KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
4. Jika lumpur mempunyai kontak langsung dengan air apabila beton sudah keras,
maka lumpur akan mengembang ataupun menyusut. Jika hal ini terjadi maka
lama-kelamaan akan mengakibatkan beton menjadi lemah.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat melakukan pengujian kadar
lumpur pada agregat halus. Pengujian ini memiliki teori bahwa lumpur memiliki
massa yang relatif kecil bila berada didalam air akan berada diposisi atas,
sebaliknya massa yang lebih besar berada diposisi bawah.
Pasir yang berada dalam air diguncang atau diaduk, hal ini bertujuan untuk
mencuci pasir dari lumpur sehingga lumpur yang sudah terlepas dari pasir akan
naik keatas proses ini akan memerlukan waktu selama 24 jam. Dalam waktu itu,
pasir yang masih bergerak dalam air dapat turun dan mengendap.
Perbedaan warna pasir dan warna lumpur sangat jelas, karena warna
lumpur lebih gelap dibandingkan dengan warna pasir. Itu sebabnya lumpur yang
masih lengket dalam pasir sudah terlepas pada saat proses pengadukan
berlangsung. Pasir dan juga lumpur yang sudah mengendap dapat kita ukur
menggunakan penggaris, sehingga kita dapat menentukan persentase
perbandinganya.
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
2.7.4 PERALATAN
a. Gelas Ukur
Alat berbentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili
jumlah cairan yang telah terukur
b. Penggaris
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
2.7.7 PERHITUNGAN
Diketahui : Tinggi pasir (V2) = 14,2 𝑐𝑚
Tinggi lumpur (𝑉2) = 0,1 𝑐𝑚
2 𝑉
Kadar lumpur = 𝑉 +𝑉 × 100%
1 2
0,1
= 14,2+0,1 × 100%
= 0,699%
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
2.7.8 ANALISIS
Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium teknologi bahan pemeriksaan
kadar lumpur agregat halus dengan menggunakan pasir yang diambil di lapangan,
diguncang dan diendapkan selama 24 jam diperoleh hasil untuk bahan uji yaitu
tinggi pasir 14,2 cm , tinggi lumpur 0,1 cm dan kadar lumpur 0,7%. Maka hasil
yang diperolah dari percobaan terhadap bahan uji berada didalam standar SNI
(<5%), dan agregat ini bisa digunakan untuk bahan campuran beton. Pemeriksaan
ini harus dilakukan sebelum membuat beton agar ketika beton jadi tidak
mengurangi kuat tekan beton nya.
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
2.7.9 KESIMPULAN
Bahwa pengaruh kadar lumpur terhadap bahan pencampuran beton tidak
baik, karena akan mengakibatkan berkurangnya kuat tekan beton. Kadar lumpur
hanya boleh <5% saja dalam agregat halus, dan dari hasil pengujian kelompok 2
maka agregat yang di uji bisa digunakan untuk bahan campuran beton.Setelah
dilakukan pemeriksaan, kadar lumpurnya <5% maka tidak perlu dilakukan
penyaringan dan pencucian agregat halus. Dengan melalukan tes kadar lumpur
dengan benar maka akan diketahui apakah pasir tersebut layak untuk digunakan
sebagai bahan bangunan, apabila terlalu banyak mengandung kadar lumpur maka
dapat dikurangi prosentase lumpurnya terlebih dahulu dengan cara pencucian
pasir maupun teknik lain. Kegunaan mengguncang gelas ukur dalam pemeriksaan
kadar lumpur pada agregat halus berguna untuk memisahkan agregat dengan
lumpur. Ketika kadar lumpur lebih dari 5% akan mengakibatkan berkurangnya
kuat tekan beton dan akan mudah retak.
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
A
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019
Daftar Pustaka
American Society for Testing and Material. ASTM C-117-95. Methode for
materials finer than 75mm (no 200) sieve in materials aggerales by washing
Amerika: ASTM.
KELOMPOK 2 KELAS A