Anda di halaman 1dari 7

Pemenuhan Kebutuhan Body Alignment

Dan Body Mekanik

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan
sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari (
Potter & Perry, 2005).

2. Anatomi Fisiologi
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat
sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan
fungsi pelindung organ-organ dalam.
b. Otot dan tendon
Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat
sangat kuat pada tempat insersinya tulang.
c. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen
pada lutut merupakan penjaga stabilitas.
d. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan
motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang belakang akan
menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan
terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan
menyebabkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.
e. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.

Body alignment
a. Membantu pasien berdiri
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan berdiri.
b. Membantu pasien duduk
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.
c. Mengatur berbagai posisi klien

1) Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°. Tujuannya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu,
Mengatasi kesulitan pernafasan pasien. Fowler : 45 – 90o dan Semi fowler : 15 – 45o

2) Posisi dorsal recumbent

Posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan
berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas tempat
tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses
persalinan
3) Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur khusus dg bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki. Tujuannya untuk Melancarkan peredaran darah ke otak
4) Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.

5) Posisi pronasi/ tengkurap

posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi.
Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya
Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut, mencegah terjadinya
fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi, dan membantu drainase dari mulut.

6) Posisi lateral (side lying)

seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan
lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan
kepala menoleh kesamping. Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan
kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan
tekanan pada sakrum

7) Posisi supine/ terlentang.


Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar
tiga inci di bawah kepala tempat tidur. Tujuannya : Klien pasca operasi dengan
anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat pemberian posisi pronasi yg tidak
tepat.

8) Posisi Sim’s

posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.posisi ini bertujuan untuk memberikan
kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria), memfasilitasi drainase dari
mulut pada klien tidak sadar, mengurangi penekanan pada sakrum pada klien paralisis,
memudahkan pemeriksaan perineal, dan tindakan pemberian enema

9) Posisi Genu pectoral/knee chest position

posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid

10) Posisi Litotomi

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut. Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses
persalinan, memasang alat kontrasepsi

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


a. Status kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
b. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi
produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
c. Emosi
d. Situasi dan kebiasaan
e. Gaya hidup
f. Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment


a. Gravitasi
Keseimbangan adalah suatu equilibrium yang dipertahankan oleh adanya kekuatan yang
saling berlawanan dan merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam
melakukan mekanika tubuh dengan benar yaitu memandang grafitasi sebagai sumbu
dalam pergerakan tubuh. Seseorang dapat mempertahankan keseimbangan selama garis
grafitasi (garis khayal vertical yang melalui pusat grafitasi) melalui pusat grafitasi (titik
pusat dari seluruh massa tubuh) dan landasan (tempat berpijaknya suatu obyek).
b. Postural reflek dan Apposing Muscles Group
Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang
pada posisi tegak melawan grafitasi bumi.Respon otot-otot postural yang sinergis
mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada
ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta
mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam
berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja
secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan
aligment tubuh.

4. Gangguan/ Masalah
a. Tortikolis
mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan
penyebab dan tingkat keparahan.
b. Lordosis
kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
c. Kifosis
peningkatan kelengkungan pada spinal torakal atau suatu keadaan kelainan
pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang berlebihan pada tulang
lumbal.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan
papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan
penyebab dan tingkat keparahan)
d. Kifolordosis
kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan
lordosis berdasarkan penyebab.
e. Skoliosis
kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki
tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
f. Kifoskoliosis
tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan).
g. Dysplasia Pinggul Kongenital
ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-
kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan
assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus
sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban
abduksi, gips, pembedahan.
h. Knock-knee (genu varum)
Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika
seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai