V . NB - W2H .
GN - W3V . OB - W3H . HO - W4V . PB - W4H . IP = 0

RAV . 12 + 22,516 . 12 + 45,032 . 10,50 - 26 . 0,866 + 45,032 . 9 - 26 . 1,732 +


45,032 . 7,5 - 26 . 2,598 + 22,516 . 6 - 13 . 3,464 - 11,258 . 6 - 6,50 . 3,464 - 22,516
. 4,5 - 13 . 2,598 - 22,516 . 3 - 13 . 1,732 - 22,516 . 1,5 - 13 . 0,866 = 0

12 RAV + 270,192 + 472,836 - 22,516 + 405,288 - 45,032 + 337,740 - 67,548 +


135,096 - 45,032 - 67,548 - 22,516 - 101,322 - 33,774 - 67,548 - 22,516 - 33,774 -
11,258 = 0

12 RAV + 1080,768 = 0

12 RAV = - 1080,768

RAV = - 90,064 (↑)

RAV = 90,064 (↓)

96
 Menghitung RBV

∑MA = 0 (Misal RB ↑)

-RBV . AB + W5V . AB + W4V . AP - W4H . IP + W3V . AO - W3H . HO + W2V . AN -


W2H . GN + W1V . AM - W1H . FM - W'5V . AM - W'5H . FM - W'4V . AL - W'4H . EL -
W'3V . AK - W'3H . DK - W'2V . AJ - W'2H . CJ = 0

-RBV . 12 + 11,258 . 12 + 22,516 . 10,5 - 13 . 0,866 + 22,516 . 9 - 13 . 1,732 +


22,516 - 7,5 - 13 . 2,598 + 11,258 .6 - 6,50 . 3,464 - 22,516 . 6 - 13 . 3,464 - 45,032
. 4,5 - 26 . 2,598 - 45,032 . 3 - 26 . 1,732 - 45,032 . 1,5 - 26 . 0,866 = 0

-12 RBV + 135,096 + 236,418 - 11,258 + 202,644 - 22,516 + 168,87 - 33,774 +


67,548 - 22,516 - 135,096 - 45,032 - 202,644 - 67,548 - 135,096 - 45,032 - 67,548 -
22,516 = 0

-12 RBV + 0 = 0

- 12 RBV = 0

RBV = 0 (↑)

 Kontrol Reaksi

∑V=0

W’1V + W’2V + W’3V + W’4V + W’5V - W1V – W2V – W3V – W4V – W5V + RAV +
RBV = 0

22,516 + ( 3 x 45,032 ) + 22,516 - 11,258 – ( 22,516 x 3 ) – 11,258 + 90,064 + 0 =0

180, 128 - 90,064 – 90,064 = 0

0 = 0 ……(OK)

97
 Menghitung RAH

∑H=0

- W’1H - W’2H - W’3H - W’4H - W’5H - W1H - W2H - W3H - W4H - W5H + RAH = 0

- 13 - ( 26 x 3 ) - 13 - 6,50 - ( 13 x 3) - 6,50 + RAH = 0

- 156 + RAH = 0

RAH = 156 kg (→ )

I. Mencari Gaya Batang

A. Potongan I-I ( batang a1,b1 )

x AJ
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 1,50
=
0,50 1,0

x = 0,75 m

98
a. Mencari batang a1

Ʃ MJ = 0

- RAV . 1,5 + W1V . 1,50 + a1. X = 0

-90,064 . 1,50 + 22,516 . 1,50 + a1.0,75 = 0

-135,096 + 33,774 + 0,75 a1 = 0

0,75 a1 = 101,322 kg

a1 = 135,096 kg ( tarik )

b. Mencari Batang b1

Ʃ MC = 0

- RA . 1,5 + W'1V . 1,50 - RAH . 0,866 + W'1H . 0,866 - b1. 0,866 = 0

-90,064 . 1,50 + 22,516 . 1,50 - 156 . 0,866 + 13 . 0,866 - b1.0,866 = 0

- 135,096 + 33,774 - 135,096 + 11,258 - 0,866 b1 = 0

- 225,160 - 0,866 b1 = 0

-0,866 b1 = 225,160 kg

b1 = - 260,00 (tekan)

99
B. Potongan II-II ( batang a2,v1 )

y AK
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

x 3,00
= 1,0
0,50

x = 1,50 m

a. Mencari batang v1

ƩMA = 0

- W'2V . 1,5 - W'2H 0,866 + v1 . 1,50 = 0

- 45,032 . 1,50 - 26 . 0,866 + v1 . 1,50 = 0

- 67,548 - 22,516 + 1,5 v1 = 0

1,5 v1 = 90,064

v1 = 60,043 kg ( Tarik )

100
b. Mencari Batang a2

Ʃ MK = 0

- RAV . 3 + W'1V . 3 - W'2V . 1,50 - W'2H 0,866 – v1.1,5 + a2 .y = 0

-90,064 . 3 + 22,516 . 3 + 45,032 . 1,5 - 26 . 0,866 - 60,043 . 1,5 + a2.1,5 = 0

-270,192 + 67,548 + 67,548 - 22,516 - 90,065 + 1,5 a2 = 0

-247,677 + 1,5 a2 = 0

1,5 a2 = 247,677 kg

a2 = 165,118 kg ( Tarik )

C. Potongan III-III ( batang d1,b2 )

z JK
=
𝑠𝑖𝑛 49,11˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

z 1,50
=
0,756 1,0

x = 1,134 m

101
a. Mencari batang b2

ƩMD = 0

-RAV . 3 - RAH . 1,732 + W'1V . 3 + W'1H . 1,732 + W'2V . 1,5 + W'2H ( 1,732 –
0,866 ) - b2 . 1,732 = 0

-90,064 . 3 - 156 . 1,732 + 22,516 . 3 + 13 . 1,732 + 45,032 . 1,5 + 26 . 0,866 – b2 .


1,732 = 0

-270,192 - 270,192 + 67,548 + 22,516 + 67,548 + 22,516 – 1,732 b2 = 0

- 360,256 – 1,732 b2 = 0

-1,732 b2 = 360,256 kg

b2 = - 208,00 kg (Tekan)

b. Mencari Batang d1

ƩMK = 0

- RAV . 3 + W'1V . 3 + W'2V . 1,50 - W'2H 0,866 + a2 . y + d1.z = 0

-90,064 . 3 + 22,516 . 3 + 45,032 . 1,5 - 26 . 0,866 + 165,118 . 1,5 + d1 . 1,134 = 0

-270,192 + 67,548 + 67,548 - 22,516 + 247,677 + 1,134 d1 = 0

90,065 + 1,134 d1 = 0

1,134 d1 = - 90,065 kg

d1 = - 79, 422 kg (tekan)

102
D. Potongan IV-IV ( batang a3,v2 )

q AL
=
𝑠𝑖𝑛 30˚ 𝑠𝑖𝑛 90˚

q 4,50
=
0,5 1,0

x = 2,25 m

a. Mencari batang v2

ƩMA = 0

- W'2V . 1,50 - W'2H 0,866 - W'3V . 3 - W'3H . 1,732 + v2. 3 = 0

-45,032 . 1,50 - 26 . 0,866 - 45,032 . 3 - 26 . 1,732 + v2 . 3 = 0

- 67,548 - 22,516 - 135,096 - 45,032 + 3.v2 = 0

- 270,192 + 3 v2 = 0

3 v2 = 270,192 kg

v2 = 90,064 kg (Tarik)

103
b. Mencari Batang a3

ƩML = 0

- RAV . 4,5 + W'1V . 4,50 + W'2V . 3 - W'2H 0,866 + W'3V . 1,50 - W'3H . 1,732 - v2
. 1,5 + a3 . q = 0

-90,064 . 4,50 + 22,516 . 4,50 + 45,032 . 3 - 26 . 0,866 + 45,032 . 1,50 - 26 . 1,732


- 90,064 . 1,5 + a3 . 2,25 = 0

-405,28 + 101,322 + 135,096 - 22,516 + 67,548 - 45,032 - 135,096 + 2,25 . a3 = 0

-303,966 + 2,25 a3 = 0

2,25 a3 = 303,966 kg

a3 = 135,096 kg ( tarik )

E. Potongan V-V (batang d2,b3)

r KL
= 𝑠𝑖𝑛90˚
𝑠𝑖𝑛 60˚

104
r 1,50
=
0,866 1,0

r = 1,299 m

a. Mencari batang b3

ƩME = 0

-RAV . 4,5 - RAH . 2,598 + W'1V . 4,5 + W'1H . 2,598 + W'2V . 3 + W'2H ( 2,598 –
0,866 ) + W'3H ( 2,598 – 1,732) – b3 . 2,598 = 0

-90,064 . 4,5 + 156 . 2,598 + 22,516 . 4,5 + 13 . 2,598 + 45,032 . 3 + 26 . 1,732 +


45,032 . 1,5 + 26 . 0,866 – b3 . 2,598 = 0

-405,288 + 405,288 + 101,322 + 33,774 + 135,096 + 45,032 + 67,548 + 22,516 –


2,598 b3 = 0

405,288 – 2,598 b3 = 0

-2,598 b3 = - 405,288kg

b3 = 156 kg (Tarik)

b. Mencari Batang d2

ƩML = 0

-RAV . 4,5 + W'1V . 4,50 + W'2V . 3 - W'2H 0,866 + W'3V . 1,50 - W'3H . 1,732 +
a3.q + d2 . r = 0

-90,064 . 4,50 + 22,516 . 4,50 + 45,032 . 3 - 26 . 0,866 + 45,032 . 1,50 - 26 .


1,732 + 135,096 . 2,25 + d2 . 1,299 = 0

-405,288 + 101,322 + 135,096 - 22,516 + 67,548 - 45,032 + 303,966 + 1,299 d2 =


0

105
135,096 + 1,299 d2 = 0

1,299 d2 = - 135,096 kg

d2 = - 104 kg (tekan)

106
TABEL KOMBINASI GAYA BATANG ( dalam Kg )

Keterangan : Data yang dipakai hasil dari SAP2000

Kombinasi 1 ( 1,4 D ) Kombinasi 2 ( 1,2 D + 1,6 L ) Kombinasi 3 ( 1,2 D + 1,6 L + 0,5 H ) Kombinasi 4 ( 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wt ) Kombinasi 5 ( 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wh ) GAYA TERPILIH DESIGN
NAMA
BATANG
TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - ) TARIK ( + ) TEKAN ( - )

BATANG ATAS ( BATANG A )


a1 - 4464.33 - 4946.57 - 5240.57 - 4490.54 - 4310.42 - 5240.57
a2 - 4464.33 - 4946.57 - 5240.57 - 4514.56 - 4262.38 - 5240.57
a3 - 3587.40 - 4266.34 - 4518.34 - 3870.31 - 3690.19 - 4518.34
a4 - 3230.75 - 3569.22 - 3779.22 - 3209.17 - 3101.10 - 3779.22
5240.57
a5 - 3230.75 - 3569.22 - 3779.22 - 3101.10 - 3209.17 - 3779.22
a6 - 3857.40 - 4266.34 - 4518.34 - 3690.19 - 3870.31 - 4518.34
a7 - 4464.33 - 4946.57 - 5240.57 - 4262.38 - 4514.56 - 5240.57
a8 - 4464.33 - 4946.57 - 5240.57 - 4310.42 - 4490.54 - 5240.57
BATANG BAWAH ( BATANG B )
b1 3859.42 - 4278.02 - 4532.63 - 4122.29 - 3498.30 - 4532.63 -
b2 3333.80 - 3688.92 - 3907.16 - 3543.56 - 3044.36 - 3907.16 -
b3 2791.11 - 3907.11 - 3267.06 - 2950.19 - 2575.79 - 3267.06 -
b4 2234.59 - 2469.62 - 2615.11 - 2344.98 - 2095.38 - 2615.11 -
4532.63
b5 2234.59 - 2469.62 - 2615.11 - 2344.98 - 2095.38 - 2615.11 -
b6 2791.11 - 3907.11 - 3267.06 - 2950.19 - 2575.79 - 3267.06 -
b7 3333.80 - 3688.92 - 3907.16 - 3543.56 - 3044.36 - 3907.16 -
b8 3859.42 - 4278.02 - 4532.63 - 4122.29 - 3498.30 - 4532.63 -
BATANG DIAGONAL ( BATANG D )
d1 811.46 - 907.20 - 962.76 - 891.37 - 700.74 - 962.76 -
d2 1098.23 - 1218.47 - 1291.21 - 1197.74 - 948.15 - 1291.21 -
d3 1417.66 - 1563.85 - 1655.38 - 1537.77 - 1223.70 - 1655.38 -
1655.38
d4 1417.66 - 1563.85 - 1655.38 - 1537.77 - 1223.70 - 1655.38 -
d5 1098.23 - 1218.47 - 1291.21 - 1197.74 - 948.15 - 1291.21 -
d6 811.46 - 907.20 - 962.76 - 891.37 - 700.74 - 962.76 -
BATANG VERTIKAL ( BATANG V )
v1 - 454.97 - 549.98 - 591.98 - 538.01 - 393.91 - 591.98
v2 - 784.50 - 912.43 - 975.43 - 894.48 - 678.33 - 975.43 1369.07
v3 - 1125.92 - 1285.07 - 1369.07 - 1261.14 - 972.93 - 1369.07
v4 174.890 - 149.91 - 149.91 - 149.91 - 149.91 - 174.89
v5 - 1125.92 - 1125.92 - 1125.92 - 1125.92 - 1125.92 1125.92
v6 - 784.50 - 912.43 - 975.43 - 894.48 - 678.33 975.43 1369.07
v7 - 454.97 - 549.98 - 591.98 - 538.01 - 393.91 591.98

107
4.1.7. PENDIMENSIAN BATANG / PROFIL KUDA-KUDA

A. Pendimensian Batang Tekan

1. Batang tekan atas ( a1-a8 )

Pmaks = 5292 kg = 5,292 ton

Ls=lk (panjang tekuk) = 1,732 m = 173,2 cm

𝜎ijin = 1600 kg/cm²

Imin = 1,69 . P . Ls²

= 1,69 . 5,292 . 1,732²

= 26,829 cm4

Digunakan profil rangkap :

26,829
I𝜂 = = 13,414 cm4
2

Didapat profil dari tabel profil konstruksi baja :

Digunakan profil rangkap L 65.65.7 dengan I𝜂 = 13,8 cm4 > 13,414 cm4

Dan didapatkan pula data lain :

Ix = Iy = 33,4 cm4

f = 8,70 cm²

108
Imin = I𝜂 = 1,26 cm

e = 1,85 cm

6.5

6.5

Kontrol terhadap sumbu x (sumbu bahan)

lk 173,2
Kelangsingan batang → = = 137,46 ≈ 138
Imin 1,26

λx = 138 → lihat di tabel koefisien tegangan tekan α, didapatkan λ138 = 0,222.

1 1
Wx = = = 4,505
αx 0,222

W .P
𝜎 =
F total

4,505 x 5292
=
2x8,70

23840 ,46
= = 1370,141 kg/cm²
17,40

𝜎 yang timbul < 𝜎ijin

1370,141 kg/cm² < 1600 kg/cm²

Kontrol Terhadap Sumbu Y

Terhadap sumbu y dipasang 3 plat kopel

173,2
L= = 86,6 cm
(3−1)

109
Tebal Plat Kopel : t = 10 mm = 1 cm

e0 =e+½t

= 1,85 +1/2 .1

= 2,35 cm

Iy = ƩIy + Ʃf. e0²

= (2 . 33,4)+(2 . 8,7 . 2,35²)

= 162,892

Iy
Iy = Ftotal

162,892
= 2x8,7

= 3,060

lk
λy =
Iy

173,2
=
3,060

= 56,601 ≈ 57 → lihat di tabel koefisien tegangan tekan α

didapatkan λ57 →α = 0,777

1
Wy =
α

1
=
0,777

= 1,287

110
L untuk bangunan :

1.Wy.P
L ≤ ½ λx{(2-( Ftotal .τ )}

1 . 1,287 . 5292
L ≤ ½ . 138 {(2-( )}
2 x 8,70 . 1600

L ≤ 69 . ( 2 - 0,245 )

L ≤ 121,095

Jadi L > L rencana

121,095 > 86,60

Jadi L = 86,60 memenuhi syarat

2. Batang Tekan Vertikal ( Batang V1-V3, V5-V7 )

P maks = 1461,6 kg = 1,462 ton

Ls (luas semula) = Lk (panjang tekuk) = 2,595 m = 259,8 mm → diambil yang paling


panjang

𝜎ijin = 1600 kg/cm2

I min = 1,69 . P . Ls2

= 1,69 . 1,462 . 2,5982

= 13,574 cm4

Digunakan profil rangkap :

13,574
Iη = = 6,787 cm4
2

111
Didapat profil dari tabel profil konstruksi baja :

Digunakan profil rangkap L 50.50.9 dengan Iη 7,67 cm4 > 6,787 cm4

Dan didapatkan pula data lain :

Ix=Iy = 17,90 cm4

F = 8,24 cm4

I min=iη = 0,97 cm

e = 1,56 cm

Kontrol terhadap sumbu x (sumbu bahan)

𝑙𝑘 259,8
Kelangsingan batang → = = 267,835 ≈ 268
𝐼𝑚𝑖𝑛 0,97

λx = 268 → lihat di tabel koefisien tegangan tekan α, didapatkan

λ268 → α = 0,076

1 1
Wx = = = 13,158
𝛼𝑥 0,076

112
W .P
𝜎 =
Ftotal

13,158 . 1462
= 2 𝑥 8,24

= 950,123 kg/cm2

𝜎 yang timbul < 𝜎 ijin

1167,293 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

Kontrol Terhadap Sumbu y

Terhadap sumbu y dipasang 3 plat kopel

259,8
L= = 129,90 cm
(3−1)

Tebal plat kopel

t = 10 mm = 1 cm

eo =e+½t

= 1,56 + ½ . 1

= 2,06 cm

Iy = ƩIy + Ʃf . eo2

= (2 . 17,90) + (2 . 8,24 . 2,062)

= 105,735

Iy
Iy =
Ftotal

105,735
=
2 .8,24

113
= 2,533

lk
λy =
Iy

259,8
=
2,533

= 102,567 ≈ 103 → lihat ditabel koefisien tegangan tekan α, didapatkan

λ103 → α = 0,399

1
Wy =
α

1
=
0,399

= 2,506

l untuk bangunan

1 . Wy . P
l ≤ ½ λx {(2-( )}
Ftotal .σijin

1 . 2,506 . 1,462
l ≤ ½ 268 {(2-( 2 . 8,24 .1600 )}

l ≤ 134 . (2-0,113)

l ≤ 252,858

Jadi l > l rencana

252,858 cm > 129,90 cm

Jadi l = 129,90 cm memenuhi syarat

114
B. Pendimensian Batang Tarik

1. Batang Tarik Bawah ( Batang B ) → Batang b1-b8

P maks = 4583,01 kg = 4,583 ton

𝜎ijin = 1600 kg/cm2

P
𝜎 =
Fnetto

P
Fnetto =
σ

4583 ,01
=
1600

= 2,864 cm²

Fbruto = Fn + ∆f

= 2,864 + (20% x 2,864)

= 3,437 cm²

3,437
Untuk 1 batang profil = = 1,718 cm²
2

Didapatkan profil 2L 65.65.7 dengan F = 8,70 cm² > 1,718 cm²

6.5

6.5

Kontrol Tegangan :

P
𝜎 = Fntotal

115
4583,01
= ( 80% x 2 x 8,70)

= 329,239 kg/cm² < 1600 kg/cm²

2. Batang Tarik Diagonal (Batang D) → Batang d1-d6

Pmaks = 1647,66 kg = 1,65 ton

𝜎ijin = 1600 kg/cm²

P
𝜎 =
Fnetto

P
Fnetto =
σ

1647 ,66
=
1600

= 1,03 cm²

Fbruto = Fn + ∆f

= 1,03 + ( 20% x 1,03)

= 1,236 cm²

1,236
Untuk 1 batang profil = = 0,618 cm²
2

Didapatkan profil 2L 50.50.5 dengan F = 4,80 cm² > 0,618 cm²

116
Kontrol Tegangan :

P
𝜎=
Fntotal

1647 ,66
=
(80% x2 x 4,80)

= 214,539 kg/cm² < 1600 kg/cm²

3. Batang tarik Vertikal (Batang V) → batang V4

Pmaks = 81 kg = 0,081 ton

𝜎ijin = 1600 kg/cm²

P
𝜎 =
Fnetto

P
Fnetto =
σ

81
=
1600

= 0,051 cm²

Fbruto = Fn + ∆f

= 0,051 + (20% x 0,051)

= 0,061 cm²

0,061
Untuk 1 batang profil = = 0,031 cm²
2

Didapatkan profil 2L 50.50.5 dengan F = 4,80 cm² > 0,518 cm²

117
5

Kontrol Tegangan :

P
𝜎=
Fntotal

81
=
( 80% x 2 x 4,80 )

= 10,547 kg/cm² < 1600 kg/cm²

118
4.1.8. PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

A. BATANG ATAS ( BATANG A1-A8 )

Kontrol Profil
Data-data
P 5,240.57 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L65.65.7 F(cm2) = 8.700 cm2


Fperlu = 5240.573 = 3.275 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
F perlu untuk 1 profil = 3.275
2
= 1.64 cm2
F netto profil = 8,7 - 2 x 0,7 x 1,6
= 6.46 cm2 > 1,64 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung


Data-data
P 5,241 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 6.50


Fperlu = 5240.573 = 3.275 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
d = 3.275
( 6,5-1,6 )
= 0.67 cm ~ 0.70 cm

Perhitungan baut
Data-data
P 5,241 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600
diameter alat sambung (d) 1.6 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2


t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2
s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut
Ngs = 2x0.25x3.14x1,6^2x928 = 3730 kg
Ntp = 1,6 x 1 x 2400 = 3840 kg
Nmax = 3840 kg
n = 5240.573 = 1.71 buah ~ 3 buah
3840

119
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

A. BATANG ATAS ( BATANG A1- A8 )

1. DATA SAMBUNGAN
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 52406 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325


b
Tegangan tarik putus baut, fu = 830 MPa
Diameter baut d= 16 mm
Jarak antara baut, a= 50 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 3 bh
Jumlah baris baut, ny = 1 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
Tinggi plat sambung = Tinggi profil b= 65 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 3 bh


Tinggi plat sambung, h = ny * a = 65 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 12.06 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 48.75 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
2 2
1/2 * b' * (h - x) = 1/2. d * x
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
2 2
(b' - d) / 2 * x - b' * h * x + 1/2 * b' * h = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 18
Bx = - b' * h = -3169
Cx = 1/2 * b' * h2 = 102984
2
Dx = Bx - 4 * Ax * Cx = 2484748
→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 43.41 mm

120
3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)


s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh :
3 2
s1 = 3 * Mu / [ ( h - x ) / x * b' + x * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus baut, fu b = 830 MPa
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N


Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N
Luas penampang baut, A b = p / 4 * d2 = 201 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 125161 N
Tahanan tarik satu baut, ft * T n = 93871 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ft * T n
0 < 93871 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 17469 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
2
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 201 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * A b * f u b = 66753 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 50064 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1 £ ff * Vn
17469 < 50064 ® AMAN (OK)

121
6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 17469 N


Diameter baut, d= 16 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
p
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu = 142080 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 106560 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1 £ ff * Rn
17469 < 106560 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 86.88 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * f u b = 249.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * f u b
86.88 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N


Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121692.73 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ff * T n
0.00 < 121692.73 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 641.93 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f1 - r2 * fuv
581.00 < 641.93 ® AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f2
581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

122
PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

B. BATANG BAWAH ( BATANG B1-B8 )

Kontrol Profil
Data-data
P 4,532.63 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L65.65.7 F(cm2) = 8.700 cm2


Fperlu = 4532.63 = 2.833 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
F perlu untuk 1 profil = 2.833
2
= 1.42 cm2
F netto profil = 8,7 - 2 x 0,7 x 1,6
= 6.46 cm2 > 1,42 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung


Data-data
P 4,533 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.6 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 6.50


Fperlu = 4532.63 = 2.833 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
d = 2.833
( 6,5-1,6 )
= 0.58 cm ~ 0.60 cm

Perhitungan baut
Data-data
P 4,533 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600
diameter alat sambung (d) 1.6 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2


t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2
s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut
Ngs = 2x0.25x3.14x1,6^2x928 = 3730 kg
Ntp = 1,6 x 1 x 2400 = 3840 kg
Nmax = 3840 kg
n = 4532.63 = 1.48 buah ~ 3 buah
3840

123
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

B. BATANG BAWAH ( BATANG B1-B8 )

1. DATA SAMBUNGAN
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 45326 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325


b
Tegangan tarik putus baut, fu = 830 MPa
Diameter baut d= 16 mm
Jarak antara baut, a= 50 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 3 bh
Jumlah baris baut, ny = 1 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
Tinggi plat sambung = Tinggi profil b= 65 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 3 bh


Tinggi plat sambung, h = ny * a = 65 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 12.06 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 48.75 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
2 2
1/2 * b' * (h - x) = 1/2. d * x
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
2 2
(b' - d) / 2 * x - b' * h * x + 1/2 * b' * h = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 18
Bx = - b' * h = -3169
Cx = 1/2 * b' * h2 = 102984
2
Dx = Bx - 4 * Ax * Cx = 2484748
→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 43.41 mm

124
3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)


s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh :
3 2
s1 = 3 * Mu / [ ( h - x ) / x * b' + x * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus baut, fu b = 830 MPa
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N


Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N
Luas penampang baut, A b = p / 4 * d2 = 201 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 125161 N
Tahanan tarik satu baut, ft * T n = 93871 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ft * T n
0 < 93871 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 15109 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
2
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 201 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * A b * f u b = 66753 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 50064 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1 £ ff * Vn
15109 < 50064 ® AMAN (OK)

125
6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 15109 N


Diameter baut, d= 16 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
p
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu = 142080 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 106560 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1 £ ff * Rn
15109 < 106560 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 75.14 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * f u b = 249.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * f u b
75.14 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N


Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121692.73 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ff * T n
0.00 < 121692.73 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 664.22 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f1 - r2 * fuv
581.00 < 664.22 ® AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f2
581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

126
PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

C. BATANG DIAGONAL ( BATANG D1 - D6 )

Kontrol Profil
Data-data
P 1,655.38 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L50.50.5 F(cm2) = 8.700 cm2


Fperlu = 1655.38 = 1.035 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
F perlu untuk 1 profil = 1.035
2
= 0.52 cm2
F netto profil = 8,7 - 2 x 0,5 x 1,2
= 7.50 cm2 > 0,52 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung


Data-data
P 1,655 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 5.00


Fperlu = 1655.38 = 1.035 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
d = 1.035
( 5-1,2 )
= 0.27 cm ~ 0.30 cm

Perhitungan baut
Data-data
P 1,655 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600
diameter alat sambung (d) 1.2 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2


t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2
s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut
Ngs = 2x0.25x3.14x1,2^2x928 = 2098 kg
Ntp = 1,2 x 1 x 2400 = 2880 kg
Nmax = 2880 kg
n = 1655.38 = 0.72 buah ~ 2 buah
2880

127
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

C. BATANG DIAGONAL ( BATANG D1 - D6 )

1. DATA SAMBUNGAN
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 16554 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325


b
Tegangan tarik putus baut, fu = 830 MPa
Diameter baut d= 12 mm
Jarak antara baut, a= 50 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh
Jumlah baris baut, ny = 1 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
Tinggi plat sambung = Tinggi profil b= 50 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 2 bh


Tinggi plat sambung, h = ny * a = 50 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 4.52 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 37.5 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
2 2
1/2 * b' * (h - x) = 1/2. d * x
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
2 2
(b' - d) / 2 * x - b' * h * x + 1/2 * b' * h = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 16
Bx = - b' * h = -1875
Cx = 1/2 * b' * h2 = 46875
2
Dx = Bx - 4 * Ax * Cx = 424115
→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 37.11 mm

128
3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)


s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh :
3 2
s1 = 3 * Mu / [ ( h - x ) / x * b' + x * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus baut, fu b = 830 MPa
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N


Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N
Luas penampang baut, A b = p / 4 * d2 = 113 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 70403 N
Tahanan tarik satu baut, ft * T n = 52802 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ft * T n
0 < 52802 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 8277 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
2
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 113 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * A b * f u b = 37548 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 28161 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1 £ ff * Vn
8277 < 28161 ® AMAN (OK)

129
6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 8277 N


Diameter baut, d= 12 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
p
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu = 106560 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 79920 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1 £ ff * Rn
8277 < 79920 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 73.18 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * f u b = 249.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * f u b
73.18 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N


Tahanan tarik baut, f f * T n = ff * f 1 * Ab = 68452.16 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ff * T n
0.00 < 68452.16 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 667.95 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f1 - r2 * fuv
581.00 < 667.95 ® AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f2
581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

130
PERHITUNGAN PLAT DAN JUMLAH ALAT SAMBUNG

D. BATANG VERTIKAL ( BATANG V1 - V7 )

Kontrol Profil
Data-data
P 1,369.07 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) - Kg/cm2 1600

Dipakai Profil L50.50.9 F(cm2) = 8.700 cm2


Fperlu = 1369.07 = 0.856 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
F perlu untuk 1 profil = 0.856
2
= 0.43 cm2
F netto profil = 8,7 - 2 x 0,9 x 1,2
= 6.54 cm2 > 0,43 cm2 (Aman)

Perhitungan Plat Penyambung


Data-data
P 1,369 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
diameter alat sambung (d) 1.2 cm s (ijin) 1600

Tinggi Plat Penyambung L(cm) = 5.00


Fperlu = 1369.07 = 0.856 cm2 (untuk 2 penampang profil)
1600
d = 0.856
( 5-1,2 )
= 0.23 cm ~ 0.30 cm

Perhitungan baut
Data-data
P 1,369 kg Bj. 33/37/41/44/50/52 ? 37
tebal plat sambung (d) 1.00 cm s (ijin) 1600
diameter alat sambung (d) 1.2 cm - sambungan iris ganda

s (tp) = 1.5 x 1600 = 2400 kg/cm2


t (baut) = 0.58 x 1600 = 928 kg/cm2
s (t) = 0.7 x 1600 = 1120 kg/cm2

Jumlah baut
Ngs = 2x0.25x3.14x1,2^2x928 = 2098 kg
Ntp = 1,2 x 1 x 2400 = 2880 kg
Nmax = 2880 kg
n = 1369.07 = 0.59 buah ~ 2 buah
2880

131
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

D. BATANG VERTIKAL ( BATANG V1 - V7 )

1. DATA SAMBUNGAN
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 13691 N

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325


b
Tegangan tarik putus baut, fu = 830 MPa
Diameter baut d= 12 mm
Jarak antara baut, a= 50 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh
Jumlah baris baut, ny = 1 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75

1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
Tinggi plat sambung = Tinggi profil b= 50 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm

2. LETAK GARIS NETRAL

Jumlah baut total, n = nx * ny = 2 bh


Tinggi plat sambung, h = ny * a = 50 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D2 ) / a = 4.52 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 37.5 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
2 2
1/2 * b' * (h - x) = 1/2. d * x
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
2 2
(b' - d) / 2 * x - b' * h * x + 1/2 * b' * h = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 16
Bx = - b' * h = -1875
Cx = 1/2 * b' * h2 = 46875
2
Dx = Bx - 4 * Ax * Cx = 424115
→ x = [ - Bx - Ö Dx ] / ( 2 * Ax ) = 37.11 mm

132
3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)


s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh :
3 2
s1 = 3 * Mu / [ ( h - x ) / x * b' + x * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 0.00 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.00 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus baut, fu b = 830 MPa
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 0 N


Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 0 N
Luas penampang baut, A b = p / 4 * d2 = 113 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 70403 N
Tahanan tarik satu baut, ft * T n = 52802 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ft * T n
0 < 52802 ® AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 6845 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
2
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 113 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * A b * f u b = 37548 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 28161 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1 £ ff * Vn
6845 < 28161 ® AMAN (OK)

133
6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 6845 N


Diameter baut, d= 12 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Tegangan tarik putus plat, fu p = 370 MPa
p
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu = 106560 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 79920 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1 £ ff * Rn
6845 < 79920 ® AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 660 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 60.53 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * f u b = 249.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * f u b
60.53 < 249.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 0.00 N


Tahanan tarik baut, f f * T n = ff * f 1 * Ab = 68452.16 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1 £ ff * T n
0.00 < 68452.16 ® AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.7 * fub = 581.00 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 692.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f1 - r2 * fuv
581.00 < 692.00 ® AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft £ f2
581.00 < 660.00 ® AMAN (OK)

134
4.1.9. INPUT DATA PADA PROGRAM SAP

Berdasarkan PPBBI / PPBBG 1987 / SK-SNI BAJA 2013 :

- Mutu baja = BJ 37

- Tegangan leleh (fy) = 240 MPa = 2400 kg/cm²

- Tegangan dasar izin = 1600 kg/cm²

- Modulus elastisitas baja (E) = 2,1 x 106 kg/cm²

- Tegangan ultimate = 37 kg/mm² = 3700 kg/cm²

1. Menentukan material penampang struktur ( Materials )

Gambar 4.9. Material penampang struktur ( Materials )

2. Membuat penampang profil baja ( frame sections ) dengan menggunakan profil


baja double siku sama kaki. Yaitu dengan ukuran baja siku 2L 65.65.7, 2L
50.50.9, dan 2L 50.50.5.

135
Gambar 4.10. Membuat penampang baja siku 2L 65.65.7

Gambar 4.11. Membuat penampang baja siku 2L 50.50.5

136
Gambar 4.12. Membuat penampang baja siku 2L 50.50.9
3. Memasangkan penampang baja siku yang sudah dibuat tadi ke batang kuda-
kuda ( Assign Frame Section )

Gambar 4.13. Penampang kuda-kuda yang sudah diberi profil baja siku

4. Menetapkan Load Case

Gambar 4.14. Penampang kuda-kuda yang sudah diberi profil baja siku

137
5. Memberikan beban pada model ( Assigning Load )
a. Beban sendiri penutup atap

Gambar 4.15. Beban sendiri penutup atap pada joint kuda-kuda

b. Beban sendiri gording

Gambar 4.16. Beban sendiri gording pada joint kuda-kuda

138
c. Beban hidup

Gambar 4.17. Beban hidup pada joint kuda-kuda


d. Beban Hujan

Gambar 4.18. Beban hujan pada joint kuda-kuda


e. Beban Plafond

Gambar 4.19 Beban plafond pada joint kuda-kuda

139
f. Beban Angin Kiri / Angin Tekan

Gambar 4.20 Beban Angin Kiri / Tekan pada joint kuda-kuda

g. Beban Angin Kanan / Angin Hisap

Gambar 4.21. Beban Angin Kanan / Hisap pada joint kuda-kuda


6. Menentukan Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan SNI-1727:2013 hal 11-12
- Comb 1 = 1,4 D
- Comb 2 = 1,2 D + 1,6 L
- Comb 3 = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 H
- Comb 4 = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wt ( Angin Tekan )
- Comb 5 = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 Wh ( Angin Hisap )

140
Gambar 4.22. Kombinasi Pembebanan pada Kuda-kuda
7. Mengatur desain baja yang digunakan sebelum dirun. Untuk desain baja yang
digunakan menggunakan AISC-LRFD-93.

141
Gambar 4.23. Desain Baja yang Digunakan

8. Menganalis permodelan kuda-kuda. Setelah memilih desain baja, langkah


selanjutnya adalah run program dan analisis. Didapatkan hasil profil baja yang
digunakan dikategorikan AMAN dalam menerima gaya batang yang bekerja,
yang tercantum seperti gambar di bawah ini.

142
Gambar 4.24. Hasil analisis model data

9. Menampilkan Hasil Analisis


a. Gaya Lintang ( Axial Force ) : Untuk desain gaya batang

Gambar 4.25. Gaya lintang / Axial Force akibat kombinasi 1

143
Gambar 4.26. Gaya lintang / Axial Force akibat kombinasi 2

Gambar 4.27. Gaya lintang / Axial Force akibat kombinasi 3

144
Gambar 4.28. Gaya lintang / Axial Force akibat kombinasi 4

Gambar 4.29. Gaya lintang / Axial Force akibat kombinasi 5

145
b. Deformasi struktur ( Deformed Shape ) akibat kombinasi pembebanan

Gambar 4.30. Deformasi struktur / deformed shape akibat kombinasi pembebanan

146
4.2 Perhitungan Portal

Gambar 4.2.1. Pemodelan SAP 3D Rangka Portal Struktur Beton


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

147
4.2.1 Pedoman Perhitungan Balok dan Kolom
Dalam perencanaan Balok dan Kolom, pedoman yang dipakai:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987)
2. SNI 03-1726-2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
3. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.

4.2.2 Perhitungan Balok dan Kolom


1. Material beton
Berat per unit volume = 2400 Kg/m3
f'c ( kolom ) = 30 Mpa
Modulus elastisitas = 25742,960 Mpa
𝐸𝑐 = 4700 𝑓𝑐 → 4700 30 = 25742,960 𝑀𝑝𝑎
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )
f'c ( balok ) = 30 Mpa
Modulus elastisitas = 25742,960 Mpa
𝐸𝑐 = 4700 𝑓𝑐 → 4700 30 = 25742,960 𝑀𝑝𝑎
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )
(1 MPa = 101971,62 kgf/m2)
f'c 30 = 30 MPa = 3059148,6 kgf/m2
fy 400 = 400 MPa = 40788648 kgf/m2
fy 240 = 240 MPa = 24473188 kgf/m2

148
Gambar 4.2.2 Material Propety data
2. Material tulangan
Besi ulir, Fy = 400 Mpa
Fu = 520 Mpa
Besi polos, Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
Berat per unit volume = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200000 Mpa
4.2.3 Menentukan Syarat-syarat Batas dan Panjang Bentang
Balok dianggap ditumpu bebas pada kedua tepinya, dengan panjang bentang
400 cm dan 600 cm.
4.2.4 Menentukan Dimensi
1. Pada perencanaan dimensi balok menggunakan acuan dengan asumsi
awal, 1/12 dari jarak antar kolom struktur.
B1 = 25 x 60 cm
B2 = 25 x 50 cm
B3 = 20 x 45 cm
B4 = 20 x 40 cm
B5 = 20 x 35 cm
2. Pada perencanaan dimensi kolom dengan menyesuaikan beban yang
terjadi dengan asumsi awal, K1 = 55 x 55 cm dan K2 = 45 x 45

149
4.2.5 Pembebanan Portal
Sesuai dengan Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung ( PPPURG 1987 ), ada tiga pembebanan yang ditinjau dalam portal, yaitu
beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Sesuai dengan kegunaannya, diperoleh
beban sebagai berikut :
4.2.5.1.Beban pada pelat lantai
1. Beban mati (WD)
Berat spesi / adukan lantai = 3 cm x 21 kg/m2 = 63 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond = 18 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 105 Kg/m2

Gambar 4.2.3. Beban Mati Pelat


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

150
2. Beban hidup (WL)
Beban hidup gedung perkuliahan = 250 Kg/m2

Gambar 4.2.4. Beban Hidup Pelat


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

4.2.5.2.Beban pada Joint dan frame


Berat dinding ( batu bata merah) = 4 m x 250 kg/m2
= 1000 kg/m
Beban kuda-kuda :
Gaya yang diinput pada portal 3D adalah hasil joint reaksi dari pemodelan
SAP atap 3D, dengan hasil yang dibalik arah gayanya sesuai dengan load
casenya ( mati, hidup, angin ).

151
Gambar 4.2.5. Beban mati pada frame akibat beban dinding
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Gambar 4.2.6. Beban kuda-kuda pada joint akibat beban mati


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

152
Gambar 4.2.7. Beban kuda-kuda pada joint akibat beban hidup
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP

Gambar 4.2.8. Beban kuda-kuda pada joint akibat beban angin


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

153
4.2.5.3. Beban Pada Portal
Karena data kecepatan angin tidak diketahui, maka diambil tekanan
minimal sebesar = 25 kg/m2 sesuai dengan data pembebanan pada buku
PPPURG 1987. Angin sebagai beban merata pada bangunan, pada pemodelan
rangka angin dikenakan pada setiap joint sebagai beban terpusat. Setiap
luasan dinding yang terkena angin ( panjang dinding x tinggi dinding ) akan
dibagi menjadi 4 beban joint pada luasan tersebut yang dikenakan pada joint
pertemuan antara kolom dan balok. Jadi untuk setiap pemodelan luasan
dinding akan didapatkan besaran angin yang berbeda - beda sesuai dengan
luasannya. Besarrnya nilai angin tekan dan hisap yang bekerja harus dikalikan
dengan koefisien angin terlebih dahulu. Untuk koefisien angin tekan pada
portal adalah +0,9 sedangkan koefisien angin hisap pada portal adalah -0,40
Dalam mengubah beban angin menjadi beban terpusat:
- Pemodelan Angin luasan A :
4 m x 6 m x 25 kg/m2 = 600 kg : 4 joint = 150 kg
- Pemodelan Angin luasan B :
3,5 m x 6 m x 25 kg/m2 = 525 kg : 4 joint = 131,25 kg
- Pemodelan Angin luasan C :
6 m x 6 m x 25 kg/m2 = 900 kg : 4 joint = 225 kg
- Pemodelan Angin luasan D :
6 m x 2,5 m x 25 kg/m2 = 375 kg : 4 joint = 93,75 kg
- Pemodelan Angin luasan E :
2,5 m x 4 m x 25 kg/m2 = 250 kg : 4 joint = 62,5 kg
- Pemodelan Angin luasan F :
3,3 m x 4 m x 25 kg/m2 = 330 kg : 4 joint = 82,5 kg
- Pemodelan Angin luasan G :
1,75 m x 4 m x 25 kg/m2 = 175 kg : 4 joint = 43,75 kg
- Pemodelan Angin luasan H :
2,7 m x 4 m x 25 kg/m2 = 270 kg : 4 joint = 67,5 kg

154
1. Perhitungan besarnya Angin Tekan dan Angin Hisap

Tabel 4.2.1. Besar Angin Tekan dan Hisap pada Portal

BEBAN TEKAN HISAP


Penampang
Kg 0.9 -0.4
A 150.00 135.00 -60.00
B 131.25 118.13 -52.50
C 225.00 202.50 -90.00
D 93.75 84.38 -37.50
E 62.50 56.25 -25.00
F 82.50 74.25 -33.00

G 43.75 39.38 -17.50


H 67.50 60.75 -27.00

Setelah didapatkan besarnya nilai angin tekan dan hisap selanjutnya


adalah menginputnya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.2.9. Beban Angin pada Portal


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

155
2. Beban gempa
Beban gempa atau respons spectrum yang terjadi sesuai dengan data
pada peritungan gempa, mengacu pada SNI 03-1726-2012.
a. Menentukan Kategori Resiko Struktur Bangunan (I-IV) dan
faktor keutamaan (Ie)
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan
non gedung sesuai Tabel 4.3.1 pengaruh gempa rencana terhadapnya
harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut Tabel
4.2.2.
Tabel 4.2.2. Kategori Resiko Bangunan Gedung &Non Gedung Untuk Beban Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

156
Tabel 4.2.3. Faktor Keutamaan Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

Gedung yang direncanakan berupa gedung perkuliahan dengan kategori


risiko II, untuk faktor keutamaan gedung adalah :
Ie = 1,0

a. Menentukan Parameter percepatan gempa (SS, S1)


Berdasarkan dari gambar respon spektra pada Gambar 4.2.7
dan Gambar 4.2.8 didapat nilai parameter Ss dan S1, dimana
parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek) dan
parameter S1 (percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik).

Gambar 4.2.10. Peta Parameter Ss Wilayah Indonesia


Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

157
Gambar 4.2.11. Peta Parameter S1 Wilayah Indonesia
Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

Dari gambar tesebut wilayah kota Semarang memiliki nilai :


1. Ss = 0,5 -0,6 g
2. S1 = 0,3-0,4 g
b. Menentukan Kelas Situs
Penetapan Kelas Situs harus melalui penyelidikan tanah di
lapangan dan di laboratorium, yang dilakukan oleh otoritas yang
berwenang atau ahli desain geoteknik bersertifikat, dengan mengukur
minimal secara independen dua dari tiga parameter tanah yang
tercantum dalam Tabel 4.2.4.
Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari
Tabel 4.2.4. dan pasal pasal berikut.

Tabel 4.2.4. Klasifikasi Situs

158
Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

Berdasarkan tabel 4.3.3 klasifikasi situs, letak wilayah Kota


Semarang sesuai dengan wilayah perencanaan pembangunan, dengan
klasifikasi situs berada pada (SD) tanah sedang dengan kecepatan 175
sampai 350 m/detik.
c. Menentukan Koefisien-koefisien situs dan paramater-parameter
respons spektral percepatan gempa maksimum yang
dipertimbangkan risiko- tertarget (MCER)
Dalam penentuan respons spektral percepatan gempa MCER
di permukaan tanah, diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada
perioda 0,2 detik dan perioda 1 detik. Faktor amplifikasi meliputi
faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran perioda
pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait percepatan yang mewakili
getaran perioda 1 detik (Fv).
Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek
(SMS) dan perioda satu detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh
klasifikasi situs.

159
Tabel 4.2.5. Koefisien Situs (Fa)

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

Tabel 4.2.6. Koefisien Situs (Fv)

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.
Menghitung nilai SMS dan SM1 meggunakan rumus empiris:
SMS = Fa SS
= 1,4 x 0,5 = 0,7
SM1 = Fv S1
= 1,8 x 0,3 = 0,54
Didapat nilai SMS, SM1, langkah selanjutnya mencari harga SDS, SD1
menggunakan rumus empiris:
SDS = 2/3 SMS
= 2/3 x 0,7 = 0,46

160
SD1 = 2/3 SM1
= 2/3 x 0,54 = 0,36

d. Menentukan Spektrum respons Desain


Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan
prosedur gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva
spektrum respons desain harus dikemb
angkan dengan mengacu pada Gambar 4.2.4 dan mengikuti ketentuan
di bawah ini :
1) Untuk perioda yang lebih kecil dari T0, spektrum respons
percepatan desain, Sa harus diambil dari persamaan:

𝑇
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 0,4 + 0,6
𝑇0

2) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil
dari atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa,
sama dengan SDS.
3) Untuk perioda lebih besar dari Ts, spektrum respons percepatan
desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:
𝑆𝐷𝑆
𝑆𝑎 =
𝑇

Keterangan :
SDS= parameter respons spektral percepatan desain pada perioda pendek
SD = parameter respons spektral percepatan desain pada perioda 1 detik
T = perioda getar fundamental struktur

𝑆𝐷1 𝑆𝐷1
𝑇0 = 0,2 𝑇𝑆 =
𝑆𝐷𝑆 𝑆𝐷𝑆

161
Gambar 4.2.12. Spektrum Respons Desain
Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

e. Menentukan Kategori desain seismik (A-D)


Dalam menntukan Ketegori desain seismik apabila digunakan
alternatif prosedur penyederhanaan desain pada pasal 8 (SNI 1726-
2012) kategori disain seismik diperkenankan untuk ditentukan dari
Tabel 4.2.6 dengan menggunakan nilai SDS yang ditentukan dalam
pasal 8.8.1 (SNI 1726-2012)

Tabel 4.2.7. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan


Pada Perioda Pendek

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

162
Tabel 4.2.8. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
Pada Perioda 1 detik

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

Harga,
SDS= 0.46 (0,33 < SDS <0,5) =>Kategori Resiko Tipe C
SD1= 0.36 (0,133 < SD1 < 0,2) =>Kategori Resiko Tipe D

f. Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem (R, Cd, Ωo,)


Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus
memenuhi salah satu tipe yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2.9

Tabel 4.2.9. Faktor R, Cd dan T105o Untuk Sistem penahan Gaya Gempa

Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.

163
Untuk sistem penahan gaya gempa dengan rangka beton
bertulang pemikul momen khusus, didapat :
- Koefisien modifikasi respons (R) =8
- Faktor kuat lebih sistem (Ωo ) =3
- Faktor pembesaran defleksi (Cd) = 5,5
Faktor reduksi untuk perhitungan beban gempa
Scale factor = I/R x 9,81
= 1/8 x 9,81
= 1,22625
Keterangan:
SC = Scale Factor (dalam meter)
I = Faktor keutamaan Gempa
R = Faktor Reduksi Gempa
9,81 = Koefisien gravitasi

4.2.6. Menentukan Momen pada Portal


Untuk menentukan momen, perhitungan dilakukan menggunakan
bantuan program aplikasi komputer ( SAP 2000 ). Hasil momen yang didapat
sesuai dengan data masukan.
Dengan kombinasi pembebanan sebagai berikut:
- 1,2 D + 1, 6 L
- 1,2 D + L + 0,3 Ex + Ey
- 1,2 D + L + Ex + 0,3 Ey
- 1,4 D
Hasil momen berbentuk tabel terlampir sebagai lampiran.

4.2.7. Menghitung Berat Tingkat (W), Massa Tingkat (M), dan Beban gempa (
Fi )
Untuk menentukan berat tingkat dan joint massa terpusat, perhitungan
dilakukan menggunakan bantuan program aplikasi komputer ( SAP 2000 ).
Hasil perhitungan berat tingkat yang didapat sesuai dengan program
SAP2000 adalah sebagai berikut :

164
Tabel 4.2.10. Tabel Hasil Perhitungan SAP untuk berat tingkat
Mi ( Kg det2 / m2 )
OUTPUT SAP (
TINGKAT Wi ( Kg / m3 ) input ke joint
Kg/m3 )
masses
7 154,028.80 154,028.80 15,701.20
6 303,303.40 149,274.60 15,216.57
5 460,200.80 156,897.40 15,993.62
4 614,040.80 153,840.00 15,681.96
3 809,985.80 195,945.00 19,974.01
2 1,009,208.80 199,223.00 20,308.15
1 1,122,694.96 113,486.16 11,568.42

Setelah didapat nilai pusat massa tiap lantai, selanjutnya adalah


mencari koordinat titik pusat massa tiap lantai ( Koordinat X,Y,Z ) dan
memasukkan nilai pusat massa tersebut pada arah x, dan y.

Gambar 4.2.13. Gambar Input Masa Terpusat (Lump Mass)


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Karena massa telah diinput maka selanjutnya adalah menghitung


besarnya nilai beban gempa yang bekerja pada setiap lantai pada arah x, dan y

165
yang dijelaskan oleh table di bawah. Besaran nilai gempa tersebut diinput
manual pada koordinat titik pusat tiap lantai ( seperti koordinat titik pusat
masa ).
Tabel 4.2.11. Tabel Hasil Perhitungan Beban Gempa
Mi ( Kg
det2 / m2 )
TING OUTPUT SAP Wi ( Kg / Fix = Fiy (
input ke Hi WiHi
KAT ( Kg/m3 ) m3 ) Kg )
joint
masses
7
154,028.80 154,028.80 15,701.20 25.70 3,958,540.16 12,723.29
6
303,303.40 149,274.60 15,216.57 23.50 3,507,953.10 11,275.04
5
460,200.80 156,897.40 15,993.62 20.00 3,137,948.00 10,085.80
4
614,040.80 153,840.00 15,681.96 16.00 2,461,440.00 7,911.41
3
809,985.80 195,945.00 19,974.01 12.00 2,351,340.00 7,557.53
2
1,009,208.80 199,223.00 20,308.15 8.00 1,593,784.00 5,122.64
1
1,122,694.96 113,486.16 11,568.42 4.00 453,944.64 1,459.04

Gambar 4.2.14. Gambar Input Beban Gempa Arah x


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

166
Gambar 4.2.15. Gambar Input Beban Gempa Arah y
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

4.2.8. Hasil Run di SAP

Gambar 4.2.16. Check Design of Structure


Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

167
4.3 Perhitungan Plat Lantai
Pada sistem perencanaan pelat direncanakan sama dari lantai 1 – 6 dengan
tumpuan berupa jepit ataupun bebas. Sistem penulangan direcanakan sama pada tiap-
tiap lantai.

Gambar 4.3.1 Denah Pelat Lantai


Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

4.3.1 Pedoman Perhitungan Pelat


Dalam perencanaan pelat lantai, pedoman yang dipakai:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987)
2. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.

168
4.3.2 Data teknis pelat lantai rencana:
1. Material beton
F’c = 30 Mpa
Berat per unit volume = 2.400 Kg/m3
Modulus elastisitas = 23.500 Mpa
𝐸𝑐 = 4.700 𝑓𝑐 → 4.700 30 = 25.742 𝑀𝑝𝑎
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )
2. Material tulangan
Fy = 400 Mpa
Berat per unit volume = 7.850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200.000 Mpa
(pasal 5.1.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 9)
4.3.3 Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat lantai

Gambar 4.3.2 Tampak Atas Plat Lantai 1

Gambar 4.3.3 Pemodelan plat lantai A ( Tipe plat II-3 )

169
Plat Lx = 300 cm, Ly = 550 cm dengan kode A
Keterangan : Sisi bentang pendek ( Lx )
Sisi bentang panjang ( Ly )
𝐿𝑦 550
𝛽 = 𝐿𝑥 = 300 = 1,833 < 2  menggunakan plat lantai dua arah (two way slab)

4.3.4 Menentukan tebal plat lantai


Perencanaan pelat dalam menentukan tebal diambil dari bentang pelat yang
lebih pendek (lx) dari luasan pelat terbesar. Pada lantai 2 sampe 6 memiliki 1 type
pelat. Dengan menggunakan asumsi pelat 2 arah, dan menggunakan standar pelat
dengan ketebalan 12 cm. Asumsi menggunakan beton konvensional dengan
perhitungan bahwa setiap plat dibatasi oleh balok.

Tabel 4.3.1. Tebal Minimum Pelat

Sumber : Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Seri 4 (Gideon Kusuma) Hal 130

1
h= . x
28
1
= . 300
28

= 10,714 cm = ~ 12 cm
( Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 12 cm )
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 11.5(3(3), hal 66 )

170
4.3.5 Data beban yang bekerja pada pelat
4.3.5.1 Beban mati
Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3
Berat jenis Baja = 7850 Kg/m3
Berat adukan semen per cm tebal = 21 Kg/m2
Penutup lantai tanpa adukan per cm tebal = 24 Kg/m2
Tebal adukan / spesi lantai = 3 cm
Dinding pas. Setengah bata = 250 Kg/m2 (tanpa lubang)
Berat plafond 11 kg/m2 +7 kg/m2 = 18 Kg/m2
( PPPURG 1987, hal 5 dan 6 )
4.3.5.2 Beban hidup
Beban hidup gedung / ruang perkuliahan = 250 Kg/m2
( PPPURG 1987, hal 12 )

4.3.6 Pembebanan Pada Pelat


1. Beban mati (WD)
Berat plat lantai = 2400 kg/m3 x 0,12 m = 288 Kg/m2
Berat spesi / adukan lantai = 3 cm x 21 kg/m2 = 63 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond = 18 Kg/m2
Total pembebanan (WD) = 393 Kg/m2
2. Beban hidup (WL)
Beban hidup gedung perkuliahan = 250 Kg/m2
3. Kombinasi pembebanan
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 ( 393 ) + 1,6 ( 250 )
= 871.6 Kg/m2 = 8716 N/ m2  8,716 KN/m2

171
4.3.7 Perhitungan Momen pada Tumpuan dan Lapangan

Gambar 4.3.4. Skema Momen Penulangan Pelat


Sumber : Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Seri 4 (Gideon Kusuma) Hal 37

Tabel 4.3.2. Skema Momen Penulangan Pelat

Sumber : Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Seri 4 (Gideon Kusuma) Hal 37

172
4.3.7.1 Momen yang dihasilkan

Gambar 4.3.5. Skema Momen Penulangan Pelat A

 Tipe pelat A = tipe pelat ke II -3 ( terjepit penuh di ketiga sisinya)


ly 5,5
 Koefisien momen =   1,833  2,0
lx 3,0
 Menentukan Koefisien X untuk momen

- X Mlx = 44

- X Mly = 94

- X Mtx = -176

- X Mty = -239

 Menghitung momen :
- Mlx = 0,001 . WU . lx2 . X

= 0,001 . 8,716 . 32 . 44

= 3,452 KN.m

173
- Mly = 0,001 . WU . lx2 . X

= 0,001 . 8,716 . 32. 94

= 7,374 KN.m

- Mtx = 0,001 . WU . lx2 . X

= 0,001 . 8,716 . 32. ( -176 )

= - 13,806 KN.m

- Mty = 0,001 . WU . lx2 . X

= 0,001 . 8,716 . 32. (-239)

= - 18,748 KN.m

- Mtix = ½ . Mlx

= ½ . 3,452

= 1,726 KN.m

4.3.8 Perhitungan Penulangan Pelat


Tebal pelat ( h ) = 120 mm
Selimut beton ( p ) = 20 mm ( lingkungan kering )
Perkiraan Ø tulangan arah x = D 10 mm
Perkiraan Ø tulangan arah y = D 10 mm
ρ maksimal = 0,0021 ( tabel 6 )
ρ maksimal = 0,0244 ( tabel 8 )

174
Tabel 4.3.2. Nilai Rho Minimal

Sumber : Buku Dasar-dasar perencanaan beton bertulang Seri I (Gideon Kusuma) Hal 50

Tabel 4.3.3. Nilai Rho Maksimal

Sumber : Buku Dasar-dasar perencanaan beton bertulang Seri I (Gideon Kusuma) Hal 52

 Menghitung tinggi efektif ( d )


- Untuk arah x :
dx = h – p – ½ ø tul bawah
= 120 – 20 – 5
= 95 mm
= 0,095 m
- Untuk arah y :
dy = h – p - ø tul bawah – ½ ø tul atas
= 120 – 20 – 10 - 5
= 85 mm
= 0,085 m

175
Gambar 4.3.6. Tinggi Efektif Plat

Mu
 Menghitung
bd2
- Mlx = 3,452 KN.m
Mlx 3,452
Mulx =  = 382,493 KN/m2
b  dx 2
1  (0,095 )
2

Mulx = 382,493 KN/m2

- Mly = 7,374 KN.m


Mly 7,374
Muly =  = 1020,623 KN/m2
b  dy 2
1  (0,085 )
2

Muly = 1020,623 KN/m2

- Mtx = - 13,806 KN.m


Mtx  13,806
Mutx =  = - 1529,751 KN/m2
b  dx 2
1  (0,0952 )
Mutx = - 1529,751 KN/m2

- Mty = - 18,748 KN.m


Mty  18,748
Muty =  = - 2077,341 KN/m2
b  dy 2
1  (0,085 )
2

Muty = - 2077,341 KN/m2

- Mtix = 1,726 KN.m


Mtix 1,726
Mutix =  = 191,247 KN/m2
b  dx 2
1  (0,0952 )

176
Mutix = 191,247 KN/m2
 Menentukan nilai rho (ρ)
Tabel 4.3.4. Nilai Rho Interpolasi

Sumber : Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Seri 4 (Gideon Kusuma) Hal 47

Mlx
- = 382,493 KN/m2 = 385 KN/m2
b  dx 2

Interpolasi :
400 = 0,0013
385 = ρ
300 = 0,0009

385  300   0,0009



400  300 0,0013  0,0009
85   0,0009

100 0,0004
100 ρ - 0,09 = 0,034

177
100 ρ = 0,034 + 0,09
100 ρ = 0,124
ρ = 0,00124
ρ perlu < ρ min ,
0,00124 < 0,0021 , maka dipakai ρ min = 0,0021

Mly
- = 1020,623 KN/m2 = 1021 KN/m2
b  dy 2

Interpolasi :
1100 = 0,0035
1021 = ρ
1000 = 0,0032

1021  1000   0,0032



1100  1000 0,0035  0,0032
21   0,0032

100 0,0003
100 ρ - 0,32 = 0,0063
100 ρ = 0,0063 + 0,32
100 ρ = 0,3263
ρ = 0,003263
ρ perlu > ρ min ,
0,003263 > 0,0021 , maka dipakai ρ perlu = 0,003263

Mtx
- = -1529,751 KN/m2 = - 1530 KN/m2
b  dx 2

Interpolasi :
1600 = 0,0052
1530 = ρ
1500 = 0,0049
1530  1500   0,0049

1600  1500 0,0052  0,0049

178
30   0,0049

100 0,0003
100 ρ - 0,49 = 0,009
100 ρ = 0,009 + 0,49
100 ρ = 0,499
ρ = 0,00499
ρ perlu > ρ min,
0,00499 > 0,0021 , maka dipakai ρ perlu = 0,00499

Mty
- = - 2077,341 KN/m2 = - 2078 KN/m2
b  dy 2

Interpolasi :
2200 = 0,0073
2078 = ρ
2000 = 0,0066

2078  2000   0,0066



2200  2000 0,0073  0,0066
78   0,0066

200 0,0007
200 ρ - 1,32 = 0,0546
200 ρ = 0,0546 + 1,32
200 ρ = 1,3746
ρ = 0,0069
ρ perlu > ρ min,
0,0069 > 0,0021 , maka dipakai ρ perlu = 0,0069

Mtix
- = 191,247 KN/m2 = 192 KN/m2
b  dx 2

Interpolasi :
200 = 0,0006
192 = ρ
100 = 0,0003

179
ρ perlu < ρ min, maka dipakai ρ min = 0,0021

4.3.8.1 Tulangan yang dihasilkan


Sedangkan untuk mencari tulangan pada pelat lantai dibantu dengan tabel
13a, buku Gideon jilid 1 pada halaman 58.

Tabel 4.3.5. Diameter Batang dalam mm2 per meter lebar Pelat

Sumber : Buku Dasar-dasar perencanaan beton bertulang Seri I (Gideon Kusuma) Hal 58

Dalam menentukan diameter dan jumlah tulangan disesuaikan dengan


perencanaan yang dibuat. Adapun hasil dari perhitungan tulangan, sebagai berikut:
1. Hitung Luas Tulangan
- Aslx = . b . dx
= 0,0021 . 1000 . 95
= 199,50 mm2
- Asly =  . b . dy
= 0,003263 . 1000 . 85
= 277,36 mm2
- Astx =  . b . dx
= 0,00499 . 1000 . 95
= 474,05 mm2
- Asty =  . b . dy
= 0,0069 . 1000 . 85

180
= 586,50 mm2

- Astix =  . b . dx
= 0,0021 . 1000 . 95
= 199,50 mm2
2. Pilih Tulangan
a. Tulangan berdasarkan hasil perhitungan
- Aslx = 199,50 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )
- Asly = 277,36 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )
- Astx = 474,05 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 150 ( 524 mm2 )
- Asty = 586,05 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 125 ( 628 mm2 )
- Astix = 199,50 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )
b. Tulangan berdasarkan kemudahan pemasangan di lapangan
- Aslx = 199,50 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )
- Asly = 277,36 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )
- Astx = 474,05 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 125 ( 628 mm2 )
- Asty = 586,05 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 125 ( 628 mm2 )
- Astix = 199,50 mm2 = dipilih tulangan D 10 – 250 ( 314 mm2 )

3. Gambar Penulangan Plat lantai


a. Tulangan berdasarkan hasil perhitungan

I I

181
Gambar 4.3.7 Denah Penulangan Pelat A berdasarkan hasil perhitungan
Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

1 1 1
4L 2L 4L

D10-150 D10-150
D10-250
12

75 150 75

300

Gambar 4.3.8 Potongan 1-1 Pelat A berdasarkan hasil perhitungan


Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

b. Tulangan berdasarkan kemudahan pemasangan di lapangan

I I

Gambar 4.3.9 Denah Penulangan Pelat A berdasarkan kemudahan di lapangan


Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

182
1 1 1
4L 2L 4L

D10-125 D10-125
D10-250
12

75 150 75

300

Gambar 4.3.10 Potongan 1-1 Pelat A berdasarkan kemudahan di lapangan


Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

183
4.4. PERHITUNGAN BALOK

Gambar 4.3.1 Denah Pelat Lantai


Sumber : dokumen pribadi (Gambar Autocad)

4.4.1 Pedoman Perhitungan Balok


Dalam perencanaan balok lantai, pedoman yang dipakai:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG 1987)
2. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
4.4.2 Data teknis balok lantai rencana:
1. Material beton
f.c = 30 Mpa
Berat per unit volume = 2.400 Kg/m3
Modulus elastisitas = 23.500 Mpa
𝐸𝑐 = 4.700 𝑓𝑐 → 4.700 30 = 25.742 𝑀𝑝𝑎
(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 )
2. Material tulangan
Fy = 400 Mpa
Berat per unit volume = 7.850 kg/m3
Modulus elastisitas = 200.000 Mpa
(pasal 5.1.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 9)

184
4.4.3 Menentukan dimensi balok
Pada perencanaan dimensi balok menggunakan acuan dengan asumsi
awal, 1/12 dari jarak antar kolom struktur.
 B1 = 25 x 60 cm
 B2 = 25 x 50 cm
 B3 = 20 x 45 cm
 B4 = 20 x 40 cm
 B5 = 20 x 35 cm

4.4.4 Perhitungan Momen


Perhitungan balok diwakili / diambil hanya 1 balok induk dengan hasil
perhitungan momen terbesar yang didapat dari output aplikasi program, SAP
2000 v.11 yaitu pada balok B1 25x60 cm dengan hasil momen sebagai berikut :
– MtAB = - 173,83 KNm
– MlAB = 250,08 KNm
– MtBA = - 173,83 KNm

4.4.5 Perhitungan Tulangan Balok


1. Menghitung luas tulangan perlu pada balok
Tinggi balok ( h ) = 60 cm = 600 mm
Lebar balok ( b ) = 25 cm = 250 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Perkiraan Ø tulangan utama = D 19 mm
Perkiraan Ø tulangan sengkang = Ø 10 mm
1,4 1,4
min = 𝑓𝑦 = = 0,0035
400
maks = 0,0244 ( tabel 8 )

 Menghitung tinggi efektif balok


d = h – p – Øsengkang – ½ Øutama
= 600 – 40 – 10 – 9,5
= 540,5 mm = 0,5405 m

185
Mu
 Menghitung
bd2
– MtAB = 173,83 KN.m
MtAB 173,83
MutAB =  = 2380,09 KN/m2
bd 2
0,25  (0,5405) 2

– MlAB = 250,08 KN.m


MlAB 250,08
MulAB =  = 3424,11 KN/m2
bd 2
0,25  (0,5405) 2

– MtBA = 173,83 KN.m


MtBA 173,83
MutBA =  = 2380,09 KN/m2
bd 2
0,25  (0,5405) 2

 Menentukan nilai rho ()

186
MtAB
–  2380,09 KN/m2 = 2380 KN/m2
bd 2

Mencari nilai  dengan interpolasi ( lihat tabel 5.1.d buku seri 4 )


2400 = 0,0080
2380 = 
2200 = 0,0073

2380  2200   0,0073


=
2400  2200 0,0080  0,0073

180   0,0073
=
200 0,0007
200 - 1,46 = 0,1260
200 = 0,126 + 1,46
200 = 1,586
 = 0,0079
 perlu >  min
0,0079 > 0,0035, maka dipakai  perlu = 0,0079

MlAB
–  3424,11 KN/m2 = 3425 KN/m2
bd 2

Mencari nilai dengan interpolasi ( lihat tabel 5.1.b buku seri 4 )


3600 = 0,0125
3425 = 
3400 = 0,0117

3425  3400   0,0117


=
3600  3400 0,0125  0,0117

25   0,0117
=
200 0,0008
200 - 2,34 = 0,020
200 = 0,020 + 2,34

187
200 = 2,36
 = 0,0118
 perlu >  min
0,0118 > 0,0035, maka dipakai  perlu = 0,0118

MtBA
–  2380,09 KN/m2 = 2380 KN/m2
bd 2

Mencari nilai  dengan interpolasi ( lihat tabel 5.1.d buku seri 4 )


2400 = 0,0080
2380 = 
2200 = 0,0073

2380  2200   0,0073


=
2400  2200 0,0080  0,0073

180   0,0073
=
200 0,0007
200 - 1,46 = 0,1260
200 = 0,126 + 1,46
200 = 1,586
 = 0,0079
 perlu >  min
0,0079 > 0,0035, maka dipakai  perlu = 0,0079

2. Menghitung Luas Tulangan


 AstAB =  . b . d = 0,0079 . 250 .540,5 = 1067,49 mm2
 AslAB =  . b . d = 0,0118 . 250 .540,5 = 1594,48 mm2
 AstBA =  . b . d = 0,0079 . 250 .540,5 = 1067,49 mm2

188
3. Memilih Tulangan
 AstAB = 1067,49 mm2 dipilih tulangan 4D19 ( 1134 mm2)
 AslAB = 1594,48 mm2 dipilih tulangan 6D19 ( 1701 mm2)
 AstBA = 1067,49 mm2 dipilih tulangan 4D19 (1134 mm2)

0.60

0.60

0.60
0.25 0.25 0.25

189
4.4.6 Perhitungan Sengkang

Dimensi balok = 25 x 60 cm
Mutu beton (f’c) = 30 MPa
Mutu Baja Tulangan(fy) = 240 Mpa
Vu maks = 86,406 KN = 86406 N
Panjang balok ( l ) =6m
Tinggi efektif balok = 540,5 mm

 Penyelesaian
 Tegangan geser :
𝑉𝑢
𝓋𝑢 =
𝑏𝑑
86406
=
250 𝑥 540,5
= 0,6395 N/mm2

 Tegangan Geser Beton


Dari tabel beton 8.2a (Buku Seri Beton 4, Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng) didapat Ø
𝓋𝑐 = 0.50 Mpa. Dari perhitungan :
Ø 𝓋𝑐 = 0,6 x 1/6 x √f’c
= 0,6 x 1/6 x √30 = 0,5477 MPa

𝓋𝑢 = 0,6395 > Ø 𝓋𝑐 = 0,5477 → Perlu tulangan geser

 Tegangan geser tulangan


Ø 𝓋s1 maks = 0,6 x 2/3 x √f’c
= 0,6 x 2/3 x √30 = 2,191 MPa

 Tegangan geser yang harus dipikul tulangan geser


Ø 𝓋s2 maks = 𝓋𝑢 - Ø 𝓋𝑐
= 0,6395 – 0,5477
= 0,0918 MPa

Ø 𝓋s2 maks = 0,0918 < Ø 𝓋s1 maks = 2,191 → Dimensi balok tidak perlu diperbesar

190
 Gaya yang dipikul beton
Ø 𝑉𝑐 = Ø 𝓋𝑐 x b x d
= 0,5477 x 250 x 540,5
= 74007,963 N
= 74,008 KN

Jadi gaya geser yang dipikul oleh beton ( Ø Vc = 74,008 KN ) dan selebihnya dipikul oleh
tulangan geser ( sengkang )
6−y Ø 𝑉𝑐
=
6 𝑉𝑢
6−y 74,008
=
6 86,406
518,436 – 86,406 y = 444,048
-86,406 y = 444,048 – 518,436
-86,406 y = -74,388
y = 0,861 m

gaya geser yang bekerja sejauh 0,934 m :


Rv = ( Vu – ØVc ) x 0,6
= ( 86,406 – 74,008 ) x 0,60
= 7,439 KN

 Tulangan geser Av :
𝑅𝑣
𝐴𝑣 = 𝑓𝑦 𝑥 Ø

7,439
=
240 𝑥 0,60
= 0,0517 mm2

 Tulangan geser minimum :


𝑏𝑥𝑦
𝐴𝑣 𝑚𝑖𝑛 = 3 𝑥 𝑓𝑦

250 𝑥 861
=
3 𝑥 2400
= 29,896 mm2
Av = 0,0517 < Av min = 29,896 → Dipakai Av min
191
 Tulangan geser per meter balok :
29,896
=
0,861
= 34,722 mm2

 Tulangan geser per meter balok pada satu sisi :


34,722
=
2
= 17,361 mm2 → Digunakan tulangan Ø10-250

 Kontrol :
Jarak sengkang di tumpuan adalah nilai terkecil dari :
- h/2 = 600/2 = 300 mm
- 12 Ø = 12x10 = 120 mm
- SNI = d/2 = 540,5/2 = 270,25 mm = 270 mm
Jarak terkecil adalah 120 mm, maka tulangan sengkang di tumpuan menggunakan
tulangan Ø10-120

 Menghitung sengkang di Lapangan :

3−0,861 x
=
3 86406
2,139 x
=
3 86406
3,0 x = 184822,43
x = 61607,48 N

 Tegangan geser :
192
𝑉𝑢
𝓋𝑢 =
𝑏𝑑
61607 ,48
=
250 𝑥 540,5
= 0,456 N/mm2

 Tegangan Geser Beton


Dari tabel beton 8.2a (Buku Seri Beton 4, Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng) didapat Ø
𝓋𝑐 = 0.50 Mpa. Dari perhitungan :
Ø 𝓋𝑐 = 0,6 x 1/6 x √f’c
= 0,6 x 1/6 x √30 = 0,5477 MPa

𝓋𝑢 = 0,456 < Ø 𝓋𝑐 = 0,547 → Tidak perlu tulangan geser, tetapi tetap diberi
tulangan sengkang dengan jarak maksimum yaitu Ø10-200

4.4.7 Perhitungan Torsi


Momen diperoleh dari analisis program SAP 2000 V. 11 :
 MtA = - 173,83 KNm
 MtB = - 173,83 KNm
 Mℓ𝐴𝐵 = 250,08 KNm
 Dimensi Balok = 25 x 60 cm
 Vu = 86,406 KN = 86406 N
 Tu = 10,838 KNm
Penyelesaian :
Momen torsi yang dipikul oleh beton (Tc) :
𝑓𝑐 ′
𝑥 𝑏² 𝑥 ℎ
15
Tc =
𝑏 𝑥 𝑉𝑢 2
1+( )
2.1 𝑥 𝑇𝑢

30
𝑥 250 2 𝑥 600
15
=
250 𝑥 86406
1+( )2
2.1 𝑥 10,838 𝑥 10 6

= 8,236 KNm
Ø Tc = 0.6 x Tc
= 0.6 x 8,236
193
= 4,942 kN
𝑓𝑐′ 30
 x 𝑏2 𝑥 ℎ = x 252 𝑥 60 = 10269,798 N = 10,270 KN
20 20

𝑓𝑐′
 Ø x x 𝑏 2 𝑥 ℎ = 0,6 x 10,270 = 6,162 KNm
20

Ø Tc = 4,942 KNm < Tu = 10,838 KN.m ( diperlukan tulangan torsi ).

 Torsi untuk baja tulangan :


Ø Ts = Tu - Ø Tc
= 10,838 – 4,942
= 5,896 KN.m
Ø Ts maks = 4 x Ø Tc
= 4 x 4,942
= 19,768 KN.m
Ø Ts = 5,896 KNm < Ø Ts maks = 19,768 KN.m ( ukuran balok memenuhi).
 Momen torsi yang harus dipikul :
h1 = h – 2 ( p + ½ x Øsengkang )
= 600 – 2 ( 40 + ( ½ x 10) )
= 510 mm
b1 = b – 2 ( p + ½ x Øsengkang )
= 250 – 2 ( 40 + ( ½ x 10) )
= 160 mm
2 + ℎ1/𝑏1 2 + 510/160
 αt = = = 1,729
3 3

1,729 > 1,50, maka dipakai 1,729


Luas tulangan torsi :
𝑏1+ℎ1 Ø Ts − Ø Tc
 At = 𝑥2
𝑏1 𝑥 ℎ1 αt x Φ x fy

160+510 5,896 x 10⁶


= 𝑥2
160 𝑥 510 1,729 x 0,6 x 240

= 0,0082 x 2 ( 23680,997 )
= 388,36 mm² ( dipakai tulangan 2 Ø 16 = 402 mm²

194
0.60

0.60

0.60
0.25 0.25 0.25

195
4.5. Perhitungan Kolom
4.5.1. Menentukan Dimensi
Pada perencanaan dan perhitungan dimensi kolom dengan
menyesuaikan beban yang terjadi dengan asumsi awal, K1 = 55 x 55
cm dan K2 = 45 x 45
4.5.2. Periksa Pengaruh Tekuk Pada Kolom 1 ( K1 55/55 cm )
Diperoleh data dari analisa struktur menggunakan SAP 2000
Version 11 diperoleh momen lentur yang bekerja pada kolom 1 ( K1
55/55 cm ) adalah :
 M1 = - 224,943 KN.m = - 22494,30 Kg.m = - 22,494 ton.m
 M2 = 250,386 KN.m = 25038,60 Kg.m = 25,039 ton.m
 Gaya normal tekan ( Pu )= 2048,72 KN =204872 Kg = 205ton
 Mutu beton ( F’c ) = 30 Mpa
 Mutu baja ( Fy ) = 400 Mpa
 Tinggi kolom ( Lv ) = 4 m
 Dimensi kolom = 55 x 55 cm
 Tebal pelat = 12 cm
 Beban mati pelat = 384 kg/m2 ( dari perhitungan plat )
 Beban hidup pelat = 250 kg/m2 ( dari perhitungan plat )

Ditanyakan : Periksa pengaruh tekuk pada kolom 1 ( K1 55/55 cm )


Penyelesaian :
1,2 𝐷 1,2 .384
 βd = = = 0,535
( 1,2 𝐷+1,6 𝐿 ) 1,2 .384 +(1,6 .250 )

 Modulus elastisitas beton :


Ec = 4700√f’c = 4700 √30 = 25742,96 Mpa = 257429,6 kg/cm2
 Momen Inertia Kolom :
1
lg = 12 𝑥 55 𝑥 553 = 762552 𝐶𝑚4
𝐸𝑐 𝑥 𝑙𝑔
E.lk = ∶ ( 1 + βd)
2.5
257429 ,6 𝑥 762552
= ∶ ( 1 + 0,535 )
2.5

196
= 5,115399514 x 1010 Kg/Cm²

= 51153995140 kg/cm2

 Momen Inertia Balok :

1
lg = 12 𝑥 25 𝑥 603 = 450000 𝐶𝑚4

𝐸𝑐 𝑥 𝑙𝑔
E.lb = ∶ ( 1 + βd)
2.5

257429,6 𝑥 450000
= ∶ ( 1 + 0,535 )
2.5

= 3,018718436 x 1010 Kg/Cm²

= 30187184360 Kg/Cm²

Kekakuan relatif pada ujung atas dari kolom 1 ( K1 55/55 cm ) dipengaruhi oleh
kekakuan dari balok. Ukuran balok 25 x 60 cm, dan panjang bentang ( Lb) = 6
m, tinggi kolom (Lk) = 4 m

𝐸.𝑙𝑘 𝐸.𝑙𝑏
Ψ𝐴 = ( ):( )
𝐿𝑘 𝐿𝑏

51153995140 30187184360
=( ):( )
400 600

= 2,542

Kekakuan Relatif pada ujung bawah kolom :

Ψ𝐵 = 0 (terjepit pada pondasi)

Struktur portal diasumsikan sebagai portal tidak bergoyang, sehingga faktor


panjang efektif kolom ( k ), ditentukan sebagai berikut :

k = ( 0,70 + ( 0,05 x ( Ψ𝐴 + Ψ𝐵 )

= ( 0,70 + ( 0,05 x ( 2,542 + 0 )

= 0,827

197
k = 0,85 + ( 0.05 x Ψ𝐵 )

= 0,85 + ( 0,05 x 0 )

= 0,85

Jadi faktor panjang efektif yang dipergunakan untuk perhitungan adalah k =


0,827
Panjang tekuk kolom : Lc = k x Lk = 0,827 x 400 = 330,80 Cm
Untuk kolom persegi, jari-jari inertia : r = 0.3 x h = 0.3 x 55 = 16,50 Cm
𝑙𝑐 330,80
Rasio kelangsingan kolom : 𝜆 = = = 20,048
𝑟 16,50

Lenturan yang terjadi pada kolom adalah lengkung ganda ( lihat momen diagram
lentur ), sehingga M1 = - 22,494 ton.m dan M2 = 25,039 ton m. M1 adalah
momen terkecil yang dapat terjadi pada kolom, M2 = bernilai positif bila momen
pada kolom tidak berubah tanda dan bernilai negatif bila momen pada kolom
berubah tanda.
Dengan demikian batas kelangsingan kolom adalah :

𝑀1 −22,494
34 – 12 ( ) = 34 – 12 ( ) = 39,94
𝑀2 25,039

Pemeriksaan kelangsingan kolom :

𝑙𝑐 𝑀1
𝜆= = 20,048 ≤ 34 – 12 ( ) = 39,49
𝑟 𝑀2

Karena 𝜆 = 20,048 < 39,49, maka pengaruh tekuk tidak perlu ditinjau pada
perhitungan penulangan kolom (kolom 1 (K1 55/55cm) termasuk kolom
pendek).

Dengan demikian penulangan dari kolom 1 (K1 55/55cm) hanya perlu


diperhitungkan untuk memikul :
 Momen lentur desain (Mu) = 25,039 ton.m
 Gaya normal tekan desain (Pu) = 2048,72 KN = 204872 Kg.

198
Untuk selanjutnya dengan menggunakan Diagram Interaksi M – P yang sesuai,
akan dapat ditentukan jumlah tulangan yang harus dipasang pada kolom
(perhitungan penulangan kolom ).

4.5.3. Perhitungan Tulangan Pada Kolom 1 ( K1 55/55 cm )


Diperoleh data dari analisa struktur menggunakan SAP 2000 Version 11
diperoleh :
 Momen lentur ( Mu ) = - 25,0386 ton.m = - 250,386 KN.m
 Gaya normal tekan ( Pu ) = 2048,72 KN = 204872 Kg
 Mutu beton ( F’c ) = 30 Mpa
 Mutu baja ( Fy ) = 400 Mpa
 Tinggi kolom ( Lv ) = 4 m
 Dimensi kolom = 55 x 55 cm
 Ø tul pokok (D) = 22 mm
 Ø tul sengkang (Øs) = 10 mm
 Selimut beton (p) = 40 mm
 Mutu beton (F’c) = 30 Mpa
 Mutu baja (Fy) = 400 Mpa
 ρ min = 0,0021 ( table 6 Buku Gideon 1 )
 ρ maks = 0,0244 ( table 8 Buku Gideon 1 )
 d = h – p – Øs - 1 2 ØD
= 550 – 40 – 10 – 11
= 489 mm
 d’ = ½ x ∅D tulangan + p
= ½ x 22 + 40
= 51 mm
 d’/h = 51 / 550 = 0,093 = 0,10
Ditanyakan : Penulangan kolom ( kolom direncanakan dengan tulangan simetris
4 sisi )

199
Penyelesaian :
Pu = 2048,72 KN = 204872 Kg
Mu = - 25,0386 ton.m = - 250,386 KN.m
Ag = 550 x 550 = 302500 mm2
a. Persyaratan eksentrisitas minimal dari kolom :
℮ 𝑚𝑖𝑛 = ( 15 + 0.03h )
= ( 15 + (0.03 x 550) )
= 31,50 mm

b. Eksentrisitas Beban
𝜇𝑢 250,386
et = = = 0,122 m = 122 mm
𝑃𝑢 2048 ,72

c. Koefisien untuk sumbu vertikal Diagram interaksi M –P :


𝑃𝑢
=
𝜃 𝑥 𝐴𝑔 𝑥 0.85 𝑥 𝑓𝑐′
204872
=
0.65 𝑥 302500 𝑥 0.85 𝑥 30
= 0,041 = 0,050

d. Koefisien untuk sumbu horizontal Diagram interaksi M – P :


𝑃𝑢 𝑒𝑡
= x
𝜃 𝑥 𝐴𝑔 𝑥 0.85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑕
204872 122
= x
0.65 𝑥 302500 𝑥 0.85 𝑥 30 550
= 0,091

e. Tulangan Simetris 4 Sisi


Direncanakan tulangan menggunakan D22
Dengan menggunakan sumbu vertikal = 0,05 dan sumbu horisontal = 0,091,
𝑑′
serta dipilih 𝑕 = 0,10 , dari diagram interaksi didapatkan harga r = 0,018,

untuk beton fc’ 30 Mpa didapat β = 1,22 , sehingga rasio penampang kolom :

200
ρ =rxβ
= 0,019 x 1,22
= 0,0232
ρ > ρ minimal
0,0232 > 0,0021
Jadi dipakai ρ = 0,0232

Luas tulangan yang diperlukan :


As total = 0,0232 x 302500
= 7018 mm²
𝐴𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 7018
Karena 4 sisi maka : As = = = 1754,50 mm²
4 4
Direncanakan digunakan tulangan D22, dengan luas A = 0,25 x 3,14 x 222 =
379,94
Jumlah tulangan yang dibutuhkan per sisi kolom : n = 1754,50 / 379,94 =
4,62 batang = 5 batang
Karena kolom simetris 4 sisi, maka dipakai tulangan 5D19 (dipasang
simeteris pada empat sisi penampang kolom).
0.55

0.55

4.5.4. Perhitungan Sengkang Kolom 1 ( K1 55/55 cm )


Sengkang pada kolom dihitung berdasarkan gaya geser (Vu) yang
bekerja pada kolom. Pada analisa struktur menggunakan SAP 2000 Version
11 didapat hasil Vu = 13,555 KN = 13555 N. Direncanakan sengkang
menggunakan Ø10.

201
 Tinggi efektif ( d )
d = h kolom – p – Øs – 1/2Ø𝑇𝑝
= 550 – 40 – 10 – 11
= 489 mm = 0,489 m

Vu = 13555 kg
Vc = 1/6 . 𝑓𝑐 . bw . d
= 0,6 . 1/6 . 300 . 55 . 48,9 = 4658,35 kg
Vs = Vu - Vc
= 13555 – 4658,35
= 8896,65 kg
Menggunakan tulangan sengkang polos (  10 mm ), maka :
Av = π r2
=22/7 . 52
= 78,57 mm2

Jarak yang dibutuhkan sengkang :


𝐴𝑣 .𝑑 . 𝑓𝑦
s =
Vs
78,57 . 48,9 . 240
=
8896,65

= 103,65 mm

Syarat jarak minimal :


𝐴𝑣. 3 . 𝑓𝑦
s =
bw
78,57. 3 . 240
=
550
= 102,86 mm
Maka dibutuhkan sengkang 10 – 100 untuk di daerah tumpuan

202
Jarak sengkang di lapangan adalah nilai terkecil dari :
- h/2 = 550/2 = 275 mm
- 15 Ø = 15x10 = 150 mm
- SNI = d/2 = 489/2 = 244,5 mm = 245 mm
Jarak terkecil adalah 150 mm, maka tulangan sengkang di lapangan
menggunakan tulangan Ø10-150

0.55

0.55
0.55 0.55

203
4.6 Perhitungan Tangga
Tangga adalah bagian dari struktur yang berfungsi untuk menghubungkan
struktur bawah dengan struktur atas sehingga mempermudah orang untuk dapat
mengakses atau mobilisasi orang keatas dan kebawah struktur lantai.
4.6.1 Perencanaan Dimensi Tangga

Gambar 4.6.1. Detail Tangga

Syarat kenyamanan:
Syarat kenyamanan yang digunakan menggunakan aturan acuan dimensi dan sudut
anak tangga. Untuk menghasilakan struktur tangga yang nyaman dilalui, maka
dimensi tangga yang digunakan pada konstruksi memakai perkiraan acuan angka
dibawah ini :
O = Optrede (langkah tegak ) = 15 cm – 20 cm
A = Antrede (langkah datar ) = 20 cm – 35 cm
Digunakan : o = 16,67 cm
a = 30 cm
2 x o + a = 61-65 ( ideal)
2 x 16,67 + 30 = 63,34 “OK”

204
Pengecekan kemiringan :
16,67
Tg α = = 0,555
30

α = 29,03 º
Syarat kemiringan 25º < 29,03 º < 45º..... “OK”

16,67

29,03°

Gambar 4.6.2. Dimensi Tangga


Sumber : dokumentasi pribadi (program Autocad)

𝑜 16,67
ℎ′ = ℎ + . 𝑐𝑜𝑠 ∝ = 15 + . cos 29,03 = 22,28 𝑐𝑚 = 0,2228 𝑚
2 2
Ditetapkan : Tinggi antar lantai = 400 cm
Lebar tangga (l) = 240cm
Lebar bordes = 150 cm
Panjang bordes = 240 cm
Tebal pelat tangga (ht) = 15 cm
Tebal pelat bordes = 15 cm
Mutubeton (fc) = 30 Mpa
Mutubaja (fy) = 240 Mpa
Optrade(o) = 16,67 cm
Antrede(a) = 30 cm
Kemiringan (α) = 29,03 º
Berat jenis beton = 2400 kg/m3

205
4.6.2 Perhitungan Pembebanan Tangga
1. Pelat tangga( h = 0,15 m )
a. Beban Mati ( WD )
Berat anak tangga = 0,15 x 2400 = 360 kg/m2
Penutup lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2
Spesi (t = 2 cm) =2 x 21 = 42 kg/m2
Handrill = taksiran = 15 kg/m2
441 kg/m2
b. Beban Hidup ( WL )
WL= 400 kg/m2
2. Pelat Bordes ( h = 0,15 m)
a. Beban Mati ( WD )
Penutup Lantai = 1 x 24 = 24 kg/m2
Spesi (t = 2 cm) = 2 x 21 = 42 kg/m2
66 kg/m2
b. Beban Hidup ( WL )
WL= 400 kg/m2

4.6.3 Analisa Perhitungan Struktur Tangga


Perhitungan analisa struktur dilakukan menggunakan bantuan progam
SAP 2000. Beban yang dimasukkan sebagai beban merata (Uniform Shell)
dalam progam SAP2000, sedangkan tebal pelat akan dihitung otomatis oleh
progam dengan memasuk kan angka 1 untuk self weight multipler pada saat
pembebanan (load case). Kombinasi pembebanan yang digunakan adalah :

1,2 DL + 1,6 LL
Keterangan :
DL : dead load (beban mati)
LL : live load (beban hidup)

206
Gambar 4.6.3. Pemodelan Analisa Struktur Tangga
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

207
Gambar 4.6.4. Diagram Momen Pelat Hasil Analisa (M11)
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

208
Gambar 4.6.5. Diagram Momen Pelat Hasil Analisa (M22)
Sumber : dokumentasi pribadi (program SAP)

Berdasarkan hasil dari analisa progam SAP2000 didapat :

Tabel 4.6.1. Momen Pelat Tangga Dan Bordes


Mmax M11 (Arah y) Mmax M22 (Arah x)
Jenis Pelat Areas Mtump. Areas Mlap. Areas Mtump. Areas Mlap.
(Text) (kN.m) (Text) (kN.m) (Text) (kN.m) (Text) (kN.m)
P. Tangga 48,208 21,251 9,639 4,251
P. Bordes 16,136 9,667 14,992 2,673

209
1. Perhitungan Tulangan Pelat Bordes
Tebal pelat : h = 150 mm
Tebal penutup beton : 𝑝 = 20 mm
Diperkirakan diameter tulangan utama : ∅ = 10 mm
a. Perhitungan Tulangan Tumpuan x (ty) :
Mtx= 48,208 kN.m
Tinggi efektif arah sumbu x (dx) = h – 𝑝 –½.∅
= 150 – 20 – ½ . 10
= 125 mm = 0,125 m
𝑀𝑡𝑥 48,208
=1 = 3085,31 kN/m2
𝑏𝑥 .𝑑𝑥 2 . 0,125 2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)


𝑀𝑢
= 3000 → 𝜌 = 0,0170
𝑏𝑑 2
𝑀𝑢
= 3200 → 𝜌 = 0,0182
𝑏𝑑 2

3085,31 − 3000
𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,0170 + × 0,0182 − 0,0170
3200 − 3000
= 0,0175
𝜌min = 0,0058
𝜌max = 0,0404
Jadi dipakai 𝜌 = 0,0175
Astpx = 𝜌.b.dx
= 0,0175.1000. 125 = 2187 mm2
( Dipilih tulangan tumpuan ∅ 12 –50 = 2262 mm2 > 2187,5mm2 )

b. Perhitungan Tulangan Tumpuan y (tx) :


Mty = 9,639 kN.m
Tinggi efektif arah sumbu y (dy) = h – 𝑝 – ∅ – ½.∅
= 150 – 20 – 10 – ½ . 10
= 115 mm
𝑀𝑡𝑦 9,639
=1 = 728,85 kN/m2
𝑏𝑦 .𝑑𝑦 2 . 0,115 2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)


𝑀𝑢
= 700 → 𝜌 = 0,0037
𝑏𝑑 2

210
𝑀𝑢
= 800 → 𝜌 = 0,0043
𝑏𝑑 2

728,85 − 700
𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,0037 + × 0,0043 − 0,0037
800 − 700
= 0,0038
𝜌min = 0,0058
𝜌max = 0,0404
Jadi dipakai 𝜌min = 0,0058
Atpy = 𝜌.b.d
= 0,0058.1000. 115 = 667 mm2
( Dipilih tulangan tumpuan ∅ 10 - 100 = 785 mm2 > 667 mm2 )

c. Perhitungan Tulangan Lapangan Mly:


Mlx = 21,251 kN.m
Tinggi efektif arah sumbu x (dx) = h – 𝑝 – ½.∅
= 150 – 20 – ½ . 10
= 125 mm = 0,125 m
𝑀𝑙𝑥 21,251
=1 = 1360,06 kN/m2
𝑏𝑥 .𝑑𝑥 2 . 0,125 2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)


𝑀𝑢
= 1300 → 𝜌 = 0,0070
𝑏𝑑 2
𝑀𝑢
= 1400 → 𝜌 = 0,0076
𝑏𝑑 2
1360 ,06 −1300
𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,0070 + × 0,0076 − 0,0070
1400 −1300

= 0,0074
(Menurut tabel 7 & 8 Buku Gedeon Jilid 1)
𝜌min = 0,0058
𝜌max = 0,0404
Jadi dipakai 𝜌 = 0,0074
Alapy = 𝜌.b.d
= 0,0074 .1000. 125 = 925 mm2
( Dipilih tulangan lapangan ∅12 - 50 = 2262 mm2 > 925 mm2 )

211
d. Perhitungan Tulangan Lapangan Mlx:
Mly= 4,251 kN.m
Tinggi efektif arah sumbu y (dy) = h – 𝑝– ∅ – ½.∅
= 150 – 20 – 10 – ½ . 10
= 115 mm = 0,115 m
𝑀𝑙𝑦 4,251
=1 = 321,44 kN/m2
𝑏𝑦 .𝑑𝑦 2 . 0,115 2

(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)


𝑀𝑢
= 300 → 𝜌 = 0,0016
𝑏𝑑 2
𝑀𝑢
= 400 → 𝜌 = 0,0021
𝑏𝑑 2

321,44 − 300
𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,0016 + × 0,0021 − 0,0016
400 − 300
= 0,0017
(Menurut tabel 7 & 8 Buku Gedeon Jilid 1)
𝜌min = 0,0058
𝜌max = 0,0404
Jadi dipakai 𝜌min = 0,0058
Alapy= 𝜌.b.d
= 0,0058 .1000. 115 = 667 mm2
( Dipilih tulangan lapangan ∅10 - 100 = 785 mm2 > 667 mm2 )

212
2. Rekap Perhitungan Tulangan Pelat Tangga dan Bordes
Selanjutnya rekap tulangan dari hasil perhitungan pelat tangga
dan pelat bordes disajikan dalam bentuk tabel 4.4.2. di bawah ini :

Tabel 4.6.2. Daftar Tulangan Pelat Tangga dan Bordes


Jenis Pelat Posisi As Hitungan As Tulangan
Tulangan
Tangga Tulangan (mm2) (mm2)
Pelat Tangga ty 2187 ∅ 12 –50 2262
tx 667 ∅ 10 –100 785
ly 925 ∅ 12 –50 2262
lx 667 ∅ 10 –100 785
Pelat Bodes ty 729 ∅ 10 –100 785
tx 698 ∅ 10 –100 785
ly 729 ∅ 10 –100 785
lx 670 ∅ 10 –100 785

213
Perencanaan Geser dan Torsi Balok Tangga (200 x 300 mm)
f'c = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
b = 200 mm 0.2 m
h = 300 mm
tul. utama = 16 polos
tul. Sengkang = 8 polos
p (tebal penutup beton) = 20 mm
d = h-p-øsengkang - 0.5 ø tul. Utama
264 mm 0.264 m
Mu = 0.50 kNm
Vu = 15.02 kN
Tu = 1.58 kNm
min = 0.0035
max = 0.0404
As = *b*d
1. Perencanaan lentur balok
= 35.87 kN/m2
(Menurut tabel 5.1.c Buku Gedeon Jilid 4)
= 0 = 0
= 100 = 0.0005

= 0 + 35.87 - 0 *( 0.0005 - 0 )
100 - 0

= 0 + 35.87 * 0.0005
100
= 0.0001794 ≤ min

dipakai min = 0.0035


As = *b*d
= 184.8 mm² dipakai tulangan 2ø16 ( As = 402 mm²)

2. Gaya geser dan torsi nominal


Vn = Vu / ø = 15.02 / 0.6 = 25.0333 kN
Tn = Tu / ø = 1.58 / 0.6 = 2.63 kNm

3. Hitung konstanta torsi : Acp dan Pcp


Acp = 200 * 300 = 60000 mm²
Pcp = 2 ( 200 + 300 ) = 1000 mm
x1 = 200 - 2 ( 20 + 8 )= 152 mm
2
y1 = 300 - 2 ( 20 + 8 )= 252 mm
2
Aoh = 152 * 252 = 38304 mm²
Ph = 2 ( 152 + 252 )= 808 mm
4. Mencari momen torsi batas, dimana torsi dapat diabaikan dalam perencanaan
Tu batas = ø √f'c Acp²
12 { Pcp } = 985900.6035 Nmm

= 0.99 kNm
Karena Tu = 1.58 > 0.99 maka torsi harus dihitung
5. Kuat geser penampang beton adalah :
1 √f'c b * d
Vc =
6
= 48199.585 N = 48 kN
Vc = 48 < Vn = 25.03333
perlu tulangan geser

214
6. Check dimensi penampang terhadap persyaratan yang ditetapkan ( persamaan 14 ) :

√ { 200
15.02
* 264 }² +

{ 1.7
1.58 *
*
808
38304 }² = 0.020

48 2 √ 30
0.6 { 200 * 264
+
3 }= 2.2

0.02 ≤ 2.2 dimensi OK

7. Tulangan sengkang tertutup untuk menahan torsi


At Tn
=
s 2 A0 fyv cot 0
2.63
=
2*0.85* 38304 * 240 * cot 45
mm²
= 1.085E-07
mm

8. Luas tulangan sengkang tertutup total untuk geser dan torsi adalah :

Av+2At = 0.00 + 2 * 1.1E-07


mm² bw mm²
= 2.2E-07 ≥ = 0.278
mm 3fyv mm
sengkang tertutup menggunakan tulangan diameter 8 mm ( As = 200.96 mm²
maka spasi sengkang yang diperlukan
s= 2 * ( 200.96 / 2.2E-07 )
= 1.9E+09

9. Gaya geser maksimum sengkang


Vs maks = 2/3 √f'c bw d
= 2 * √ 30 * 200 * 264
3
= 192.79834 kN

10. Gaya geser sengkang sebenarnya adalah


Vs perlu = Vn-Vc
= 25.033333 - 48
= -23.17 kN < Vs maks
11. Cek spasi maksimum terhadap persyaratan yang diperbolehkan :
* Syarat penulangan geser dimana
Vs = -23.17 kN maka s maks = 1/2 d 1
= * 264
2
= 132 mm
* Syarat penulangan momen torsi untuk sengkang tertutup
s maks = 300 mm
maka digunakan sengkang ø 8 - 132

12. Tulangan memanjang torsi yang diperlukan adalah


Al = At ph fyv cot ² 0
s fyl
= 1.085E-07 808 240 cot ² 45°
240
= 0.0002104
tetapi nilainnya tidak boleh lebih kecil dari (rumus 23)
Al = 5 √ 30 * 60000
12 * 240
= 1643167.7
2880
= 570.54 mm²
dipakai Al = 570.54 mm²
tulangan memanjang total = 402 + 570.54 = 972.54 mm²
sudah ada 2ø16 sisi atas, sisanya perlu 2ø16

215
4.7. Perhitungan Pondasi
4.7.1. Perhitungan Kekuatan Tiang Pancang

A. DATA BAHAN
Jenis tiang pancang :
Diameter tiang pancang, D= 0.40 m
Panjang tiang pancang, L= 21.00 m
Bentuk tiang pancang, LINGKARAN
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3

B. TAHANAN AKSIAL TIANG PANCANG


1. BERDASARKAN DATA TANAH

2
Ab = luas ujung bawah tiang (m ), Ab = 0.1257 m2
2
As = luas selimut tiang (m )
Faktor reduksi kekuatan, fb = 0.70
fs = 0.80

Kapasitas nominal tiang pancang, Pb = fb * Ab * qc


Ps = fs [ ad * cu * As ]

Tahanan aksial tiang pancang, → Pn = Pb + Ps


REKAP TAHANAN TARIK TIANG
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.90
Berat tiang pancang, W p = A * L * wc
Tahanan tarik tiang pancang, → f * Tn = ((qf*O*0,7)*f)+W p

Kedalam
No an qc qf L1 As Wp Pb Ps f * Pn f * Tn
z1 (m) kN/m2 kN/m2 (m) (m2) kN kN (kN) (kN) (kN)
1 0.00 0 0 0.00 0.000 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00
2 0.20 0 0 0.20 0.251 0.6 0.00 0.00 -0.60 0.60
3 0.40 1078 441 0.20 0.251 1.2 94.83 110.84 204.45 71.03
4 0.60 1127 882 0.20 0.251 1.8 99.14 221.67 319.00 141.46
5 0.80 1127 1274 0.20 0.251 2.4 99.14 320.19 416.91 204.13
6 1.00 1078 1617 0.20 0.251 3.0 94.83 406.40 498.21 259.05
7 1.20 686 1960 0.20 0.251 3.6 60.34 492.60 549.33 313.96
8 1.40 588 2254 0.20 0.251 4.2 51.72 566.49 613.99 361.11
9 1.60 441 2548 0.20 0.251 4.8 38.79 640.38 674.35 408.27
10 1.80 441 2842 0.20 0.251 5.4 38.79 714.27 747.64 455.42
11 2.00 490 3136 0.20 0.251 6.0 43.10 788.16 825.23 502.57
12 2.20 588 3479 0.20 0.251 6.6 51.72 874.37 919.46 557.49
13 2.40 735 3822 0.20 0.251 7.2 64.65 960.57 1017.99 612.40
14 2.60 784 4165 0.20 0.251 7.8 68.96 1046.78 1107.90 667.31
15 2.80 931 4557 0.20 0.251 8.4 81.90 1145.30 1218.75 729.98
16 3.00 931 4949 0.20 0.251 9.0 81.90 1243.82 1316.67 792.65
17 3.20 882 5586 0.20 0.251 9.7 77.58 1403.91 1471.85 894.12
18 3.40 735 5978 0.20 0.251 10.3 64.65 1502.44 1556.84 956.79
19 3.60 735 6370 0.20 0.251 10.9 64.65 1600.96 1654.75 1019.46
20 3.80 833 6762 0.20 0.251 11.5 73.27 1699.48 1761.29 1082.13
21 4.00 1029 6958 0.20 0.251 12.1 90.52 1748.74 1827.19 1113.77
22 4.20 1715 7203 0.20 0.251 12.7 150.86 1810.31 1948.50 1153.16
23 4.40 2156 7693 0.20 0.251 13.3 189.65 1933.46 2109.84 1231.35
24 4.60 3185 8232 0.20 0.251 13.9 280.17 2068.93 2335.22 1317.30
25 4.80 4165 9114 0.20 0.251 14.5 366.37 2290.60 2642.49 1457.55
26 5.00 4410 9947 0.20 0.251 15.1 387.92 2499.95 2872.80 1590.05
27 5.20 4165 10927 0.20 0.251 15.7 366.37 2746.25 3096.94 1745.82
28 5.40 3920 11907 0.20 0.251 16.3 344.82 2992.56 3321.09 1901.60

216
29 5.60 3185 12887 0.20 0.251 16.9 280.17 3238.86 3502.13 2057.37
30 5.80 3185 13867 0.20 0.251 17.5 280.17 3485.16 3747.83 2213.14
31 6.00 3185 14847 0.20 0.251 18.1 280.17 3731.46 3993.53 2368.91
32 6.20 2695 15582 0.20 0.251 18.7 237.06 3916.18 4134.55 2485.89
33 6.40 1470 16611 0.20 0.251 19.3 129.31 4174.80 4284.81 2649.43
34 6.60 1323 17052 0.20 0.251 19.9 116.38 4285.64 4382.11 2719.86
35 6.80 2107 17787 0.20 0.251 20.5 185.34 4470.36 4635.19 2836.84
36 7.00 1764 18326 0.20 0.251 21.1 155.17 4605.83 4739.88 2922.78
37 7.20 2695 19061 0.20 0.251 21.7 237.06 4790.55 5005.90 3039.76
38 7.40 2205 19796 0.20 0.251 22.3 193.96 4975.28 5146.92 3156.74
39 7.60 2205 20531 0.20 0.251 22.9 193.96 5160.00 5331.04 3273.72
40 7.80 2254 21217 0.20 0.251 23.5 198.27 5332.41 5507.16 3382.94
41 8.00 1764 21903 0.20 0.251 24.1 155.17 5504.82 5635.87 3492.17
42 8.20 1715 22638 0.20 0.251 24.7 150.86 5689.55 5815.68 3609.15
43 8.40 1274 23030 0.20 0.251 25.3 112.07 5788.07 5874.80 3671.82
44 8.60 1176 23422 0.20 0.251 25.9 103.45 5886.59 5964.10 3734.49
45 8.80 1078 23863 0.20 0.251 26.5 94.83 5997.43 6065.71 3804.92
46 9.00 931 24255 0.20 0.251 27.1 81.90 6095.95 6150.70 3867.59
47 9.20 686 24598 0.20 0.251 27.7 60.34 6182.15 6214.75 3922.50
48 9.40 539 24941 0.20 0.251 28.3 47.41 6268.36 6287.42 3977.41
49 9.60 539 25284 0.20 0.251 29.0 47.41 6354.56 6373.02 4032.33
50 9.80 441 25578 0.20 0.251 29.6 38.79 6428.45 6437.69 4079.48
51 10.00 441 25872 0.20 0.251 30.2 38.79 6502.34 6510.98 4126.64
52 10.20 539 26215 0.20 0.251 30.8 47.41 6588.55 6605.20 4181.55
53 10.40 539 26558 0.20 0.251 31.4 47.41 6674.75 6690.80 4236.46
54 10.60 539 26852 0.20 0.251 32.0 47.41 6748.64 6764.09 4283.61
55 10.80 490 27146 0.20 0.251 32.6 43.10 6822.53 6833.06 4330.77
56 11.00 637 27489 0.20 0.251 33.2 56.03 6908.74 6931.60 4385.68
57 11.20 637 27832 0.20 0.251 33.8 56.03 6994.94 7017.20 4440.59
58 11.40 588 28126 0.20 0.251 34.4 51.72 7068.83 7086.18 4487.75
59 11.60 441 28420 0.20 0.251 35.0 38.79 7142.73 7146.53 4534.90
60 11.80 490 28714 0.20 0.251 35.6 43.10 7216.62 7224.13 4582.06
61 12.00 539 29008 0.20 0.251 36.2 47.41 7290.51 7301.73 4629.21
62 12.20 539 29302 0.20 0.251 36.8 47.41 7364.40 7375.01 4676.36
63 12.40 539 29596 0.20 0.251 37.4 47.41 7438.29 7448.30 4723.52
64 12.60 539 29890 0.20 0.251 38.0 47.41 7512.18 7521.59 4770.67
65 12.80 441 30135 0.20 0.251 38.6 38.79 7573.75 7573.94 4810.07
66 13.00 441 30380 0.20 0.251 39.2 38.79 7635.33 7634.91 4849.46
67 13.20 490 30625 0.20 0.251 39.8 43.10 7696.90 7700.19 4888.86
68 13.40 441 30968 0.20 0.251 40.4 38.79 7783.11 7781.49 4943.77
69 13.60 441 31262 0.20 0.251 41.0 38.79 7857.00 7854.77 4990.93
70 13.80 490 31654 0.20 0.251 41.6 43.10 7955.52 7957.00 5053.60
71 14.00 539 31997 0.20 0.251 42.2 47.41 8041.72 8046.91 5108.51
72 14.20 637 32340 0.20 0.251 42.8 56.03 8127.93 8141.14 5163.42
73 14.40 588 32683 0.20 0.251 43.4 51.72 8214.13 8222.43 5218.33
74 14.60 686 33075 0.20 0.251 44.0 60.34 8312.65 8328.97 5281.00
75 14.80 686 33369 0.20 0.251 44.6 60.34 8386.54 8402.25 5328.16
76 15.00 686 33663 0.20 0.251 45.2 60.34 8460.43 8475.54 5375.31
77 15.20 784 34006 0.20 0.251 45.8 68.96 8546.64 8569.76 5430.23
78 15.40 686 34349 0.20 0.251 46.4 60.34 8632.85 8646.74 5485.14
79 15.60 539 34692 0.20 0.251 47.0 47.41 8719.05 8719.42 5540.05
80 15.80 637 35035 0.20 0.251 47.7 56.03 8805.26 8813.64 5594.96
81 16.00 441 35378 0.20 0.251 48.3 38.79 8891.46 8882.00 5649.88
82 16.20 490 35721 0.20 0.251 48.9 43.10 8977.67 8971.91 5704.79
83 16.40 637 36113 0.20 0.251 49.5 56.03 9076.19 9082.76 5767.46
84 16.60 735 36456 0.20 0.251 50.1 64.65 9162.39 9176.98 5822.37
85 16.80 637 36799 0.20 0.251 50.7 56.03 9248.60 9253.96 5877.28
86 17.00 637 37142 0.20 0.251 51.3 56.03 9334.80 9339.57 5932.20
87 17.20 686 37534 0.20 0.251 51.9 60.34 9433.32 9441.79 5994.87
88 17.40 686 37926 0.20 0.251 52.5 60.34 9531.84 9539.71 6057.54
89 17.60 686 38612 0.20 0.251 53.1 60.34 9704.25 9711.52 6166.76
90 17.80 686 39298 0.20 0.251 53.7 60.34 9876.66 9883.32 6275.98
91 18.00 1078 39739 0.20 0.251 54.3 94.83 9987.50 10028.04 6346.41
92 18.20 931 40131 0.20 0.251 54.9 81.90 10086.02 10113.03 6409.08
93 18.40 784 40523 0.20 0.251 55.5 68.96 10184.54 10198.01 6471.75
94 18.60 686 40915 0.20 0.251 56.1 60.34 10283.06 10287.31 6534.42
95 18.80 784 41258 0.20 0.251 56.7 68.96 10369.27 10381.53 6589.34

217
96 19.00 686 41650 0.20 0.251 57.3 60.34 10467.79 10470.83 6652.01
97 19.20 735 42140 0.20 0.251 57.9 64.65 10590.94 10597.69 6730.20
98 19.40 686 42630 0.20 0.251 58.5 60.34 10714.09 10715.92 6808.38
99 19.60 931 43071 0.20 0.251 59.1 81.90 10824.92 10847.71 6878.81
100 19.80 882 43512 0.20 0.251 59.7 77.58 10935.76 10953.63 6949.24
101 20.00 882 43953 0.20 0.251 60.3 77.58 11046.59 11063.86 7019.67

218
4.7.2. Perhitungan Kekuatan Tiang pancang

A. DATA BAHAN

Jenis tiang pancang : Beton bertulang tampang lingkaran


Diameter tiang pancang, D= 0.40 m
Panjang tiang pancang, L= 21.00 m
Kuat tekan beton tiang pancang, fc' = 52 MPa
3
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m

B. TAHANAN LATERAL TIANG PANCANG

1. BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG MAKSIMUM (BROMS)

Tahanan lateral tiang (H) kategori tiang panjang, dapat dihitung dengan persamaan :
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ]
0.25
dengan, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]
D = Diameter tiang pancang (m), D= 0.40 m
L = panjang tiang pancang (m), L= 21.00 m
3
kh = modulus subgrade horisontal (kN/m ), kh = 539 kN/m3
Ec = 4700 *  fc' * 10 =
2
Ec = modulus elastis tiang (kN/m ),
3
33892182 kN/m2
4
Ic = momen inersia penampang (m ), Ic = 0.001257 m4
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e= 0.20 m
yo = defleksi tiang maksimum (m). yo = 0.018 m
b = koefisien defleksi tiang,
0.25
b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ] = 0.188612227 m
b*L= 3.96 > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)
Tahanan lateral nominal tiang pancang,
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ] = 9.91 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.70
Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 69.40 kN

2. BERDASARKAN MOMEN MAKSIMUM (BRINCH HANSEN)

Kuat lentur beton tiang pancang, fb = 0.40 * fc' * 103 = 20800 kN/m2
Tahanan momen, W = Ic / (D/2) = 0.00628 m3
Momen maksimum, My = fb * W = 130.69 kNm

219
Kohesi tanah rata-rata di sepanjang tiang
No Kedalaman L1 cu cu * L1
z1 (m) z2 (m) (m) (kN/m2)
1 0.00 0.20 0.20 0.00 0.00
2 0.20 0.40 0.20 1078.00 215.60
3 0.40 0.60 0.20 1127.00 225.40
4 0.60 0.80 0.20 1127.00 225.40
5 0.80 1.00 0.20 1078.00 215.60
6 1.00 1.20 0.20 686.00 137.20
7 1.20 1.40 0.20 588.00 117.60
8 1.40 1.60 0.20 441.00 88.20
9 1.60 1.80 0.20 441.00 88.20
10 1.80 2.00 0.20 490.00 98.00
11 2.00 2.20 0.20 588.00 117.60
12 2.20 2.40 0.20 735.00 147.00
13 2.40 2.60 0.20 784.00 156.80
14 2.60 2.80 0.20 931.00 186.20
15 2.80 3.00 0.20 931.00 186.20
16 3.00 3.20 0.20 882.00 176.40
17 3.20 3.40 0.20 735.00 147.00
18 3.40 3.60 0.20 735.00 147.00
19 3.60 3.80 0.20 833.00 166.60
20 3.80 4.00 0.20 1029.00 205.80
21 4.00 4.20 0.20 1715.00 343.00
22 4.20 4.40 0.20 2156.00 431.20
23 4.40 4.60 0.20 3185.00 637.00
24 4.60 4.80 0.20 4165.00 833.00
25 4.80 5.00 0.20 4410.00 882.00
26 5.00 5.20 0.20 4165.00 833.00
27 5.20 5.40 0.20 3920.00 784.00
28 5.40 5.60 0.20 3185.00 637.00
29 5.60 5.80 0.20 3185.00 637.00
30 5.80 6.00 0.20 3185.00 637.00
31 6.00 6.20 0.20 2695.00 539.00
32 6.20 6.40 0.20 1470.00 294.00
33 6.40 6.60 0.20 1323.00 264.60
34 6.60 6.80 0.20 2107.00 421.40
35 6.80 7.00 0.20 1764.00 352.80
36 7.00 7.20 0.20 2695.00 539.00
37 7.20 7.40 0.20 2205.00 441.00
38 7.40 7.60 0.20 2205.00 441.00
39 7.60 7.80 0.20 2254.00 450.80
40 7.80 8.00 0.20 1764.00 352.80
41 8.00 8.20 0.20 1715.00 343.00
42 8.20 8.40 0.20 1274.00 254.80
43 8.40 8.60 0.20 1176.00 235.20
44 8.60 8.80 0.20 1078.00 215.60
45 8.80 9.00 0.20 931.00 186.20
46 9.00 9.20 0.20 686.00 137.20
47 9.20 9.40 0.20 539.00 107.80
48 9.40 9.60 0.20 539.00 107.80
49 9.60 9.80 0.20 441.00 88.20
50 9.80 10.00 0.20 441.00 88.20
51 10.00 10.20 0.20 539.00 107.80
52 10.20 10.40 0.20 539.00 107.80

220
53 10.40 10.60 0.20 539.00 107.80
54 10.60 10.80 0.20 490.00 98.00
55 10.80 11.00 0.20 637.00 127.40
56 11.00 11.20 0.20 637.00 127.40
57 11.20 11.40 0.20 588.00 117.60
58 11.40 11.60 0.20 441.00 88.20
59 11.60 11.80 0.20 490.00 98.00
60 11.80 12.00 0.20 539.00 107.80
61 12.00 12.20 0.20 539.00 107.80
62 12.20 12.40 0.20 539.00 107.80
63 12.40 12.60 0.20 539.00 107.80
64 12.60 12.80 0.20 441.00 88.20
65 12.80 13.00 0.20 441.00 88.20
66 13.00 13.20 0.20 490.00 98.00
67 13.20 13.40 0.20 441.00 88.20
68 13.40 13.60 0.20 441.00 88.20
69 13.60 13.80 0.20 490.00 98.00
70 13.80 14.00 0.20 539.00 107.80
71 14.00 14.20 0.20 637.00 127.40
72 14.20 14.40 0.20 588.00 117.60
73 14.40 14.60 0.20 686.00 137.20
74 14.60 14.80 0.20 686.00 137.20
75 14.80 15.00 0.20 686.00 137.20
76 15.00 15.20 0.20 784.00 156.80
77 15.20 15.40 0.20 686.00 137.20
78 15.40 15.60 0.20 539.00 107.80
79 15.60 15.80 0.20 637.00 127.40
80 15.80 16.00 0.20 441.00 88.20
81 16.00 16.20 0.20 490.00 98.00
82 16.20 16.40 0.20 637.00 127.40
83 16.40 16.60 0.20 735.00 147.00
84 16.60 16.80 0.20 637.00 127.40
85 16.80 17.00 0.20 637.00 127.40
86 17.00 17.20 0.20 686.00 137.20
87 17.20 17.40 0.20 686.00 137.20
88 17.40 17.60 0.20 686.00 137.20
89 17.60 17.80 0.20 686.00 137.20
90 17.80 18.00 0.20 1078.00 215.60
91 18.00 18.20 0.20 931.00 186.20
92 18.20 18.40 0.20 784.00 156.80
93 18.40 18.60 0.20 686.00 137.20
94 18.60 18.80 0.20 784.00 156.80
95 18.80 19.00 0.20 686.00 137.20
96 19.00 19.20 0.20 735.00 147.00
97 19.20 19.40 0.20 686.00 137.20
98 19.40 19.60 0.20 931.00 186.20
99 19.60 19.80 0.20 882.00 176.40
100 19.80 20.00 0.20 882.00 176.40
S L1 = 20.0 Scu*L1 = 21893.20
Kohesi tanah rata-rata, ču = S [ cu * L1 ] / S L1 = 1094.66 kN/m2
f = Hn / [ 9 * ču * D ] pers.(1)
g = L - ( f + 1.5 * D ) pers.(2)
My = Hn * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f ) pers.(3)

221
2
My = 9 / 4 * D * ču * g pers.(4)
Dari pers.(1) : f = 0.00025376 * Hn
Dari pers.(2) : g= 20.40 -0.000254 * Hn
2
g = 0.000000 * Hn2 -0.010353 * Hn + 416.16
9 / 4 * D * cu = 985.194
Dari pers.(3) : My = Hn * ( 0.800 0.00013 * Hn )
My = 0.00013 * Hu2 0.80000 * Hn
Dari pers.(4) : My = 6.3439E-05 * Hu2 -10.2000 * Hn 409998.335
Pers.kuadrat : 0= 0.00006 * Hu2 11.0000 * Hn -409998.335
Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal, Hn = 31536.716 kN
f= 8.003 m
Mmax = Hn * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f ) = 151418.285 kNm
Mmax > My → Termasuk tiang panjang (OK)
Dari pers.(3) : My = Hn * ( 0.800 0.00013 * Hn )
2
130.69 = 0.00013 * Hn 0.80000 * Hu
Pers.kuadrat : 0= 0.00013 * Hn2 + 0.80000 * Hn -130.69
Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal, Hn = 159.336 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.70
Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 111.54 kN

222
B. DATA BAHAN

Jenis tiang pancang : Beton bertulang dengan Penampang LINGKARAN


Diameter tiang pancang, D= 0.40 m
Panjang tiang pancang, L= 21.00 m
Kuat tekan beton tiang pancang, f c' = 52 MPa
K= 627
Kuat tarik strand, fy = 1800 MPa
Jumlah tulangan strand, Ntul = 6
Diameter strand, DTUL = 13 mm
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3

Panjang Segmen Tiang Pancang, Lsegmen = 10 m

C. TAHANAN AKSIAL TIANG PANCANG

1. BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN


1. a. TERHADAP KUAT TEKAN
Luas penampang tiang pancang, Ab = 0.1257 m2
Berat tiang pancang, W p = A * L * wc = 63.33 kN
Kuat tekan beton tiang pancang, f c' = 52000 kPa
Kapasitas dukung nominal tiang pancang,
Pn = 0.30 * fc' * A - 1.2 * W p = 1884 kN
Faktor reduksi kekuatan, f= 0.65
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 1224.83 kN

1. b. TERHADAP KUAT TARIK


Luas tulangan, As = n * p / 4 * db2 = 796.39 mm2
f * Tn = 0.9*((Ntul*As)*fy = 7.741E+03 kN

1. c. TERHADAP KUAT LENTUR


Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Faktor distribusi tegangan, β1 = 0.674
2
Luas tulangan perlu, As /2 = 398.20 mm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 50 mm
Tinggi efektif balok, De = D - d' = 0.350 m
dicoba dengan jarak sumbu netral, c= 0.300 m
Gaya-gaya internal pada baja tulangan : Fs = As * fs * 10-3 = 716.754 Kn
Momen nominal, Mn = Fs * ( De - a / 2 ) = 178.400 kNm
a = β1 * c = 0.2022 m
3
Gaya-gaya internal pada beton : Cc = 0.85 * fc' * Ac * 10 = 2816.063121 Kn

223
Momen nominal, Mc = Cc * (h - a) / 2 208.10706 kNm

Tahanan momen balok, f * Mn = 309.206 kNm


f * Hn=Mn/Lsegmen = 61.841 Kn

REKAP TAHANAN TEKAN TIANG PANCANG

No Uraian Tahanan Aksial Tiang Pancang f * Pn


1 Berdasarkan kekuatan bahan 1224.83
2 Berdasarkan data tanah 9339.57
Daya dukung aksial terkecil, f * Pn = 1224.83 kN
Diambil tahanan aksial tiang pancang, → f * Pn = 1224.00 kN

REKAP TAHANAN TARIK TIANG

No Uraian Tahanan Lateral Tiang Pancang f * Tn


1 Berdasarkan kekuatan bahan 7740.95
2 Berdasarkan data tanah 5932.20
Tahanan tarik tiang terkecil, f * Tn = 5932.20 kN
Diambil tahanan tarik tiang pancang, → f * Tn = 5932.00 kN

REKAP TAHANAN LATERAL TIANG

No Uraian Tahanan Lateral Tiang Pancang f * Hn


1 Berdasarkan defleksi tiang maksimum (Broms) 69.40
2 Berdasarkan momen maksimum (Brinch Hansen) 111.54
3 Berdasarkan kekuatan bahan 61.84
Tahanan lateral tiang terkecil, f * Hn = 111.54 kN
Diambil tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 111.00 kN

224
4.7.3. Perhitungan Pondasi P5 ( 2 m x 2 m x 0,7 m )

KODE FONDASI : P5

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform (  > 12 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos (  ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.55 m
Lebar kolom arah y, by = 0.55 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.50 m
Tebal pilecap, h= 0.70 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 1.55 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 17.50 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN FONDASI


Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 1204.50 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 441.48 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 527.68 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 135.20 kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 145.79 kN
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 795.60 kN
Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = 66.60 kN

225
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
2
No. Jumlah x n*x No. Jumlah y n * y2
2
n (m) (m ) n (m) (m2)
1 2 0.60 0.72 1 2 0.60 0.72
2 2 -0.60 0.72 2 2 -0.60 0.72

n= 4 Sx2 = 1.44 n= 4 Sy2 = 1.44


Lebar pilecap arah x, Lx = 2.00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 2.00 m

1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG

Berat tanah di atas pilecap, W s = Lx * Ly * z * ws = 108.50 kN


Berat pilecap, W c = Lx * Ly * h * wc = 67.20 kN
Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * W s + 1.2 * W c = 1415.34 kN
Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.60 m
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymax = 0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = -0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymin = -0.60 m
Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy2 = 757.65 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx + Muy* ymin / Sy =
2
-49.98 kN
2

Syarat : pumax ≤ f * Pn
757.65 < 795.60 → AMAN (OK)

pumin ≤ f * Tn
-49.98 < 5932.00 → AMAN (OK)

2. GAYA LATERAL PADA TIANG PANCANG

Gaya lateral arah x pada tiang, hux = Hux / n = 33.80 kN


Gaya lateral arah y pada tiang, huy = Huy / n = 36.45 kN

Gaya lateral kombinasi dua arah, humax =  ( hux2 + huy2 )= 49.71 kN


Syarat : humax ≤ f * Hn
49.71 < 66.60 → AMAN (OK)

226
3. TINJAUAN GESER ARAH X

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.600 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.425 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 14.280 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 23.056 kN
Gaya geser arah x, Vux = 2 * pumax - W 1 - W 2 = 1477.971 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 2000 mm
Tebal efektif pilecap, d= 600 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 3286.335 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10 =-3
7668.116 kN
-3
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10 = 2190.890 kN
Diambil, kuat geser pilecap,  Vc = 2190.890 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f*Vc = 1643.168 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f*Vc ≥ Vux
1643.168 > 1477.971  AMAN (OK)

227
4. TINJAUAN GESER ARAH Y

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.600 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cy = ( Ly - by - d ) / 2 = 0.425 m
Berat beton, W 1 = cy * Lx * h * wc = 14.280 kN
Berat tanah, W 2 = cy * Lx * z * ws = 23.056 kN
Gaya geser arah y, Vuy = 2 * pumax - W 1 - W 2 = 1477.971 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Lx = 2000 mm
Tebal efektif pilecap, d= 600 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 3286.335 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10 =-3
7668.116 kN
-3
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10 = 2190.890 kN
Diambil, kuat geser pilecap,  Vc = 2190.890 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f*Vc = 1643.168 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f*Vc ≥ Vux
1643.168 > 1477.971  AMAN (OK)

228
5. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.600 m
Lebar bidang geser pons arah x, Bx = bx + d = 1.150 m
Lebar bidang geser pons arah y, By = by + d = 1.150 m
Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada kolom, Puk = 1204.504 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( Bx + By ) * d = 2.760 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( Bx + By ) = 4.600 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
f p = [ 1 + 2 / b c ] * √ f c' / 6 = 2.739 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 3.294 MPa
f p = 1 / 3 * √ f c' = 1.826 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1.826 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.75
Kuat geser pons, f* Vnp =f * Ap * fp * 10 = 3779.29 kN
3

Syarat : f * Vnp ≥ Puk


3779.286 > 1204.504  AMAN (OK)

229
6. PEMBESIAN PILECAP

6.1. TULANGAN LENTUR ARAH X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0.725 m


Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.225 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 24.360 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 39.331 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = 2 * pumax * ex - W 1 * cx / 2 - W 2 * cx / 2 = 317.856 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2000 mm
Tebal pilecap, h= 700 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 600 mm
Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 240 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.064508929
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 8.968
Mn = Mux / f = 397.320 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.55183
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0023
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 3000.00 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
189 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

230
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 189 mm
Digunakan tulangan, D 19 - 180
As = p / 4 * D2 * b / s = 3150.32
2
Luas tulangan terpakai, mm

6.2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = ( Ly - by ) / 2 = 0.725 m


Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = 0.225 m
Berat beton, W 1 = cy * Lx * h * wc = 24.360 kN
Berat tanah, W 2 = cy * Lx * z * ws = 39.331 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Muy = 2 * pumax * ey - W 1 * cy / 2 - W 2 * cy / 2 = 317.856 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2000 mm
Tebal pilecap, h= 700 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 600 mm
Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0325125
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.888
Mn = Muy / f = 397.320 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.55183
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0014
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0025

231
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 3000.00 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 19 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
189 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 189 mm
Digunakan tulangan, D 19 - 180
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 3150.32 mm2

3. TULANGAN SUSUT

Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014


Asx = rsmin* b * d =
2
Luas tulangan susut arah x, 1680 mm
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* b * d = 1680 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,  12 mm
Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 *  * b / Asx =
2
135 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan,  sx = 135 mm
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 *  * b / Asy =
2
135 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan,  sy = 135 mm
Digunakan tulangan susut arah x,  12 - 130
Digunakan tulangan susut arah y,  12 - 130

232
4.7.4. Perhitungan Pondasi P6 ( 2 m x 3,2 m x 0,9 m )

KODE FONDASI : P6

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform (  > 12 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos (  ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.55 m
Lebar kolom arah y, by = 0.55 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.50 m
Tebal pilecap, h= 0.90 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 1.55 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 17.50 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN FONDASI


Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 1342.75 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 441.48 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 527.68 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 135.20 kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 145.79 kN
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 856.80 kN
Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = 66.60 kN

233
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
2
No. Jumlah x n*x No. Jumlah y n * y2
2
n (m) (m ) n (m) (m2)
1 2 0.60 0.72 1 2 0.60 0.72
2 2 -0.60 0.72 2 2 -0.60 0.72

n= 4 Sx2 = 1.44 n= 4 Sy2 = 1.44


Lebar pilecap arah x, Lx = 2.00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 3.20 m

1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG

Berat tanah di atas pilecap, W s = Lx * Ly * z * ws = 173.60 kN


Berat pilecap, W c = Lx * Ly * h * wc = 138.24 kN
Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * W s + 1.2 * W c = 1716.96 kN
Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0.60 m
Lengan maksimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymax = 0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = -0.60 m
Lengan minimum tiang pancang arah y thd. pusat, ymin = -0.60 m
Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy2 = 833.06 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx + Muy* ymin / Sy =
2
25.42
2
kN
Syarat : pumax ≤ f * Pn
833.06 < 856.80 → AMAN (OK)

pumin ≤ f * Tn
25.42 < 5932.00 → AMAN (OK)

2. GAYA LATERAL PADA TIANG PANCANG

Gaya lateral arah x pada tiang, hux = Hux / n = 33.80 kN


Gaya lateral arah y pada tiang, huy = Huy / n = 36.45 kN

Gaya lateral kombinasi dua arah, humax =  ( hux2 + huy2 )= 49.71 kN


Syarat : humax ≤ f * Hn
49.71 < 66.60 → AMAN (OK)

234
3. TINJAUAN GESER ARAH X

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.800 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0.325 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 22.464 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 28.210 kN
Gaya geser arah x, Vux = 2 * pumax - W 1 - W 2 = 1615.440 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 3200 mm
Tebal efektif pilecap, d= 800 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 7010.849 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10 = 14021.697 kN
-3

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 4673.899 kN


Diambil, kuat geser pilecap,  Vc = 4673.899 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f*Vc = 3505.424 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f*Vc ≥ Vux
3505.424 > 1615.440  AMAN (OK)

235
4. TINJAUAN GESER ARAH Y

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.800 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cy = ( Ly - by - d ) / 2 = 0.925 m
Berat beton, W 1 = cy * Lx * h * wc = 39.960 kN
Berat tanah, W 2 = cy * Lx * z * ws = 50.181 kN
Gaya geser arah y, Vuy = 2 * pumax - W 1 - W 2 = 1575.973 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Lx = 2000 mm
Tebal efektif pilecap, d= 800 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Kuat geser pilecap arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 4381.780 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10 = 13145.341 kN
-3

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 2921.187 kN


Diambil, kuat geser pilecap,  Vc = 2921.187 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser pilecap, f*Vc = 2190.890 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f*Vc ≥ Vux
2190.890 > 1575.973  AMAN (OK)

236
5. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.100 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.800 m
Lebar bidang geser pons arah x, Bx = bx + d = 1.350 m
Lebar bidang geser pons arah y, By = by + d = 1.350 m
Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada kolom, Puk = 1342.750 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( Bx + By ) * d = 4.320 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( Bx + By ) = 5.400 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1.0000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
f p = [ 1 + 2 / b c ] * √ f c' / 6 = 2.739 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 3.618 MPa
f p = 1 / 3 * √ f c' = 1.826 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1.826 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.75
Kuat geser pons, f* Vnp =f * Ap * fp * 10 = 5915.40 kN
3

Syarat : f * Vnp ≥ Puk


5915.404 > 1342.750  AMAN (OK)

237
6. PEMBESIAN PILECAP

6.1. TULANGAN LENTUR ARAH X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0.725 m


Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = 0.225 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 50.112 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 62.930 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = 2 * pumax * ex - W 1 * cx / 2 - W 2 * cx / 2 = 333.898 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 3200 mm
Tebal pilecap, h= 900 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 800 mm
Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 240 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.064508929
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 8.968
Mn = Mux / f = 417.372 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.20380
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0009
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 6400.00 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 22 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
190 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

238
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 190 mm
Digunakan tulangan, D 22 - 190
As = p / 4 * D2 * b / s = 6402.24
2
Luas tulangan terpakai, mm

6.2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = ( Ly - by ) / 2 = 1.325 m


Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = 0.825 m
Berat beton, W 1 = cy * Lx * h * wc = 57.240 kN
Berat tanah, W 2 = cy * Lx * z * ws = 71.881 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Muy = 2 * pumax * ey - W 1 * cy / 2 - W 2 * cy / 2 = 1289.001 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 2000 mm
Tebal pilecap, h= 900 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 800 mm
Kuat tekan beton, f c' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0325125
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.888
Mn = Muy / f = 1611.252 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.25879
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0032
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0032

239
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 5165.98 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 22 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
147 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 147 mm
Digunakan tulangan, D 22 - 140
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 5430.47 mm2

3. TULANGAN SUSUT

Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014


Asx = rsmin* b * d =
2
Luas tulangan susut arah x, 3584 mm
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* b * d = 2240 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,  12 mm
Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 *  * b / Asx =
2
101 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan,  sx = 101 mm
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 *  * b / Asy =
2
101 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan,  sy = 101 mm
Digunakan tulangan susut arah x,  12 - 100
Digunakan tulangan susut arah y,  12 - 100

240
4.8. Perhitungan Tie Beam

Ukuran Tie beam 30 x 50 cm

Data tanah: – f = 29,326o

- c = 0,115 kg/cm2 = 1,15 t/m2 = 11,5 kPa

- g = 1,758 t/m3

Tanah tersebut didefinisikan sebagai tanah sangat lunak karena c < 18 kPa,
sehingga untuk menghitung qu digunakan rumus sebagai berikut:

qu =

c’ = t/m2

go = = = 17,246 t/m3

Dari tabel faktor kapasitas dukung tanah (Terzaghi), diperoleh:

f = 29,326o ® – Nc’ = 18,4

- Nq’ = 7,9

- Ng’ = 5,4

qu =

= 16,185 t/m2

Berat sendiri = 0,3 x 0,5 x 2,4 = 0,36 t/m

q = (16,185 x 0,4) + 0,36 = 6,834 t/m

241
Perhitungan Gaya Dalam

Perhitungan gaya dalam untuk TB1

- Perhitungan momen

Mtump = = 1/12 x 6,834 x 4,82 = 13,122 tm

Mlap = = 1/24 x 6,834 x 4,82 = 6,560 tm

- Perhitungan gaya lintang

Dtump = = 1/2 x 6,834 x 4,8 = 16,402 t

Dlap = D berjarak 1/5L dari ujung balok

2,4−0,96
= 𝑥 16,402 = 9,841 t
2,4

Penulangan TB1

a) Tulangan Lentur

M tump = 13,122 kgm = 131,22 kNm

M lap = 6,560 kgm = 65,60 kNm

Tinggi tie-beam (h) = 500 mm

Lebar tie-beam (b) = 300 mm

Penutup beton (p) = 40 mm

Diameter tulangan (D) = 22 mm

Diameter sengkang (ø) = 10 mm

Tinggi efektif (d) = h – p – ø – ½ D

= 500 – 40 – 10 – ½ . 22

= 439 mm

d’ = p + ø + ½ D

242
= 40 + 12 + ½ . 22

= 61 mm

f’c = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

Tulangan Tumpuan

Mu = 131,22 kNm
𝑀𝑢 131,22
= 0,3×0,439 2 = 2269,6 KN/m2
𝑏×𝑑 2
𝑀𝑢
= 2200  ρ = 0,0122
𝑏×𝑑 2
𝑀𝑢
= 2269,6  Interpolasi
𝑏×𝑑 2
𝑀𝑢
= 2400  ρ = 0,0133
𝑏×𝑑 2
69,6
ρ = 0,0122 + × (0,0133 – 0,0122)
200

= 0,0126... 

Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin < ρ < ρmax)

0,85 .30
= 0,024
400

karena ρmin < ρ < ρmax maka dipakai ρ

Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)

As1 = ρ.b.d.106

= 0,0126 . 0,30 . 0,439 . 106

= 1659,42 mm2

As = As1 + As2

243
= 1659,42 + 760

= 2419,42 mm2

Digunakan tulangan tarik 7D22 (As = 2661 mm2)

Tulangan Lapangan

Mu = 65,60 kNm

𝑀𝑢 65,60
= = 498,10 KN/m2
𝑏×𝑑 2 0,3×0,439 2
𝑀𝑢
= 400  ρ = 0,0021
𝑏×𝑑 2
𝑀𝑢
= 498,10  Interpolasi
𝑏×𝑑 2
𝑀𝑢
= 500  ρ = 0,0026
𝑏×𝑑 2
98,10
ρ = 0,0021 + × (0,0026 – 0,0021)
100

= 0,00259... 

Pemeriksaan syarat rasio penulangan (ρmin > ρ)

0,85 .30
= 0,024
400

karena ρmin > ρ maka dipakai ρmin

Dipakai tulangan tekan 2D22 (As terpasang = As2 = 760 mm2)

As1 = ρ.b.d.106

= 0,0035 . 0,30 . 0,439 . 106

= 460,95 mm2

As = As1 + As2

= 460,95 + 760

244
= 1220,95 mm2

Digunakan tulangan tarik 4D22 (As = 1521 mm2)

b) Tulangan Geser

Tulangan Geser Tumpuan

Vu = 16,402 t = 164020 N

𝑉𝑢 164020
Vn = = = 273366,67 MPa
Ø 0,6

Vc = 1/6 √f’c x b x d = 1/6 √30 x 300 x 439 = 120225,10MPa

Vs = Vn – Vc = 273366,67 – 120225,10 = 153141,57 N

Periksa vu > fvc:


𝑉 164020
vu = 𝑏 𝑢.𝑑 = = 1,245 MPa
300 .439

𝑉
𝑐 1 1
vc = 𝑏 .𝑑 =6 𝑓′ 𝑐 = 6 30 = 0,913MPa

fvc = 0,6 x 0,913 = 0,55

vu < fvc Þ perlu tulangan geser

Periksa fvs > fvs mak:

fvs = vu – fvc = 1,245 – 0,55 = 0,695 Mpa

f’c = 30 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)

fvs < fvs mak Þ OK

Perencanaan sengkang

𝐴𝑣 𝑉 153141 ,57
= 𝑓𝑦 𝑠.𝑑 = = 1,163 mm2
𝑠 300 .439

Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 557 mm2

226
s = 1,163 = 194,33 mm

smax = ½ x d = ½ x 439 = 219,5 mm

245
Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 150.

𝑏. 𝑠 300 𝑥 150
Sengkang minimum perlu = 3 .𝑓𝑦 = = 37,5 mm2
3 𝑥 400

Luas sengkang terpasang 194,33 mm2 > 37,5 mm2

Tulangan sengkang ø10 – 150 boleh dipakai.

Tulangan Geser Lapangan

Vu = 9,841 t = 98410 N

𝑉𝑢 98410
Vn = = = 164016,67 MPa
Ø 0,6

Vc = 1/6 √f’c x b x d = 1/6 √30 x 300 x 439 = 120225,10MPa

Vs = Vn – Vc = 164016,67 – 120225,10 = 43791,6 N

Periksa vu > fvc:


𝑉 98410
vu = vu = 𝑏 𝑢.𝑑 = = 0,747 MPa
300 .439

𝑉
𝑐 1 1
vc = 𝑏 .𝑑 =6 𝑓′ 𝑐 = 6 30 = 0,913MPa

fvc = 0,6 x 0,913 = 0,55

vu < fvc Þ perlu tulangan geser

Periksa fvs > fvs mak:

fvs = vu – fvc = 0,747 – 0,55 = 0,197 Mpa

f’c = 30 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks, CUR 1 hal 129)

fvs < fvs mak Þ OK

Perencanaan sengkang

𝐴𝑣 𝑉 43791 ,6
= 𝑓𝑦 𝑠.𝑑 = = 0,333 mm2
𝑠 300 .439

Digunakan tulangan sengkang ø = 10 mm, luas dua kaki As = 157 mm2

157
s = 0,333 = 471,5 mm

246
smax = ½ x d = ½ x 439 = 219,5 mm

Digunakan tulangan sengkang ø 10 – 250.

𝑏. 𝑠 300 𝑥 150
Sengkang minimum perlu = 3 .𝑓𝑦 = = 37,5 mm2
3 𝑥 400

Luas sengkang terpasang 471,5 mm2 > 37,5 mm2

Tulangan sengkang ø10 – 250 boleh dipakai.

247

Anda mungkin juga menyukai