Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya ....................................................... 5
2.1.1 Biaya Langsung ............................................................................... 5
2.1.2 Biaya Tidak Langsung ..................................................................... 9
2.2 Sistematika Penyusunan Anggaran Biaya ................................................ 10
2.2.1 Volume Pekerjaan.......................................................................... 10
2.2.2 Bill Off Quantity............................................................................ 11
2.2.3 Analisa Harga Satuan Upah ........................................................... 12
2.2.4 Analisa Harga Satuan Material ...................................................... 13
2.2.5 Analisa Harga Satuan Peralatan .................................................... 14
2.2.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2016........................................... 14
BAB III METODELOGI .................................................................................. 16
3.1 Metode Perhitungan ................................................................................ 16
3.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 16
3.3 Pengolahan Data dan Analisis ................................................................ 17
3.4 Lokasi Penelitian .................................................................................... 17
3.5 Bagan Alir............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20
LAMPIRAN DATA
BAB 1

PENDAHULUAN

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek adalah

perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-

biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti,

cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan

berbeda-beda di masing-masing daerah disebabkan karena perbedaan harga bahan

dan upah tenaga kerja (Bachtiar, 1993).

1.1 Latar Belakang

Proyek pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di

Puskermas Juli Kabupaten Bireun dimaksudkan untuk menunjang sarana dan

prasarana kesehatan masyarakat setempat.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan pembangunan

gedung dan bangunan di bidang konstruksi, diperlukan sarana dasar untuk

menghitung harga satuan pekerjaan yaitu Analisa Biaya Konstruksi (ABK).

Analisa Biaya Konstruksi adalah suatu cara perhitungan harga satuan, dengan

menjabarkan indeks bahan bangunan dan upah kerja dan mengkalikannya dengan

harga bahan bangunan dan standar pengupahan kerja.

Keberhasilan proyek konstruksi ditentukan oleh penerapan manajemen

konstruksi seusai dengan penahapannya, (perencanaan, pelaksanaan dan


pengawasan). Dalam setiap pentahapan ini, renacana Anggaran Biaya (RAB)

sangat berperan penting atas keberhasilan proyek.

Dalam analisa Anggaran Biaya ada beberapa metode yang digunakan :

1. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

2. Menurut Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Merupakan hal yang penting untuk menetukan analisa harga satuan mana

yang lebih efisien untuk digunakan, agar tidak terjadi pemborosan juga dan tidak

berkurangnya mutu dari bangunan tersebut, maka perlu dipilih mana analisa yang

akan dipakai.

Proyek pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di

Puskermas Juli Kabupaten Bireun diharapkan dapat menghasilkan dan

meningkatkan mutu kesehatan. Penambahan ruang gedung ini sangatlah

beralasan, karena dapat mempermudah dan memperlancar akses kesehatan bagi

masyarakat. Penulis mengkaji objek tinjauan biaya pembangunan yang

merupakan pekerjaan paling utama dalam suatu proyek, perencanaan anggaran

biaya yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penulisan proyek akhir ini yaitu merencanakan

jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan pekerjaan struktur pada

pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di Puskermas Juli

Kabupaten Bireun.
1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup

1.3.1 Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah :

Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah menghitung biaya

pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di Puskermas Juli

Kabupaten Bireun menggunakan metode AHSP 2016.

1.3.2 Ruang lingkup dari penulisan proyek akhir ini adalah :

Perhitungan pekerjaan struktur lantai I (satu) dan II (dua) berupa kolom,

balok, dan ring balk pada Proyek Pembangunan Gedung PKM (Pelayanan

Kesehatan masyarakat) di Puskermas Juli Kabupaten Bireun dengan

menggunakan dengan menggunakan metode AHSP 2016.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan proyek akhir ini yaitu :

1. Dapat menghitung rencana anggaran biaya yang dibutuhkan dalam


pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di
Puskermas Juli Kabupaten Bireun.
2. Sebagai masukan para pembaca untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang bermanfaat dalam perencanaan proyek konstruksi.

3. Menambah wawasan bagi penulis dalam pemahaman rencana anggaran

biaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan biaya merupakan rangkaian langkah untuk perkiraan

besarnya biaya dari sumber daya yang diperlukan oleh proyek.Langkah-langkah

tersebut termasuk juga mempertimbangkan berbagai alternatif yang mungkin

dalam mendapatkan biaya yang paling ekonomis bagi kinerja atau material. Hal

ini menyebabkan perencanaan biaya baru dapat diselesaikan bila telah tersedia

perencanaan keperluan sumber daya (Irika dan Lenggogeni, 2013)

2.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek adalah

perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-

biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut

(Bachtiar Ibrahim, 1993)

2.1.1 Biaya Langsung

Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya upah, biaya

bahan, biaya alat (AHSP, 2016).

A. Biaya Material

Biaya material biasanya dibuat daftar bahan yang menjelaskan mengenai,

banyaknya, ukuran, beratnya, dan ukuran-ukuran lain yang diperlukan. Seorang

tukang ukur bahan atau disebut quantity surveyor biasanya membuat suatu daftar
bahan yang diperlukan dan daftar ini dipakai oleh para pemborong untuk

membuat penawaran harga. Harga bahan yang dipakai biasanya harga bahan

ditempat pekerjaan jadi sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan

menurunkan, pengepakan, penyimpanan sementara digudang, pemeriksaan

kualitas dan asuransi (Soedrajat, 1984)

B. Biaya Tenaga Kerja

Biaya buruh sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal seperti :

panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu jenis

pekerjaan, keadaan tempat pekerjaan, keterampilan dan keahlian buruh yang

bersangkutan. Keadaan setempat dan peraturan-peraturan buruh kadang-kadang

mempengaruhi besarnya upah, dan upah per jam dapat berubah-ubah (Soedrajat,

1984)

C. Biaya Peralatan

Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi, haruslah

termasuk didalamnya bangunan-bangunan sementara, mesin-mesin, alat-alat

tangan (tools).Pemilihan jenis peralatan ini tergantung dari jenis peralatan yang

sudah dipunyai oleh pemborong, kadang- kadang perlu dibeli peralatan yang baru.

Suatu jenis alat kadang-kadang hanya dapat dipakai sekali saja, sedang jenis yang

lain dapat dipakai lagi untuk proyek yang lain (Soedrajat, 1984)

Peralatan yang digunakan adalah antara lain, concrete truck mixer,

concrete pump, concrete vibrator. Untuk mengetahui jumlah biaya peralatan pada

proyek ini adalah :

Biaya peralatan = truck mixer + concrete pump + concrete vibrator


 Truck Mixer

Truck mixer selain mempunyai kemampuan untuk mengaduk beton juga

mempunyai kelebihan karena dapat mengangkut beton hasil pengadukan ke lokasi

yang diinginkan (Susy, 2008)


𝑉 𝑋 𝐹𝑎 𝑥 60
Kapasitas produksi/jam, Q = m3…………………………….…….(2.1)
𝑇𝑠

Keterangan :

V :kapasitas drum (5 m3 )

Fa : faktor efesiensi alat

Ts : waktu siklus pencampuran (menit)

60 : konversi jam ke menit (AHSP, 2016)

 Concrete Pump

Pada saat beton tiba di proyek beton tersebut dicor kedalam cetakan.Untuk

memudahkan pengecoran salah satunya adalah dengan menggunakan

pompa.Pompa diletakkan diatas truk.Untuk mencapai elevasi pengecoran tertentu

maka alat ini dilengkapi oleh pengatur mekanis (Susy, 2008).Data sesuai

spesifikasi teknis. Pada umumnya produksi pompa beton bervariasi antara 10 dan

100 cuyd/jam, tergantung dari tipe pompa yang dipakai, ukuran pipa pengecor dan

faktor efesiensi alat(AHSP, 2016)


𝑉 𝑋 𝐹𝑎 𝑥 60
Kapasitas produksi/jam, Q = m3…………………………….…….(2.2)
𝑇𝑠
 Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah salah satu peralatan yang digunakan saat

pengecoran. Vibrator berfungsi untuk memadatkan (Susy, 2008).Data sesuai

dengan spesifikasi teknis, contoh :

Kapasitas Ø head 2,5 cm

Panjang flexible shaft 2,0 m

Kapasitas pemadatan Q = 3 m3 / jam

Kap. Prod. / jam = Berdasarkan alat concrete pump, Q3(AHSP, 2016)……..(2.3)

2.1.2 Biaya Tidak Langsung

Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya umum

(overhead) dan keuntungan, yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku (AHSP, 2016)

A. Overhead

Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional dan pengeluaran

biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata

pembayaran, biaya manajemen, akuntansi, pelatihan, auditing, perizinan,

registrasi, biaya iklan, humas, promosi dan lain sebagainya (AHSP, 2016)

B. Profit

Profit/keuntungan dinyatakan dalam persentase dari jumlah biaya yaitu

sekitar 10% untuk mendapat keuntungan dari suatu proyek (AHSP, 2016)
C. Kontigensi

Biaya kontigensi didefenisikan sebagai cadangan biaya atau perkiraan

biaya untuk mengantisipasi kondisi uncertainty yang dilokasikan pada item

pekerjaan berdasarkan biaya yang terintegral dari estimasi biaya proyek (Tri Joko

Wahyu Adi, 2014)

D. Pajak

Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dikenakan pajak penghasilan yang

bersifat final (PPRI, 2008). Tarif pajak penghasilan untuk usaha jasa konstruksi

adalah sebagai berikut :

 2% disediakan untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh

penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha skala kecil.

 4% disediakan untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh

penyedia jasa yang sama sekali tidak memiliki kualifikasi usaha.

 3% disediakan untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh

penyedia jasa selain penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud dalam

poin satu dan dua.

 4% disediakan untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi

yang dilakukan oleh penyedia jasa yang telah memiliki kualifikasi usaha.

 6% disediakan untuk perencanaan konstruksi atau pengawasan konstruksi

yang dilakukan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi

usaha(PPRI, 2008)
2.2 SistematikaPenyusunan Angggaran Biaya

2.2.1 Volume Pekerjaan

Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan, ialah menghitung jumlah

banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Jadi volume (kubikasi) suatu

pekerjaan, bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah

volume (Ibrahim, 1993)

Volume dapat dihitung dengan rumus :

Untuk persegi panjang, V = P x L x T ……………………………..….(2.4)

Untuk silinder, V = π x r2 x t ……………………………………....….(2.5)

𝑎+𝑏
Untuk trapesium, V = 𝑥 𝑃 𝑥 𝑇………………………………….….(2.6)
2

Keterangan :

V = volume (m3)

P = panjang (m)

L = lebar (m)

T = tinggi (m)

r = jari-jari (m)

2.2.2 Bill Of Quantity

Bill of quantity merupakan daftar rincian pekerjaan yang disusun secara

sistematis menurut kelompok/bagian pekerjaan, disertai keterangan mengenai

volume dan satuan setiap jenis pekerjaan (AHSP, 2016). Adapun contoh Bill of

quantity seperti diperlihatkan pada tabel 2.1


Tabel 2.1 Contoh Bill Of Quantity

No Jenis pekerjaan Sat Volume Analisa Harga satuan Jumlah harga

A Pekerjaan

Persiapan

1 Pembersihan

lapangan

2 Pemasangan

bowplank

3 Direksi keet

NO Jenis Pekerjaan Sat Volume Analisa Harga Satuan Jumlah

Harga

4 Pagar pengaman

Sub jumlah

2.2.3 Analisa Harga Satuan Upah

Komponen tenaga kerja berupa upah yang digunakan dalam mata

pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi

harga satuan dasar tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat

keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti

produktivitas peralatan utama. Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar dalam

sistem hari orang standar atau jam orang standar. Besarnya sangat dipengaruhi

oleh jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaan. Secara lebih rinci faktor tersebut

dipengaruhi antara lain oleh:


- Keahlian tenaga kerja

- Jumlah tenaga kerja

- Faktor kesulitan pekerjaan

- Ketersediaan peralatan

- Pengaruh lamanya kerja

- Pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja

Untuk pekerjaan bangunan gedung yang dilaksanakan secara manual, koefisien

bahan dan tenaga kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk satu

satuan volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu (AHSP, 2016)

2.2.4 Analisa Harga Satuan Material

Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah

kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan

kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi

yang berlaku.Data harga satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini

berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran penyedia jasa.Harga pokok

bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli. Satuan pengukuran bahan

tersebut misalnya m1, m2, m3, kg, ton, zak dan sebagainya (AHSP, 2016)

2.2.5 Analisa Harga Satuan Peralatan

Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tergantung pada jenis

pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar alat antara lain :jenis

peralatan, efesiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan, dan jenis material / bahan

yang dikerjakan. Untuk pekerjaan tertentu, kebutuhan alat sudah melekat dimiliki
oleh tenaga kerja karena umumnya pekerjaan dilaksanakan secara manual (missal

cangkul, sendok tembok, roskam, dan lain-lain).Untuk pekerjaan yang

memerlukan alat berat, misal untuk pemancangan tiang beton atau pipa baja ke

dalam tanah, dan atau pekerjaan vertikal, penyediaan alat dilakukan berdasarkan

sistem sewa. Jika beberapa jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan secara

mekanis dan digunakan dalam mata pembayaran tertentu, maka besarnya suatu

produktivitas ditentukan oleh peralatan utama yang digunakan dalam mata

pembayaran (AHSP, 2016)

2.2.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2016

Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan kebutuhan biaya tenaga

kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atau satu jenis

pekerjaan tertentu atau biaya yang dihitung dalam suatu analisis harga satuan

pekerjaan, yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja, bahan, dan alat), dan

biaya tidak langsung (biaya umum atau overhead, dan keuntungan) sebagai mata

pembayaran suatu jenis pekerjaan tertentu, belum termasuk pajak pertambahan

nilai (PPN).Dalam analisis harga satuan ini diperlukan masukkan data dan asumsi

yang didasarkan atas data hasil survei, pengalaman, dan bahan yang tersedia,

sehingga bila terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung berdasarkan

asumsi dan faktor yang diranang dalam perhitungan, segala akibat yang

ditimbulkan sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab perencana (AHSP,

2016).

Adapun salah satu contoh format perhitungan standar harga satuan

pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :


Tabel 2.2 Format Perhitungan Standar Harga Satuan Pekerjaan

Harga
No Uraian Kode Satuan Jumlah
Koefisien Satuan
A TENAGA
Pekerja L.01 OH
Tukang batu L.02 OH
Kepala Tukang L.03 OH
Mandor L.04 OH
Jumlah Tenaga Kerja
B BAHAN
Semen Portland kg
Pasir Beton kg
Kerikil (Maks 30
kg
mm)
Air Liter
Jumlah Harga Bahan
C PERALATAN

Jumlah Harga Alat


D Jumlah (A + B + C) -
E Profit 10 % x D
F Harga Satuan Pekerjaan
Sumber : AHSP 2016
BAB III

METODELOGI

3.1 Metode Perhitungan

Pada proyek akhir ini dilakukan perhitungan terhadap rencana anggaran

biaya pada pekerjaan struktur lantai I (satu) dan II (dua) berupa kolom, balok, dan

ring balk pada Proyek Pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan

masyarakat) di Puskermas Juli Kabupaten Bireun dengan menggunakan dengan

menggunakan metode AHSP 2016.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal menghitung tinjauan rencana anggaran biaya pada pekerjaan

struktur lantai I (satu) dan II (dua) berupa kolom, balok, dan ring balk pada

Proyek Pembangunan Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di

Puskermas Juli Kabupaten Bireun, penulis memperoleh data sekunder yaitu data

yang berisikan gambar rencana dan RAB dari CV. Putra Karya Group.

3.3 Pengolahan Data Dan Analisis

Data yang digunakan diperoleh yaitu harga upah, bahan, peralatan berasal

dari pemerintah Kabupaten Bireun yang penulis peroleh dari kontraktor. Dari data

yang diperoleh, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan

menggunakan AHSP 2016.


Adapun langkah-langkah perhitungan yang akan dipergunakan adalah

sebagai berikut :

A. Material

Material dihitung dengan menggunakan analisa AHSP 2016.

B. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dihitung dengan menggunakan analisa AHSP 2016.

C. Peralatan

Peralatan dihitung dengan menggunakan analisa AHSP 2016.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan menjadi objek peninjauan rencana anggaran biaya

pekerjaan pekerjaan struktur lantai I (satu) dan II (dua) pada Proyek Pembangunan

Gedung PKM (Pelayanan Kesehatan masyarakat) di Puskermas Juli Kabupaten

Bireun, berada di Jalan Bireun – Takengon km 9,5 Lampoh Arab Kecamatan Juli–

Kabupaten Bireun.
3.5 Bagan Alir

Pada penulisan Proyek Akhir ini akan dirangkum dari metodelogi yang

telah direncanakan seperti yang ditunjukkan pada bagan alir berikut ini :

Mulai

Rumusan Masasalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

No
Data Sekunder :
- Gambar Rencana
- Satuan harga bahan, upah dan peralatan
- RAB
- Analisa AHSP 2016
Yes

Yes
Pengolahan Data

- Perhitungan biaya
- Perhitungan alat berat

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Umum (AHSP 2016).
Kementrian PUPR : Jakarta
Adi, Wahyu. 2014. Permodelan Estimasi Biaya Kontigensi Berbasis Resiko Pada
Proyek Engineer-Procurement-Construction.4(1):51.
Fatena, Susy. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. PT Rineka Cipta :

Jakarta

Ibrahim, B. 1993.Rencana dan Estimate Real Of Cost. Bumi Aksara : Jakarta

Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2008.Pajak penghasilan atas penghasilan dari


usaha jasa konstruksi.
Soedrajat.1984.Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan.Nova : Bandung

Widiasanti, Irika. 2013. Manajemen Kontruksi. PT Remaja Rosdakarya : Bandung

Anda mungkin juga menyukai