Kelompok : C-3
Penyusun:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
1. TUJUAN
2.1 Alat
1. Mangkuk karet
2. Spatula
3. Ring besar dan kecil
4. Lempeng kaca besar dan kecil
5. Waterbath
6. Alat uji recovery form deformation
2.2 Bahan
1. Bubuk alginate: 1 sendok takar alginat tipe normal set
2. Air: 1 bagian takaran gelas ukur alginat
2.3 Cara Kerja
1. Menentukan setting time alginat
2. Pembuatan sampel
a. Sebelum praktikum dimulai alat dan bahan disiapkan terlebih
dahulu.
b. Ring besar diletakkan di atas lempeng kaca besar.
c. Menuangkan air sebanyak 10 ml dalam mangkuk karet, kemudian
dimasukkan bubuk alginat sebanyak 4.2 gram, diaduk dengan cara
memutar dan menekan spatula pada dinding mangkuk karet dengan
cara memutar mangkok karet secara perlahan. Diaduk sampai
menjadi adonan halus selama 30 detik.
d. Ring besar diisi dengan adonan alginate setinggi ¾ ring.
e. Ring kecil ditekan ke dalam ring besar sampai dasar ring kecil
menyentuh lempeng kaca. Alginat akan naik ke permukaan ring
bahkan keluar dari ring. Permukaan alginate diratakan menggunakan
spatula ditunggu selama 30 detik.
f. Lempeng kaca kecil diletakkan pada permukaan atas ring untuk
mengeluarkan kelebihan adonan alginate dan dilakukan fiksasi.
g. Ring dan lempeng kaca dimasukkan ke dalam waterbath suhu 37℃
selama waktu setting time yang telah ditentukan.
h. Sampel dikeluarkan dari waterbath.
i. Sampel dikeluarkan dari ring.
3. Pengukuran recovery from deformation
a. Sampel alginat diletakkan di atas meja alat deformasi. Permukaan
atas sampel alginate ditutup dengan lempeng kaca kecil.
b. Melakukan uji recovery from deformation, dengan cara:
1. Lama setting time +45 detik: jarum indiaktor diturunkan sampai
berkontak dengan lempeng kaca.
2. Lama setting time +55 detik: jarum indicator dibaca. Nilai
indicator dicatat sebagai nilai A, kemudian jarum diangkat ke
atas lagi.
3. Lama setting time +60 detik: sampel diletakkan dengan
menurunkan tuas sebanyak 4 mm dalam waktu 1 detik.
Penekanan dilakukan selama 5 detik, kemudian dilepas kembali.
4. Lama setting time +90: jarum indicator diturunkan sampai
berkontak dengan lempeng kaca di atas sampel
5. Lama setting time +100: Jarum indicator dibaca dan dicatat nilai
yang terbaca sebagai nilai B
c. Recovery from deformation material cetak alginate dihitung dalam
∆(𝐴−𝐵)
% dengan rumus: 100(1 − )
20
3. HASIL PRAKTIKUM
Komposisi material bahan cetak alginat antara lain terdiri dari (Power & Sakaguchi
2006, p. 275):
1. Sodium atau potassium alginate (18%) sebagai pelarut dan bereaksi dengan
ion kalsium.
Waktu kerja merupakan waktu yang dihitung mulai dari proses pengadukan
alginat hingga bahan cetak dapat ditempatkan di dalam rongga mulut tanpa
mengalami distorsi (Craig, 2012). Waktu pengadukan amatlah penting dalam
manipulasi bahan cetak alginat, karena kekuatan gel dapat berkurang sampai 50%
bila pengadukan tidak sempurna. Waktu pengadukan untuk pengadukan secara
manual dengan tangan adalah 45 detik sampai 1 menit bergantung pada merek dan
jenis alginat, sedangkan untuk pengadukan secara mekanis dibutuhkan waktu 15
detik. Hasilnya harus berupa campuran seperti krim yang halus serta tidak menetes
dari spatula ketika diangkat dari mangkuk (Anusavice,2004 ; Nandini, 2008).
Waktu gelasi (setting time) diukur dari mulai pengadukan sampai terjadinya
gelasi, harus menyediakan cukup waktu bagi dokter gigi untuk mengaduk bahan,
mengisi sendok cetak, dan meletakkannya di dalam mulut pasien. Sekali gelasi
terjadi, bahan cetak tidak boleh diganggu karena fibril yang sedang terbentuk akan
terjadi distorsi.
Kedua, setelah sodium fosfat bereaksi, kalsium fosfat yang ada akan bereaksi
dengan sodium alginate untuk membentuk kalsium alginate tak larut, yang
merupakan bentuk gel alginat setelah proses pencampuran dan pengadukan.
Bahan cetak harus memiliki sifat elastis karena bentuk anatomi gigi yang
ukurannya berbeda antara undercut dan occlusal/incisal guna memudahkan saat
melepas adonan bahan cetak yang telah setting dari rongga mulut pasien. Bahan
cetak juga harus memiliki sifat recovery from deformation untuk memulihkan
perubahan selama pelepasan/pengambilan adonan bahan cetak di rongga mulut
pasien. Semakin besar nilai recovery from deformation, semakin akurat pula hasil
cetakan. Maka dari itu, recovery from deformation merupakan salah satu sifat yang
paling penting dalam suatu bahan material cetak.
Durasi penyimpanan
Semakin lama alginat disimpan dalam suhu ruang semakin berkurang juga
kemampuan recovery from deformation dari alginat meskipun tidak terlalu
signifikan
Komposisi alginate
Semakin cepat waktu pelepasan cetakan dari dalam rongga mulut, semakin besar
pula kemampuan material cetak alginat untuk dapat kembali ke keadaan semula.
6. KESIMPULAN
1. Anusavice KJ. 2012. Phillip’s Science of Dental Material. 12th ed. W.B
Saunders, St. Louis Missouri. Pp.171-2, 174-5
2. Powers, J & Sakaguchi, R 2006, Craig’s Restorative Dental Materials, 12th
ed, Mosby Elsevier, Missouri
3. McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed.
Blackwell Publishing L.td., Australia. Pp.161
4. Ronald L. Sakaguchi, and John M. Powers. 2011, Craig’s Restorative Dental
Materials, 13th ed. Mosby, Michigan. Pp.284