MODUL 8
Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
(ASTM C-33-2003)
1. Dasar Teori
Menurut SNI 03-6821-2002 Lumpur pada umumnya tercampur pada pasir. Dalam
jumlah yang cukup banyak lumpur dapat mengurangi kekuatan beton, karena
cenderung menghambat hidrasi semen (persenyawaan semen dengan air). Keadaan
akan bertambah buruk apabila lumpur membentuk lapisan yang menyelimuti
agregat sehingga mencegah terjadinya adhesi semen. Lumpur yang dimaksudkan
adalah bagian yang dapat melalui ayakan No. 200. Adanya lumpur dalam pasir
ditandai dengan bertambahnya volume ketika agregat direndam air.
Lumpur merupakan suatu gumplan atau lapisan yang menutupi permukaan dari
agregat dan telah lolos saringan No. 200. Kadar lumpur dinyatakan dalam satuan
persen serta standar yang digunakan adalah ASTM C-33-2003. Dimana kandungan
pada lumpur di dalamnya tidak boleh lebih besar dari 3% dari jumlah agregat halus
yang di uji.
𝑣2
Kadar Lumpur (%) =𝑣2+𝑣1 × 100%
Dimana :
V1 : Tinggi Pasir (cm)
V2 : Tinggi Lumpur (cm)
2. Maksud
Praktikum ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa persentase kadar lumpur yang
terdapat dalam agregat halus yang diperbolehkan dalam campuran perkerasan jalan.
3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Gelas Ukur Kapasitas 1000 ml
Berfungsi untuk menampung sampel agregat halus.
c. Plastik
Berfungsi untuk menutup gelas ukur 1000 ml.
Gambar 3. 3 Plastik
d. Karet Gelang
Berfungsi untuk mengikat plastik pada gelas ukur 1000ml.
Gambar 3. 5 Sekop
f. Penggaris
Berfungsi sebagai alat bantu mengukur ketinggian lumpur
Gambar 3. 6 Penggaris
4. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Agregat Halus 400 ml
Berfungsi sebagai benda uji pemeriksaan kadar lumpur
Gambar 3. 8 Air
5. Prosedur Praktikum
Prosedur yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
b. Masukkan agregat halus kedalam gelas ukur kapasitas 1000 ml
menggunakan sekop sebanyak 400 ml;
c. Masukkan air kedalam gelas ukur yang sudah berisi agregat halus
mencapai ketinggian 1000 ml;
d. Lalu masukkan air sebanyak 100 ml kedalam gelas ukur kapasitas 1000
ml yang sudah terisi air dan agregat halus;
e. Kemudian tutup permukaan gelas ukur kapasitas 1000 ml yang sudah
terisi sampel dengan plastik dan ikat dengan karet gelang;
f. Gerakan gelas ukur 1000 ml yang berisi sampel membentuk angka 8
sebanyak 25 kali agar agregat dan air tercampur;
g. Diamkan gelas ukur 1000 ml selama ±24 jam di tempat yang datar;
h. Setelah 24 jam ukur ketinggian pasir dan lumpur dengan penggaris,
lalu catat hasil pada form;
i. Setelah praktikum selesai bersihkan dan rapihkan alat.
6. Pelaporan
Tabel 3. 1 Formulir Pelaporan Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
7. Perhitungan
Berikut perhitungan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat
halus:
Diketahui:
Tinggi Pasir (H1) = 13,5 cm
𝑉2
Kadar Lumpur (%) = × 100%
𝑉2+𝑉1
1
= × 100%
1+13,5
=6,896%
8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, didapat hasil, benda uji yang telah
didiamkan selama 24 jam memiliki tinggi pasir 13,5 cm, dan tinggi lumpur 1 cm.
Dengan menggunakan perhitungan kadar lumpur maka benda uji tersebut
memiliki kadar lumpur sebesar 6,896% sehingga benda uji tersebut tidak baik
digunakan karena tidak memenuhi syarat peraturan ASTM C-33-2003 yang
seharusnya persentase kadar lumpur < 3%.