Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Recovery from deformation bahan cetak alginate


Kelompok : C-4
Tgl. Praktikum : Kamis, 21 Februari 2019
Pembimbing : Dr. Intan Nirwana, drg., Mkes.

Penyusun :
1.Koko Muzari 021811133130
2. Lukas Aldhi 021811133131
3.Sausan Yova 021811133132
4.M. Dimas R.F 021811133133
5.Fildzah Farahiyah 021811133134

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTRAN GIGI
UNIVERSITAS ARILANGGA
2019
1.1 Tujuan
a. Untuk membuktikan bahwa bahan cetak Alginat memiliki sifat recovery from
deformation yang baik yaitu yang sesuai dengan spesifikasi ANSI/ADA yaitu lebih
dari 95% dan dengan deformasi permanen maksimal 5%.
b. Melakukan uji recovery from deformation material cetak alginat dengan benar

1.2 Cara Kerja


1.2.1 . Alat dan Bahan
1.2.1.1 Bahan :
a. Bubuk alginat sebanyak 4,2 gr
b.Air 10 mL

1.2.2 Alat :

a. Mangkuk karet

b. Spatula

c. Lempeng kaca besar dan kecil

d. Ring besar dan kecil

e. Waterbath

f. Alat uji recovery from deformation

1.2.2 Mengambil data dari praktikum setting time material cetak alginat
Mengambil data dari praktikum setting time material cetak alginat
1.2.3 Pembuatan Sampel
a. Sebelum praktikum dimulai alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
b. Ring besar diletakan di atas lempeng kaca besar
c. Menuangkan air sebanyak 10 ml dalam mangkuk karet, kemudian dimasukan bubuk
alginat sebanyak 4,2 gram, diaduk dengan cara memutar dan menekan spatula pada
dinding mangkuk karet dengan memutar mangkok karet secara perlahan. Diaduk sampai
menjadi adonan halus selama 30 detik (sesuai aturan pabrik)
d. Ring besar diisi dengan adonan alginat setinggi ¾ ring
e. Ring kecil diletakan ke dalam ring besar sampai ring kecil menyentuh lempeng kaca.
Alginat akan naik ke permukaan ring bahkan keluar dari ring. Permukaan alginat diratakan
menggunakan spatula ditunggu selama 3 detik
f. Lempeng kaca kecil diletakan pada permukaan atas ring untuk mengeluarkan kelebihan
adonan alginat dan dilakukan fiksasi
g. Ring dan lempeng kaca dimasukan ke dalam waterbath suhu 37 derajat Celcius selama
waktu setting time yang telah ditentukan
h. Sampel dikeluarkan dari waterbath
i. Sampel dikeluarkan dari ring

gambar 1. penuangan air kedalam gelas ukur gambar 2. menimbang bubuk alginat gambar 3. memanipulasi alginat

gambar 4. mengisi ¾ ring besar gambar 5.ring kecil dimasukkan gambar 6. water bathing alginat

1.2.3 Pengukuran recovery form deformation


a. Sampel alginat diletakan di atas meja alat deformasi. Permukan atas sampel alginat
ditutup dengan lempeng kaca kecil
b. Melakukan uji recovery from deformation, dengan cara:
1. Lama setting time +45 detik : Jarum indikator diturunkan sampai berkontak
dengan lempeng kaca
2. Lama setting time + 55 detik : jarum indikator dibaca. Nilai indikator dicatat
sebagai nilai A, kemudian jarum diangkat ke atas lagi
3. Lama setting time + 60 detik :sampel ditekan dengan menurunkan tuas
sebanyak 4 mm (4 putaran jarum besar dial indikator) dalam waktu 1 detik.
Penekanan dilakukan selama 5 detik, kemudian tuas dilepas kembali
4. Lama setting time +90 detik : Jarum indikator diturunkan sampai berkontak
dengan lempeng kaca di atas kembali
5. Lama setting time + 100 detik : jarum indikator dibaca dan dicatat nilai yang
terbaca sebagai nilai B
6. recovery form deformation material cetak alginat dihitung dalam % dengan
rumus:
A−B
100 (1- 20 ) %
gambar 7. melakukan uji recovery form deformation

1.3 Hasil Praktikum


1.3.1 Proses Manipulasi
Metode pencampuran alginat diawali dengan menyesuaikan perbandingan bahan
alginat dan air sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik. Aturan pabrik memanipulasi
alginat sebanyak 8,4 gr dengan 20 mL air, namun yang dibutuhkan dalam pengamatan ini
hanya sedikit sehingga kami menakar bubuk alginat sebanyak 4,2 gr dengan 10 mL agar tetap
sesuai dengan takaran pabrik.Sendok alginat disediakan untuk mengukur bubuk alginat,
sementara untuk mengukur air secara tepat digunakan gelas ukur.Setelah mengukur dengan
ukuran yang proporsi, bubuk alginat dan air dicampur dalam rubber bowl dan diaduk dengan
spatula. Pengadukan dilakukan dengan cepat dan terus-menerus, spatula bersinggungan
sempurna dengan dinding rubber bowl membentuk angka 8 atau diaduk dengan menekan ke
dinding hingga sepenuhnya homogen. Bila pengadukan tidak sempurna, kekuatan gel dapat
berkurang sampai 50%.Demikian juga bila pengadukan terlalu lama, gel akan rusak dan
kekuatannya akan menurun.Waktu pengadukan yang umum adalah 30 detik sampai 1 menit.

1.3.2 Hasil Praktikum


Hasil Pengamatan Praktikum

Presentase Recovery Δ(A-B) B A Percobaan Ke


From Deformation

99,95% 0,01 6,51 6,52 1

99,30% 0,14 4,40 4,54 2

99,20% 0,16 7,30 7,46 3


99,95% 0,01 6,81 6,82 4

Rata-rata 99,60%

1.4 Tinjauan Pustaka


Alginat
Alginat adalah bahan cetak hidrokoloid elastis yang bersifat ireversibel. Alginat adalah salah satu
bahan yang paling sering digunakan gigi; dan bahan cetak alginat adalah sederhana, efektif dan sangat
diperlukan bagian dari gigi praktek.Namun sangat sedikit orang dapat membuat bahan cetak alginate
tepat pertama kalinya. Selama bertahun-tahun, bahan cetak alginat telah menjadi pokok dari
kebanyakan praktek gigi.
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air dan digunakan untuk mencetak detail
minimal, seperti yang digunakan untuk membuat model studi. Bahan ini tersedia dalam bentuk bubuk
dan bila dicampur dengan air akan membentuk hidrosol, yang kemudian berubah menjadi hidrogel
yang bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang dicetak. Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk memanipulasi alginat adalah takaran air dan bubuk harus benar atau
sesuai dengan aturan pabrik, cara mencampur dan pengadukan juga harus benar. Adanya kesalahan
dalam proses tersebut dapat berpengaruh pada waktu kerja dan setting time.
Ciri-ciri dari bahan cetak alginat antara lain, alginat memiliki dua jenis, ada yang bersifat
regular set dan ada juga yang bersifat fast-set form, berbentuk bubuk, working time dan setting time
dapat disesuaikan dengan meningkatkan atau menurunkan suhu air (jika suhu meningkat, berarti
penurunan working time dan setting time dan jika suhu diturunkan, berarti peningkatan terhadap
working time dan setting time), dan suhu air optimal adalah 21 derajat celcius. Keuntungan daripada
alginat adalah harga yang murah, mudah dimanipulasi, setting yang cepat, hidrofilik, serta dengan
sifatnya yang elastis memudahkan untuk mengambil cetakan di daerah undercut. Sedangkan
kerugiannya adalah alginat stabilitas dimensinya kurang baik dan suhu ruang dan kelembapan udara
bisa memengaruhi setting kerja dan setting time dari alginat. Penggunaan alginat banyak dipakai
untuk model studi, gigi tiruan lepasan, aplikasi ortodonti, bleaching trays, dll. (Sheridan, 2010)
Komponen aktif utama bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginat yang
larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur dengan air,
bahan tersebut akan membentuk sol. Bubuk alginat yang diproduksi pabrik mengandung sejumlah
komponen. Komposisi alginat bervariasi tergantung pada produsen, namun ada konsentrasi relatif
konsisten untuk masing-masing bahan (McCabe, 2008). Tabel 2.1 menunjukkan suatu formula untuk
komposisi bubuk bahan cetak alginat dengan fungsi dari masing-masing komponen (Anusavice, 2013;
McCabe, 2008). Tabel 2.1 Komposisi bubuk bahan cetak alginat (Anusavice, 2013). Pada proses
gelasi bubuk alginat yang dicampur air akan menghasilkan bentuk pasta. Dua reaksi utama terjadi
ketika bubuk bereaksi dengan air selama proses setting. Tahap pertama, sodium fosfat bereaksi
dengan kalsium sulfat yang menyediakan waktu pengerjaan yang adekuat (Anusavice, 2013).

Viskositas yang tinggi merupakan salah satu sifat yang penting dari alginat. Sifat ini sering dijadikan
sebagai ukuran kualitas alginat yang diperdagangkan. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh penambahan
sejumlah kecil NaCl, Na2SO4, Na2CO3, dan garam-garam natrium ammonia. Salah satu hal yang
terpenting yaitu jumlah asam alginat yang bereaksi dengan ion logam polivalen untuk membentuk gel
atau larutan yang viskositasnya tinggi. Ion divalen yang penting dan umum digunakan untuk tujuan
tersebut adalah kalsium. Peningkatan konsentrasi kalsium akan menyebabkan alginat menjadi sangat
viskos hingga akhirnya mengendap.

1.5 Pembahasan
Alginat memiliki beberapa mechanical properties, sifat sifat yang berkaitan dengan praktikum
kami pada topik ini yaitu diantaranya: flexibility, elasticity dan elastic recovery. Sifat flexibility dari
alginat sendiri ialah 14% pada tekanan sebesar 1000 gr/cm2. Tapi sifat flexibility ini bergantung pada
perbandingan W/P, semakin kecil perbandingan rasio W/P nya, semakin kecil pula nilai flexibilitynya.
Jika dibandingkan dengan impression material-agar hydrocoloid, alginat memiliki tingkat elasticity
yang lebih rendah dan memiliki elastic recovery sebesar 97,3% dan memiliki permanent deformation
sekitar 1,2%. Namun sifat permanent deformation ini bisa berkurang apabila proses pencetakan
dilakukan dengan sangat cepat (Scheller-Sheridan, C., 2010)
Dalam percobaan ini kami menguji kestabilan dimensi alginat yang bersifat hidrokoloid dan
irreversibel yang digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat
model studi, untuk prostetik dan ortodontik serta untuk diagnosa (Anusavice, 2013, hal. 93). Alginat
bukan hanya digolongkan sebagai bahan kedokteran gigi yang memiliki sifat deformasi plastis, namun
juga memiliki suatu syarat sehingga dapat digunakan sebagai bahan material yang kegunaannya
efisien, yaitu dengan mengukur dari besarnya recovery from deformation.
Recovery from deformation adalah kemampuan bahan alginat untuk kembali ke bentuk awal
setelah berubah bentuk selama pelepasan dari rongga mulut yang telah melewati daerah terbesar dari
daerah undercuts.Oleh karena itu, semakin besar recovery from deformation, akan lebih akurat bahan
cetak. Recovery from deformation dari campuran alginat yang disiapkan untuk eksperimen dievaluasi
menurut spesifikasi American National Standard / American Dental Association (ANSI/ADA) no.18.
Selain itu, prosedur pengujian yang diikuti, sesuai dengan International Standard Organization (ISO
1563:1990) untuk bahan cetak alginat, yang ditemukan secara teknis identik dengan ANSI / ADA
spesifikasi no.18. Spesifikasi ANSI / ADA no.18 menyebutkan bahwa recovery from deformation
paling sedikit 95%. Dalam percobaan ini kami menggunakan air untuk mencampur bahan komersial
serta campuran alginat yang disiapkan untuk eksperimental. Untuk campuran alginat yang disiapkan
untuk eksperimen, rasio water/ powder adalah standar pabrik, yakni 10 mL air / 4,2 g bubuk alginat.
Setelah manipulasi alginat, alginat dimasukkan ke dalam ring sebagai perumpamaan mencetak rongga
mulut pasien. Sedangkan water bath 37°C digunakan sebagai perumpamaan pencetakan alginat sesuai
suhu rongga mulut pasien. Untuk mengukur besarnya recovery from deformation diperlukan adanya
tekanan dengan tujuan mengetahui nilai indikator pengukuran awal dan akhir (nilai A dan nilai B)
yang diperlukan untuk mengukur besarnya recovery from deformation dalam suatu rumus yang
disepakati. Dalam hal ini nilai A lebih besar dari nilai B karena adanya deformasi akibat penekanan
oleh jarum uji recovery from deformation. Percobaan ini kami lakukan sebanyak empat kali dan
semua percobaan menghasilkan hasil recovery from deformation lebih besar dari 95%, ini
membuktikan bahwa alginat yang dipakai dalam percobaan ini sudah memenuhi standar ANSI/ ADA
no. 18. Jadi, hasil cetakan alginat dalam percobaan ini mempunyai recovery from deformation yang
baik yang artinya mampu kembali ke bentuk semula dan dapat menyesuaikan rongga mulut pasien.

1.6 Kesimpulan
Deformation atau perubahan bentuk terjadi pada saat adanya tekanan, sebagai bahan cetak
yang baik agar bisa diterapkan dalam pencetakan gigi, alginat harus memiliki sifat keakuratan yang
baik. Menurut spesifikasi ANSI / ADA no.18 recovery from deformation paling sedikit 95%. dengan
keakuratan yang sangat tinggi ini material cetak alginat berguna untuk pemulihan bentuk material
cetak alginat ketika hasil cetakan dilepaskan dari rongga mulut pasien. Sehingga memenuhi syarat
material cetak yang mampu kembali ke bentuk semula dengan baik agar bisa menyesuaikan keadaan
undercut yang terdapat pada daerah servikal gigi sehingga hasil cetakan yang didapat bisa menyerupai
bentuk keadaan rongga mulut aslinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. J. (2013). Philips' Science of Dental Materials. Missouri: Elsevier.


Manappallil, J. J. (2010). Basic Dental Materials. New Delhi: Jaypee Brothers.
Scheller-Sheridan, C. (2010). Basic Guide to Dental Materials. London.

Anda mungkin juga menyukai