Penyusun :
1.Koko Muzari 021811133130
2. Lukas Aldhi 021811133131
3.Sausan Yova 021811133132
4.M. Dimas R.F 021811133133
5.Fildzah Farahiyah 021811133134
1.2.2 Alat :
a. Mangkuk karet
b. Spatula
e. Waterbath
1.2.2 Mengambil data dari praktikum setting time material cetak alginat
Mengambil data dari praktikum setting time material cetak alginat
1.2.3 Pembuatan Sampel
a. Sebelum praktikum dimulai alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
b. Ring besar diletakan di atas lempeng kaca besar
c. Menuangkan air sebanyak 10 ml dalam mangkuk karet, kemudian dimasukan bubuk
alginat sebanyak 4,2 gram, diaduk dengan cara memutar dan menekan spatula pada
dinding mangkuk karet dengan memutar mangkok karet secara perlahan. Diaduk sampai
menjadi adonan halus selama 30 detik (sesuai aturan pabrik)
d. Ring besar diisi dengan adonan alginat setinggi ¾ ring
e. Ring kecil diletakan ke dalam ring besar sampai ring kecil menyentuh lempeng kaca.
Alginat akan naik ke permukaan ring bahkan keluar dari ring. Permukaan alginat diratakan
menggunakan spatula ditunggu selama 3 detik
f. Lempeng kaca kecil diletakan pada permukaan atas ring untuk mengeluarkan kelebihan
adonan alginat dan dilakukan fiksasi
g. Ring dan lempeng kaca dimasukan ke dalam waterbath suhu 37 derajat Celcius selama
waktu setting time yang telah ditentukan
h. Sampel dikeluarkan dari waterbath
i. Sampel dikeluarkan dari ring
gambar 1. penuangan air kedalam gelas ukur gambar 2. menimbang bubuk alginat gambar 3. memanipulasi alginat
gambar 4. mengisi ¾ ring besar gambar 5.ring kecil dimasukkan gambar 6. water bathing alginat
Rata-rata 99,60%
Viskositas yang tinggi merupakan salah satu sifat yang penting dari alginat. Sifat ini sering dijadikan
sebagai ukuran kualitas alginat yang diperdagangkan. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh penambahan
sejumlah kecil NaCl, Na2SO4, Na2CO3, dan garam-garam natrium ammonia. Salah satu hal yang
terpenting yaitu jumlah asam alginat yang bereaksi dengan ion logam polivalen untuk membentuk gel
atau larutan yang viskositasnya tinggi. Ion divalen yang penting dan umum digunakan untuk tujuan
tersebut adalah kalsium. Peningkatan konsentrasi kalsium akan menyebabkan alginat menjadi sangat
viskos hingga akhirnya mengendap.
1.5 Pembahasan
Alginat memiliki beberapa mechanical properties, sifat sifat yang berkaitan dengan praktikum
kami pada topik ini yaitu diantaranya: flexibility, elasticity dan elastic recovery. Sifat flexibility dari
alginat sendiri ialah 14% pada tekanan sebesar 1000 gr/cm2. Tapi sifat flexibility ini bergantung pada
perbandingan W/P, semakin kecil perbandingan rasio W/P nya, semakin kecil pula nilai flexibilitynya.
Jika dibandingkan dengan impression material-agar hydrocoloid, alginat memiliki tingkat elasticity
yang lebih rendah dan memiliki elastic recovery sebesar 97,3% dan memiliki permanent deformation
sekitar 1,2%. Namun sifat permanent deformation ini bisa berkurang apabila proses pencetakan
dilakukan dengan sangat cepat (Scheller-Sheridan, C., 2010)
Dalam percobaan ini kami menguji kestabilan dimensi alginat yang bersifat hidrokoloid dan
irreversibel yang digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat
model studi, untuk prostetik dan ortodontik serta untuk diagnosa (Anusavice, 2013, hal. 93). Alginat
bukan hanya digolongkan sebagai bahan kedokteran gigi yang memiliki sifat deformasi plastis, namun
juga memiliki suatu syarat sehingga dapat digunakan sebagai bahan material yang kegunaannya
efisien, yaitu dengan mengukur dari besarnya recovery from deformation.
Recovery from deformation adalah kemampuan bahan alginat untuk kembali ke bentuk awal
setelah berubah bentuk selama pelepasan dari rongga mulut yang telah melewati daerah terbesar dari
daerah undercuts.Oleh karena itu, semakin besar recovery from deformation, akan lebih akurat bahan
cetak. Recovery from deformation dari campuran alginat yang disiapkan untuk eksperimen dievaluasi
menurut spesifikasi American National Standard / American Dental Association (ANSI/ADA) no.18.
Selain itu, prosedur pengujian yang diikuti, sesuai dengan International Standard Organization (ISO
1563:1990) untuk bahan cetak alginat, yang ditemukan secara teknis identik dengan ANSI / ADA
spesifikasi no.18. Spesifikasi ANSI / ADA no.18 menyebutkan bahwa recovery from deformation
paling sedikit 95%. Dalam percobaan ini kami menggunakan air untuk mencampur bahan komersial
serta campuran alginat yang disiapkan untuk eksperimental. Untuk campuran alginat yang disiapkan
untuk eksperimen, rasio water/ powder adalah standar pabrik, yakni 10 mL air / 4,2 g bubuk alginat.
Setelah manipulasi alginat, alginat dimasukkan ke dalam ring sebagai perumpamaan mencetak rongga
mulut pasien. Sedangkan water bath 37°C digunakan sebagai perumpamaan pencetakan alginat sesuai
suhu rongga mulut pasien. Untuk mengukur besarnya recovery from deformation diperlukan adanya
tekanan dengan tujuan mengetahui nilai indikator pengukuran awal dan akhir (nilai A dan nilai B)
yang diperlukan untuk mengukur besarnya recovery from deformation dalam suatu rumus yang
disepakati. Dalam hal ini nilai A lebih besar dari nilai B karena adanya deformasi akibat penekanan
oleh jarum uji recovery from deformation. Percobaan ini kami lakukan sebanyak empat kali dan
semua percobaan menghasilkan hasil recovery from deformation lebih besar dari 95%, ini
membuktikan bahwa alginat yang dipakai dalam percobaan ini sudah memenuhi standar ANSI/ ADA
no. 18. Jadi, hasil cetakan alginat dalam percobaan ini mempunyai recovery from deformation yang
baik yang artinya mampu kembali ke bentuk semula dan dapat menyesuaikan rongga mulut pasien.
1.6 Kesimpulan
Deformation atau perubahan bentuk terjadi pada saat adanya tekanan, sebagai bahan cetak
yang baik agar bisa diterapkan dalam pencetakan gigi, alginat harus memiliki sifat keakuratan yang
baik. Menurut spesifikasi ANSI / ADA no.18 recovery from deformation paling sedikit 95%. dengan
keakuratan yang sangat tinggi ini material cetak alginat berguna untuk pemulihan bentuk material
cetak alginat ketika hasil cetakan dilepaskan dari rongga mulut pasien. Sehingga memenuhi syarat
material cetak yang mampu kembali ke bentuk semula dengan baik agar bisa menyesuaikan keadaan
undercut yang terdapat pada daerah servikal gigi sehingga hasil cetakan yang didapat bisa menyerupai
bentuk keadaan rongga mulut aslinya.
DAFTAR PUSTAKA