Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

2.7 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR PADA AGREGAT


HALUS
Disusun oleh : Ayu Elfichra 1907155663
Praktikan : Ori Patinsyah 1607111435
Abhi Putra Novianda 1907113188
Aflah Intishoor Mudrika 1907124574
Arivia Fadhila Putri 1907113953
Ayu Elfichra 1907155663
Habil Habibillah 1907111523
Khoirunnisa Ritonga 1907111568
Muhammad Reza Aminullah 1907124754
Siti Arsila Khairunnisa 1907110084
Sri Sundari Sekar Kinasih 1907113482
Tiara Kharisma Utami 1907113754

STANDAR REFERENSI
1. SNI 03-4428-1997 :“Metode pengujian agregat halus yang
mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir”
2. SK SNI S-4-1989-F :“Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A”
3. (PBI 1971/NI-2) :“Peraturan Beton Bertulang Indonesia,
1971”
4. ASTM C 117-95 :“Standard Test Method for Material Finer
than 75 µm (no 200) Sieve In Mineral Aggregats by Washing”

2.6.1 TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat halus. Kandungan
lumpur <5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat
halus untuk pembuatan beton.

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

2.6.2 DASAR TEORI


Lumpur merupakan gumpalan atau lapisan yang menutupi lapisan butiran
agregat. Lumpur tidak diizinkan dalam jumlah banyak, untuk masing-masing
agregat kadar lumpur yang diizinkan berbeda. Kadar lumpur agregat normal yang
diizinkan berdasarkan SK SNI S-04-1989-F untuk agregat halus (pasir) adalah
maksimal 5% dan untuk agregat kasar (split) maksimal 1%. Ada kecenderungan
meningkatnya penggunaan air dalam campuran beton yang bersangkutan apabila
terdapat lumpur. Lumpur tidak dapat menjadi satu dengan semen sehingga
menghalangi penggabungan antara semen dengan agregat. Pada akhirnya
kekuatan tekan beton akan berkurang karena tidak dapat saling mengikat.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur, dan sebagainya, serta harus memenuhi komposisi butir dan
kekerasan yang sebagaimana telah tercantum dalam “Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, 1971” (PBI 1971/NI-2). Jika kandungan lumpur yang terkandung pada
agregat melebihi 5% maka agregat halus tersebut harus disaring dan dicuci
terlebih dahulu.

Pengaruh yang terjadi bila kadar lumpur melebihi yang disyaratkan:


1. Kadar lumpur dapat memperluas permukaan agregat sehingga air
pengadukan (FAS) yang diperlukan lebih banyak.
2. Kadar lumpur akan mengurangi daya ikat semen karena akan menutupi
permukaan agregat, sehingga semen sukar mengikat pada agregat.
3. Kadar lumpur akan menghalangi proses ikat semen dengan agregat.
4. Sifat lumpur berpengaruh mengembang secara perlahan-lahan akan
mengakibatkan beton retak.

Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengujian kadar lumpur pada


agregat halus. Pengujian ini memiliki teori bahwa lumpur memiliki massa yang
relatif kecil bila berada di dalam air akan berada di posisi atas, sebaliknya massa
yang lebih besar berada di posisi bawah.
Pasir yang berada dalam air diguncang. Hal ini bertujuan untuk mencuci
pasir dari lumpur, sehingga lumpur yang sudah terlepas dari pasir akan naik ke

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

atas. Proses ini akan memerlukan waktu selama 24 jam. Dalam waktu itu, pasir
yang masih bergerak dalam air dapat turun dan mengendap.
Perbedaan warna pasir dan warna lumpur sangat jelas, karena warna
lumpur lebih gelap dibandingkan dengan warna pasir. Itu sebabnya lumpur yang
masih lengket dalam pasir sudah terlepas pada saat proses pengadukan
berlangsung. Pasir dan lumpur yang sudah mengendap dapat kita ukur
menggunakan penggaris, sehingga kita dapat menentukan persentase
perbandingannya.

2.7.3 PERALATAN
a. Gelas Ukur
Merek BOMEX
Spesifikasi Berbentuk silinder,
memiliki nilai dan berat
volume 1000 ml,
berbahan kaca
Fungsi Untuk mengukur
volume larutan yang
tidak membutuhkan
Gambar 7.1 Gelas Ukur
Sumber: Dokumentasi Kelompok 2 ketelitian tinggi.
Harga Rp. 395.000,.

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

b. Penggaris

Merek BUTTERFLY

Spesifikasi Berbahan mika transparan,


memiliki ukuran 30 cm,
ketelitian 0,5 mm
Fungsi Untuk mengukur benda-benda
yang berbidang datar dan juga
berdimensi kecil

Gambar 7.2 Penggaris


Harga Rp 3.000,.
Sumber : Dokumentasi Kelompok 2

2.7.4 BAHAN UJI


a. Pasir
\

Gambar 7.3 Agregat Halus


Sumber : Dokumentasi Kelompok 2

Pasir sebagai bahan uji yang diambil dari lapangan, dan dimasukkan ke
dalam gelas ukur.

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

2.7.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Mengambil benda uji dari lapangan.
2. Benda uji dimasukkan kedalam gelas ukur.
3. Menambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
4. Gelas diguncang untuk mencuci pasir dari lumpur.
5. Menyimpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur
mengendap setelah 24 jam.
6. Mengukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2).

2.7.6 PERHITUNGAN

𝑉2
Rumus Kadar Lumpur = × 100% (7.1)
𝑉1 +𝑉2

Diketahui : Tinggi pasir (V2) = 14,2 𝑐𝑚


Tinggi lumpur (V2) = 0,1 𝑐𝑚
𝑉2
Kadar lumpur = × 100%
𝑉1 +𝑉2
0,1
= × 100%
14,2+0,1

= 0,699%

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR
No. Lab. Teknologi Bahan
: 1 Sumber Contoh :
Contoh UR
Tgl. Oktober
: Jenis Contoh : Agregat Halus
Terima 2019
Kelompok
Pelaksana : Untuk : Praktikum
2
Tinggi Pasir V1 = 14,2 mm
Tinggi Lumpur V2 = 0,1 mm
Kadar Lumpur V2/ (V1+V2) x 100% = 0,699 %

2.7.7 ANALISIS
Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium teknologi bahan pemeriksaan
kadar lumpur agregat halus dengan menggunakan pasir yang diambil dari
lapangan, diguncang, dan diendapkan selama 24 jam, diperoleh hasil untuk bahan
uji yaitu tinggi pasir 14,2 cm, tinggi lumpur 0,1 cm, dan kadar lumpur 0,669%.
Maka hasil yang diperoleh dari percobaan terhadap bahan uji berada di dalam
standar SNI (<5%), dan agregat ini bisa digunakan untuk bahan campuran beton.
Pemeriksaan ini harus dilakukan sebelum membuat beton agar ketika beton jadi
tidak mengurangi kuat tekan betonnya.

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

2.7.8 KESIMPULAN
Bahwa pengaruh kadar lumpur terhadap bahan pencampuran beton tidak
baik, karena akan mengakibatkan berkurangnya kuat tekan beton. Kadar lumpur
hanya boleh <5% saja dalam agregat halus. Dari hasil pengujian tersebut maka
agregat yang diuji bisa digunakan untuk bahan campuran beton. Setelah dilakukan
pemeriksaan, kadar lumpurnya mencapai <5%, sehingga tidak perlu dilakukan
penyaringan dan pencucian agregat halus. Dengan melakukan tes kadar lumpur
dengan benar, maka akan diketahui apakah pasir tersebut layak untuk digunakan
sebagai bahan bangunan. Apabila terlalu banyak mengandung kadar lumpur,
maka dapat dikurangi presentase lumpurnya terlebih dahulu dengan cara
pencucian pasir maupun teknik lain. Kegunaan mengguncang gelas ukur dalam
pemeriksaan kadar lumpur pada agregat halus berguna untuk memisahkan agregat
dengan lumpur. Ketika kadar lumpur lebih dari 5% akan mengakibatkan
berkurangnya kuat tekan beton dan akan mudah retak.

2.7.9 SARAN
1. Sebaiknya dalam melakukan pengujian harus dengan sungguh-
sungguh, agar tercapai hasil yang akurat.
2. Sebelum melakukan pengujian, harus dipastikan bahwa semua alat
dicek secara benar sesuai dengan data yang inginkan agar tidak
terjadi kesalahan.
3. Disarankan pembersihan pada agregat halus mengenai kadar
lumpur yang terkandung dalam agregat karena sangat berpengaruh
pada mutu beton

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

BAGAN ALIR PENGUJIAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

Menambahkan air pada


Memasukkan benda uji gelas ukur guna
ke dalam gelas ukur melarutkan lumpur

A
Gelas diguncang untuk
mencuci pasir dari
lumpur.

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

A
Menyimpan gelas ukur
pada tempat yang datar
dan biarkan lumpur
mengendap hingga 24 jam

Mengukur tinggi pasir


(V1) dan tinggi lumpur
(V2)

KELOMPOK 2 KELAS A
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2019

DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and Material. ASTM C-117-95. Methode for
Materials Finer than 75mm (no 200) Sieve In Materials Aggregats by Washing
Amerika: ASTM.

Departemen Pekerjaan Umum. (1997). SNI 03-4428-1997. Metode pengujian


agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Laboratorium Teknologi Bahan Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau. (2019).


Pedoman Pelaksanaan Praktikum. Pekanbaru: Fakultas Teknik - Jurusan Teknik
Sipil Universitas Riau.

(PBI 1971/NI-2) “Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971”

SK SNI S-4-1989-F “Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A”

KELOMPOK 2 KELAS A

Anda mungkin juga menyukai