PENDAHULUAN
yang menetukan hasil cetakan tersebut akurat atau tidak. Bahan cetak alginat
Menurut Ralph Phillips 2014, komposisi bahan cetak alginat terdiri atas
: Potasium alginat 15%, Kalsium sulfat 16%, Zink oksida 4%, Potasium
titanium fluorida 3%, Diatomaceous earth 60% dan Natrium fosfat 2%. Bahan
ini berupa bubuk yang bila dicampur dengan air membentuk massa gel dimana
sekitar Serta saat alginat diberikan disinfektan. Factor tersebut menjadi salah
satu masalah yang sering dihadapi para dokter gigi, maupun mahasiswa klinik
( koas ) karena dapat mempengaruhi hasil dari gigi tiruan yang nanti akan di
Maka dari itu dalam Skill lab kedua ini, kami membahas pasal Sineresis
1.3 Manfaat
METODE PENGAMATAN
1. ALAT
d. Timbangan digital
e. Stopwatch
f. Gelas Ukur
2. BAHAN:
a. Alginat
b. Aquades
d. Vaselin Secukupnya
Cara Kerja:
kelompok)
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau
dicetak
c. Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan mengkalibrasi
PENGAMATAN !!!
(lihat pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat)
f. Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (M0). Catat hasilnya
terbuka
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau
dicetak
PENGAMATAN !!!
Alginat)
e. Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat
hasilnya
B. DOKUMENTASI
HASIL PENGAMATAN
5 31.900 mg 34.990 mg
10 31.590 mg 35.050 mg
15 31.250 mg 34.820 mg
20 31.070 mg 34.870 mg
25 30.900 mg 35.110 mg
30 30 680 mg 35.100 mg
Keterangan :
a. Hasil awal merupakan satuan gram, dan data yang ada di table sudah
waktu 30 menit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bahan cetak alginat adalah bahan yang paling sering digunakan dokter gigi
maupun mahasiswa klinik untuk mencetak rahang dari pasien demi mendapatkan
cetakan negative yang nantinya akan diisi menggunakan gypsum sehingga dapat
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversibel adalah salah
satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin.
Proporsi yang tepat dari masing-masing bahan kimia yang digunakan bervariasi
sesuai dengan jenis bahan mentah yang digunakan dan bergantung pada pabrik. Bila
bahan pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat meningkatkan
kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan tekstur yang halus, dan
menjamin permukaan gel padat, yang tidak bergelombang (Anusavice KJ, 2004,
Pg. 93-104).
dimensi, dimana perubahan dimensi tersebut terjadi karena ada factor yang
Sineresis adalah suatu keadaan dimana bahan cetak alginat, saat berbentuk
gel akan mengalami kehilangan air karena proses penguapan dari permukaan bahan
cetak alginat atau keluarnya air dari bahan cetak alginat. Selain itu adanya eksudat
atau benda-benda asing pada permukaan gel juga akan mempengaruhi sebelum
dalam keadaan terbuka di suhu ruangan, setiap 5 menit sekali alginat ditimbang
beratnya di neraca analitik dan dicatat pada table pengamatan. Dari hasil yang
penimbangan pertama pada neraca analitik, yaitu sebesar 26.210 miligram pada 5
menit pertama. Hal ini terjadi karena dalam 5 menit pertama alginat terpapar oleh
suhu ruangan yang jelas berbeda dengan suhu mulut, suhu ruangan berkisar 23˚C
sedangkan suhu pada rongga mulut adalah 37˚ C . hasil penurunan massa alginat
yang imbibisi setelah 5 menit tidak terlalu signifkan berkisar antara 200 – 500
miligram.
sebagai berikut
Sineresis
Berat Alginat (miligram) x Waktu (menit)
70.000
60.000 58.110
50.000
40.000
20.000
10.000
0 0
0 5 10 15 20 25 30
Dalam skillab ini, alginat yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya
perlakukan pada suhu kamar akan mengalami penyusutan ( shrinkage ) hal ini
akibat dari perubahan suhu yang signifikan dari proses manipulasi pada bowl ke
alginat yang dibiarkan tanpa perlakuan. Hal ini dikemukakan oleh (Funami, 2011)
Menurut pendapat Mc. Cabe , 2008 terjadinya sineresis pada alginat yang
dibiarkan pada udara terbuka adalah akibat dari tekanan yang terjadi yang berada
diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes air kecil pada
permukaan alginat. Dari penelitian Amin 1996 terjadinya sineresis pada bahan cetak
berikut :
gugus fungsi dengan menghasilkan molekul yang lebih besar, dalam hal ini
biasanya dibebaskan air). Molekul lebih besar yang terbentuk dari hasil
Selain sineresis, seperti yang telah disebutkan diatas, Imbibisi juga menjadi
factor yang mempengaruhi kestabilan dimensi dari alginat, imbibisi ini sering
terjadi pada saat seorang dokter atau mahasiswa klinik melakukan proses
desinfektan pada alginat setelah alginat dilakukan pencetakan pada rongga mulut
pasien, karena pemberian desinfektan ini bertujuan menghilangkan kuman yang
menempel pada alginat. Namum pada proses ini apabila pemberian cairan
Imbibisi adalah proses penyerapan air saat bahan cetak alginat ditambah
dengan air. Hal ini dapat menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil
hasil cetakan alginat harus dilakukan sesingkat mungkin dan juga pembuatan die
stone harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat (Santoso EDL, 2014)
Proses imbibisi pada skill lab kali ini adalah dengan cara memasukkan
cetakan alginat ke dalam air biasa sampai terendam semua. Dalam skill lab kali ini
hasil yang didapatkan cukup bervariasi,dan hasil tidak konstan naik terus menerus,
karena pada dasarnya algnat yang mengalami imbibisi akan mengalami kenaikan
berat secara terus menerus, data yang kami dapatkan adalah pada menit ke 0 – 10
yang sangat signifikan sebesar 1.070 miligram. Namun pada menit ke 15 alginat
mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pada saat alginat akan ditimbang pada
neraca analitik, alginat dibiarkan berada di udara terbuka cukup lama, maka dari itu
secara tidak langsung alginat mengalami sineresis. Hal ini sama dengan teori yang
mengerut karena adanya penguapan air akibat kenaikan suhu ataupun cetakan
bervariasi.
Imbibisi
Berat Alginat (miligram) X Waktu (menit)
35.200
35.050 35.110 35.100
35.000 34.990
34.800 34.820 34.870
34.600
34.400
34.200
34.000
33.920
33.800
33.600
33.400
33.200
0 5 10 15 20 25 30
Perubahan imbibisi pada alginat juga bisa terjadi akibat lamanya dan jenis
zat desinfektan yang digunakan juga berpengaruh dalam perubahan dimensi bahan
cetak, serta laju perubahannya bisa berubah. Maka dari itu, dianjurkan bagi dokter
gigi atau mahasiswa klinik untu menggunkan cairan desinfektan dengan metode
KESIMPULAN
Sineresis dan imbibisi merupakan fenomena yang sering terjadi pada bahan cetak
alginat setelah dikeluarkan dari mulut dan rahang, sineresis terjadi karena adannya
bisa bervariasi, naik turun massa alginat karena pada saat akan menimbang pada
neraca alginat terlalu lama di udara bebas dan sehingga alginat mengalami sineresis.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips’ Science of Dental Materials. Ed. 12.
Elsevier, 2014: 154-155.
Funami, T. 2011. Next target for food hydrocolloid studies texture design of foods
using hydrocolloid technology. Food Hydrocolloids. 25: 1904–1914
Jeddy. Pengaruh Empat Macam Perlakuan Pada Bahan Cetak Alginat Terhadap
Perubahan Dimensi. Dentika Dent J. 2001; 6(1): 1-5.
McCabe, J.F,. dan Walls, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, 9th ed.
Blackwell Publishing, Oxford, h. 31, 76-79, 117