Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PENENTUAN KADAR LUMPUR & KADAR AIR AGREGAT HALUS

3.1 Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Senin, 31 oktober 2022
Waktu : 10.06 WIB – Selesai

Tempat : Laboratorium Teknologi Bahan Kontsruksi


Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

3.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat menentukan kadar lumpur dan kadar air dari agregat halus.
b. Tujuan Khusus

1. Terampil dalam menggunakan alat pengujian kadar lumpur agregat


halus secara laboratorium.
2. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan kadar lumpur dari
agregat halus.
3. Menentukan jumlah persentasi kadar lumpur dari agregat halus.

3.3 Dasar Teori


Lumpur merupakan salah satu sifat yang dapat merugikan pada beton
khusunya terhadap kekuatan, apabila hal ini terjadi maka kekuatan yang didapat
lebih rendah dari yang direncakan karena dampak yang ditimbulkan oleh lumpur
cukup serius, maka SNI 03 – 6821 – 2002 mensyaratkan bahwa kandungan
lumpur pada agregat halus yang diizinkan maksimum 5% apabila lebih dari 5%
maka agregat halus harus dicuci terlebih dahulu. Untuk mengetahui perilaku
kekuatan yang terjadi pada beton dilkakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh lumpur pada beton.
Agregat halus ( pasir ) adalah setiap agregat yang lolos saringan no 4 atau
4.75 mm dan tertahan pada saringan 0.076 mm atau saringan no 200. Pemeriksaan
kadar lumpur dengan saringan no.200 dapat diartikan sebagai prosedur untuk
menentukan jumlah lumpur yang terdapat dalam suatu agregat tertentu. Karena

Ferdi Amril (21101154330013) 14


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
adanya lumpur pada agregat yang akan dipakai dan yang akan digunakan untuk
menentukan komposisi campuran beton akan dapat menyebabkan tidak
tercapainya ketegangan dan kekuatan beton yang akan direncanakan semula. Hal
ini dapat disebabkan karena lumpur dapat menghambat proses dan aktivitas
persenyawaan campuran , bahkan dapat menyebabkan perubahan komposisi
campuran .
Suatu agregat halus dapat layak sebagai bahan pengisi beton jika
mengandung kadar lumpur yang kecil dari 5 % dari total agregat dan jelas bahwa
kadar lumpur yang diizinkan tersebut sangat kecil mengingat pengaruh lumpur
terhadap campuran apalagi sifat campuran lumpur mengendap dan menyebabkan
homogitas campuran kurang tercapai.
Pemeriksaan kadar lumpur dengan menggunakan saringan atau malalui
laboratorium akan mengalami proses pengeringan dan pembersihan . Jelas hal ini
dapat berlangsung dengan teliti apalagi didukung dengan pekerjaan yang baik dan
penimbangan yang benar – benar akurat.

3.4 Peralatan dan Bahan


3.4.1 Peralatan :
a. Saringan No.200
b. Oven
c. Pan
d. Timbangan
3.4.2 Bahan :
a. Agregat halus
b. Air bersih
c. Plastik
d. Karet

3.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Menimbang agregat halus dalam kondisi lapangan (W1) sejumlah 300
gram.
b. Oven agregat halus tersebut dari oven selama 6 jam dengan suhu 110
 5 C.

Ferdi Amril (21101154330013) 15


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c. Keluarkan agregat halus tersebut dari oven kemudian timbang agregat
halus dan catat sebagi W2.
d. Bilas agregat tersebut dengan air sampai bersih hingga air pembilas
sampai bening menggunakan saringan No.200.
e. Kemudian oven selama 24 Jam dan kemudian ditimbang untuk

mencari W3.

3.6 Pengamatan Data


Tabel 3.1 Pengamatan data

Tempat Laboratorium Bahan Konstruksi UPI “YPTK”.

Senin, 31 Oktober Di Kerjakan


Hari / Tanggal Kelompok 3
2022 oleh
Carry Aptavia Rosa
10.06 WIB -
Waktu Di Periksa oleh Devita Lira Oktavani
selesai
Rivo Pradytho
(Sumber:Hasil Pengamatan Data)
Tabel 3.1 Pengamatan data
Penentuan Kadar Lumpur dan Kadar Air Agregat Halus
Berat agregat lapangan (W1) 300 gram
Berat agregat kering sudah di oven (W2) 262,1 gram
Berat agregat kering sudah di oven (W2) 225,0 gram
(Sumber:Hasil Pengamatan Data)

3.7 Analisa Pengolahan Data (W 2 - W3)


x 100 %
Kadar Lumpur = W2

= 262,1−255,0 𝑥100%
262,1

= 2,71 %
(W1W 2)
Kadar air = x100%
W1
= 300−262,1 𝑥100%
300

= 12,63 

Ferdi Amril (21101154330013) 16


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.8 Kesimpulan
Untuk agregat halus diisyaratkan bahwa kadar lumpurnya tidak boleh lebih
dari 5% dan jika lebih dari yang diisyaratkan, agregat harus dicuci dahulu sebelum
digunakan untuk pekerjaan konstruksi. Dengan cara ini diperoleh kadar lumpur
2,71% < 5 % jadi agregat bisa langsung digunakan untuk campuran
beton.Sehingga agregat yang digunakan dapat menjadikan daya ikat semen kuat
dan kekuatan semen baik digunakan untuk keperluan konstruksi.
Untuk bangunan yang menggunakan struktur beton bertulang akan
menggunakan pasir atau di sebut juga dengan agregat halus sebagai material
utama. Salah satu pedoman dalam memilih pasir yang bagus adalah mengetahui
kandungan kadar lumpurnya, oleh karena itu dilakukan pengujian terlebih dahulu
sebelum di gunakan.

3.9 Dokumentasi

Gambar 3.1 Agregat kering setelah di oven


(Sumber: Dokumen pribadi)

Gambar 3.2 Agregat kering setelah di cuci


(Sumber: Data pribadi)

Ferdi Amril (21101154330013) 17

Anda mungkin juga menyukai