Anda di halaman 1dari 35

TUGAS BESAR ESTIMASI BIAYA (RAB)

PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG


SEKOLAH 2 LANTAI

SEMESTER III

Oleh :

Anggota :

I Ketut Digra Suputra (1915113044) (09)

I Komang Adi Satya (1915113084) (18)

Ni Putu Sintya Dewi (1915113092) (20)

Nadzifatul Maghfiroh (1915113100) (22)

3D D3 Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali/Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan Lapran Tugas Besar Mata Kuliah
Estimasi Biaya.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Spesifikasi dan Estimasi Biaya
Bangunan. Dalam tugas ini membahas tentang perhitungan rencana anggaran biaya bangunan
(RAB), untuk itu, kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan
laporan ini, diantaranya :
1. Bapak I Made Budiadi, ST.,MT, selaku Dosen pengajar mata kuliah Estimasi Biaya
2. Dan, rekan-rekan kelas 3D/D3 Teknik Sipil yang kami cintai
Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ini disusun dan diserahkan untuk memenuhi
persyaratan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja dan juga sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Pekerjaan Proyek Pembangunan Sekolah 2 Lantai.
Pada Laporan ini memuat hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya(RAB) untuk
pelaksanaan: Pekerjaan Proyek Pembangunan Sekolah 2 Lantai.
Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ini disusun dandisampaikan semoga dapat
memberikan gambaran tentang pelaksanaankegiatan perencanaan ini serta dapat menjadi bahan
diskusi guna penyempurnaan lebih lanjut.

Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
masukan-masukan yang bersifat membangun sangat saya harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan tugas.

Jimbaran, 21 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat penulisan ......................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 6
2.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..................................................................................................... 6
2. 2. Tahapan Penyusunan Biaya Proyek .............................................................................................. 6
2.3 Rencana Pengadaan Material ......................................................................................................... 7
2.4 Rencana Pengadaan Peralatan ....................................................................................................... 9
2.5 Metode Penjadwalan Proyek ....................................................................................................... 12
2.6 Metodologi Penelitian.................................................................................................................. 13
BAB III ................................................................................................................................................. 14
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 14
3.1 Tahapan Penyusunan Rencana Pengadaan Sumber Daya Proyek.................................................. 14
3.1.2 Biaya (Cost) .......................................................................................................................... 15
3.1.3 Sumber Daya Manusia .......................................................................................................... 15
3.1.4 Sumber Daya Bahan (Material Resources) ............................................................................. 17
3.1.5 Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources) .................................................................... 17
3.2 Renacana Anggaran Biaya ........................................................................................................... 19
3.3 Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan ........................................................................................ 22
BAB IV ................................................................................................................................................. 28
PENUTUP ............................................................................................................................................ 33
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 33
Saran ................................................................................................................................................ 34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perhitungan Rencana Anggaran Biaya merupakan salah satu dasar dari bagian untuk
memperkirakan biaya yang akan digunakan ketika mendirikan sebuah bangunan atau pun
infrastruktur yang akan dikerjakan. Dengan adanya Perhitungan Rencana Anggaran Biaya,
pemilik (owner) bisa memperkirakanbesaran biaya dan kebutuhan apa saja yang diperlukan
dalam mendirikan sebuah bangunan. Adapun dua kategori RAB, yaitu estimasi biaya kasar yang
berarti penaksiran biaya secara global dan menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan
bangunan dibuat, serta perhitungan anggaran biaya atau penghitungan biaya secara detail dan
terinci disesuaikan dengan perencanaan yang ada.
Dalam perencanaan anggaran biaya, biasanya digunakan sebuah analisis harga satuan yang
terdiri dari setiap masing-masing pekerjaan yang dilakukan dalam sebuah proyek. Dan yang
pertama dihitung adalah perhitungan harga yang dilakukan oleh konsultan. Dan kemudian
setelah keluarnya perhitungan harga tersebut maka konsultan akan memberikan penawaran harga
kepada pemilik (owner). Konsultan akan menyerahkan penawaran perhitungan yang telah
dikerjakannya kepada pemilik (owner).
Perhitungan yang dikerjakan oleh konsultan memakai analisa dan teori yang sudah ada.
Namun terkadang perbedaan perhitungan juga terjadi di saat yang sama karena konsultan
terkadang memiliki cara perhitungannya sendiri walaupun memakai standar analisa yang sama.
Analisa yang digunakan pada umumnya, dikeluarkan oleh pemerintah yang bersangkutan. Di
Indonesia sendiri biasa menggunakan standar analisa yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum (PU) yang disetujui oleh Menteri atau Presiden.
Dalam hal ini, pihak konsultan harus menaati peraturan yang ada. Perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) sangat diperlukan dalam memperkirakan besaran biaya yang digunakan
untuk mengetahui jumlah harga sebuah proyek yang dilaksanakan. Oleh karena itu, konsultan
harus memiliki keakuratan dalam perhitungannya. Perhitungan yang dilakukan oleh konsultan
biasanya jauh dari perhitungan teori yang sebenarnya. Karenanya, perhitungan yang dilakukan
oleh konsultan haruslah dihitung ulang dan diperiksa kembali agar hitungan yang ada. Oleh
karena itu, analisis data atau perhitungan ulang diperlukan untuk mengetahui besar perbedaan
perhitungan yang dilakukan oleh konsultan dan perhitungan secara teori untuk mengetahui
besaran perbedaan harga yang dihitung oleh konsultan.

1.2 Rumusan Masalah


Berapakah estimasi anggaran biaya yang diperlukan untuk proyek pembangunan
PROYEK GEDUNG SEKOLAH II LANTAI??

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah:
• Sebagai syarat dalam menuntaskan tugas mata kuliah Estimasi Biaya
• Untuk mengetahui perbedaan jumlah total harga rencana anggaran biaya yang
menggunakan perhitungan secara teori

1.4 Manfaat penulisan


Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

a.Bagi Penulis, penulisan tugas akhir ini memperkaya pengetahuan penulis tentang perhitungan
secara teori dengan perhitungan konsultan serta perbedaan yang terjadi didalamnya

b.Untuk pembaca, sebagai referensi dan konsep dasar bagi yang ingin mengetahui cara
membedakan besaran harga yang dihitung secara teori dengan perhitungan yang dilakukan
konsultan.

c.Sebagai pengetahuan tambahan bagi dunia keilmuan dengan pembahasan rencana anggaran
biaya yang dihitung secara teori denganperhitungan yang dilakukan konsultan.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan dikeluarkan
pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam aplikasinya di lapangan
Rencana Anggaran Biaya merupakan alat untuk mengendalikan jumlah biaya penyelesaian
pekerjaan secara berurutan sesuai dengan yang telahdirencanakan.Rencana Anggaran Biaya ini
berada pada proposal biaya di luar proposal teknis yang merupakan kelengkapan administrasi
sebuah perusahaan jasa konstruk.Selain itu juga

RAB merupakan perkiraan yang dibuat sebelum pelaksanaan suatu proyek fisikdimulai.
Yang dibuat oleh :

• Pemilik (owner)
• Konsultan teknik
• Perencana kontraktor
Tujuan pembuatan RAB adalah :

1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya

2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan.

3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber daya Cost Estimate
(estimasi biaya) atau dalam istilah populer yang disebut dengan Rencana Anggaran

Biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai Rencana Anggaran Biaya yang
diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti
pelelangan.

2. 2. Tahapan Penyusunan Biaya Proyek


Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya bahan atau
peralatan, adapun tahapan penyusunan biaya adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Volume Pekerjaan


Rumus perhitungan volume pekerjaan :

Volume untuk luasan item pekerjaan


(m2) = panjang x lebar
Volume untuk kubikasi item pekerjaan
(m3) = panjang x lebar x tinggi

Volume panjang item pekerjaan (m)


= panjang / tinggi

2. Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan upah dan bahan di setiap daerah berbeda sehingga dalam menghitung
dan menyusun anggaran biaya suatu proyek, harus berpedoman pada Harga Satuan
Pekerjaan.

2.3 Rencana Pengadaan Material


Pengadaan material adalah salah satu faktor penting dalam pelaksanaanproyek
konstruksi. Hal menjadi penting karena apabila terjadi kendala pada proses pengadaan barang
tersebut, maka akan berakibat pada pekerjaan proyek yang terhambat dan akan berpengaruh pada
pekerjaan lainnya. Diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola dan mengontrol pengadaan
material agar kebutuhan material pada suatu proyek dapat tersedia sehingga pelaksanaan proyek
konstruksi tidak terkendala. Material tersebut harus diatur sebaik mungkin agar tersedia dengan
tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu, serta mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup


besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material
menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan material.
Oleh karena itu, penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan,
mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting

Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan yang
kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan permanen) dan bahan yang diibutuhkan
kontraktor dalam membangun proyek. Tetapi tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur
(bahan sementara).

 Bahan permanen
Bahan permanen adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membentuk
bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bangunan. Jenis bahan ini akan
dijelaskan secara rinci dalam dokumen kontrak (gambar kerja dan spesifikasi). Rincian
bahan permanen mencakup antara lain :
 Spesifikasi untuk bahan yang digunakan
 Kuantitas bahan yang diperlukan
 Uji coba yang harus dilakukan terhadap setiap bahan yang diperlukan sebelum
bahan diterima.
Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen kontrak, kontraktor harus
menentukan pemasok bahan yang akan digunakan. Tiga sumber pemasok bahan permanen :

 Pemberi tugas yang mungkin memasok bahan tertentu untuk digunakan oleh kontraktor.
 Subkontraktor yang mungkin diminta oleh kontraktor utama untuk memasok bahan
permanen berdasarkan kontrak terpisah.
 Kontraktor sendiri ynag mengadakan bahan permanen.

Dalam kasus yang bahan permanennya dipasok oleh pemberi tugas, kontraktor harus teap
menyiapkan manajemen yang diperlukan untuk menjamin :

 Bahan datang tepat waktu.


 Dibongkar dan disimpan dengan benar sebelum digunakan.
 Dipasang dengan benar dalam bagian proyek.

 Bahan sementara
Bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam membangun proyek, tetapi tidak akan
menjadi bagian dari bangunan setelah digunakan (bahan ini akan disingkirkan). Jenis bahan
ini tidak dicantumkan dalam dokumen kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan
sendiri bahan yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, kontraktor tidak akan
mendapat bayaran secara eksplisit untuk jenis bahan ini. Sehingga pelaksana harus
memasukkan biaya bahan ini ke dalam biaya pelaksanaan berbagai pekerjaan yang termasuk
dalam kontrak.
Biasanya kontraktor memasok semua bahan konstruksi yang dibutuhkan melalui sumber-
sumbernya sendiri atau dengan subkontraktor. Kontraktor sedapat mungkin bertindak hati-hati
dengan harapan bahan ini dapat digunakan kembali dalam pekerjaan lain.
Langkah – langkah penyusunan :

1. Siapkan data-data teknis, seperti :


- RKS
- Analisan Harga Satuan Pekerjaan
- RAB
- Jadwal yang telah disusun
2. Survey Pasar
- Survey tentang supplier yang bonafide dan qualifide.
- Survey tentang sumber material (Quary).
- Survey tentang waktu pengadaan untuk masing-masing jenis material, khususnya
untuk material yang agak sulit pengadaannya atau material yang harus
didatangkan dari luar daerah.
- Survey tentang harga dan cara pembayaran

2.4 Rencana Pengadaan Peralatan


Pengadaan peralatan di sini tidak diartikan sebagai membeli peralatan, melainkan
menyediakan peralatan dari belum ada menjadi ada (tersedia).

Pengadaan peralatan dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu :

• Dari milik sendiri yang sudah ada,

• Menyewa dari perusahaan sewa,

• Membeli sendiri,

• Sewa beli (leasing).

Jenis peralatan apa saja yang perlu dilaksanakan pengadaannya, bagaimana spesifikasi
utamanya antara lain kapasitasnya, berapa jumlah unitnya untuk tiap jenis peralatan harus
tersedia, semua hal tersebut di atas adalah berdasarkan data hasil dari perencanaan kebutuhan
peralatan.

 Dari milik sendiri

Yang dimaksud di sini adalah bahwa peralatan yang dibutuhkan sudah dimiliki sendiri
atau sudah tersedia, sebagian atau seluruhnya.

Yang perlu diperhatikan dari peralatan yang sudah dimiliki sendiri ini adalah :
• Apakah kondisinya baik, siap operasi.

• Apakah pada saat dibutuhkan peralatan tersebut tidak dipakai oleh proyek lain atau
tidak direncanakan untuk proyek lain.

Keuntungan dengan telah dimilikinya peralatan yang dibutuhkan adalah jelas tidak perlu
menambah investasi baru, disamping itu efektifitas penggunaan peralatan meningkat.

 Menyewa dari perusahaan sewa

Langkah ini dipilih sebagai alternatif ke dua setelah diperiksa bahwa peralatan yang dibutuhkan
tidak tersedia atau tidak dimiliki sendiri.

Keuntungan dari menyewa ini adalah bahwa biaya peralatan pada satu proyek terbatas hanya
pada jumlah sewa peralatan yang diperlukan saja, tidak memerlukan mobilisasi dan demobilisasi
peralatan (biaya ini biasanya sudah termasuk dalam harga sewa peralatan), dan tidak perlu
pengendalian biaya operasi.

Apabila mau menempuh cara menyewa, maka beberapa hal penting perlu dipelajari dan
diperhatikan, antara lain :

• Adakah perusahaan sewa.

• Apakah peralatan yang dibutuhkan tersedia di perusahaan sewa yang bersangkutan.

• Bagaimana kondisi sewa-nya.

Menyewa peralatan dapat menimbulkan beberapa kerugian, antara lain :

• Kondisi peralatan tidak bisa dijamin dalam keadaan baik dan siap operasi.

• Peralatan yang akan disewa belum bisa dijamin tersedia sesuai jadwal keperluannya.

• Teknologi peralatan tidak dikuasai.

• Untuk proyek jangka panjang akan jadi mahal.

• Banyak bergantung kepada perusahaan sewa.

• Harus selalu memperhatikan produktivitasnya agar pemakaiannya seefektif mungkin.


 Membeli sendiri

Membeli sendiri peralatan berarti investasi modal,sehingga sudah harus diperhitungkan


tentang untung ruginya, yaitu bahwa jasa peralatan harus lebih tinggi nilainya dari bunga Bank.
Selain itu, dituntut pula adanya pemanfaatan peralatan yang optimal, mengurangi idle time yang
merugikan.

Peralatan yang dibeli bisa peralatan yang baru, bisa juga yang bukan baru.
Keuntungannya jelas bahwa peralatan yang baru performance-nya masih baik dan umur
ekonomisnya masih panjang, tapi harga pasti jauh lebih mahal dibandingkan dengan peralatan
bukan baru atau peralatan bekas (re-conditioned).

Beberapa keuntungan kalau membeli sendiri peralatan, antara lain :

• Bisa menentukan sendiri (memilih sendiri) peralatan yang diinginkan (makin baik
peralatan akan makin mahal harganya).

• Ketersediaan peralatan pada saat dibutuhkan bisa terjamin sehingga kontinuitas


pekerjaaan tidak terganggu, sepanjang pemeliharaan peralatan bisa dilaksanakan dengan
baik sehingga kondisi peralatan bisa dipertahankan dalam keadaan baik.

• Teknologi peralatan bisa dikuasai.

• Biaya peralatan tidak tergantung kepada pihak lain, serta untuk proyek jangka panjang
maka biaya peralatan akan murah.

Disamping dapat memberikan keuntungan seperti di atas, membeli atau memiliki sendiri
peralatan dapat pula menimbulkan kerugian-kerugian, antara lain :

• Sulit mengendalikan Operator ataupun Mekanik yang terampil.

• Harus tersedia sarana pemeliharaan/perbaikan peralatan.

• Untuk proyek jangka pendek akan jadi mahal, kemungkinan idle karena tidak terjamin
atau belum ada lagi proyek berikutnya.

• Perlu pengendalian yang ketat pada saat operasi, sehingga biaya operasi maupun
perbaikan peralatan bisa dikendalikan.

 Sewa Beli (Leasing)

Pada dasarnya sama dengan membeli sendiri, hanya pada sewa beli pengeluaran (modal
investasi) tidak dibayarkan sekaligus, namun secara bertahap tergantung pada ketentuan dalam
surat perjanjian sewa beli-nya. Pada akhir masa pembayaran, maka peralatan akan menjadi milik
penyewa.

Baik pada Sewa Beli, maupun pada Membeli Sendiri, maka apabila lokasi
pekerjaan/proyek jauh dari lokasi pelaksana pembelian, maka perlu ada tambahan biaya untuk
transportasi, yaitu untuk mobilisasi dan de-mobilisasi, kecuali apabila sudah masuk dalam harga.

Catatan :

harus benar-benar diperhatikan pada kegiatan pengadaan peralatan ini adalah :

- Jenis, kapasitas/spesifikasi teknis dan jumlah tiap jenis peralatan, harus sesuai dengan
yang dibutuhkan di lapangan berdasarkan jenis-jenis kegiatannya.

- Jadwal waktu kapan peralatan yang dibutuhkan tersebut sudah harus tersedia di
lapangan/proyek.

2.5 Metode Penjadwalan Proyek


Menurut Waryanto (2001), secara garis besar teknik-teknik dalam penjadwalan proyek
dikelompokkan menjadi : Bar Chart , Metode linier dan metode Network.

1. Bar Chart (Gant Chart)

2. Metode Linier

Dalam penyusunan jadwal pengadaan material ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :

 Jadwal pengadaan material harus mendahului jadwal pelaksanaan pekerjaan yang


membutuhkan material yang bersangkutan.
 Yang dibuatkan jadwal pengadaan pada umumnya material-material sebagai berikut :

1. Material pokok yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar.

2. Material yang harus didatangkan dari luar daerah

3. Material yang sering kosong di pasaran


2.6 Metodologi Penelitian
Metode Pengumpulan Data.

1. Data sekunder merupakan data yang digunakan tanpa diolah terlebih dahulu, data sekunder
tersebut yaitu:

a. Gambar rencana.

b. Harga Satuan Pekerjaan.

2. Data primer yaitu data yang diolah terlebihdahulu sebelum digunakan.

Data primer diperoleh yaitu dari :

a. Volume Pekerjaan

b. Durasi Pekerjaan

c. Sumber daya
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Tahapan Penyusunan Rencana Pengadaan Sumber Daya Proyek
Perkiraan biaya merupakan unsur penting dalam pengelolaan biaya proyek secara
keseluruhan. Pada taraf pertama, tahap konseptual dipergunakan untuk mengetahui berapa besar
biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi (Soeharto, 1995). Selanjutnya,
perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas, yaitu merencanakan dan
mengendalikan sumber daya, seperti material, tenaga kerja, maupun peralatan. Meskipun
kegunaannya sama, namun penekanannya berbeda-beda untuk masing-masing organisasi peserta
proyek. Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu
patokan untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial yang akan
diperoleh tergantung pada berapa jauh kecakapannya memperkirakan biaya, sedangkan untuk
konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk
berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu, kredibilitasnya
terkait dengan kebenaran dan ketepatan angka-angka yang diusulkan.

Penggunaan material dalam proses konstruksi secara efektif sangat bergantung dari
desain yang dikehendaki dari suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahap
penyediaan, handling, dan processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat yang tepat dan
efektif akan mempengaruhi faktor kecepatan proses konstruksi, pemindahan atau distribusi
material dengan cepat, baik arah horizontal maupun vertikal. Pekerja adalah salah satu sumber
daya yang sangat sulit dilakukan pengontrolannya, upah yang diberi sangat bervariasi tergantung
kecakapan masing-masing pekerja, karena tidak ada satu pekerja yang sama karakteristiknya
(Ervianto, 2004).

Sumber daya diperlukan guna melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan


komponen proyek. Hal tersebut dilakukan terkait dengan ketepatan perhitungan unsur biaya,
mutu, dan waktu. Bagaimana cara mengelola (dalam hal ini efektivitas dan efisiensi) pemakaian
sumber daya ini akan memberikan akibat biaya dan jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Khusus dalam masalah sumberdaya, proyek menginginkan agar sumber daya tersedia dalam
kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya, digunakan secara optimal dan dimobilisasi
secepat mungkin setelah tidak diperlukan. Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan
dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial
ekonomi.

Sehingga lebih spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek konstruksi
merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu,
sumber daya manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek,
dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya-sumber daya tersebut perlu dilakukan dalam
suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

3.1.1 Waktu (Time)

Waktu merupakan sumberdaya utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Perencanaan dan
pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik
kapan pekerjaan mulai dan kapan berakhir. Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian
dari penyusunan biaya. Dalam hubungan ini, sering kali pengelola proyek beranggapan bahwa
penyelesaian proyek semakin cepat semakin baik. Akan tetapi pada kenyataannya perencanaan
waktu harus dihitung berdasarkan man-hour dari perkiraan biaya, hal tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk menghitung lamanya kegiatan pada jadwal itu. Sehingga penggunaan waktu
dapat optimal.

3.1.2 Biaya (Cost)


Biaya merupakan modal awal dari pengadaan suatu konstruksi. Dimana biaya dapat
didefinisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam
mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Penghasil produk selalu
memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reliabilitas, dan maintainability karena
ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya produksi sangat perlu diperhatikan
karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu. Dalam menentukan besar biaya
suatu pekerjaan atau pengadaan tidaklah harus selalu berpedoman kepada harga terendah secara
mutlak. Sebagai contoh, misalkan pada suatu pembelian peralatan (equipment). Beberapa
perusahaan yang berlainan dapat memproduksi peralatan tersebut dengan kualitas yang dianggap
sama, tetapi perusahaan perusahaan yang satu menawarkan harga yang lebih tinggi karena dapat
menyerahkan pesanan peralatan tersebut lebih cepat dari perusahaan lain. Dalam hal ini,
memutuskan membeli dari penawaran terendah belum tentu keputusan yang terbaik, karena
harus dilihat dampaknya terhadap jadwal. Oleh karena itu, pemilihan alternatif harus secara
optimal memperhatikan parameter-parameter yang lain.

3.1.3 Sumber Daya Manusia


(Human Resources) Untuk merealisasikan lingkup proyek menjadi deliverable,
diperlukan pula sumber daya. Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan
dan penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk memproleh hasil
yang optimal. Sumber daya dapat berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga terampil),
yang terdiri atas (Berdasarkan Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007) :

1) Tenaga kerja Konstruksi Tenaga kerja konstruksi merupakan porsi terbesar dari
proyek konstruksi. SDM Konstruksi adalah pelaku pekerjaan di bidang konstruksi yang
terdiri atas perencana, Pelaksana, dan pengawas. Sesuai struktur ketenagakerjaan yang
pada umumnya berbentuk piramida, SDM konstruksi mencakup :
a. Pekerja yang mencakup pekerja tidak terampil, pekerja semi terampil, dan pekerja
terampil;
b. Teknisi terampil yang mencakup teknisi terampil administrasi dan teknis terampil
teknis;
c. Teknisi ahli dan teknisi professional;
d. Tenaga Manajerial yang bisa dikelompokkan menjadi tenaga manajerial terampil
dan tenaga manajerial ahli;
e. Tenaga Profesional.

2) Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur ketenagakerjaan SDM konstruksi pada


umumnya adalah :

a. Pekerja : SD, SLTP


b. Teknisi terampil : SMU
c. Teknisi Ahli : D3 atau S1
d. Tenaga Manajerial terampil SMU, tenaga manajerial ahli D3 atau S1
e. Tenaga Profesional : berpendidikan S2 dan S3

Menurut Sugiono (2001:8) tenaga kerja konstruksi dibagi menjadi dua macam, yaitu
penyedia atau pengawas serta pekerja atau buruh lapangan (Craftlabour). Jumlah
penyedia hanya sebesar 5-10% dari jumlah pekerja yang diawasi. Disamping itu jika
dilihat dari bentuk hubungan kerja antar pihak yang bersangkutan, tenaga kerja proyek
khususnya tenaga konstruksi dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Tenaga Kerja langsung (Direct hire), yaitu tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perseorangan dengan perusahaan kontraktor, diikuti
dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki pengetahuan dan kecakapan.
b. Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang bekerja berdasarkan ikatan kerja
antara perusahaan penyedia tenaga kerja (Labour supplier) dengan kontraktor,
untuk jangka waktu tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan
memperhatikan usaha untuk menyeimbangkan antara jumlah tenaga daan
pekerjaan yang tersedia, umumnya kontraktor memilih

untuk mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenega kerja borongan.


Sedangkan untuk pengawas yang terampil akan tetap dipertahankan meskipun volume
pekerjaanya rendah.

3) Perencanaan Tenaga Kerja Konstruksi

Menurut Soeharto (1997:213) dalam penyelenggaraan proyek, sumber daya


manusia yang berupa tenaga kerja merupakan faktor penentu keberhasilan suatu proyek.
Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah dengan cepat sepanjang siklusnya, sehingga
penyediaan jumlah tenaga kerja harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja
diperlukan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka
penyediaan sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas menjadi lebih baik dan
efisien Selanjutnya Soeharto menegaskan bahwa secara teoritis, keperluan ratarata jumlah
tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam
orang dibagi dengan kurun waktu proyek. Namun cara ini kurang efisien karena tidak
sesuai dengan kenyataan sesungguhnya, karena akan menimbulkan pemborosan dengan
mendatangkan sekaligus seluruh kebutuhan tenaga kerja pada awal proyek. Dengan
demikian, dalam merencanakan jumlah tenaga kerja proyek yang realistis perlu
memperhatikan berbagai faktor, yakni produktivitas tenaga kerja, keterbatasan sumber
daya, jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan dan perataan jumlah tenaga kerja guna
mencegah gejolak (fluctuation) yang tajam.

3.1.4 Sumber Daya Bahan (Material Resources)


Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian terpenting yang
mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan
bahwa biaya material menyerap 50 % - 70 % dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya
penyimpanan material. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen yang sangat baik dan
tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan dan menghitung material konstruksi menjadi
sangat penting.

Terdapat tiga kategori material (Stukhart, 1995) :

 Engineered materials
Produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini
secara khusus didetil dalam gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek
tersebut, apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian
proyek.
 Bulk materials
Produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali
sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya (kabel, pipa).
 Fabricated materials
Produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan / di luar lokasi
proyek (kusen, rangka baja).

3.1.5 Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources)


Menurut Rochman (2003) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti menggabungkan
berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan. Peralatan konstruksi
(construction plant) merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat mendukung
tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan
antara 7 – 15% dari biaya proyek (Fahan, 2005). Peralatan konstruksi yang dimaksud adalah
alat/peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekeerjaan konstruksi secara mekanis. Ini dapat
berupa crane, grader, scraper, truk, pengeruk tanah (back hoe), kompresor udara, dll. Artinya
pemanfaatan alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat member insentif pada efisiensi dan
efektifitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai.
3.2 Renacana Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK SEKOLAH II LANTAI
KABUPATEN TABANAN

NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

PONDASI BATU KALI


1 Galian tanah pondasi batu kali m3 80,92 Rp 77.233,60 Rp 6.249.742,91
2 Urugan Pasir bawah pondasi m3 4,76 Rp 248.429,44 Rp 1.182.524,13
3 Pasangan pondasi batu kali m3 36,72 Rp 902.989,24 Rp 33.157.764,89
4 Pasangan batu kosong m3 19,4 Rp 518.492,44 Rp 10.058.753,34
5 Urugan Tanah Kembali m3 20,4 Rp 56.559,41 Rp 1.153.811,96
SUB TOTAL I Rp 45.552.854,33
PONDASI TELAPAK (150x160)
1 Pekerjaan Galian Tanah m3 105,600 Rp 94.961,98 Rp 10.027.985,09
2 Urugan Pasir m3 5,280 Rp 245.815,71 Rp 1.297.906,95
3 Urugan tanah kembali m3 83,160 Rp 56.559,41 Rp 4.703.480,54
4 Rabat lantai kerja m3 2,640 Rp 1.052.948,31 Rp 2.779.783,54
5 Pembesian (D16-20) kg 2503,865 Rp 14.226,24 Rp 35.620.586,40
6 Bekisting m3 19,300 Rp 323.654,77 Rp 6.246.537,06
7 Cor beton m3 14,520 Rp 1.052.948,31 Rp 15.288.809,46
SUB TOTAL II Rp 75.965.089,03
PONDASI TELAPAK (100x100)
1 Pekerjaan galian tanah m3 16,5 Rp 77.233,60 Rp 1.274.354,40
2 Urugan Pasir m3 1,1 Rp 245.815,71 Rp 270.397,28
3 Urugan tanah kembali m3 11,825 Rp 56.559,41 Rp 668.815,02
4 Rabat lantai kerja m3 0,55 Rp 1.052.948,31 Rp 579.121,57
5 Pembesian D16 kg 447,231456 Rp 14.226,24 Rp 6.362.422,03
6 Bekisting m3 6,6 Rp 323.654,77 Rp 2.136.121,48
7 Cor beton m3 3,025 Rp 1.052.948,31 Rp 3.185.168,64
SUB TOTAL III Rp 14.476.400,42
SLOOF 1 (25/35)
1 Cor beton m3 10,36875 Rp 1.052.948,31 Rp 10.917.757,79
2 Pembesian D16 kg 1121,628096 Rp 14.226,24 Rp 15.956.550,48
3 Pembesian D13 kg 246,82 Rp 14.226,24 Rp 3.511.272,18
4 Pembesian Ø 8-10 kg 273,31 Rp 12.747,84 Rp 3.484.088,08
5 Bekisting Sloof m2 82,95 Rp 94.768,33 Rp 7.861.032,97
SUB TOTAL IV Rp 56.207.101,93
SLOOF 2 (15/20)
1 Cor beton m3 5,51 Rp 1.052.948,31 Rp 5.801.745,19
2 Pembesian D16 kg 894,46 Rp 14.226,24 Rp 12.724.844,06
3 Pembesian Ø 8-10 kg 273,31 Rp 12.747,84 Rp 3.484.088,08
4 Bekisting Sloof m2 44,10 Rp 94.768,33 Rp 4.179.283,35
SUBTOTAL V Rp 26.189.960,68
SLOOF 3 (15/20)
1 Cor beton m3 0,3 Rp 1.052.948,31 Rp 268.501,82
2 Pembesian Ø 12 kg 30,2 Rp 12.747,84 Rp 384.607,13
3 Pembesian Ø 8-10 kg 20,1 Rp 12.747,84 Rp 256.404,75
4 Bekisting Sloof m2 3,4 Rp 94.768,33 Rp 322.212,32
SUBTOTAL VI Rp 1.231.726,02
KOLOM 1 (30/35)
1 Cor beton m3 10,63 Rp 1.223.942,71 Rp 13.005.615,24
2 Pembesian D16 kg 1.915,76 Rp 14.226,24 Rp 27.254.061,54
3 Pembesian Ø 8-10 kg 478,94 Rp 12.747,84 Rp 6.105.449,59
4 Bekisting Kolom m2 131,56 Rp 323.654,77 Rp 42.580.021,54
SUB TOTAL VII Rp 88.945.147,91
KOLOM 1.1 (30/35)
1 Cor beton m3 7,70 Rp 1.223.942,71 Rp 9.424.358,87
2 Pembesian D16 kg 1388,23 Rp 14.226,24 Rp 19.749.317,06
3 Pembesian Ø 8-10 kg 381,76 Rp 12.747,84 Rp 4.866.662,72
4 Bekisting Kolom m2 105,6 Rp 323.654,77 Rp 34.177.943,71
SUB TOTAL VIII Rp 68.218.282,35
KOLOM 2 (25/25)
1 Cor beton m3 3,16 Rp 1.223.942,71 Rp 3.870.718,82
2 Pembesian D16 kg 316,18 Rp 12.747,84 Rp 4.030.550,71
3 Pembesian Ø 13 kg 105,39 Rp 12.747,84 Rp 1.343.516,90
4 Pembesian Ø 8-10 kg 179,60 Rp 12.747,84 Rp 2.289.543,60
5 Bekisting Kolom m2 50,60 Rp 323.654,77 Rp 16.376.931,36
SUB TOTAL IX Rp 27.911.261,39
KOLOM 2.1 (20/20)
1 Cor beton m3 1,76 Rp 1.223.942,71 Rp 2.154.139,17
2 Pembesian D16 kg 183,29 Rp 14.226,24 Rp 2.607.527,02
3 Pembesian Ø 8-10 kg 121,47 Rp 12.747,84 Rp 1.548.483,59
4 Bekisting Kolom m2 35,20 Rp 323.654,77 Rp 11.392.647,90
SUB TOTAL X Rp 17.702.797,68
SUB TOTAL X Rp 17.702.797,68
BALOK 1 (25/60)
1 Cor beton m3 16,50 Rp 1.223.942,71 Rp 20.195.054,72
2 Pembesian D16 kg 1735,29 Rp 14.226,24 Rp 24.686.646,32
3 Pembesian D13 kg 687,34 Rp 12.747,84 Rp 8.762.066,76
4 Pembesian Ø 8-10 kg 694,12 Rp 12.747,84 Rp 8.848.477,67
5 Bekisting Balok m2 159,50 Rp 323.654,77 Rp 51.622.935,82
SUB TOTAL XI Rp 114.115.181,27
BALOK 2 (25/35)
1 Cor beton m3 2,28 Rp 1.223.942,71 Rp 2.791.966,31
2 Pembesian D16 kg 329,01 Rp 14.226,24 Rp 4.680.588,14
3 Pembesian D13 kg 54,30 Rp 12.747,84 Rp 692.203,27
4 Pembesian Ø 8-10 kg 113,10 Rp 12.747,84 Rp 1.441.748,83
5 Bekisting Balok m2 24,77 Rp 323.654,77 Rp 8.015.795,86
SUB TOTAL XII Rp 17.622.302,42
BALOK 3 (20/30)
1 Cor beton m3 6,4452 Rp 1.223.942,71 Rp 7.888.555,55
2 Pembesian D13 kg 783,09 Rp 12.747,84 Rp 9.982.649,21
3 Pembesian Ø 8-10 kg 381,2825635 Rp 12.747,84 Rp 4.860.529,11
4 Bekisting Balok m2 85,936 Rp 323.654,77 Rp 27.813.596,31
SUB TOTAL XIII Rp 50.545.330,19
BALOK 5 (15/30)
1 Cor beton m3 3,4893 Rp 1.223.942,71 Rp 4.270.703,30
2 Bekisting Balok m2 58,16 Rp 323.654,77 Rp 18.822.143,15
SUB TOTAL XIV Rp 23.092.846,45
BALOK RING (20/35)
1 Cor beton m3 8,93 Rp 1.223.942,71 Rp 10.923.688,69
2 Pembesian D13 kg 663,91 Rp 14.226,24 Rp 9.444.877,69
3 Pembesian D10 kg 157,14 Rp 12.747,84 Rp 2.003.162,11
4 Pembesian Ø 8-10 kg 502,84 Rp 12.747,84 Rp 6.410.118,77
5 Bekisting Balok m2 114,75 Rp 323.654,77 Rp 37.139.384,86
SUB TOTAL XV Rp 65.921.232,12
PEK. LANTAI 1
1 Beton Rabat m3 12,38 Rp 1.223.942,71 Rp 15.146.291,04
2 Urugan Pasir Bawah Rabat m3 86,63 Rp 56.559,41 Rp 4.899.458,89
3 Urugan Tanah Bawah Lantai m3 19,25 Rp 245.815,71 Rp 4.731.952,42
4 Urugan Tanah Bawah Lantai Selasar m3 12,38 Rp 245.815,71 Rp 3.041.969,41
SUB TOTAL XVI Rp 27.819.671,76
PEK. LANTAI 2
1 Cor beton m3 26,98 Rp 1.223.942,71 Rp 33.018.914,46
2 Pembesian Ø 10-25 kg 144,68 Rp 14.226,24 Rp 2.058.214,07
3 Pembesian Ø 10-25 kg 65,57 Rp 14.226,24 Rp 932.762,49
4 Pembesian Ø 10-25 kg 832,44 Rp 14.226,24 Rp 11.842.436,72
5 Pembesian Ø 10-25 kg 4088,97 Rp 14.226,24 Rp 58.170.715,69
6 Bekisting Lantai 2 m2 250,24 Rp 323.654,77 Rp 80.991.369,64
SUB TOTAL XVII Rp 187.014.413,07
PEK. TANGGA
1 Pek. Beton Balok Tangga B4 (20/30)cm m3 0,585 Rp 1.052.948,31 Rp 615.974,76
2 Pek. Besi Balok Tangga D13 m3 16,923 Rp 14.226,24 Rp 240.752,08
3 Pek. Besi Balok Tangga Ø 8-10 m3 11,536 Rp 12.747,84 Rp 147.055,26
4 Pek. Beton Plat Bordes Tangga m3 1,328 $ 1.052.948,31 Rp 1.398.736,54
5 Pek. Besi Plat Bordes Ø Tangga 10-15 (x) m3 30,506 Rp 14.226,24 Rp 433.981,41
6 Pek. Besi Plat Bordes Tangga Ø 10-15 (y) m3 43,393 Rp 14.226,24 Rp 617.312,12
7 Pek. Beton Plat Tangga m3 308,913 Rp 1.223.942,71 Rp 378.091.202,40
8 Pek. Besi Plat Tangga Ø 10-20 (y) m3 57,629 Rp 14.226,24 Rp 819.838,29
9 Pek. Besi Plat Tangga Ø 10-20 (x) m3 108,292 Rp 14.226,24 Rp 1.540.583,71
10 Pek. Begisting Tangga m3 33,270 Rp 323.352,16 Rp 10.757.926,36
SUB TOTAL XVIII Rp 394.663.362,94
VOLUME PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEK. PASANGAN KERAMIK
1 Pas. Keramik ruang kelas 30x30 cm m2 271,48 Rp 255.544,58 Rp 69.375.242,58
2 Pas. Keramik diluar kelas 30x30 cm lt 1+lt 2 m2 276,67 Rp 255.544,58 Rp 70.701.518,95
3 Pas. Keramik Lantai WC/km 20x20 m2 2,06 Rp 178.384,14 Rp 367.471,33
4 Pas. Keramik dinding Wc/km 20x25 m2 24,60 Rp 178.384,14 Rp 4.388.249,84
5 Pas. Keramik Tangga 30x30 cm m2 18,87 Rp 255.544,58 Rp 4.822.126,22
6 Pek. Keramik Gudang 30x30 cm m2 4,52 Rp 255.544,58 Rp 1.155.061,50
SUB TOTAL XIX Rp 150.809.670,43
PEK. KUSEN PINTU & JENDELA
1 Pek. Kusen pintu 1 m3 0,1848 Rp 15.497.986,35 Rp 2.864.027,88
2 Pek. Kusen pintu 2 m3 0,07 Rp 15.497.986,35 Rp 1.091.058,24
3 Pek. Kusen pintu 3 m3 0,04 Rp 15.497.986,35 Rp 579.624,69
4 Pek. Kusen Jendela 1 m2 2,61 Rp 15.497.986,35 Rp 40.403.250,41
5 Pek. Kusen Jendela kaca 2 m3 0,02 Rp 15.497.986,35 Rp 346.070,04
6 Pek. Daun Pintu 1 m2 15,19 Rp 538.141,38 Rp 8.175.443,84
7 Pek. Daun Pintu 2 m2 2,89 Rp 538.141,38 Rp 1.557.596,41
8 Pek. Daun Pintu 3 m2 1,45 Rp 538.141,38 Rp 778.798,21
9 Pek. Daun Jendela m2 157,44 Rp 538.141,38 Rp 84.724.978,87
10 Pek. Papan ram ventilasi m2 4,83 Rp 440.965,00 Rp 2.128.538,06
11 Pek. Pas kaca ES m2 0,49 Rp 143.053,35 Rp 70.096,14
12 Pek. Pas kaca mati m2 20,25 Rp 143.053,35 Rp 2.896.830,34
13 Pek. Kaca Jendela m2 37,80 Rp 143.053,35 Rp 5.407.416,63
SUB TOTAL XX Rp 145.616.313,12
PEK. STYLE BALI
1 pek. Pasangan ukiran paras m2 13,06 Rp 1.584.350,00 Rp 20.690.977,26
2 pek pasangan Ukiran Tembok (Depan & Blakang) m2 22,66 Rp 1.584.350,00 Rp 35.901.371,00
3 pek pasangan Ukiran Tembok (Samping kiri kanan) m2 8,60 Rp 1.584.350,00 Rp 13.625.410,00
SUB TOTAL XXI Rp 70.217.758,26
PEK. DINDING
1 Pas. Batu Bata 1pc:5ps (kls dan gudang ) m2 480,35 Rp 390.427,08 Rp 187.541.647,88
2 Pas Batu Bata 1pc:2ps (wc) m2 29,28 Rp 416.506,61 Rp 12.195.313,54
3 Pas. Batu Bata 1pc:5ps (Selasar lt2 ) m2 72,71 Rp 390.427,08 Rp 28.389.124,27
4 Plesteran Tembok 1pc:5ps (kls dan gudang) m2 934,58 Rp 64.402,32 Rp 60.189.171,75
5 Plesteran Tembok 1pc:2ps (wc) m2 58,56 Rp 70.368,59 Rp 4.120.784,63
6 Plesteran Tembok 1pc:5ps (Selasar lt2)) m3 82,91 Rp 64.402,32 Rp 5.339.338,74
7 Acian Tembok m2 1076,05 Rp 38.162,04 Rp 41.064.141,02
SUB TOTAL XXII Rp 338.839.521,83
PEK. PENGECATAN
1 Cat tembok m2 1076,0468 Rp 24.537,70 Rp 26.403.713,56
2 Cat kusen pintu m2 35,532 Rp 45.926,21 Rp 1.631.850,09
3 Cat kusen jendela m2 129,2886 Rp 45.926,21 Rp 5.937.735,39
4 Cat daun pintu1 m2 30,8904 Rp 45.926,21 Rp 1.418.679,00
5 Cat daun pintu2 m2 5,7888 Rp 45.926,21 Rp 265.857,64
6 Cat daun pintu3 m2 2,8944 Rp 45.926,21 Rp 132.928,82
7 Cat daun jendela m2 314,88 Rp 45.926,21 Rp 14.461.245,00
8 Cat papan ram m2 212,388 Rp 45.926,21 Rp 9.754.175,89
SUB TOTAL XXIII Rp 60.006.185,41
PEK. PAS PLAFOND
1 Pek. Plafond lt1 m2 292,0837 Rp 44.747,13 Rp 13.069.907,29
2 Pek. Plafond lt2 m2 309,1709 Rp 44.747,13 Rp 13.834.510,45
3 Pek. Pengecetan plafond m2 601,2546 Rp 17.905 Rp 10.765.319,31
4 Pek. Listplank m' 1299,8196 Rp 132.676 Rp 172.455.385,18
5 Pek. Pengecetan listplank m2 350,951292 Rp 45.343 Rp 15.913.184,43
SUB TOTAL XXIV Rp 286.044.492,08
PEK. PAS ATAP
1 Pek. Pasang Genteng Plentong m2 231,322 Rp 63.192 Rp 14.617.757,65
2 Pek. Pasang Bubugan Genteng Plentong m' 46,15 Rp 106.204 Rp 4.901.299,37
3 Pek. Pasang Ikut Cledu Paras bh 4 Rp 51.808 Rp 207.233,52
4 Pek. Pasang Murdha Paras bh 5 Rp 51.808 Rp 259.041,90
SUB TOTAL XXV Rp 19.985.332,45
PEK. PENGGANTUNG dan PENGUNCI
1 Pek. Pasang Kunci pintu 2 slaag bh 9 Rp 98.106 Rp 882.950,67
2 Pek. Pasang Kunci jendela (grendel) bh 60 Rp 23.545 Rp 1.412.677,80
3 Pek. Pasang Engsel pintu ps 12 Rp 38.551 Rp 462.606,36
4 Pek. Pasang Engsel jendela ps 120 Rp 18.627 Rp 2.235.220,80
5 Pek. Pasang Kait angin jendela bh 120 Rp 23.123 Rp 2.774.786,40
6 Pek. Pasang Kait angin pintu bh 12 Rp 23.123 Rp 277.478,64
7 Pek. Pasang Kunci slot pintu ps 12 Rp 305.294 Rp 3.663.524,16
SUB TOTAL XXVI Rp 11.709.244,83
REAL COST Rp 2.386.423.480,36
3.3 Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Proyek : Pembangunan Gedung Sekolah

REKAPITULASI DAFTAR HARGA SATUAN PEKERJAAN


TAHUN 2019
NO URAIAN PEKERJAAN HARGA
1 2 3
I A.2.2.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PERSIAPAN
1 A. 2.2.1.1 (K3) Pembuatan 1 m2 pagar sementara dari kayu tinggi 2 meter Rp. 93.453,69
2 A. 2.2.1.2 (K3) Pembuatan 1 m2 pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 meter Rp. 181.158,10
3 A. 2.2.1.3. (K3) Pembuatan 1 m2 pagar sementara dari kawat duri tinggi 1,8 meter Rp. 795.417,12
4 A. 2.2.1.4. Pengukuran dan pemasangan 1 m’ Bouwplank Rp. 61.929,41
5 A. 2.2.1.5. (K3) Pembuatan 1 m2 kantor sementara lantai plesteran Rp. 1.408.879,06
6 A. 2.2.1.6. (K3) Pembuatan 1 m2 rumah jaga (konstruksi kayu ) Rp. 1.309.480,56
7 A. 2.2.1.7. (K3) Pembuatan 1 m2 gudang semen dan peralatan Rp. 1.186.827,37
8 A. 2.2.1.8. (K3) Pembuatan 1 m2 bedeng pekerja Rp. 1.204.074,27
9 A. 2.2.1.9. (K3) Pembersihan 1 m2 lapangan dan perataan Rp. 17.396,29
10 A. 2.2.1.10. (K3) Pembuatan 1 m2 steger/perancah dari bambu Rp. 364.710,03
11 A. 2.2.1.11. Pembuatan 1 buah kotak adukan ukuran 40 cm x 50 cm x 25 cm Rp. 84.462,07
12 A. 2.2.1.12. Pembuatan 1 m2 jalan sementara Rp. 163.292,68
13 A. 2.2.1.13. Pembongkaran 1 m3 beton bertulang Rp. 1.406.807,95
14 A. 2.2.1.14. Pembongkaran 1 m3 dinding tembok bata Rp. 703.403,97
15 A. 2.2.1.15. Pemasangan 1 m2 pagar kawat jaring galvanis panjang 240 cm Rp. 14.118,53

II A.2.3.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN TANAH


1 A.2.3.1.1. Penggalian 1 m3 tanah biasa sedalam 1 m Rp. 77.233,60
2 A.2.3.1.2. Penggalian 1 m3 tanah biasa sedalam 2 m Rp. 94.961,98
3 A.2.3.1.3. Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 3 m Rp. 112.994,57
4 A.2.3.1.4. Menggali 1 m3 tanah keras sedalam 1 m Rp. 102.775,32
5 A.2.3.1.5. Menggali 1 m3 tanah cadas sedalam 1 m Rp. 155.988,31
6 A.2.3.1.6. Menggali 1 m3 tanah lumpur sedalam 1 m Rp. 124.334,31
7 A.2.3.1.7. Pengerjaan stripping 1 m2 tanah tebing setinggi 1 meter Rp. 5.655,94
8 A.2.3.1.8. (K3) Pembuangan 1 m3 tanah sejauh 30 meter Rp. 33.830,67
9 A.2.3.1.9. Pengurugan kembali 1 m3 galian tanah Rp. 56.559,41
10 A.2.3.1.10. (K3) Pemadatan tanah 1 m3 tanah ( per 20 cm) Rp. 56.559,41
11 A.2.3.1.11. Pengurugan 1 m3 dengan pasir urug Rp. 248.429,44
12 A.2.3.1.12. Pemasangan 1 m2 lapisan ijuk tebal 10 cm untuk bidang resapan Rp. 69.767,82
13 A.2.3.1.13. Pengurugan 1 m3 sirtu padat Rp. 245.815,71
14 A.2.3.1.14. Pengurugan 1 m3 Tanah Urug Rp. 139.661,44

III A.3.2.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PONDASI


1 A.3.2.1.1. Pemasangan 1 m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 3PP Rp. 986.161,36
2 A.3.2.1.2. Pemasangan 1 m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 4PP Rp. 937.049,33
3 A.3.2.1.3. Pemasangan 1 m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 5PP Rp. 902.989,24
4 A.3.2.1.4. Pemasangan 1 m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 6PP Rp. 879.049,65
5 A.3.2.1.5. Pemasangan 1 m3 pondasi batu belah campuran 1SP : 8PP Rp. 846.222,42
6 A.3.2.1.9. (K3) Pemasangan 1 m3 batu kosong (anstamping) Rp. 518.492,44
7 A.3.2.1.10. Pemasangan 1 m3 pondasi siklop, 60% beton campuran 1SP : 2 PB : 3 Kr dan 40% batu belah Rp. 2.368.034,17
8 A.3.2.1.11. Pemasangan 1 m3 pondasi sumuran, diameter 100 cm Rp. 948.427,24
IV A.4.1.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON
1 A.4.1.1.1 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa Rp. 914.486,28
2 A.4.1.1.2 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa Rp. 952.994,26
3 A.4.1.1.3 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 12,2 MPa Rp. 983.166,98
4 A.4.1.1.4 Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa slump (3-6) cm, w/c = 0,87
Rp. 841.424,11
5 A.4.1.1.5. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa, slump (120 ± 20) mm Rp. 1.018.856,65
6 A.4.1.1.6 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 16,9 Mpa Rp. 1.052.948,31
7 A.4.1.1.7. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 19,3 MPa Rp. 1.078.491,36
8 A.4.1.1.8. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa Rp. 1.095.353,71
9 A.4.1.1.9. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 Mpa Rp. 1.124.362,75
10 A.4.1.1.10. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa Rp. 1.133.354,99
11 A.4.1.1.11. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 28,8 MPa Rp. 1.223.942,71
12 A.4.1.1.12. Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 31,2 MPa, slump (120 ± 20) mm Rp. 1.235.731,76
13 A.4.1.1.13a Pembesian 10 kg dengan besi polos (U-24) Rp. 127.478,42
13.a A.4.1.1.13a Pembesian 1 kg dengan besi polos (U-24) Rp. 12.747,84
14 A.4.1.1.13b Pembesian 10 kg dengan besi besi ulir U-35, (fy=320 kg/mm2) Rp. 133.368,92
14.a A.4.1.1.13b Pembesian 1 kg dengan besi besi ulir U-35, (fy=320 kg/mm2) Rp. 13.336,89
15 A.4.1.1.13c Pembesian 10 kg dengan besi besi ulir U-40, (fy=400 kg/mm2) Rp. 142.262,42
15.a A.4.1.1.13c Pembesian 1 kg dengan besi besi ulir U-40, (fy=400 kg/mm2) Rp. 14.226,24
16 A.4.1.1.14 Pemasangan 10 kg kabel prategang (prestressed) polos/strands Rp. 121.767,35
17 A.4.1.1.15 Pemasangan 10 kg jaring kawat baja (wiremesh m5) Rp. 132.527,52
18 A.4.1.1.20 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk pondasi Rp. 94.635,03
19 A.4.1.1.21 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk sloof Rp. 94.786,33
20 A.4.1.1.22 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk kolom Rp. 323.654,77
21 A.4.1.1.23 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk balok Rp. 349.504,75
22 A.4.1.1.24 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk lantai Rp. 363.254,77
23 A.4.1.1.25 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk dinding Rp. 376.335,47
24 A.4.1.1.26 (K3) Pemasangan 1 m2 bekisting untuk tangga Rp. 323.352,16
25 A.4.1.1.27 Membuat 1 m’ kolom praktis beton bertulang (11 x 11) cm Rp. 77.540,20
26 A.4.1.1.28 Membuat 1 m’ ring balok beton bertulang (10 x 15) cm Rp. 96.306,21
27 A.4.1.1.29 Pemasangan 10 kg jaring kawat baja (wiremesh m8) Rp. 7.706.476,32
27a A.4.1.1.29 Pemasangan 1 kg jaring kawat baja (wiremesh m8) Rp. 770.647,63
28 A.4.1.1.30 Membuat 1 m3 Beton Pengisi/Pengresek Rp. 658.876,37

V A.4.2.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN BESI DAN ALUMUNIUM


1 A.4.2.1.1. Pemasangan 1 kg rangka kuda-kuda baja IWF Rp. 31.347,39
2 A.4.2.1.2. Pemasangan 1 kg rangka kuda-kuda baja CNP Rp. 21.062,94
3 A.4.2.1.2. Pemasangan 1 m2 rolling door alluminium Rp. 653.338,13
4 A.4.2.1.3. Pemasangan 1 m kusen pintu alluminium Rp. 141.793,01
5 A.4.2.1.4. Pemasangan 1 m2 pintu kaca rangka alluminium Rp. 540.509,89
6 A.4.2.1.5. Pemasangan 1 m2 kawat nyamuk Rp. 62.588,87
7 A.4.2.1.6. Pemasangan 1 m’ talang datar/ jurai seng bjls 28 lebar 90 cm Rp. 105.687,47
8 A.4.2.1.7.Pemasangan 1 m2 rangka besi hollow 1x35.35.0,6mm, modul 60 x 120 cm, untuk partisi Rp. 112.680,02
9 A.4.2.1.8. Pemasangan 1 m2 rangka besi hollow 1x35.35.0,6mm, modul 60 x 60 cm, untuk plafon Rp. 141.634,11
10 A.4.2.1.9. Pemasangan 1 m2 rangka besi Hollow Galvanis 60/60/1.0 mm, untuk Grill sunscreen Rp. 553.992,42
11 A.4.2.1.10. Pemasangan 1 Bh Angkur Diameter 19 Rp. 53.006,92
12 A.4.2.1.11. Pemasangan 1 M2 Usuk Baja Ringan UK - 75 Dan Reng baja ringan Rp. 100.152,61
13 A.4.2.1.11. Pemasangan 1 M Relling Besi Galvanis Rp. 399.266,42
VI A.4.4.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1 A. 4.4.1.1. Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal 1 batu campuran 1SP : 2PP Rp. 416.506,61
2 A. 4.4.1.2. Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal 1 batu campuran 1SP : 3PP Rp. 403.615,89
3 A. 4.4.1.2. Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal 1 batu campuran 1SP : 4PP Rp. 394.591,98
4 A. 4.4.1.4. Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal 1 batu campuran 1SP : 5PP Rp. 390.427,08
5 A. 4.4.1.3 Pemasangan 1m2 Dinding Bata Merah (5x11x22) cm tebal 1 batu campuran 1SP : 6PP Rp. 390.065,07
6 A. 4.4.1.4 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP : 2PP Rp. 203.564,62
7 A. 4.4.1.5 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP : 3PP Rp. 197.253,41
8 A.4.4.1.6 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP :4PP Rp. 193.748,60
9 A. 4.4.1.7 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP :5PP Rp. 191.551,18
10 A. 4.4.1.8 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP : 6PP Rp. 190.554,67
11 A. 4.4.1.9 Pemasangan 1m2 dinding bata merah (5x11x22)cm tebal ½ batu campuran 1SP :8PP Rp. 188.099,60
12 A. 4.4.1.10 Pemasangan 1 cm2 dinding conblock HB10 campuran 1SP :3PP Rp. 203.001,72
13 A. 4.4.1.11 Pemasangan 1 cm2 dinding conblock HB10 campuran 1SP : 4PP Rp. 204.668,91
14 A. 4.4.1.12 Pemasangan 1 m2 dinding bata ringan tebal 7,5 cm dengan mortar siap pakai Rp. 374.673,99
15 A. 4.4.1.13 Pemasangan 1m2 dinding bata ringan tebal 10 cm dengan mortar siap pakai Rp. 331.095,30
16 A. 4.4.1.14 Pemasangan 1 m2 dinding Batako campuran 1SP : 4PP Rp. 114.700,32
17 A. 4.4.1.15 Pemasangan 1 m2 Batako Rebah campuran 1SP : 4PP Rp. 168.811,28

VII A.4.4.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN PLESTERAN


1 A.4.4.2.1. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 1PP tebal 15 mm Rp. 77.207,86
2 A.4.4.2.2. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 2PP tebal 15 mm Rp. 70.368,59
3 A.4.4.2.3. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 3PP tebal 15mm Rp. 67.492,77
4 A.4.4.2.4. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 4PP tebal 15 mm Rp. 65.461,01
5 A.4.4.2.5. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 5PP tebal 15 mm Rp. 64.402,32
6 A.4.4.2.6. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 6PP tebal 15 mm Rp. 63.515,26
7 A.4.4.2.7. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 7PP tebal 15 mm Rp. 63.057,46
8 A.4.4.2.8. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 8PP tebal 15 mm Rp. 62.599,66
9 A.4.4.2.9. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 1PP tebal 20 mm Rp. 94.214,89
10 A.4.4.2.10. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 3PP tebal 20 mm Rp. 75.304,38
11 A.4.4.2.11. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 4PP tebal 20 mm Rp. 87.585,56
12 A.4.4.2.12. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 5PP tebal 20 mm Rp. 86.259,86
13 A.4.4.2.13. Pemasangan 1 m2 plesteran 1SP : 6PP tebal 20 mm Rp. 84.991,23
14 A.4.4.2.14. Pemasangan 1 m2 berapen 1SP : 5PP tebal 15 mm (plesteran kasar) Rp. 39.550,94
15 A.4.4.2.15. Pemasangan 1 m’ plesteran skoning 1SP : 3PP lebar 10 cm Rp. 61.396,69
16 A.4.4.2.16. Pemasangan 1 m2 plesteran ciprat 1SP : 2PP Rp. 51.854,06
17 A.4.4.2.17 Pemasangan 1 m2 finishing siar pasangan bata merah Rp. 29.757,97
18 A.4.4.2.18. Pemasangan 1 m2 finishing siar pasangan conblock ekspose Rp. 14.183,13
19 A.4.4.2.19. Pemasangan 1 m2 finishing siar pasangan batu kali, campuran 1SP : 2PP Rp. 62.518,35
20 A.4.4.2.20. Pemasangan 1 m2 acian Rp. 38.162,04
21 A.4.4.2.21. Pemasangan 1 m2 plesteran dengan mortar siap pakai (MSP) Rp. 523.092,92

VIII A.4.4.3 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING
1 A.4.4.3.1. Pemasangan 1 m2 lantai ubin PC abu-abu ukuran 20 cm x 20 cm Rp. 135.671,14
2 A.4.4.3.2. Pemasangan 1 m2 lantai ubin warna ukuran 20 cm x 20 cm Rp. 178.384,14
3 A.4.4.3.3.a Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 30 cm x 30 cm Rp. 197.512,73
4 A.4.4.3.3.b Pemasangan 1m2 lantai keramik warna ukuran 30 cm x 30 cm Rp. 225.544,58
5 A.4.4.3.4. Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 20 cm x 20 cm Rp. 217.859,43
6 A.4.4.3.5. Pemasangan 1m2 lantai keramik mozaik ukuran 30 cm x 30 cm Rp. 346.149,05
7 A.4.4.3.6.Pemasangan 1 m2 dinding keramik 20 cm x 20 cm Rp. 320.072,41
8 A.4.4.3.7. Pemasangan 1 m2 dinding batu paras kerobokan Rp. 248.361,93
9 A.4.4.3.8. Pemasangan 1 m2 dinding batu tempel candi hitam tebal 2cm Rp. 259.385,03
10 A.4.4.3.9. Pemasangan 1 m’ plint kayu kamper tebal 2 cm lebar 10 cm Rp. 59.309,29
11 A.4.4.3.10. Pemasangan 1 m2 paving block natural tebal 6 cm Rp. 191.600,57
12 A.4.4.3.11. Pemasangan 1 m2 paving block natural tebal 8 cm Rp. 229.255,88
13 A.4.4.3.12. Pemasangan 1 m2 paving block berwarna tebal 6 cm Rp. 226.674,84
14 A.4.4.3.13. Pemasangan 1 m2 paving block berwarna tebal 8 cm Rp. 272.273,80
15 A.4.4.3.14 Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 40 cm x 40 cm Rp. 233.319,27
16 A.4.4.3.15 Pemasangan 1m Plin keramik warna ukuran 10 cm x 40 cm Rp. 31.549,22
17 A.4.4.3.16 Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 25 cm x 25 cm Rp. 218.633,28
18 A.4.4.3.17 Pemasangan 1m keramik Dinding warna ukuran 25 cm x 40 cm Rp. 269.156,98
19 A.4.4.3.18 Pemasangan 1 m2 lantai Homogeneus Tile ukuran 60 cm x 60 cm ex. Granito Rp. 521.618,13
20 A.4.4.3.19 Pemasangan 1m Plin Homogeneus Tile ukuran 10 cm x 60 cm Rp. 69.520,81
21 A.4.4.3.20 Pemasangan 1 m2 Keramik Dinding Homogeneus Tile ukuran 60 cm x 60 cm ex. Granito Rp. 646.780,24
22 A.4.4.3.21 Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 50 cm x 50 cm Rp. 243.026,88
23 A.4.4.3.22 Pemasangan 1m2 lantai keramik ukuran 40 cm x 40 cm Motif Batu Sikat Rp. 249.980,23

IX A.4.5.1 SATUAN PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)


1 A.4.5.1.1. Pemasangan 1 m2 langit-langit asbes semen, tebal 4 mm, 5 mm, dan 6 mm Rp. 12.352,98
2 A.4.5.1.2. Pemasangan 1 m2 langit-langit tripleks ukuran (120 x 240) cm, tebal 3 mm, 4 mm & 6 mm Rp. 51.895,85
3 A.4.5.1.3. Pemasangan 1 m2 langit-langit lambrisering kayu kamper, tebal 9 mm Rp. 338.667,93
4 A.4.5.1.4. Pemasangan 1 m2 langit-langit gypsum board ukuran (120x240x9) mm, tebal 9 mm Rp. 44.747,13
5 A.4.5.1.5. Pemasangan 1 m’ list langit-langit kayu profil Rp. 26.372,93
6 A.4.5.1.6. Pemasangan 1 m2 Rangka Plafond hollow 3,5 x 3,5 galvalume Rp. 87.787,76
7 A.4.5.1.7. Pemasangan 1 m’ list langit-langit Gypsum S7 Rp. 22.627,54
8 A.4.5.1.8. Pemasangan 1 m2 langit - langit Gedeg Rp. 46.124,08

X A.4.5.2. HARGA SATUAN PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1 A.4.5.2.1. Pemasangan 1 m2 atap genteng palentong kecil Rp. 63.192,25
2 A.4.5.2.2. Pemasangan 1 m2 atap genteng glazuur Rp. 201.852,48
3 A.4.5.2.3. Pemasangan 1 m2 atap genteng Kodok ex. Good Yaer Rp. 116.327,48
4 A.4.5.2.4. Pemasangan 1 m’ bubung genteng palentong kecil Rp. 106.203,67
5 A.4.5.2.5. Pemasangan 1 m’ bubung genteng glazuur Rp. 169.992,67
6 A.4.5.2.6. Pemasangan 1 m’ bubung genteng Kodok Rp. 183.203,67
7 A.4.5.2.7. Pemasangan 1 m2 atap asbes gelombang 0,92 m x 1,80 m x 5 mm Rp. 50.679,34
8 A.4.5.2.8. Pemasangan 1 m2 genteng beton Rp. 141.192,43
9 A.4.5.2.9. Pemasangan 1 m2 genteng metal ukuran 80 x 100 atap pelana Rp. 82.360,16
10 A.4.5.2.10. Pemasangan 1 m2 genteng metal ukuran 80 x 100 atap jurai Rp. 107.000,16
11 A.4.5.2.11. Pemasangan 1 m’ nok genteng beton Rp. 177.213,34
12 A.4.5.2.12. Pemasangan 1 m2 atap seng gelombang Rp. 61.577,18
13 A.4.5.2.13. Pemasangan 1 m’nok atap seng Rp. 42.305,40
14 A.4.5.2.14. Pemasangan 1 m2 alumunium foil/sisalation Rp. 25.215,30
15 A.4.5.2.15. Pemasangan 1 m2 atap Spandex Rp. 66.018,05
XI A.4.6.1. HARGA SATUAN PEKERJAAN KAYU
1 A.4.6.1.1. Pembuatan dan pemasangan 1 m3 kusen pintu dan kusen jendela, kayu kelas I bengkirai Rp. 17.228.228,88
2 A.4.6.1.2.Pembuatan dan pemasangan 1 m3 kusen pintu dan kusen jendela, kayu kelas II atau III kamper Rp. 15.497.986,35
3 A.4.6.1.3. Pembuatan dan pemasangan 1 m2 pintu klamp standar, kayu kelas II Rp. 583.141,83
4 A.4.6.1.5. Pembuatan dan pemasangan 1 m2 daun pintu panel, kayu kelas I atau II kamper Rp. 896.099,55
5 A.4.6.1.6. Pembuatan dan pemasangan 1 m2 pintu dan jendela kaca, kayu kelas I atau II kamper Rp. 630.707,35
6 A.4.6.1.7. Pembuatan dan pemasangan 1 m2 pintu dan jendela jalusi, kayu kelas I atau II kamper Rp. 1.146.145,30
7 Rp.
A.4.6.1.8. Pembuatan 1 m2 daun pintu plywood rangkap, rangka kayu kelas II kruing tertutup (lebar sampai 90 cm) 631.596,65
8 A.4.6.1.9. Pembuatan 1 m2 pintu plywood rangkap, rangka expose kayu kelas I atau II kamper Rp. 729.419,36
9 A.4.6.1.10. Pemasangan 1 m2 jalusi kusen, kayu kelas I atau II kamper Rp. 984.863,47
10 A.4.6.1.11. Pemasangan 1 m2 teakwood rangkap, rangka expose kayu kelas I kamper Rp. 751.895,82
11 A.4.6.1.13. Pemasangan 1 m3 konstruksi kuda-kuda konvensional, kayu kelas I, II dan III bentang 6 meter Rp. 13.737.952,80
12 A.4.6.1.14. Pemasangan 1 m3 konstruksi kuda-kuda expose, kayu kelas I kamper Rp. 16.048.262,04
13 A.4.6.1.15. Pemasangan 1 m3 konstruksi gordeng, kayu kelas II kamper Rp. 14.935.179,74
14 A.4.6.1.16. Pemasangan 1 m2 rangka atap genteng keramik, kayu kelas II Rp. 549.027,46
15 A.4.6.1.17. Pemasangan 1 m2 rangka atap genteng beton, kayu kelas II Rp. 767.817,50
16 A.4.6.1.19. Pemasangan 1 m2 rangka langit-langit (50 x 100) cm, kayu kelas II atau III Rp. 226.859,21
17 A.4.6.1.20.Pemasangan 1 m2 rangka langit-langit (60 x 60) cm, kayu kelas II atau III kamper Rp. 232.400,36
18 A.4.6.1.21. Pemasangan 1 m’ lisplank ukuran (3 x 20) cm, kayu kelas I atau kelas II kamper Rp. 149.265,40
19 A.4.6.1.22. Pemasangan 1 m’ lisplank ukuran (3 x 30) cm, kayu kelas I atau kelas II kamper Rp. 150.216,12
20 A.4.6.1.23. Pemasangan 1 m2 rangka dinding pemisah (60 x 120) cm kayu kelas II atau III Kamper Rp. 368.426,56
21 A.4.6.1.25. Pemasangan 1 m2 dinding pemisah plywood rangkap, rangka kayu kelas II kamper Rp. 472.463,41
22 A.4.6.1.26. Pemasangan 1 m2 dinding lambrisering dari papan kayu kelas I kamper Rp. 357.737,89
23 A.4.6.1.27. Pemasangan 1 m2 dinding lambrisering dari plywood ukuran (120 x 240) cm Rp. 43.186,69
24 A.4.6.1.28. Pemasangan 1 m2 dinding bilik, rangka kayu kelas III atau IV albesia Rp. 89.156,88
25 A.4.6.1.29. Pemasangan 1 M2 Pasang Usuk expose diprofil + Reng kayu kamper , atap genteng keramik Rp. 230.529,14
26 A.4.6.1.30. Pemasangan 1 M2 Pasang Usuk expose diprofil, atap genteng keramik Rp. 181.216,25
27 A.4.6.1.31. Pemasangan 1 M2 Pasang Reng kayu kamper , atap genteng keramik Rp. 49.312,89
28 A.4.6.1.32. Pemasangan 1 m’ lisplank ukuran 3 x 10 cm, kayu kelas I atau kelas II kamper Rp. 91.872,11
29 A.4.6.1.33. Pemasangan 1 m’ lisplank ukuran 3 x 15 cm, kayu kelas I atau kelas II kamper Rp. 92.913,96
30 A.4.6.1.34. Pemasangan 1 m’ lisplank ukuran 2 x (3 x 20) cm, kayu kelas I atau kelas II kamper Rp. 264.051,99
31 A.4.6.1.35. Pembuatan dan pemasangan 1 m3 kusen pintu dan kusen jendela, kayu kelas I Merbau Rp. 28.461.058,18
32 A.4.6.1.36. Pembuatan dan pemasangan 1 m2 daun pintu panel, kayu Merbau Rp. 1.491.356,63

XII A.4.6.2 HARGA SATUAN PEKERJAAN KUNCI DAN KACA


1 A.4.6.2.1. Pemasangan 1 buah kunci tanam biasa Rp. 161.271,41
2 A.4.6.2.3. Pemasangan 1 buah kunci kamar mandi Rp. 163.458,49
3 A.4.6.2.2. Pemasangan 1 buah engsel pintu Rp. 82.058,35
4 A.4.6.2.3. Pemasangan 1 buah engsel jendela kupu-kupu Rp. 62.583,88
5 A.4.6.2.4. Pemasangan 1 buah engsel angin Rp. 62.181,28
6 A.4.6.2.5. Pemasangan 1 buah spring knip Rp. 48.767,40
7 A.4.6.2.6. Pemasangan 1 buah kait angin Rp. 49.867,40
8 A.4.6.2.7. Pemasangan 1 buah door closer Rp. 359.744,69
9 A.4.6.2.8. Pemasangan 1 buah kunci slot Rp. 128.467,76
10 A.4.6.2.9. Pemasangan 1 buah door holder Rp. 107.657,69
11 A.4.6.2.10. Pemasangan 1 buah door stop Rp. 48.961,41
12 A.4.6.2.11. Pemasangan 1 m rel pintu sorong Rp. 353.503,29
13 A.4.6.2.12. Pemasangan 1 m2 kaca tebal 3 mm Rp. 143.053,35
14 A.4.6.2.13. Pemasangan 1 m2 kaca tebal 5 mm Rp. 208.998,35
15 A.4.6.2.14. Pemasangan 1 m2 kaca tebal 8 mm Rp. 181.486,13
16 A.4.6.2.15. Pemasangan 1 m2 kaca cermin tebal 5 mm Rp. 207.662,40
17 A.4.6.2.16. Pemasangan 1 Set Gerendel Expagnolet Rp. 183.093,35
XIII A.4.7.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PENGECATAN
1 A.4.7.1.1. 1 m2 Pengikisan/pengerokan permukaan cat lama Rp. 16.132,19
2 A.4.7.1.2. 1 m2 Pencucian bidang permukaan tembok yang pernah dicat Rp. 14.905,69
3 A.4.7.1.3. 1 m2 Pengerokan karat pada permukaan baja cara manual Rp. 15.658,50
4 A.4.7.1.4. 1 m2 Pengecatan bidang kayu baru (1 lapis plamuur, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Rp. 45.926,21
5 A.4.7.1.5. Pengecatan 1 m2 bidang kayu baru (1 lapis plamuur, 1 lapis cat dasar, 3 lapis cat penutup) Rp. 62.014,78
6 A.4.7.1.6. Pelaburan 1 m2 bidang kayu dengan teak oil Rp. 39.692,15
7 A.4.7.1.7. Pelaburan 1 m2 bidang kayu dengan politur Rp. 64.745,26
8 A.4.7.1.8. Pelaburan 1 m2 bidang kayu dengan vernis Rp. 52.304,04
9 A.4.7.1.9. Pengecatan 1 m2 tembok baru (1 lapis plamuur, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Rp. 24.537,70
10 A.4.7.1.10. Pengecatan 1 m2 tembok lama (1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup) Rp. 17.904,76
11 A.4.7.1.11. Pengecatan 1 m2 permukaan baja dengan menie besi Rp. 31.026,50
12 A.4.7.1.12. Pengecatan 1 m2 permukaan baja dengan menie besi dengan perancah Rp. 57.673,74

XVI A.5.3.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN STYLE BALI


1 A.5.3.1 1. Pemasangan 1 M2 Pas. Style Bali Paras Bata Rp. 938.696,00
2 A.5.3.1 2. Pemasangan 1 M2 Pas. Style Bali Batu Candi Rp. 680.196,00
3 A.5.3.1 3. Pemasangan 1 M2 Pas. Style Bali Batu Hitam Karangasem Rp. 1.884.696,00
4 A.5.3.1 4. Pemasangan 1 M2 Pas. Style Bali Keramik Rp. 829.078,43
5 A.5.3.1 5. Pemasangan 1 Bh Pasang Saka Jati Ukir Rp. 2.750.000,00
6 A.5.3.1 6. Pemasangan 1 Bh Pasang Kencut Saka Rp. 161.337,00
7 A.5.3.1 7. Pemasangan 1 Pasang Cangah Wang Rp. 302.500,00
8 A.5.3.1 8. Pemasangan 1 M' Pementang kayu jati ukir Rp. 2.658.337,00
9 A.5.3.1 9. Pemasangan 1 M' dedeleg kayu jati ukir Rp. 2.511.663,00
10 A.5.3.1 10. Pemasangan 1 M' Ring-ring Ukir Rp. 47.238,32
11 A.5.3.1 11. Pemasangan 1 Ps Tapel Ring-ring Ukir Rp. 56.868,82
12 A.5.3.1 12. Pemasangan 1 M' Ukiran Penyambung Tapel Lis Plang/Ris Rp. 35.341,82
13 A.5.3.1 13. Pemasangan 1 Set Tapel Lis Plang/Ris Rp. 528.256,63

XVII A.8.4.1 HARGA SATUAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DI LUAR GEDUNG


1 A.8.4.1.1 (K3) Pemasangan 1 m pipa PVC 1/2 SNI S-10 SCJ Rp. 20.768,81
2 A.8.4.1.1 (K3) Pemasangan 1 m pipa PVC 3/4 SNI S-10 SCJ Rp. 24.013,81
3 A.8.4.1.1 (K3) Pemasangan 1 m pipa PVC 1 SNI S-10 SCJ Rp. 25.297,14
REKAP VOLUME GEDUNG

NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME


A PONDASI BATU KALI
1 Galian tanah pondasi batu kali 80,92
2 Urugan pasir bawah pondasi 4,76
3 Pasangan pondasi batu kali 36,72
4 Pasangan batu kosong 19,04
5 Pek.Urugan tanah kembali 20,4
B PONDASI TLAPAK (150X160)
1 Pekerjaan galian tanah 105,6
2 Urugan pasir 5,28
3 Pekerjaan urugan tanah kembali 83,16
4 Rabat lantai kerja 2,64
5 pembesian (D16-20) 2503,8651
6 Bekesting 19,03
7 Cor beton 14,52
C PONDASI TLAPAK (100X100)
1 Pekerjaan galian tanah 16,5
2 Urugan pasir 1,1
3 Pekerjaan urugan tanah kembali 11,825
4 Rabat lantai kerja 0,55
5 pembesian (D16) 447,23146
6 Bekesting 6,6
7 Cor beton 3,025
D SLOOF 1 (25/35)
1 Cor Beton 10,36875
2 Pembesian D16 1121,6281
3 Pembesian D13 246,8166
4 Pembesian ø 8-10 514,07954
5 Bekisting Sloof 82,95
E SLOOF 2 (25/35)
1 Cor Beton 5,5125
2 Pembesian D16 894,46291
3 Pembesian ø 8-10 273,30811
4 Bekisting Sloof 44,1
F SLOOF 3 (15/20)
1 Cor Beton 0,255
2 Pembesian ø 12 30,170376
3 Pembesian ø 8-10 20,113584
4 Bekisting Sloof 3,4
G KOLOM 1 (30/35)
1 Cor Beton 10,626
2 Pembesian D 16 1915,7597
3 Pembesian ø 8-10 478,93993
4 Bekisting Kolom 131,56
H KOLOM 1.1 (25/35)
1 Cor Beton 7,7
2 Pembesian D 16 1388,2317
3 Pembesian ø 8-10 381,76371
4 Bekisting Kolom 105,6
I KOLOM 2 (25/25)
1 Cor Beton 3,1625
2 Pembesian D 13 316,17519
3 Pembesian ø 13 105,39173
4 Pembesian ø 8-10 179,60247
5 Bekisting Kolom 50,6
J KOLOM 2.1 (20/20)
1 Cor Beton 1,76
2 Pembesian D 13 183,28996
3 Pembesian ø 8-10 121,47027
4 Bekisting Kolom 35,2
K BALOK 1 (25/60)
1 Cor Beton 16,5
2 Pembesian D 16 1735,2896
3 Pembesian D 13 687,33737
4 Pembesian ø 8-10 694,11584
5 Bekisting Balok 159,5
L BALOK 2 (25/35)
1 Cor Beton 2,281125
2 Pembesian D 16 329,01091
3 Pembesian D 13 54,299652
4 Pembesian ø 8-10 113,0975
5 Bekisting Balok 24,7665
M BALOK 3 (20/30)
1 Cor Beton 6,4452
2 Pembesian D 13 783,08554
3 Pembesian ø 8-10 381,28256
4 Bekisting Balok 85,936
N BALOK 5 (15/30)
1 Cor Beton 3,4893
2 Bekisting Balok 58,155
O BALOK RING (20/35)
1 Cor Beton 8,925
2 Pembesian D 13 663,90541
3 Pembesian D 10 157,13738
4 Pembesian ø 8-10 502,8396
5 Bekisting Balok 114,75
P PEK. LANTAI 1
1 Beton Rabat 12,375
2 Urugan Pasir Bawah Rabat 86,625
3 Urugan Tanah Bawah Lantai 19,25
4 Urugan Tanah Bawah Lantai Selasar 12,375
Q PEK. LANTAI 2
1 Cor Beton 26,9775
2 Pembesian ø 10-25 144,67731
3 Pembesian ø 10-25 65,56634
4 Pembesian ø 10-25 832,43617
5 Pembesian ø 10-25 4088,9733
6 Bekisting Lantai 2 250,24
R PEK. Tangga
1 Pek. Beton Balok Tangga B4 (20/30 )cm 0,585
2 Pek. Besi Balok Tangga D13 16,923079
3 Pek. Besi Balok Tangga ø 8-10 11,535732
4 Pek. Beton Plat Bordes Tangga 1,3284375
5 Pek. Besi Plat Bordes Tangga ø 10-15 (x) 30,505705
6 Pek. Besi Plat Bordes Tangga ø 10-15 (y) 43,39251
7 Pek. Beton Plat Tangga 308,9125
8 Pek. Besi Plat Tangga ø 10-20 (Y) 57,628592
9 Pek. Besi Plat Tangga ø 12-20 (X) 108,29168
10 Pek. Begesting Tangga 33,27
S PEK. Pasngan Kramik
1 Pas. Keramik ruang kelas 30x30cm 271,4784
2 Pas. Keramik diluar kelas 30x30cm lt 1+lt2 276,668
3 Pas. Keramik lantai wc/km 20x20 2,061
4 Pas. Keramik dinding wc/km 20x25 24,596
5 Pas. Kramik Tangga 30x30 cm 18,8674
6 Pek. Kramik Gudang 30x30 cm 4,523
T PEK. KUSEN PINTU & JENDELA
1 Pek. Kusen pintu1 0,1848
2 Pek. Kusen pintu2 0,0704
3 Pek. Kusen pintu3 0,0374
4 pek. Kusen jendela 1 2,607
5 pek. Kusen jendela Kaca 2 0,02233
6 pek. Daun pintu1 15,192
7 pek. Daun pintu2 2,8944
8 pek. Daun pintu3 1,4472
9 pek. Daun jendela 157,44
10 Pek. Papan ram ventilasi 4,827
11 Pek. Pas kaca ES 0,49
12 Pek. Pas kaca Mati 20,25
13 Pek. Pas kaca jendela 37,8
U PEK. STYLE BALI
1 pek. Pasangan ukiran paras 13,0596
2 pek pasangan Ukiran Tembok (Depan & Blakang) 22,66
3 pek pasangan Ukiran Tembok (Samping kiri kanan) 8,6
V PEK. DINDING
1 Pas. Batu Bata 1pc:5ps (kls dan gudang ) 480,35
2 Pas Batu Bata 1pc:2ps (wc) 29,28
3 Pas. Batu Bata 1pc:5ps (Selasar lt2 ) 72,713
4 Plesteran Tembok 1pc:5ps (kls dan gudang) 934,5808
5 Plesteran Tembok 1pc:2ps (wc) 58,56
6 Plesteran Tembok 1pc:5ps (Selasar lt2)) 82,906
7 Acian Tembok 1076,0468
W PEK. PENGECATAN
1 Cat tembok 1076,0468
2 Cat kusen pintu 35,532
3 Cat kusen jendela 129,2886
4 Cat daun pintu1 30,8904
5 Cat daun pintu2 5,7888
6 Cat daun pintu3 2,8944
7 Cat daun jendela 314,88
8 Cat papan ram 212,388
X PEK. PAS PLAFOND
1 Pek. Plafond lt1 292,0837
2 Pek. Plafond lt2 309,1709
3 Pek. Pengecetan plafond 601,2546
4 Pek. Listplank 1299,8196
5 Pek. Pengecetan listplank 350,95129
Y PEK. PAS ATAP
1 Pek. Pasang Genteng Plentong 231,322
2 Pek. Pasang Bubugan Genteng Plentong 46,15
3 Pek. Pasang Ikut Cledu Paras 4
4 Pek. Pasang Murdha Paras 3
Z PEK. PENGGANTUNG dan PENGUNCI
1 Pek. Pasang Kunci pintu 2 slaag 9
2 Pek. Pasang Kunci jendela (grendel) 60
3 Pek. Pasang Engsel pintu 12
4 Pek. Pasang Engsel jendela 120
5 Pek. Pasang Kait angin jendela 120
6 Pek. Pasang Kait angin pintu 12
7 Pek. Pasang Kunci slot pintu 12
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Rab (Rencana Anggaran Biaya) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang dibutuhkan
baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, membangun rumah, atau
meningkatkan rumah, gedung, jembatan, atau bangunan lainnya. Dalam menyusun anggaran
biaya harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan gambar bangunan sedetail mungkin.


2. Menguraikan setiap item pekerjaan (Work Break Down Structure)
3. Menghitung volume setiap item pekerjaan.
4. Mempersiapkan daftar harga bahan dan upah pekerja yang biasanya diperoleh dari dinas
pekerjaan umum (PU) dan disetiap daerah harga tersebut berbeda.
5. Menghitung/ Menganalisa harga satuan upah dan bahan.
6. menyusun Rencana Anggaran Biaya
7. Rekapitulasi pekerjaan

Dengan telah tersusunnya sampai dengan rekapitulasi pekerjaan, maka akan diketahui harga
bangunan murni, dan diuraikan kembali harga tersebut sesuai dengan waktu (Time) tiap item
pekerjaan sehingga akan didapat biaya yang dikeluarkan per hari, minggu dan bulan. Menjadwal
proyek adalah berfikir secara logis sesuai dengan prosedur perencanaan kegiatan proyek.

Tujuannya untuk merincikan pekerjaan baik ditinjau dari segi waktu, biaya, sehingga
,perbandingan antara perencanaan dan lapangan akan diketahui sesuai dengan jadwal yang
disusun.

Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maka
aplikasi yang dipakai adalah Ms. Excel dan Untuk Penjadwalan adalah aplikasi Ms.Project
sehingga apabila terjadi kesalahan akan dengan cepat diperbaiki.
Saran
1. Gambar proyek haruslah lengkap mulai dari gambar pra-rencana, gambar rencana, dan
gambar detail.
2. Perhitungan volume sebaiknya dibaringi dengan gambar detail bangunan supaya
perhitungan volume tampak nyata terhadap bangunan yang akan dihitung.
3. Pada proyek disarankan melakukan survey harga pada toko material untuk mendapatkan
harga-harga material yang murah karena tiap toko terdapat harga yang berbeda.
4. Untuk mempersingkat dalam mengerjakan rencana anggaran biaya sebaiknya dikerjakan
dengan media komputerisasi dengan memakai aplikasi program Ms. Exel.
5. Dalam menyusun Work Break Down Structur (WBS) seharusnya diurutkan item
pekerjaan yang terlebih dahulu dikerjakan.

Demikian yang dapat disampaikan laporan tugas akhir ini, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi akademik yang ada di Politeknik Negeri Bali, khususnya bagi semua rekan
seprofesi di jurusan teknik sipil.

Anda mungkin juga menyukai