Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN INKLUSI

Dosen Pengampu:
Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

Dibuat Oleh:
Erick Irwansyah Putra Negara K1521023

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2022/2023
N Tanda-tanda ketika
Klasifikasi ABK Solusi dilihat dari ciri-ciri ABK Dokumentasi Foto dan Video
o mengalami hambatan
5. Anak dengan mengalami Tuna Perawatan tunadaksa bergantung
Daksa pada penyebab, jenis, perluasan
Dalam hal ini, Somantri (2007:
penyakit, gangguan, atau cedera
125) menyatakan bahwa
Tuna daksa adalah individu yang yang diderita. 
mengalami gangguan kerusakan ketunadaksaan disebabkan oleh
Program rehabilitasi
atau kelainan pada bentuk tubuh beberapa hal, yaitu:
direncanakan untuk membantu
anggota gerak fungsi otak otot
a. Faktor-faktor yang timbul mengatasi kondisi awal yang tak
sistem saraf atau persendian yang
sebelum kelahiran: stabil, mencegah perburukan
disebabkan karena bawaan sejak
lahir penyakit pada tulang urat kondisi, dan mengelola
1) Faktor keturunan. disabilitasnya.
atau sendi amputasi atau karena
trauma sehingga anak tuna daksa 2) Trauma dan infeksi pada Beberapa program rehabilitasi
mengalami gangguan dalam waktu kehamilan. untuk anak tunadaksa, yaitu:
fungsi motoriknya dalam
melakukan kegiatan sehari-hari 3) Usia ibu yang sudah lanjut Terapi okupasi : Program
pada waktu melahirkan anak. perawatan khusus agar
4) Pendarahan pada waktu penyandang disabilitas hidup
kehamilan. lebih mandiri melalui berbagai
latihan untuk meningkatkan
Dalam kajian kedokteran, secara 5) Keguguran yang dialami kemampuan fungsional dan
umum karakteristik kelainan yang ibu. keterampilannya dalam
dikategorikan sebagai penyandang kehidupan sehari-hari.
tunadaksa dapat dikelompokkan
b. Sebab-sebab yang timbul Fisioterapi : Program
menjadi
pada waktu kelahiran: rehabilitasi melalui sarana fisik,
(dalam Aziz, 2015): seperti olahraga dan
1) Penggunaan alat-alat bantu elektroterapi, yang disesuaikan
kelahiran (tang, tabung, dengan kebutuhan. Contoh
Tunadaksa Ortopedi vacuum, dan lain-lain) yang perawatan ini adalah
tidak lancar. mempertahankan dan
Yaitu mereka yang mengalami
2) Penggunaan obat bius pada meningkatkan kekuatan
kelainan, kecacatan, ketunaan
kelompok otot, serta mencegah
tertentu pada bagian tulang, otot waktu kelahiran. perkembangan deformitas
tubuh, ataupun daerah persendian (kelainan bentuk) anggota tubuh.
c. Sebab-sebab sesudah
baik
kelahiran: Terapi wicara : Program
yang dibawa sejak lahir maupun perawatan dan pelatihan khusus
1) Infeksi
yang diperoleh kemudian (karena agar penyandang disabilitas
penyakit 2) Trauma dapat berkomunikasi secara
efektif. 
atau kecelakaan) sehingga 3) Tumor
mengakibatkan terganggunya Sekolah khusus berasrama :
fungsi tubuh 4) Kondisi-kondisi lainnya untuk anak tunadaksa yang
mengalami gangguan dengan
secara normal.
derajat kelainan berat dan sangat
Adapun penggolongan Anak tuna daksa mempunyai berat.
penyandang tunadaksa dalam beberapa karakteristik dan
Sekolah khusus tanpa
kelompok mendapatkan pelayanan asrama : pendidikan anak
kelainan sistem otot dan rangka, pendidikan yang bervariasi. tunadaksa yang bisa
adalah: Menurut Mumpuniarti (2001: pulang/pergi ke sekolah karena
55), karakteristik anak tuna tempat tinggal mereka tidak jauh
1. Poliomyelitis merupakan suatu daksa adalah sebagai berikut: dari sekolah.
infeksi pada sumsum tulang
belakang a. Karakteristik fisiologis Kelas khusus penuh :
terlihat pada gejala fisik, diperuntukkan bagi anak dengan
yang disebabkan oleh virus polio diantaranya: tingkat kecacatan ringan dan
yang mengakibatkan kelumpuhan kecerdasan homogen.
dan 1) Gerak di antara keempat
anggota gerak tidak sempurna Kelas regular dan khusus :
bersifat menetap. Sedangkan misalnya: kaku, kejang, tremor. digunakan untuk menyatukan
dilihat dari sel-sel motorik yang anak tunadaksa dengan anak
rusak, kelumpuhan karena polio 2) Pada bentuk tubuh terlihat
bengkok, bungkuk, gerakannya normal pada mata pelajaran
dibedakan menjadi empat, yaitu tertentu.
tipe spinal sempoyongan karena tidak
Kelas regular dibantu oleh
merupakan kelumpuhan pada otot memiliki keseimbangan. guru khusus : di sini, anak
leher, sekat dada, tangan dan kaki. tunadaksa bersekolah bersama
3) Satu, dua, tiga di antara
dengan anak normal di sekolah
Tipe bulbair merupakan keempat anggota gerak tidak
umum dengan bantuan guru
kelumpuhan fungsi motorik pada dapat digerakkan atau bahkan
khusus apabila anak mengalami
satu atau lebih tidak ada (amputasi).
kesulitan.
syaraf tepi dengan ditandai adanya 4) Bagi penyandang yang
Kelas biasa dengan layanan
gangguan pernafasan. Tipe kelainannya pada persyarafan
konsultasi : anak tunadaksa
pusat di otak akan berpengaruh
bulbispinalis yaitu gabungan belajar bersama dengan anak
pada kemampuan-kemampuan
antara tipe spinal dan bulbair. normal di sekolah umum dengan
lain, sehingga pada anggota
Serta tipe bantuan guru umum (bukan
tubuhnya mengalami kelainan
spesial menangani anak
encephalitis yang biasa disertai gerak ditambah dengan
berkebutuhan khusus). Namun,
dengan demam, kesadaran gangguan kecerdasan,
untuk membantu kelancaran
menurun, gangguan indera, dan
pembelajaran, ada guru kunjung
gangguan komunikasi.
tremor dan terkadang kejang. sebagai konsultan guru umum.
5) Didapatkan juga kelainan
2. Muscle dystrophy merupakan Kelas biasa : anak tunadaksa
pada penderita dalam keadaan
jenis penyakit yang dengan kecerdasan normal serta
lemas, lumpuh, tidak
mengakibatkan otot memiliki potensi dan
mempunyai tenaga untuk
kemampuan untuk dapat belajar
tidak berkembang karena bergerak, dan penderita yang
bersama-sama dengan anak
mengalami kelumpuhan yang tidak mampu bergerak bebas,
normal bisa bersekolah di kelas
bersifat progresif karena jika bergerak keadaan
biasa sekolah reguler.
tulang menjadi rusak.
dan simetris. Penyakit ini ada
hubungannya dengan keturunan.
3. Spina bifida merupakan jenis b. Karakteristik psikologis
kelainan pada tulang belakang anak tuna daksa terdapat
yang ditandai bermacam-macam kajian dan
hal ini bergantung pada aspek
dengan terbukanya satu tiga ruas
tulang belakang dan tidak kecerdaan, aspek karakter
tertutupnya pembawaan dari anak yang
mengalami tuna daksa sendiri,
kembali selama proses
aspek lingkungan sosial yang
perkembangan. Akibatnya fungsi
mempengaruhi kepribadian
jaringan saraf
anak tuna daksa.
terganggu dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan.
Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Efendi (2006: 131)
b. Tunadaksa saraf yang mengemukakan
karakteristik psikologis anak
Mereka yang mengalami kelainan tuna daksa bergantung pada:
akibat gangguan pada susunan
a. Aspek kecerdasan
saraf di otak. Jika otak mengalami
kelainan, sesuatu akan terjadi pada Studi yang dilakukan oleh
Miller, dkk menujukkan hasil
organisme fisik, emosi, dan
mental. bahwa penyandang
lneuromuscular handicapped
(cerebral palsy) memiliki taraf
Sedangkan menurut Mangunsong kecerdasan sebagai berikut:
(2011), klasifikasi tunadaksa 1) ± 25% menunjukkan IQ
dikategorikan menjadi: rata-rata dan sedikit di atas
rata-rata.
a. Tunadaksa yang tergolong
bagian D adalah seseorang yang 2) ± 30% borderline.
menderita 3) ± 45% termasuk mentally
gangguan karena polio atau defective.
lainnya, sehingga mengalami Sedangkan pada penyandang
ketidaknormalan poliomyelitis rata-rata taraf
dalam fungsi tulang, otot-otot atau kecerdasannya berada pada
kerjasama fungsi otot-otot namun indeks kecerdasan antara 85-
92.
seseorang tersebut berkemampuan
normal.
b. Tunadaksa yang tergolong b. Aspek kepribadian
bagian D1 adalah seseorang yang
Kecacatan tubuh dapat
mengalami
membahayakan perkembangan
gangguan semenjak lahir atau
kepribadian, yaitu:
cerebral palsy, sehingga
mengalami 1) Menghambat aktivitas
normal dari pada anak dan
hambatan jasmani karena tidak
dapat
berfungsinya tulang, otot sendi,
dan saraf-saraf. Kemampuan menimbulkan frustasi.
inteligensi seseorang tersebut
berada di bawah normal 2) Timbulnya kekhawatiran
orang tua yang berlebihan yang
atau terbelakang. justru akan menghambat
perkembangan kepribadian
anak karena orang tua biaanya
Menurut Koening (Somantri, cenderung over protection.
2007), tunadaksa dapat
3) Karena cacat, orang di
diklasifikasikan sebagai berikut: sekitarnya menganggap dia
berbeda dengan yang lain.
a. Kerusakan yang dibawa sejak
Perlakuan yang membedakan
lahir atau kerusakan yang
terhadap anak cacat dapat
merupakan
menyebabkan anak merasa
dirinya berbeda juga.
keturunan, meliputi: Pernyataan di atas diperkuat
oleh Santoso yang berpendapat
1) Club-foot (kaki seperti tongkat)
“Anak tuna daksa mengalami
2) Club-hand (tangan seperti gangguan psikologis yang
tongkat) cenderung merasa malu,

3) Polydctylism (jari lebih dari rendah diri, dan sensitif serta


lima pada masing-masing tangan memisahkan diri dari
dan atau lingkungannya” (2012: 51).

kaki)
4) Tort icolis (gangguan pada leher Berdasarkan beberapa
sehingga kepala terkulai ke muka) pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan
5) Syndactylism (jari-jari
berselaput atau menempel satu bahwa karakteristik anak tuna
dengan yang lainnya) daksa adalah sebagai berikut:

6) Cretinism (kerdil) a. Mengalami gangguan atau


hambatan dalam mobilitas
7) Mycrocepalus (kepala
mengecil) b. Pada anak tuna daksa jenis
cerebral palsymempunyai
8) Hydrocepalus (kepala tingkat
membesar karena adanya cairan
berlebih) kecerdasan yang kurang.

9) Herelip (gangguan pada bibir c. Harga diri rendah.


dan mulut)
d. Tidak percaya diri.
10) Congenital amputation (bayi
e. Malu.
yang dilahirkan tanpa anggota
tubuh f. Mudah marah dan
tertentu) tersinggung.
g. Cepat lelah.
b. Kerusakan pada waktu kelahiran
1) Erb‟s palys (kerusakan pada
syaraf lengan akibat tertekan atau
tertarik
waktu kelahiran)
2) Fra gilitas osium (tulang rapuh
dan mudah patah)
c. Infeksi
1) Tuberkolosis tulang (menyerang
sendi paha sehingga menjadi kaku)
2) Osteomyelitis (radang didalam
dan di sekeliling sumsum tulang
karena
bakteri)
3) Poliomyelitis (infeksi virus
yang menyebabkan kelumpuhan)
4) Tuberkolosis pada lutut atau
sendi lain

d. Kondisi traumatik
1) Amputasi (anggota tubuh
dibuang akibat kecelakaan)
2) Kecelakaan akibat luka bakar
3) Patah tulang

Dapat disimpulkan bahwa secara


keseluruhan jenis ketunadaksaan
terbagi menjadi dua, yaitu
tunadaksa ortopedi dan tunadaksa
saraf. Tunadaksa
ortopedi berkaitan dengan tulang,
otot maupun rangka yang
disebabkan karena faktor penyakit
ataupun karena gen bawaan.
Sedangkan tunadaksa saraf
yaituketunadaksaan dengan
kelainan pada saraf otak.

Anda mungkin juga menyukai