Anda di halaman 1dari 20

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pokok Materi Kegiatan Belajar


1. Mendeskripsikan tentang pengertian mekanik tubuh
2. Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mekanik tubuh
3. Mendeskripsikan tentang akibat body mekanik yang buruk
4. Mendeskripsikan Kategori tingkat kemampuan aktivitas
5. Mendeskripsikan macam - macam latihan mekanik tubuh
6. Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pemenuhan kebutuhan dan latihan

B. Uraian Materi
Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari
tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang
memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti
atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ
internal lainnya. Sebagai perawat, suatu saat anda akan berjumpa dengan pasien yang
mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas dan latihan.
Adapun uraian dari masing-masing poin di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian mekanik tubuh
mekanik tubuh merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman
untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Mekanik tubuh meliputi 3 elemen dasar yaitu :

a. Body Aligement (Postur Tubuh)


Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian
tubuh yang lain.

Keep Fighting!!!
Page 1
b. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan
base of support.
c. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana mekanik tubuh berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem
syaraf.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Mekanik Tubuh


a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari hari
dan lain lainnya.
b. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang
dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan
otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan
kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
c. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.
d. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
e. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang
akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
f. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga

Keep Fighting!!!
Page 2
yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam
penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami
gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.

3. Akibat body mekanik yang buruk


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi
secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh
yang salah adalah sbb :
a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan
dalam sistem muskulusletal.
b. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang salah dalam
berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam
struktur muskulusletal, misalnya kelainan pada tulang vertebrata, disini akan
dijelaskan macam macam kelainan postur tubuh antara lain :

1) Tortikolis
- Diskripsi : mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana
otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
- Penyebab : kondisi congenital.
- Penatalaksanaan : operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi
berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
2) Lordosis
- Diskripsi : kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung

Keep Fighting!!!
Page 3
berlebihan.
- Penyebab : kondisi congenital, kondisi temporer missal,
kehamilan.
- Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
3) Kifosis
- Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
- Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket
tuberkolosis spinal.
- Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal,
menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket,
penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
4) Kifolordosis
- Diskripsi : kombinasi dari kifosis dan lordosis.
- Penyebab : kondisi congenital.
- Penatalaksanaan : sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan
lordosis berdasarkan penyebab.
5) Skoliosis
- Diskripsi : kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak
sama.
- Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic,
panjang kaki tidak sama
- Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
6) Kifoskoliosis
- Diskripsi : tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan
lateral.
- Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
- Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
7) Dysplasia Pinggul Kongenital
- Diskripsi : ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi
pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput

Keep Fighting!!!
Page 4
vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena
abnormal kedangkalan assetatbulum).
- Penyebab : kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran
sungsang).
- Penatalaksanaan : mempertahankan abduksi paha yang terus menerus
sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah
assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.
8) Knock-knee (genu varum)
- Diskripsi : kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat
jika seseorang berjalan.
- Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
- Penatalaksanaan : knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.

4. Tingkat kemampuan aktivitas


a. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

Keep Fighting!!!
Page 5
b. Penilaian Kemampuan aktivitas
Perawat mengumpulkan informasi mengenai kapasitas mobilitas fungsional pasien,
persepsi pasien tentang tingkat aktivitas yang dapat diterima, dan dampak yang
disebabkan imobilitas pada pasien. Untuk memperoleh basis data yang komplet
dan akurat, perawat harus mengamati pasien saat berdiri, duduk, dan berbaring
dan juga selama berjalan ( selama pasien dapat melakukannya). Observasi khusus
yang harus dilakukan adalah :
1) Kelengkungan tubuh ( sklerosis, kifosis, lordosis)
2) Gaya berjalan
3) Rentang gerak aktif atau pasif
4) Kelainan sendi dan penyimpangan muskuloskeletal
5) Kelainan neurologis
6) Resiko jatuh
7) Hasil tes diagnostik(sinar X, MRI, Studi laboratorium)
8) Intervensi dan medikasi terapiutik saat ini yang mempengaruhi mobilitas
9) Tanda tanda komplikasi ( misal kerusakan kulit, penumonia, depresi, isolasi
sosial

5. Latihan Pemenuhan Aktivitas


a. Rentang gerak / ROM (Range Of Motion)
Rentang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi
pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal.
1) Latihan rentang gerak aktif disebut rentang gerak aktif jika pesien melakukan
latihan sendiri dengan intruksi dan kemungkian dari perawat dan anggota
keluarga.
2) Rentang gerak pasif yang dilakukan perawat kepada pasien, dalam kasus ini
perawat melatih sendi untuk pasien. Beberapa pasien mulai dengan latihan
rentang gerak pasif dan meningkat pada latihan rentang gerak aktif.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun
gaya ekternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan,
maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh,
yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Keep Fighting!!!
Page 6
Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang
gerak yang dimilikinya secara periodik.
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya.
Jenis Mobilitas :
a) Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
b) Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan yang jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.
Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian
pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini dibagi mcnjadi dua jenis, yaitu:
c) Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya
dislokasi sendi dan tulang.
d) Mobilitas sebagain permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menctap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf yang revc;rsibel. Contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan untuk kasus
poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
b. Tindakan yang berhubungan dengan Mobilitas :
1) Mobilisasi aktif (Active ROM) adalah kemampuan klien dalam melakukan
pergerakan secara mandiri. Seperti :
a) Leher, spinal, serfikal
Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45
Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang
45
Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,

Keep Fighting!!!
Page 7
rentang 40-45
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
kearah setiap bahu, rentang 40-45
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,
rentang 180
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

b) Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke
posisi di atas kepala, rentang 180
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang
180
Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180
Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin, rentang 320
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang,
rentang 90
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke
atas dan samping kepala, rentang 90
Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang
360 Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

Keep Fighting!!!
Page 8
c) Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150
Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150

d) Lengan bawah
Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas, rentang 70-90
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah, rentang 70-90
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

Keep Fighting!!!
Page 9
e) Pergelangan tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah, rentang 80-90
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan,
lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90
Hiperekstensi: Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90
Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30
Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
rentang 30-50
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

f) Jari tangan
Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90
Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90
Hiperekstensi: Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
rentang 30-60
Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,
rentang 30

Keep Fighting!!! Page


10
Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

g) Ibu jari
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30
Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

h) Pinggul
Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120
Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
rentang 90-120

Keep Fighting!!! Page


11
Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50
Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
rentang 30-50
Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
jika mungkin, rentang 30-50
Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang
90
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang
90
Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

i) Lutut
Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130
Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

j) Mata kaki
Dorsofleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30

Keep Fighting!!! Page


12
Flantarfleksi: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah, rentang 45-50
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

k) Kaki
Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10
Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

l) Jari-Jari Kaki
Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60
Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60
Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,
rentang 15
Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

Keep Fighting!!! Page


13
Peringatan Gerak

Ketika melakukan latihan gerak , jangan pernah merentangkan


sendi diluar titik resistennya. Hentikan latihan gerak segera jika
pasien mengeluh sakit.

2) Mobilisasi Pasif (Passive ROM) adalah pergerakan yang dilakukan dengan


bantuan orang lain, perawat atau alat bantu.
a) Indikasi PROM
Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan.
b) Sasaran PROM
- Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
- Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
- Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
- Membantu kelancaran sirkulasi
- Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
- Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
- Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
- Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasen
c) Manfaat Mobilisasi PROM :
1) Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran
tubuh
2) Memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat
badan,mengurangi ketegangan,dan meningkatkan relaksasi
3) Menjaga kebugaran dari tubuh
4) Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot

Keep Fighting!!! Page


14
5) Menurunkan stress seperti : hipertensi, kelebihan BB, kepala
pusing, kelelahan dan depresi
d) Terdapat tujuh posisi dasar untuk pasien di tempat tidur :
1) Rekumben dorsal, rekumben horizontal, atau telentang
Posisi ini juga disebut sebagai posisi terlentang atau supine.
Bagiannya :
i. Tempat tidur berada pada posisi horizontal
ii. Pasien terlentang
iii. Sebuah bantal ditempatkan di bawah kepala pada pasien
untuk kenyamanan.
iv. Kedua lengan ekstensi dan ditahan bantal-bantal kecil.
v. Gulungan handuk dapat dipakai untuk menahan bagian
belakang.
vi. Bantal kecil atau gulungan handuk ditempatkan sepanjang
sisi paha dan dilipat untuk menghindari putaran punggung
bagian luar.
vii. Bantalan papan penyangga kaki dapat ditambahkan ke
tempat tidur untuk menahan kaki. Pada posisi yang tepat dan
untuk menghindarkan foot droop.
viii. Bantalan yang dilipat atau busa yang menahan diantara betis
dan pergelangan kaki untuk mengurangi tekanan pada tumit.
2) Pasien rekumben lateral kanan
Pasien dimiringkan ke sisi kanan. Tulang belakang harus lurus.
i. Bantal dapat ditempatkan di bawah kepala, di antara kaki dan
punggung.
ii. Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bawah bantal.
iii. Lengan kiri diletakkan lurus di atas pinggul seperti pasien
dalam posisi tegak. Posisi ini memelihara kesejajaran tubuh
yang tepat untuk bagian bahu. Metode lainnya dengan cara
menekuk lengan dan menopang dengan bantal.
iv. Kaki kiri ditekuk sedikit. Ditopang dengan bantal untuk
memepertahankan hubungan yang tepat antara kaki dan
panggul.

Keep Fighting!!! Page


15
3) Posisi Telungkup (Prone)
Pasien diposisikan pada bagian perut. Tulang belakag lurus, kaki
merentang. Lengan ditekuk dan diletakkan di sisi kepala. Wajah
pasien miring ke samping.
i. Bantal kecil diletakkan di bawah perut. Hal ini penting
terutama bagi pasien wanita akan mengurangi tekanan pada
bagian payudara. Metode lainnya adalah menggulung handuk
dan meletakkan di bawah bahu untuk mengurangi tekanan.
ii. Bantal lain ditempatkan di bagian bawah kaki. Hal ini
menghindari tekanan pada jari kaki, dan menjaga agar kaki
berada di posisi yang tepat.
iii. Pasien juga boleh dipindahkan posisinya ke ujung bagin
bawah tempat tidur sehingga kaki dapat diluruskan. Hal ini
merupakan cara lain untuk mengurangi tekanan pada jari kaki.

4) Posisi Rekumben lateral kiri


Pasien dimiringkan ke kiri. Tulang punggung harus lurus.
i. Sebuah bantal dapat digunakan di bawah kepala
ii. Kaki kanan ditekuk, ditahan oleh bantal.cara ini
mempertahankan hubungan yang besar antara kaki dan
panggul.
iii. Bantal di depan pasien diulurkan ke bawah lengan kanan dan
bahu.
iv. Tangan kiri ditekuk dan diletakkan di bawah bantal yang
berada di kepala.
5) Posisi Semi Fowlers
Pasien ditumpukan pada bagian punggung. Bagian kepala tempat
tidur dinaikkan sebagai berikut :
i. Semi Fowler kepala dinaikkan 30o
ii. Fowler kepala dinaikkan 45o-60o
iii. High Fowler kepala dinaikkan 90o
iv. Digunakan satu, dua atau tiga bantal untuk menopang kepala
dan bahu.
v. Lutut dapat ditekuk sedikit dan ditopang dengan bantal.

Keep Fighting!!! Page


16
vi. Bantal dapat ditempatkan di bawah masing-masing lengan
sebagai penopang.
vii. Bantalan kaki mempertahankan kaki pada posisinya.
6) Posisi Sims
Pasien ditempatkan pada sisi kiri dengan kaki kiri lurus dan kaki
kanan ditekuk.
i. Lengan kiri ditempatkan di belakang punggung dan
diluruskan.
ii. Lengan kanan ditekuk dan diletakkan di bahian depan tempat
tidur. Lengan ini ditopang oleh bantal.
iii. Bantal kecil diletakkan di bawah kepala. Posisi ini sering
digunakan untuk pemeriksaan dan pengobatan rectal serta
enema.
7) Posisi Duduk
Pasien harus ditempatkan pada kursi yang nyaman dan baik, agar
kepala dan tulang belakang tegak. Punggung dan bokong harus
bersandar pada kursi. Kaki harus rata di lantai.
i. Bantal atau penyokong postur mungkin diperlukan untuk
mempertahankan posisi.
ii. Handuk kecil dilipat dan ditempatkan di punggung untuk
menambah kenyamanan dan untuk menopangnya. Bantal kecil
juga dapat di gunakan.

e) Gerakan Ambulasi / Transport pasien


Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan
atau berpindah tempat. Tindakan yang berhubungan dengan
Ambulasi :
1) Latihan Ambulasi
i. Duduk ditempat diatas tidur
Cara:
- Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badannya, dengan telapak tangan menghadap ke bawah
- Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan
tangan pada bahu pasien

Keep Fighting!!! Page


17
- Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal
ii. Turun dan berdiri
Cara:
- Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
- Berdirilah menghadap pasien dengan ke dua kaki
merenggang.
- Fleksikan lutut dan pinggang anda.
- Anjurkan pasien untuk meletakkan ke dua tangannya di
bahu Anda dan letakkan kedua tangan Anda di samping
kanan kiri pinggang pasien
- Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada
lutut pasien
- Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
- Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman
iii. Membantu berjalan
Cara:
- Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badan atau memegang tclapak tangan anda.
- Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan
tangan pada bahu pasien
- Bantu pasien untuk jalan
iv. Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan
pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dari tempat
tidur ke branchard.
Cara :
- Atur branchard dalam posisi terkunci.
- Bantu pasien dengan 2-3 orang.
- Berdiri menghadap pasien.
- Silangkan tangan di depan dada.
- Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah
tubuh pasien.
- Orang pertama meletakkan tangan di bawah ieher/ bahu
dan bawah pinggang, orang kedua meletakkan tangan di

Keep Fighting!!! Page


18
bawah pinggang dan panggul pasicn dan orang ketiga
meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
- Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
- Atur posisi pasien di brachard

6. Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada gangguan pemenuhan kebutuhan


dan latihan
Diagnosa
- Risk for disuse syndrome
- Impaired bed mobility
- Impaired physical mobility
- Impaired wheelchair mobility
- Impaired sitting
- Impaired standaing
- Impaired transfer ability
- Impaired walking
NIC
- Activity therapy
- Exercise Promotion: strength training
- Exercise Promotion: stretching
- Exercise therapy : ambulation
- Exercise therapy : balance
- Exercise therapy : joint mobility
- Exercise therapy : muscle control
NOC
- Abuse recovery : physical
- Activity tolerance
- Adaptation to physical disability
- Ambulation
- Ambulation : wheelchair
- Client satisfaction : physical care
- Comfort status ; physical
- Exercise participation

Keep Fighting!!! Page


19
- Joint movement : Ankle, elbow, fingers, Hip, Knee, Neck, Passive,
shoulder, spine, wrist.

D. Rangkuman
Keuntungan dari aktivitas fisik telah didokumentasikan dengan baik sama halnya dengan
dampak dari tidak adanya aktivitas. Pernyataan tersebut membuat perawat tertantang untuk
menyakinkan pasien mengenai manfaat aktivitas fisik. Salah satu cara untuk mencapainya
adalah dengan berperan sebagai model peran untuk pasien. Perawat juga harus bekerja
secara kolaboratif dengan pasien untuk mengembangkan tujuan perorangan yang dapat
dicapai untuk aktivitas fisik. Ketika pasien benar benar mengalami imobilitas, perawat harus
membantu dengan mencegah komplikasi dari imobilitas tersebut dan membantu klien untuk
mendapatkan level fungsionalnya yang optimal.

Keep Fighting!!! Page


20

Anda mungkin juga menyukai