Penyusun:
1. TUJUAN
Setelah praktikum mahasiswa mampu mengetahui sifat sineresis dan imbibisi material cetak
alginate melakukan uji sineresis dan imbibisi material cetak alginat dengan benar
2. ALAT DAN BAHAN
ALAT:
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Stopwatch
BAHAN:
3. CARA KERJA
1) Cetakan tabung teflon silinder diletakkan di atas lempeng kaca.
2) Air suhu kamar diukur sebanyak 20 ml (satu tanda batas gelas ukur sesuai
petunjuk pabrik). Bubuk alginat ditimbang sebanyak 9 gram (satu sendok takar
sesuai petunjuk pabrik).
3) Air dengan suhu kamar yang telah diukur, dituang ke dalam mangkuk karet,
selanjutnya ditambahkan bubuk alginat yang telah ditimbang.
4) Campuran air dan bubuk alginat diaduk dengan spatula gerakan menyerupai angka
8, membentuk putaran 180⁰ intermittent. Pengadukan dilakukan sambil menekan
adonan pada dinding mangkuk karet sampai halus dan homogen selama 45 detik
(aturan pabrik). Pengadukan alginat juga dapat dilakukan dengan cara lain yaitu
menekan spatula pada dinding mangkuk karet secara cepat dan memutar perlahan
mangkuk karet dengan arah berlawanan hingga adonan menjadi halus.
5) Adonan alginat yang telah homogen dimasukkan ke dalam cetakan sampel bentuk
silinder hingga berlebih. Adonan alginat dipadatkan dan diratakan menggunakan
spatula dan lempeng kaca kecil, ditunggu sampai setting.
Gambar 3.1 Cara manipulasi alginat. A. Penuangan air ke dalam mangkuk karet. B. Penuangan
bubuk alginat ke dalam mangkuk karet dan pengaktifan stopwatch. C. Pengadukan bubuk alginat
dan air dengan spatula. D. Adonan alginat menjadi creamy dan halus.
6) Sampel alginat yang telah setting dilepas dari cetakan sampel kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya. Sampel alginat dibiarkan di ruang terbuka selama 1 jam,
kemudian ditimbang lagi dan dicatat beratnya (sifat sineresis). Dihitung selisih
berat sampel alginat awal dan setelah dibiarkan di ruang terbuka.
Gambar 3.2 Cara pengujian sineresis dan imbibisi. A. Adonan alginat dalam tabung teflon. B.
Adonan alginat dalam tabung teflon ditunggu setting. C. Sampel alginat dikeluarkan dari tabung
teflon siap ditimbang.
7) Tahap pekerjaan a sampai f diulang. Sampel alginat yang telah setting dilepas dari
cetakan sampel kemudian ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel alginat
dimasukkan ke dalam air selama 1 jam. Sampel alginat dikeluarkan dari dalam air
kemudian ditimbang lagi dan dicatat beratnya (sifat imbibisi). Berat sampel alginat
awal dan setelah dimasukkan ke dalam air dihitung selisih beratnya.
8) Hasil kalkulasi yang didapat dibedakan antara sineresis dan imbibisi.
4. HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum kali dilakukan dua percobaan. Pada percobaan pertama, hasil cetakan alginat
yang telah mengalami setting diletakkan di udara terbuka selama 1 jam, sedangkan pada
percobaan kedua hasil cetakan alginat yang telah mengalami setting ditenggelamkan dalam air
selama 1 jam. Setelah diberi perlakuan berbeda, keduanya mengalami perubahan dimensi serta
berat. Pada percobaan pertama, berat alginat berkurang sebesar 0,4 gram dari 10,14 gram menjadi
9,74 gram. Pada percobaan kedua, berat alginat bertambah sebesar 0,21 gram dari 10,26 gram
menjadi 10,47 gram.
5. PEMBAHASAN
5.1 Alginat
Alginat merupakan bahan cetak hidrokoloid yang paling banyak digunakan. Bahan
cetak ini memiliki kelebihan antara lain mudah pada manipulasi, nyaman pada pasien,
harga yang lebih ekonomis dan tidak membutuhkan banyak peralatan saat dilakukan
pencetakan (Anusavice, K. J., Shen, C., & Rawls, H. R. 2013). Komponen aktif utama
bahan cetak hidrokoloid irreversibel adalah alginat yang larut air, seperti natrium, kalium,
atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut akan
membentuk sol. Bubuk alginat yang diproduksi pabrik mengandung sejumlah komponen.
Komposisi alginat bervariasi tergantung pada produsen. (McCabe, J. F. & Walls, A.W.G.
2008).
Bahan cetak alginat juga memiliki kekurangan berupa perubahan dimensi. Perubahan
dimensi adalah berubahnya ukuran cetak alginat dari keadaan semula. Perubahan dimensi
bahan cetak alginat meliputi sineresis dan imbibisi. Cetakan alginat bisa mengalami
ekspansi atau mengembang apabila berkontak dengan air dalam waktu tertentu, hal ini
disebabkan oleh sifat cetakan alginat yang bersifat imbibisi atau menyerap air. Selain itu
alginat juga dapat mengalami sineresis atau pengerutan karena penguapan kandungan air
sehingga alginat tampak berkurang. Baik imbibisi dan sineresis dapat menyebabkan
distorsi model.
Berdasarkan hasil praktikum, setelah dibiarkan pada udara terbuka selama 1 jam
dapat dilihat berat alginat mengalami penurunan dari 10,14 gram menjadi 9,74 gram
akibat hilangnya kandungan air dalam alginat karena terjadi sineresis. Sineresis adalah
ekspresi dari cairan yang bergerak ke atas permukaan struktur gel. (Anusavice, K. J.,
Shen, C., & Rawls, H. R. 2013). Air yang berada di antara rantai polisakarida terdesak
keluar dari antara rantai polisakarida akibat dari reaksi sisa setting alginat yang
membentuk crosslinking rantai polisakarida. Pada prosesnya, tampak droplet air di
permukaan material cetak. (McCabe, J. F. & Walls, A.W.G. 2008)Perubahan dimensi
bahan cetakan alginat yang melibatkan sineresis dan imbibisi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu proses desinfeksi, waktu, perubahan suhu.(Anusavice, K. J., Shen, C., &
Rawls, H. R. 2013) Sineresis menyebabkan hasil cetakan alginat menjadi tidak akurat
karena terjadi pengurangan berat.
5.4 Imbibisi
Imbibisi merupakan merupakan proses terjadinya swelling pada bahan cetak yang
disebabkan penyerapan air secara berlebihan melalui rantai polisakarida. Imbibisi
merupakan kebalikan dari sineresis dimana air di sekitar alginat diserap melalui rantai
polisakarida Kandungan kalsium alginat yang ada pada bahan cetak hydrocolloid
irreversible ini menyebabkan swelling apabila alginat berkontak dengan air terlalu lama
atau direndam di dalam air. Oleh karena itu, untuk menghindari imbibisi, konsentrasi
kalsium yang lebih tinggi dibutuhkan karena ion kalsium akan bereaksi dengan lebih
banyak alginat sehingga air dari luar tidak mudah larut karena alginat sudah bereaksi
dengan ion kalsium. (Anusavice, K. J., Shen, C., & Rawls, H. R. 2013. Hal. 174-175)
Selain itu, adanya tekanan osmotik antara gel dan air juga menjadi sebab dari
alginat berekspansi. Sehingga, perubahan dimensi pun akan terjadi dan massa alginat akan
bertambah. Proses desinfeksi, waktu, perubahan suhu, atau kesalahan-kesalahan lainnya
saat manipulasi bahan cetak juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dimensi
tersebut. (McCabe, J. F. & Walls, A.W.G. 2008. Hal. 157) (Anusavice, K. J., Shen, C., &
Rawls, H. R. 2013. Hal. 174-175)
Pada material cetak alginat memiliki dua sifat diantaranya sineresis dan imbibisi.
pada percobaan ini mengalami penurunan atau shrinkage berat saat dibiarkan dalam
tempat terbuka dengan suhu kamar yang disebut sineresis.
7. DAFTAR PUSTAKA
McCabe, J. F. & Walls, A.W.G. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Victoria:
Blackwell Publishing Ltd.
Anusavice, K. J., Shen, C., & Rawls, H. R. 2013. Phillips’ Science of Dental Materials. 12th
ed. Missouri: Elsevier Saunders.
Sakaguchi, R. L. and Powers, J. M. 2012. Craig’s Restorative Dental Materials. 13th Ed.
Philadelphia: Elsevier Mosby.
Powers, J.M. and Wataha, J.C. 2013. Dental Materials: Properties and Manipulation. 10th
ed. Missouri: Elsevier Mosby.
8. LAMPIRAN