Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSERVASI TANAH DAN AIR

“Hubungan infiltrasi dengan porositas tanah”

Disusun oleh Kelompok 2:

Altin (105951100721)

Firawati (105951103121)

Sumarni (105951100121)

3A Kehutanan

Dosen pembimbing: Dr.Ir. Nirwana, M.P

Asisten: Surianti

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022/20223
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM INFILTRASI

Laporan praktikum Infiltrasi ini disusun sebagai tugas akhir menyelesaikan


Praktikum Infiltrasi dan salah satu syarat lulus mata kuliah Konservasi Tanah dan
Air.

Makassar, 10 Desember 2022

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Laporan

Nurul Asmika Surianti

NIM:1059511
01420

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab


Praktikum,

Dr.Ir. Nirwana, M.P


DAFTAR ISI

HALAMAN
SAMPUL.......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan Praktikum .......................................................................... 1

BAB II METODE PRAKTIKUM ................................................................. 2

A. Tempat dan Waktu ....................................................................... 2

B. Alat dan Bahan ............................................................................. 2

C. Cara kerja ..................................................................................... 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 1

A. Hasil Praktikum ............................................................................. 1

B. Pembahasan Hasil Praktikum ....................................................... 1

BAB IV KESIMPULAN .............................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. iii

LAMPIRAN ................................................................................................ iv

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alinea Pertama: Menurut Asdak (2010), infiltrasi adalah aliran air masuk
kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral)
dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian
atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam
sebagai akibat gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi.

Menurut Hanafiah (2008) porositas tanah adalah proporsi ruang pori total
yang terdapat dalam volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan
udara,sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah.
Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori Untuk
pergerakan air dan udara masuk- keluar tanah secara leluasa, sebaliknya
jika tanah tidak poreus.

Alinea Kedua: Porositas tanah sangat penting dalam menentukan


kapasitas infiltrasi. Tanah yang memiliki ukuran pori-pori kecil, seperti
lempung, memiliki kapasitas infiltrasi yang lebih kecil daripada tanah yang
memiliki ukuran pori besar, seperti pasir. Meskipun demikian, aturan ini
memiliki pengecualian pada tanah lempung yang kering. Pada kondisi ini,
tanah lempung kering membentuk banyak celah yang berakibat pada
semakin besarnya kapasitas infiltrasi.

Alinea Ketiga: Karena dengan adanya proses infiltrasi maka kebutuhan


vegetasi terhadap air termasuk transpirasi, menyediakan air untuk
evaporasi, mengisi kembali reservoir tanah dan menyediakan aliran
sungai pada saat musim kemarau akan dapat terpenuhi, selain itu
manfaat dari infiltrasi adalah dapat mengurangi terjadinya erosi tanah.

Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui hubungan infiltrasi dengan


porositas tanah

1
BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktik mata kuliah konservasi tanah dan air ini dilaksanakan


pada tanggal 26 November 2022. Pada pukul 08.30 wita-selesai.
Bertempat di laboratorium prodi kehutanan fakultas pertanian
universitas Muhammadiyah Makassar.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses praktikum


adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Alat tulis
b. Kamera/HP
c. Gunting
d. Penggaris
e. Cutter
f. Gelas
g. Ayakan
h. Botol Aqua
i. Botol Ukur (ml)
j. Paku
k. Korek Api
2. Bahan
a. Kerikil
b. Pasir
c. Tanah
d. Air

1
C. Cara kerja

Dengan mengetahui Alat dan Bahan yang dibutuhkan, maka


Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
1. Potong atau gunting bagian tengah botol hingga menjadi 2
bagian.
2. Lalu lobangi bagian bawah botol dengan paku yang telah
dipanaskan dengan jumlah yang sama.
3. Potongan botol bagian atas yang memiliki penutup botol, di
pindahkan ke bawah dijadikan sebagai tumpuan botol yang akan
di beri material.
4. Masukan material-material yang telah disiapkan sebelumnya
(tanah, pasir & kerikil) kedalam potongan botol dengan tinggi 7cm
yang memiliki lubang yang sama, kemudian disusun kembali
dengan potongan botol yang satunya lagi agar kembali rapih.
5. Setelah selesai menyusun, letakkan bahan dan alat-alat tersebut
di tengah meja dan susun rapih setelah itu, siap-siap isi botol
tersebut dengan air sebanyak 200ml lalu nyalakan stopwatch
kemudian amatilah tetesan pertama sampai tetesan terakhir
lakukan hal tersebut sampai 3 kali.

1
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada saat praktikum di

laboratorium, didapatkan data seperti yang tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Data Hasil Praktikum

No. Jenis Tinggi Jumlah Waktu Air Yang


Fraksi Media Air T0 T1 T2 Tertampung
1. Kerikil 7 cm 200 ml 10.10 WIT 00.02.03 00.24.84 180

2. Pasir 7 cm 200 ml 10.15 WIT 00.22.59 00.32.35 100

3. Tanah 7 cm 200 ml 10.22 WIT 00.31.84 06.23.66 105

Keterangan Tabel:

- T0 = Waktu saat awal air dituangkan ke media ( jam )


- T1 = Waktu saat Air menetes pertama kali ( stopwatch )
- T2 = Waktu saat Air menetes terakhir kali ( stopwatch )

B. Pembahasan Hasil Praktikum

1. Kerikil: Laju infiltrasi pada kerikil sangat cepat karena pori-pori

yang besar dibandingkan pori-pori pasir dan tanah.

a. Jumlah air yang dituang adalah sebanyak 200 ml

b. Jumlah air yang tertampung adalah sebanyak 180 ml

c. Jumlah air yang terserap adalah sebanyak 20 ml

1
Gambar 3.1 mengukur air Gambar 3.2 air dan kerikil

2. Pasir : Laju infiltrasi pada pasir lebih cepat dari tanah karena pasir

memiliki pori-pori lebih besar dari tanah.

a. Jumlah air yang dituang adalah sebanyak 200 ml

b. Jumlah air yang tertampung adalah sebanyak 100 ml

c. Jumlah air yang terserap adalah sebanyak 100 ml

Gambar 3.3 mengukur air Gambar 3.4 pasir dan air

1
3. Tanah: Laju infiltrasi tanah lebih lambat dari kerikil dan pasir

karena pori-pori tanah lebih kecil dan lebih rapat.

a. Jumlah air yang dituang adalah sebanyak 200 ml

b. Jumlah air yang tertampung adalah sebanyak 95 ml

c. Jumlah air yang terserap sebanyak 105 ml

Gambar 3.5 mengukur air Gambar 3.6 air dan tanah

Analisa Data

Dari data hasil percobaan selama praktikum dilakukan analisa data untuk

jumlah air yang terserap di dalam fraksi. Rumus sederhana yang di

gunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah air yang terserap = jumlah air dituangkan – jumlah air yang tertampung

Hasil analisa dari percobaan dengan menggunakan rumus diatas dapat

dilihat pada tabel 3.7.

1
Tabel 3.7. Data Hasil Percobaan

No. Jenis Fraksi Jumlah Air Jumlah Air Yang Jumlah Air Yang
Tertampung Terserap

1. Kerikil 200 ml 180 ml 20 ml

2. Pasir 200 ml 100 ml 100 ml

3. Tanah 200 ml 105 ml 95 ml

Dari hasil analisa terhadap tiga komponen tersebut kita dapat

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu terhadap masing-masing

fraksi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Perbandingan Tetesan Pertama (detik) antara


Kerikil, Pasir, dan Tanah
20 31 detik
18
16
14
Tetesan pertama air

22 detik
12
10
8
6
4 2 detik
2
0
Kerilil pasir Tanah

Jenis Fraksi

Gambar 8. Diagram batang perbandingan tetesan pertama (detik) antara kerikil, pasir, dan tanah

1
Pada gambar diagram di atas kita dapat mengetahui bahwa kecepatan
infiltrasi kerikil sangat cepat dibandingkan pasir dan tanah yakni hanya
membutuhkan waktu sekitar 2 detik, sedangkan pasir membutuhkan
waktu sekitar 22 detik detik dan tanah membutuhkan waktu sekitar 31
detik sehingga hal ini menunjukkan bahwa pori-pori kerikil lebih besar
sehingga kecepatan infiltrasinya sangat cepat dibandingkan pasir dan
tanah, sedangkan pori-pori pasir lebih kecil dari pori-pori kerikil, namun
lebih besar dari pori-pori tanah sehingga kecepatan infiltrasinya lebih
cepat dari tanah dan pori-pori tanah lebih kecil dari pasir sehingga
kecepatan infiltrasinya lambat.

Perbandingan Tetesan Akhir (detik) antara Kerikil,


Pasir, dan Tanah
20 06.23. menit
18
16
14
Tetesan akhir air

32 detik
12
10
8
6
4 24 detik
2
0
Kerilil pasir Tanah

Jenis Fraksi

Gambar 9. Diagram batang perbandingan tetesan akhir (detik) antara kerikil, pasir, dan tanah

Dapat di lihat pada gambar diatas kita dapat menyimpulkan bahwa


waktu yang di butuhkan oleh kerikil untuk mencapai tetesan aikhir pada
kerikil itu lebih cepat di banding pasir dan tanah karena kerikil

1
mempunyai pori-pori yang cukup besar maka waktu yang dibutuhkan
oleh kerikil untuk mencapai tetesan akhir terbilang cepat. Berbeda
dengan pasir dan tanah yang memiliki pori-pori lebih kecil dari kerikil.

Perbandingan Air Yang Lolos (ml) antara kerikil,


pasir dan tanah
160 180
140
120
Air yang lolos

100
105
80
100
60
40
20
0
1 2 3

Gambar 10. Diagram batang perbandingan air yang lolos (ml) antara kerikil, tanah, dan pasir

Dapat dilihat dari tabel diagram diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
air yang lolos pada infiltrasi kerikil itu lebih banyak di karenakan kerikil
mempunyai pori-pori yang besar dari pada pasir dan tanah. Dan pori-
pori pasir dan tanah itu sangat kecil sehingga yang menyebabkan
mengapa air yang tertampung atau air yang lolos pada fraksi pasir dan
tanah itu lebih sedikit.

1
BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan praktikum dengan media botol laju infiltrasi

terlihat jelas bahwa pada fraksi kerikil kecepatan infiltrasinya sangat cepat,

karena pori-pori kerikil lebih besar sehingga durasi waktu yang dibutuhkan

pada saat pengamatan infiltrasi diperoleh 24.84 detik dengan ketinggian

7cm dan menghasilkan sisa air yang tertampung ke wadah 180 ml.

Kemudian pada fraksi pasir kecepatan infiltrasinya lebih lambat dari kerikil

aehingga durasi waktu yang dibutuhkan 32.35 detik dengan ketinggian

7cm dan menghasilkan sisa air yang tertampung ke wadah 100 ml .

Kemudian dibandingkan dengan fraksi tanah fraksi tanah memiliki pori-

pori kecil dan lebih rapat sehingga memungkinkan air menyerap dengan

membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan fraksi kerikil dan

pasir, sehingga durasi waktu yang dibutuhkan pada saat pengamatan

infiltrasi diperoleh 06.23 menit dengan ketinggian 7cm dan menghasilkan

sisa air yang tertampung ke wadah 105, mengapa sisa air tanah lebih

banyak dari sisa air pasir, karena tanah sedikit mengalami penyusutan

sehingga air yang terserap didalam tanah itu lebih sedikit dari pada pasir.

1
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Fatihatul, Diana. 2013. “ Porositas tanah”.


http://dianafatihatul.blogspot.com/2013/02/porositas-
tanah.html?m=1 (diakses tanggal 09 Desember 2022, pukul 22.24)

Sudarno dkk. (2014). Perbandingan Infiltrasi Lahan Terhadap Karakteristik


Fisik Tanah, Kondisi Penutupan Tanah dan Kondisi Tegakan Pohon
Pada Berbagai Jenis Pemanfaatan Lahan. Jurnal Geografi 11, 1-13.

1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai