Anda di halaman 1dari 23

BUKU PETUNJUK SKILL’S LAB

(BIOMATERIAL I)

PROGRAM STUDI S1 AKADEMIK KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019/2020
I. MATERIAL CETAK KEDOKTERAN GIGI

A. PENDAHULUAN

Material cetak digunakan untuk mencatat atau mereproduksi bentuk dan hubungan
gigi-geligi dengan jaringan rongga mulut. Hasil cetakan berupa reproduksi negative,
kemudian diisi bahan model (gips) sehingga menghasilkan model positif. Model gips ini
digunakan dalam pembuatan alat-alat kedokteran gigi di luar rongga mulut. Material
cetak antara lain digunakan dalam pembuatan protesa gigi serta alat ortodontik.
Berdasarkan sifat elastisnya, material cetak diklasifikasikan dalam dua kelompok,
yaitu material cetak elastic dan non elastic. Material cetak elastic terdiri dari dua jenis,
yaitu hidrokoloid dan elastomer. Material cetak jenis hidrokoloid terdiri dari 2 macam,
yaitu hidrokoloid reversible (agar-agar) dan hidrokoloid ireversibel (alginat). Material
cetak elastomer terdiri dari 3 macam, yaitu polisulfida, polieter, dsn silikon (kondensasi
dan adisi).
Bahan dasar material cetak alginat adalah asam alginat yang berasal dari rumput laut.
Komposisi material cetak alginat terdiri dari : Sodium alginat 18%, Kalsium sulfat
dihidrat 14%, Sodium fosfat 2%, Potasium sulfat 10%, Bahan pengisi (tanah diatom)
56%, dan Sodium silikofluorida 4%. Sediaan material cetak alginat berupa serbuk dalam
kantong besar atau kantong kecil sekali pakai (sachet). Material cetak alginat digunakan
dengan cara serbuk alginat dicampur air dengan perbandingan tertentu. Bila material
cetak alginat dicampur dengan air, maka akan terbentuk hidrosol yang kemudian berubah
menjadi hidrogel. Reaksi setting terjadi karena sodium alginat bereaksi dengan kalsium
sulfat membentuk kalsium alginat. Waktu setting alginat tergantung pada tipenya, untuk
tipe regular set 2- 4,5, menit dan fast set 1-2 menit.
Material cetak elastomer yang banyak digunakan adalah jenis silicon adisi. Sediaan
material cetak ini terdiri dari 2 pasta (pasta dasar dan pasta katalis) dengan viskositas
yang bervariasi, yaitu putty, heavy, medium, dan light. Pasta dasar mengandung polivinil
siloksan, silanol, dan bahan pengisi sedangkan pasta katalis mengandung poly vinyl
siloksan, katalis logam mulia (H2PtCl6), dan bahan pengisi. Reaksi setting silikon adisi
dengan katalis logam mulia akan membentuk polimer silikon yang berikatan silang tanpa
adanya hasil samping. Tersedia 3 sistem untuk mencampur pasta dasar dan katalis
material cetak jenis elastomer yaitu : hand mixing, static automixing, dan dynamic
mechanical mixing.
Pencampuran material cetak elastomer dengan cara hand mixing dilakukan di atas
paper pad. Pasta dasar dan katalis diletakkan di atas paper pad, kemudian dilakukan
pencampuran awal dengan gerakan spatula memutar dan pencampuran akhir dengan
gerakan spatula yang luas. Material cetak elastomer yang berbentuk putty dicampur
dengan cara diremas menggunakan jari hingga bebas dari lapisan-lapisan. Bila material
putty mempunyai katalis cairan, maka katalis tersebut dicampur terlebih dahulu memakai
spatula.
Cara pencampuran pasta dasar dan katalis yang paling popular adalah dengan sistem
automixing. Pasta dasar dan katalis berada dalam silinder terpisah pada plastic cartridge
yang akan diletakkan pada mixing gun. Bila mixing gun didorong, maka 2 pasta tersebut
akan masuk ke dalam static mixing tip, tercampur menjadi satu dan kemudian keluar dari
ujung mixing tip. Cara ini menghasilkan campuran yang lebih rata dan gelembung udara
yang lebih sedikit daripada cara hand mixing. Cara dynamic mechanical mixing hamper
sama dengan automixing, tetapi mixing tipnya berotasi karena digerakkan oleh motor.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memanipulasi dengan tepat serta mengukur setting time bahan cetak
alginat.
2. Mahasiswa dapat memahami cara manipulasi material cetak elastomer dengan teknik
double impression menggunakan plastic wrapping

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Spatula dan bowl
b. plastic wrap, Paper pad & spatula semen (logam)
c. Sendok cetak sebagian
d. Model cast (model studi gigi)
e. Plat kaca
f. Timbangan digital
g. Stopwatch
h. Gelas Ukur
i. Alas meja warna biru muda
2. BAHAN:
a. Alginat
b. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high (heavy
body/putty)
c. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high (light body)
d. Vaselin Secukupnya
Cara Kerja:
1. Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat (dilakukan perseorangan)
a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula, 1 sendok cetak
sebagian, model cast, gelas ukur, alginat, vaselin)
b. Memasukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan dengan ukuran
cetakan untuk sendok cetak sebagian. Tambahkan air sesuai dengan perbandingan
yang telah ditentukan w/p (1:1) atau sesuai petunjuk pabrik.
c. Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik dilanjutkan gerakan
spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.
d. Spatulasi dengan gerakaan cepat memutar angka 8 yang cukup dengan cara ujung
kerja spatula menempel dinding bowl, hingga adonan homogen siap untuk
dimanipulasi ke sendok cetak sebagian (tidak boleh lebih dari 1 menit).
Kumpulkan adonan alginat menjadi satu titik pada bowl untuk memudahkan
mengambilnya.
e. Catat mixing time (satuan detik)
f. Mengambil adonan alginat dari bowl dan dilanjutkan manipulasi ke sendok
cetakan sebagian. Catat manipulating time (satuan detik)
g. Melakukan pengamatan final setting (tanda alginat sudah final setting adalah
alginat sudah mengeras dan elastis). Catat waktu final setting.

2. Melakukan teknik cetak Double Impression dengan Plastic Wrapping


(dilakukan per kelompok)

a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula semen, 1 sendok
cetak sebagian, model cast, heavy body dan light body elastomer, vaselin)
b. Mengolesi model cast dengan vaselin
c. Mengeluarkan heavy body (basis dan katalis), letakkan di atas plat kaca sebanyak
masing-masing setengah scoop.
d. Manipulasi heavy body dengan menggunakan jari tangan tanpa menggunakan
handscoon sampai warna basis dan katalis homogen
e. Meletakkan bahan cetak yang sudah homogen ke sendok cetak sebagian,
dilanjutkan meletakkan plastik (plastic wrapping) di atas adonan heavy body
f. Mencetakkan adonan heavy body ke model cast dan ditunggu sampai mengeras
g. Mengeluarkan pasta dasar dan pasta katalis light body di atas paper pad dengan
panjang 2-3 cm.
h. Mencampur pasta dasar dan katalis light body memakai spatula dengan gerakan
memutar dan meluas dan dengan tekanan ringan sampai homogen kemudian sisa-
sisa sedikit adonan yang menempel pada ujung spatula dibersihkan dengan tissue.
i. Menyatukan adonan material cetak di ujung spatula.
j. Melepas palstik pada cetakan heavy body kemudian mengisi bagian permukaan
cetakan heavy body dengan adonan light body dan mengulasi model yang akan di
cetak dengan light body
k. Mencetakan kembali sendok cetak yang sudah terdapat light body ke model,
biarkan light body mengeras.
l. Melepas cetakan dari model cast

Tabel. Hasil Mixing Manipulatin Working Final Setting


Pengamatan Time (A) g Time (B) Time/Initial Seeting Time
Waktu Setting (Initial+fina
Setting (A+B) l)
Alginat
(detik)
Material
Alginat
II. UJI SINERESIS DAN IMBIBISI MATERIAL CETAK HIDROKOLOID

A. PENDAHULUAN
Bahan cetak alginat merupakan gel yang bersifat hidrofilik, sebagian besar
struktur dari gel tersebut diisi oleh air. Apabila volume air dalam gel berubah,
volume alginat akan menyusut atau mengembang dan mempengaruhi stabilisasi
dimensi. Ini merupakan sifat bahan cetak alginat yaitu sineresis dan imbibisi.
Alginat yang telah setting dapat kehilangan cairan melalui proses evaporasi
(penguapan) dan sineresis, serta menyerap cairan dengan proses imbibisi.
Alginat merupakan hidrokolod gel yang mengandung sejumlah air.
Tekanan yang terjadi terhadap air yang berada diantara rantai polisakarida yang
berakibat keluarnya tetes-tetes air kecil pada permukaan bahan cetak. Air ini akan
menguap bila cetakan ditempatkan di udara terbuka sehingga cetakan menyusut
(shrinkage) oleh sineresis. Segera setelah cetakan dikeluarkan dari dalam mulut
dan terkena udara pada temperatur ruangan, pengerutan yang berhubungan
dengan sineresis dan penguapan akan terjadi. Sineresis akan menyebabkan
perubahan perubahan dimensi cetakan alginat. Perubahan dimensi adalah
berubahnya ukuran cetak dari keadaan semula. Perubahan dimensi bahan cetak
alginat meliputi proses sineresis dan imbibisi dan dapat menyebabkan
ketidakakuratan dimensi bahan cetak.
Imbibisi merupakan kebalikan dari sineresis dimana air disekitar alginat
diserap melalui rantai polisakarida. Perubahan dimensi bahan alginat yang
melibatkan imbibisi dan sineresis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses
desinfeksi cetakan, waktu, dan perubahan suhu. Terkait dengan teknik disinfeksi
dengan perendaman, alginate mempunyai sifat imbibisi yang berpengaruh pada saat
dilakukannya proses desinfeksi. Sifat imbibisi dari bahan cetak alginate yaitu sifat
menyerap air bila berkontak dengan air sehingga mudah mengembang. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil cetakan sehingga terjadi ekspansi
yang dapat menyebabkan ketidakakuratan hasil cetakan alginate.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui uji sineresis dan imbibisi material cetak
hydrokoloid
2. Mahasiswa dapat memahami sifat sineresis dan imbibisi material cetak
hydrokoloid

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Spatula dan bowl
b. cetakan pipa PVC ½ dm, yang dipotong dengan ketebalan 5 mm
c. Model cast (model studi gigi)
d. Timbangan digital
e. Stopwatch
f. Gelas Ukur
g. Alas meja warna biru muda
2. BAHAN:
a. Alginat
b. Aquades
d. Vaselin Secukupnya
Cara Kerja:
1. Pengamatan Sifat Sineresis Bahan Cetak Alginat (dilakukan kelompok)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau dicetak
c. Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan mengkalibrasi neraca
analitik (posisi angka 0 miligram) DIPASTIKAN NERACA ANALITIK
TIDAK TERKENA CAIRAN SELAMA PROSES PENGAMATAN !!!
d. Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada praktikum I (lihat
pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat)
e. Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat
f. Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (M0). Catat hasilnya
g. Cetakan alginat diletakkan di atas plat kaca dan dibiarkan di udara terbuka
h. Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan digital setiap 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dst sampai praktikum selesai
(catat hasil pada tabel hasil)
2. Pengamatan Sifat Imbisi Bahan Cetak Alginat (dilakukan kelompok)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau dicetak
c. Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan mengkalibrasi neraca
analitik (posisi angka 0 miligram) DIPASTIKAN NERACA ANALITIK
TIDAK TERKENA CAIRAN SELAMA PROSES PENGAMATAN !!!
d. Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada praktikum I (lihat
pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat)
e. Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat
f. Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (M0). Catat hasilnya
i. Cetakan alginat direndam di gelas ukur yang berisi aquades 200 ml sampai
sendok cetak terendam penuh
j. Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan digital setiap 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dst sampai praktikum selesai
(catat hasil pada tabel hasil)
III. SETING TIME GIPS KEDOKTERAN GIGI

A. PENDAHULUAN

Gipsum adalah mineral alam yang dipanaskan untuk menghilangkan kandungan


airnya. Macam gips tergantung dari cara penghilangan air tersebut. Dalam praktikum ini
ada 3 jenis gips yaitu gips plaster, gips stone, dan gips invesmen.
Gips plaster disebut juga kalsium sulfat beta hemihidrat. Gips ini mempunyai
partikel besar dan irreguler sedangkan reaksinya bersifat eksotermis. Biasanya gips
plaster digunakan untuk mounting artikulator, flasking resin akrilik, dan model studi
ortodonsi. Gips stone disebut kalsium sulfat alpha hemihidrat. Gips ini mempunyai
partikel kecil dan regular serta reaksinya bersifat eksotermis. Gips stone digunakan untuk
model kerja pembuatan gigi tiruan, model kerja inlai, die mahkota, dan pengikat
invesmen. Gips ini bersifat lebih kuat, kurang porus, dan lebih keras dibanding gips
plaster. Gips invesmen digunakan sebagai material tanam pada pengecoran logam dengan
suhu sekitar 700ºC. Material ini berisi bahan refraktori dan bahan pengikat. Material
refraktori digunakan agar material tanam tidak mengalami dekomposisi atau disintegrasi
pada saat pemanasan.
Manipulasi gips dilakukan dengan mencampur serbuk gips dan air hingga
mengalami reaksi setting. Hal-hal yang mempengaruhi waktu setting adalah
perbandingan serbuk dan cairan, waktu spatulasi, dan suhu air yang digunakan. Selama
setting gips dapat mengalami ekspansi. Kekuatan gips akan meningkat sejalan dengan
tingkat kekeringan bahan. Waktu pengerasan (settimg time) adalah waktu yang
dibutuhkan gipsum mulai menuangkan bubuk pada mangkok karet berisi air, mengaduk,
dan menenmpatkan pada replika negatif/cetakan sampai dengan adonan tersebut
mengeras.
Mamipulasi Gipsum harus memperhatikan 2 hal berikut ini yaitu pengukuran
rasio W:P (Water:Powder) dan pengadukan. Biasanya gipsum tipe III atau dental stone
memerlukan 28-30 ml air untuk setiap 100 gram bubuk gipsum. Penggunaan merek
gipsum berbeda akan berdampak W:P berbeda juga, hal ini tergantung komposisi yang
telah ditetapkan oleh pabrik.
Reaksi yang terjadi saat setting adalah hemihidrat bereaksi dengan air menjadi
kalsium sulfat dihidrat :

(CaSO4)2.H2O + 3H2O  2 CaSO4. 2H2O + panas


Proses reaksi terjadi melalui : (1) Kalsium sulfat hemihidrat larut, (2) Kalsium sulfat
hemihidrat bereaksi dengan air membentuk kalsium sulfat dihidrat, (3) terbentuk larutan
super jenuh, (4) endapan tidak stabil dan terjadi presipitasi kristal, dan (5) Kalsium sulfat
dihidrat yang stabil mengendap.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat memanipulasi material gips kedokteran gigi secara tepat serta
dapat mengukur waktu setting dari berbagai kelompok konsistensi (encer, normal, dan
kental).
C. PENETAPAN WAKTU SETTING

BAHAN : 1. Stone Gips (Gips Tipe III)


2. Aquadest
ALAT : 1. Spatula
2. Mangkuk karet / Rubber bowl
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Jarum
6. Cetakan balok (3x3x5 cm)
7. Vibrator
8. Neraca Analitik

Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Mengkonfirmasi merk dan nama produsennya gips stone yang dipakai di praktikum.
3. Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi normal
a. Mencari dan mencatat ratio W:P gips stone yang dipakai, sesuai petunjuk pabriknya
(kelompok kosistensi normal).
b. Menyiapkan berat powder dengan menimbang di neraca alaitik dan volume air
dengan menuangkan gelas ukur. Berat gipsum dan volume air yang disiapkan harus
sesuai untuk kelompok konsistensi normal
4. Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi encer
a. Menyiapkan berat powder gipsum stone sama dengan kelompok konsistensi normal
b. Menyiapkan volume air 2 kalinya dari volume air kelompok konsistensi normal
5. Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi kental
a. Menyiapkan berat powder gipsum stone sama dengan kelompok konsistensi normal
b. Menyiapkan volume air ½ (setengah) kalinya dari volume air kelompok konsistensi
normal
6. Memberi kode cetakan dengan tulisan (encer, normal, kental) pada balok karton yang
sudah disiapkan.
7. Memasukkan serbuk gips sedikit demi sedikit ke dalam mangkuk karet (menyalakan
stopwatch saat serbuk dimasukkan) yang telah berisi air dan biarkan mengendap
selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara. Aduk campuran gips hingga
homogen menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran,
bersamaan dengan itu mangkuk karet diputar perlahan-lahan. Pengadukan dapat juga
dilakukan dengan menggunakan alat pengaduk mekanis sistem vakum selama 1
menit/120rpm (didapatkan mixing time)
8. Menuangkan adonan gips ke dalam cetakan,hidupkan vibrator selama 10 detik dengan
kecepatan low untuk menghilangkan udara yang terperangkap, kemudian permukaan
cetakan diratakan memakai spatula (didapatkan manipulating time)
9. Mengamati final setting dimulai pada saat adonan sudah dalam cetakan dan kemudian
tusuk permukaan gips dengan gerakan cepat dan jarum diangkat kembali. Bersihkan
ujung jarum dengan tissue, ulangi penusukan setiap 1 menit sambil cetakan
digerakkan memutar untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda. Lakukan
hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips atau gips tidak menempel pada
jarum (didapatkan waktu final setting)
10. Dicatat suhu kamar dan kelembaban ruang pada saat bekerja.
11. Sambil mengamati final setting kelompok konsistensi normal, kegiatan no.7 sampai
10 dilakukan untuk kelompok konsistensi encer dan kental.
12. Menunjukkan hasil pengamatan ke instruktur lab untuk disahkan.
13. Membuat laporan berdasarkan hasil pengamatan setting time gips stone.
Tabel Kelompok Mixing Manipu Working Final Setting
Hasil Time (A) lating Time/Initia Seeting Time
Pengamata Time l Setting (Initial
n Waktu (B) (A+B) +final)
Setting
(detik) No.
1. Konsistensi Encer
2. Konsistensi Normal
3. Konsistensi Kental
IV. UJI DISTORSI MALAM INLAY KEDOTERAN GIGI

A. PENDAHULUAN
Malam yang digunakan di bidang kedokteran gigi biasanya dalam bentuk campuran
berbagai malam alami & sintetis sebagai bahan utama. Pencampuran malam diperlukan
agar diperoleh sifat yang sesuai untuk aplikasi tertentu di bidang kedokteran gigi.
Berbagai prosedur dalam kedokteran gigi (restoratif, rehabilitatif) tidak dapat
diselesaikan tanpa pemakaian malam gigi. Malam gigi digunakan sebagai pola, material
pembantu dalam proses, atau material untuk pencetakan gigi. Malam gigi digunakan
sejak awal abad 18 sebagai material cetak. Sekarang dipakai secara luas di klinik dan
laboratorium.
Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu yang
tinggi. Komposisi malam gigi terdiri atas : Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba wax
2,5 %, Natural/Synthetic resins 3%, dan Microcrystalline 2,5 %. Malam gigi dapat
diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yaitu: malam pola (pattern wax), malam untuk
pemrosesan (processing wax) dan malam untuk mencetak. Sediaan malam untuk pola
terdiri atas bentuk lembaran berwarna pink atau merah (baseplate wax), inlay wax, dan
casting wax.
Sifat-sifat yang harus diperhatikan pada malam gigi adalah : melting range, ekspansi
thermal, daya alir, dan stress internal. Stress internal sering juga disebut residual stress.
Malam memiliki konduktivitas panas yang rendah sehingga sukar mencapai pemanasan
dan pendinginan yang serempak atau merata. Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa
pemanasan yang cukup di atas suhu trnasisi padat-padat, maka akan terjadi stres dalam
bahan. Bila malam dihangatkan terjadi pelepasan stres dan akan menghasilkan distorsi.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memanipulasi malam secara tepat.
2. Mahasiswa dapat mengukur distorsi (akibatstress release) malam inlay kedokteran gigi
yang direndam air dan tanpa direndam air.

C. UJI DISTORSI MALAM INLAY


Alat dan Bahan:
1. Mangkuk karet
2. Spiritus brander
3. Stopwatch
4. Thermometer
5. Jangka Sorong
6. Inlay Wax
7. Malam inlay
8. Air
Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air
3. Lunakkan malaminlaydiatas api spiritus brander sampai homogen selama
±2 menit dengan jarak api dengan malam 10 cm
4. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda
5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit, ukur
jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal)
Gambar. Cara Pengukuran Malam inlay dengan Jangka Sorong

6. Malam inlay yang sudah dibengkokkan dimasukkan ke dalam mangkok karet


yang telah diisi air

Gambar. Malam inlay direndam pada Mangkok Karet

7. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara 2 ujung malam
Inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam.
8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum dilakukan
kembali tetapi point nomor 6 tidak dilakukan (tanpa menggunakan bowl yang
berisi air) atau di biarkan di udara bebas.
9. Hitung Persentase distorsi
Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus:
Jarak akhir – jarak awalx 100 %
Jarak awal
10. Catat hasil perhitungan persentase distorsi dalam tabel hasil
V. APLIKASI MATERIAL CETAK HIDROKOLID DAN GIPSUM UNTUK
DUPLIKASI MODEL RAHANG

TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan aplikasi bahan cetak untuk membuat nodel rahang tak
bergigi
ALAT :
a. Rubber Bowl
b. Spatula gips
c. Rubber base
d. Mesin Trimming
e. Vibrator
f. Pisau model
g. Pisau gips
h. Pensil tinta
i. Sendok cetak tak bersudut untuk rahang tak bergigi
j. Model rahang gigi tiruan lengkap

BAHAN :
a. Alginate
b. Gips putih
c. Gips biru
d. Air
e. Kertas pasir / ampelas
f. vaselin

TEKNIK :
A. MENCETAK MODEL RAHANG
1. Siapkan model rahang atas atau rahang bawah terlebih dahulu telah diulasi
dengan vaselin setipis mungkin
2. Siapkan alat dan bahan untuk mencetak rahang gigi tiruan lengkap
3. Masukkan bubuk alginat ke dalam rubber bowl sesuaikan dengan ukuran
sendok cetak
4. Tambahkan air sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan
5. Spatulasi yang cukup hingga adonan siap di aplikasikan pada sendok cetak
6. Masukkan adonan alginate ke dalam sendok cetak
7. Basahi model rahang dengan air sebelum dicetak algiant
8. Duplikasi rahang atas atau rahang bawah dengan adonan alginat

B. PEMBUATAN MODEL RAHANG DENGAN GIPS BIRU


1. Siapkan hasil cetakan rahang atas yang masih terbasahi air
2. Masukkan air ke dalam rubber bowl sesuai dengan perbandingan bubuk
dan air
3. Masukkan bubuk gips biru kedalam rubber yang telah berisi air dan aduk
4. Spatulasi yang cukup sedemikian sehingga gips dapat menghasilkan detail
yang akurat
5. Aplikasikan adonan gips biru pada hasil cetakan rahang, tunggu hingga
setting time
6. Lepaskan gips biru yang telah mengeras dari cetakan
7. Rapikan model dari gips yang berlebih dan sesuaikan bentuk anatominya.
8. Lakukan kegiatan yang serupa untuk pembuatan model rahang bawah

C. PEMBUATAN BASIS MODEL RAHANG


1. Siapkan hasil replica kasar gips biru rahang atas dan rahang bawah
2. Masukkan air ke dalam rubber bowl sesuai dengan perbandingan bubuk
dan air
3. Masukkan bubuk gips putih ke dalam rubber bowl yang telah berisi air
4. Spatulasi secukupnya hingga adonan dapat diaplikasikan
5. Masukkan adonan ke dalam rubber base hingga penuh
6. Tanam replica model kasar pada rubber base. Posisi replica sejajar rubber
base untuk rahang bawah dan miring 45 ° untuk rahang atas
7. Tunggu hingga setting time
8. Lepas model dari rubber base
9. Rapikan dengan mesin trimming sesuai dengan model rahang gigi tiruan
lengkap (lihat gambar)
10. Sesuaikan tinggi model saat oklusi 7 cm
11. Rapikan dengan kertas pasir / ampelas

RAHANG RAHANG
BAWAH ATAS

Gambar. Model rahang beserta basisnya setelah triming


VI. APLIKASI RESIN AKRILIK FASE DOUGH

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengaplikasikan pola malam kedokteran gigi pada penanaman dalam
kuvet dan buang malam (boiling out) dan dapat memanipulasi dengan tepat resin akrilik
polimerisasi panas

C. MANIPULASI MALAM UNTUK PROCESSING AKRILIK


Bahan
1. 1/10 lembar malam merah
2. Gips stone dan gips putih secukupnya untuk kuvet kecil
3. vaselin
Alat
1. bowl spatula
2. Api bunsen / brander
3. glass plate
4. kuvet kecil
5. pisau model, pisau malam
6. beugel press kecil
7. kompor gas dan panci
Cara kerja
1. buat pola malam yang halus dan homogen dengan ukuran (10x10x2) mm
2. Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet kecil yang telah diulasi
vaselin dan buat sedikit adonan gips biru untuk diletakan diatas gip putih sampai
kuvet terisi penuh
3. Tanam pola malam tepat pada sisi tengah kuvet (tanam sebelum gips setting)
rapikan sampai kuvet antagonis (kuvet bagian atas) bisa masuk
4. Setelah gips setting, ulasi permukaan gips dengan vaselin
5. Buatlah adonan gips biru secukupnya
6. Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah diulas dengan vaselin,
aplikasikan sedikit gips biru tepat diatas pola malam.
7. Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih
8. Perhatikan jangan ada udara yang terjebak
9. Letakkan pada press beugel
10. Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada press
beugel
11. Lepas kuvet perlahan, cek pola cetakan (mould space) apakah ukuran dan kontur
sudah sesuai dengan pola malam.

D. MANIPULASI RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS


Bahan :
1. Serbuk polimer dan cairan monomer
2. Cairan CMS

Alat :
1. Stellon pot/gelas kaca 11. Spatula kecil
2. Pipet ukur 12. Press kuvet
3. Stopwatch 13. Curing unit (kompor dan panci)
4. Kuas kecil
5. Timbangan
6. Crownmess/blade scapel
7. Kuvet kecit yang sudah terdapat pola cetakan gips (praktikum dental wax)
8. Masker
9. Sarung tangan
10. Plastik cellophan

Cara kerja
1. cetakan gips dalam kuvet atas atau bawah diolesi selapis CMS menggunakan kuas
kecil
2. tuangkan cairan monomer diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 2,5 ml (atau
sesuai dengan petunjuk pabrik dari merek resin akrilik yang digunakan) ke dalam
stellon pot
3. serbuk polimer ditimbang sebanyak 5 gr, kemudian dimasukkan secara perlahan-
lahan ke dalam stellon pot sampai semua polimer terbasahi oleh monomer
4. hitung awal waktu pengadukan dengan stop watch, kemudian aduk campuran
dengan spatula kecil sampai homogen. Selanjutnya stellon pot ditutup. Amati fase
sandy, sticky, dough dengan membuka tutup stellon pot dan catat waktu sampai
tercapainya fase dough. Apabila belum mencapai fase dough, stellon pot ditutup
lagi.
5. Setelah adonan mencapai fase dough, adonan dimasukkan ke cetakan kuvet
hingga penuh, kemudian ditutup dengan plastik cellophan yang telah dibasahi air.
Setelah itu, kuvet ditutup (kuvet atas dan bawah tidak boleh terlalu rapat).
Pengepresan awal dilakukan sampai tercapai kondisi metal to metal (kuvet atas
dan bawah rapat)
6. Kuvet dibuka dan plastik cellophan diambil. Kelebihan resin akrilik diambil
dengan crownmess secara cepat (kurang lebih 30 detik). Kuvet ditutup lagi dan
dilakukan dan dilakukan pengepresan akhir (kuvet atas dan bawah rapat) serta
kuvet biarkan tetap pada pressnya.
7. Setelah pengisian akrilik, kuvet dibiarkan 10 menit dan dimasukkan air hangat
sampai mendidih selama 30 menit. Kemudian biarkan sampai air dingin kembali.
8. Sampel plat akrilik diambil dari cetakan secara hati-hati menggunakan crownmess
kemudian lakukan finishing dengan bur stone.
VII. APLIKASI RESIN AKRILIK UNTUK PEMBUATAN LEMPENG GIGIT

A. PENDAHULUAN
Lempeng resin akrilik biasanya digunakan untuk landasan/basis gigi tiruan
lepasan. Basis gigi tiruan berfungsi untuk mendistribusikan beban pengunyahan. Sifat
yang harus dimiliki pada basis gigi tiruan harus memliki sifat mekanik yang baik karena
dengan sifat mekanik yang baik akan mengurangi resiko terjadinya fraktur akibat beban
pengunyahan. Untuk mendapatkan sifat basis gigi tiruan yang baik salah satu diantaranya
basis gigi tiruan harus memiliki ketebalan cukup dan tidak berpori.
Material ini dipakai sebagai basis gigi tiruan karena mempunyai kualitas dan
estetika yang dibutuhkan, murah dan mudah dikerjakan walaupun tidak ideal dalam
semua aspek. Resin akrilik dapat dibuat dengan proses polimerisasi adisi radikal bebas,
melalui tahap aktivasi, inisisasi, propagasi, dan terminasi. Resin akrilik berdasarkan cara
aktivasi dapat dibagi menjadi resin akrilik polimerisasi panas (penggodokan),
polimerisasi kmiawi, polimerisasi gelombang mikro, dan polimerisasi sinar tampak.

1. Resin akrilik polimerisasi panas untuk basis gigi tiruan


Material resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari serbuk dan cairan.
Komposisi serbuk terdiri dari : beads/granule polimetil metakrilat, inisiator bensoil
peroksida, pigmen/dyes, opacifiers titanium, pemlatis dibutil ptalat, dan serat sintetis
nilon/akrilik. Cairan terdiri dari metal metakrilat, inhibitor hidrokuinon, dan agen
pertautan silang etilena glikol dimetakrilat.
Prosesing dikerjakan dengan teknik “dough”. Ukuran partikel serbuk bervariasi,
semakin kecil biasanya semakin mudah dilarutkan dalam monomer membentuk dough.
Pigmen warna biasanya ditambahkan dalam serbuk. Perbandingan serbuk dan cairan
sesuai dengan instruksi pabrik (2,0 : 1 wt% ; 1,6 : 1,0 vol%).
Pemrosesan resin akrilik polimerisasi panas dapat dilakukan dengan
penggodogan air menggunakan panci atau memakai alat curing unit dengan suhu yang
sudah diatur. Menurut ANSI/ADA specification no.12 disebutkan bahwa pemroresan
resin akrilik dilakukan pada suhu 73 ±1°C selama satu setengah jam, dilanjutkan selama
30 menit pada air mendidih.
Pada umumnya resin akrilik bersifat biokompatibel tapi kadang timbul reaksi
alergi bagi yang sensitive terhadap metil metakrilat. Sifat mekanikal resin akrilik ini
bagus. Apabila terjadi patah biasanya karena insiden traumatic seperti jatuh. Resin akrilik
ini rentan terhadap distorsi, konduktivitas termal rendah, dan bersifat radiolusen.

2. Resin akrilik polimerisasi kimiawi untuk basis gigi tiruan


Resin akrilik polimerisasi kimiawi secara kimiawi identik dengan resin akrilik
kuring panas, kecuali bahan inisiasinya dengan amina tersier (contoh : dimetil p-toluidin
atau asam sulfonat). Metode kuring resin ini tidak seefisien seperti kuring panas, yang
akan berpengaruh pada sifat kekuatan bahan. Stabilitas warna resin ini juga tidak sebagus
resin kuring panas. Berat molekul yang rendah akan menurunkan kekuatan mekanik
bahan. Resin ini biasanya digunakan untuk perawatan ortodonsi, space maintainer dan
reparasi gigi tiruan serta sendok individual.

3. Resin akrilik polimerisasi gelombang mikro untuk basis gigi tiruan


Resin akrilik polimerisasi gelombang mikro merupakan modifikasi dari resin
akrilik konvensional. Monomer mengandung bahan sambung silang yang dibuat khusus
untuk proses aktivasi gelombang mikro. Resin akrilik ini mengandung trietilen atau
tetraetilen glikol dimetakrilat. Energi gelombang mikro digunakan untuk mengaktifkan
polimerisasi. Untuk polimerisasi dibutuhkan kuvet non logam dari polikarbonat.
Pemakaian kuvet dari bahan logam menyebabkan tidak terserapnya gelombang mikro.
Resin akrilik polimerisasi gelombang mikro mempunyai sifat fisik dan mekanik
yang sebanding dengan resin akrilik polimerisasi panas. Keuntungan resin akrilik ini
adalah mempunyai keakuratan dimensi lebih baik, porositas lebih rendah, dan kekerasan
yang memuaskan. Proses pembuatannya juga lebih bersih dan polimerisasinya lebih
singkat, walaupun dari sisi harga jauh lebih mahal.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing akrilik
pada kuvet besar dengan benar

B. PEMBUATAN LEMPENG AKRILIK


Alat :
1. Rubber Bowl
2. Spatula gips
3. Vibrator
4. Pisau model
5. Pisau gips
6. Pisau malam
7. Pensil tinta
8. Kuvet besar
9. Press beugel besar
10. Api bunsen / brander
11. Glass plate ukuran 10 cm x 10 cm x 0.1 mm
12. Frazer bentuk cemara
13. Stone merah dan hijau
14. Straight low speed hand piece
15. Micromotor unit

Bahan :
1. Gips putih
2. Model rahang tak bergigi
3. Gips biru
4. Air
5. Kertas pasir / ampelas
6. Vaselin
7. Baseplate wax
8. Heat cured acrylic
9. kertas chellopan
10. CMS
11. Pumice
12. Kryet

Cara kerja
1. PEMBUATAN MODEL MALAM
• Siapkan model rahang tak bergigi yang telah dibuat sebelumnya
• Buat outline lempeng gigit dan garis median pada model menggunakan pensil
tinta
Rahang bawah = (melewati anatomi landmark vestibulum, frenulum,
retromolar pad, retromylohyoid)
Rahang Atas = (melewati anatomi landmark vestibulum, frenulum,
hamular notch, tuberositas maksila, AH line/2 mm depan fovea palatina)
• Panaskan baseplate wax dan aplikasikan pada model rahang tak bergigi
• Bentuklah wax dengan pisau model dan panaskan dengan api Bunsen
kemudian sesuaikan dengan outline yang telah dibuat
• Haluskan dan kilapkan permukaan malam
• Fiksasi malam pada model
2. PENANAMAN DALAM KUVET
• Siapkan model kerja dan model malam yang telah dibuat
• Ulasi seluruh permukaan gips dengan vaselin, permukaan model malam tidak
perlu diulas vaselin
• Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet bawah yang telah diulasi
vaselin hingga penuh
• Tanam model rahang beserta model malam dalam kuvet bagian bawah. Posisi
model rahang atas dalam kuvet (bagian anterior lebih tinggi daripada
posterior). Posisi rahang bawah dalam kuvet sejajar dengan lantai. Setelah itu
tunggu hingga setting dan rapikan dengan kertas pasir
• Buatlah adonan gips biru secukupnya
• Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah diulas dengan vaselin,
aplikasikan gips biru tepat diatas model malam baseplate saja.
• Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih
• Perhatikan jangan ada udara yang terjebak
• Letakkan pada press beugel
• Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada press
beugel

3. PACKING AKRILIK (lakukan seperti praktikum resin akrilik sebelumnya)


• Untuk packing akrilik pada kuvet besar lakuakan press samapi tiga kali
pengepresan
• Rendam hasil packing dalam air

4. PROSESSING AKRILIK (lakukan seperti praktikum resin akrilik sebelumnya)


VIII. APLIKASI CASTING WAX UNTUK PEMBUATAN PLAT LOGAM

A. PENDAHULUAN
Casting wax berguna untuk malam pola pada kerangka logam gigitiruan atau
restorasi inlay logam. Komposisi hampir sama dengan inlay wax. Sediaan casting wax
sheets, ready shapes, wax – up. Memiliki sifat-sifat diantaranya lunak & adaptif ,kurang
getas, lengket, akurat, menguap 500 ºC.
Pembentukan logam dapat dilakukan dengan beberapa proses yaitu; 1.pengecoran
(casting) logam cair yang dituang ke dalam mould atau cetakan, 2. Pembentukan dengan
suhu dingin (cold working), logam ditempa, digulung sehingga menjadi bentuk tertentu,
3. Metalurgi bubuk (powder metallurgy) logam bubuk dipres dengan tekanan tinggi
sesuai bentuk yang diinginkan, 4. Penyepuhan (electroforming) menggunakan proses
elektrolisis, proses pelapisan logam pada logam dengan cara mengaliri listrik pada logam
yang akan dilapisi dalam cairan elektrolit.
Logam pada bidang kedokteran gigi harus kuat, tidak mudah berkarat,
biokompatibel, harga murah dan mudah dibersihkan/disterilkan. Untuk pembuatan
biasanya menggunakan proses pembentukan cara casting dengan bahan invesmen untuk
cetakannya.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu membuat pola malam dari casting wax dan mengaplikasikan
bahan invesmen untuk prosedur casting logam serta memahami prosedur casting logam.

C. CARA PRAKTIKUM APLIKASI CASTING WAX UNTUK PEMBUATAN


PLAT LOGAM
Bahan :
1. Casting wax
2. Baseplate wax
3. Spiritus
4. Gypsum bonded investment material
5. Air sabun
6. Dental alloy
7. Pumice
8. Kryet
9. Air
10. Casting ring atau bumbung tuang diameter 4 cm panajang 6 cm
Alat :
1. Kuas
2. Rubber bowl
3. Spatula gips
4. Api Bunsen
5. Pisau malam
6. Pisau model
7. Glass plate
8. Oven furnace
9. Slinger / sentrifugal casting
10. Blow torch
Cara kerja :
1. Pembuatan pola malam dan persiapan pada casting ring
• Buatlah model malam dengan casting wax berbentuk lingkaran dengan
diameter 10 mm dan tebal 2 mm
• Buatlah sprue dari casting wax dengan diameter 1,5 mm
• Buatlah crucible former dari baseplate wax, berbentuk kerucut sedemikian
sehingga dapat menutupi bagian bawah casting ring
• Sambung seluruh bagian model malam, sprue dan crucible former
• Pasang pada casting ring
• Lekatkan crucible former pada bagian bawah casting ring

Proses casting
• Preheating, wax elimination, heating
a. Preheating merupakan proses pemanasan permukaan sebelum dilakukan
pengecoran dan dimasukkan pada oven dengan suhu 700°C
b. Pada saat investment, kemungkinan ada air yang terjebak di antara porus
investment. Bila air tidak dihilangkan, maka kemampuan investment untuk
mengabsorpsi wax menjadi berkurang. Akhirnya akhirnya sisa wax akan
menguap menuju ke mould.
c. Pemanasan yang tiba-tiba juga akan menyebabkan cracking atau keretakan.
Oleh karenanya, pemanasan awal permukaan diperlukan untuk
menghindari hal tersebut.
d. Wax elimination dilakukan untuk menghilangkan pola malam yang berada
dalam tabung cor. Proses ini harus dilakukan pada suhu yang cukup.

Proses casting logam campur meliputi beberapa tahap antara lain :

1. Alat tuang sentrifugal disiapkan dengan cara memutar 3 kali alat tersebut dengan menaikkan
kenop pemutar
2. Cawan tuang ( crucible casting) panas diletakkan pada alat tuang sentrifugal, kemudian logam
dituangkan
3. Keluarkan bumbung tuang dari oven., kemudian letakkan pada alat sentrifugal
4. Logam dipanaskan dengan api Torch sampai cair,
5. Setelah logam masuk ke dalam bumbung tuang , putaran alat diperlambat dengan menekan
porusnya sampai alat tuanag berhenti berputar
6. Bumbung tuang di ambil dan didiamkan sebentar
7. Setelah dingin hasil tuang dikeluakan dari dalam bumbung tuang dan dibersihkan dari bahan
tanam didawah air mengalir
IX. APLIKASI MATERIAL ABRASIF PLAT LOGAM DAN AKRILIK

A. PENDAHULUAN
Abrasi didefinisikan sebagai pelepasan suatu bahan atau struktur melalui suatu
proses mekanik seperti grinding, penggosokan, atau pengikisan. Tujuan prosedur
finishing dan polishing yaitu ; 1. Memperoleh bentukan anatomi 2. Oklusi yang sesuai,
dan 3. Mengurangi kekasaran, goresan.
Sifat bahan abrasif untuk finishing diantaranya; 1. Keras, dan kasar, 2. Digunakan
pada permulaan, 3. Menghasilkan kontur/bentuk, dan 4. membuang permukaan yang
tidak teratur. Sifat bahan abrasif untuk polishing diantaranya; 1. lebih halus dan kurang
keras, 2. digunakan sebagai lanjutan proses finishing, 3. untuk permukaan yang lebih
halus, dan 4. tidak menimbulkan goresan.
Macam-macam bahan abrasif;
1. Sand/pasir dari quartz (SiO2), sebagai ampelas atau lempeng kertas abrasif biasa
digunakan untuk pekerjaan lab.
2. Carbides; terdiri dari campuran karbon dan logam atau bahan lain contoh: Silikon
Carbide dan Boron Carbide. SiC untuk memotong struktur gigi pada dental handpiece,
dalam bentuk bur stone yang dipergunakan di lab.gigi
3. Pumice; batu apung dari gunung berapi, pumis yang halus digunakan untuk
menghilngkan noda yang menetap, dalam bentuk suspensi dalam air digunakan untuk
penghalusan resin akrilik
4. Tin Oxide atau putty powder digunakan secara luas sebagai alat poles gigi dan
restorasi logam dalam mulut, Tin Oxide merupakan bubuk putih hasil reaksi antara
Tin dengan Asam nitrit, penggunaannya dicampur dengan air+alkohol+gliserin
5. Kalsit disusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dengan metode pengendapan, biasa
digunakan untuk pasta gigi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mengaplikasikan bahan abrasif untuk finishing dan polisihing
pada akrilik dan batang logam
C. FINISHING DAN POLISHING LEMPENG AKRILIK DAN BATANG
LOGAM
Alat : Bahan :
1. Straight hand piece 1. kryet
2. Bur frisher, separating disk 2. pumice
3. Macam-macam stone
4. Macam-macam rubber
5. Mikromotor
6. Felt cone
7. Rag dan brush wheel putih
Cara kerja penyelesaian akhir dan pemolesan lempeng akrilik
1. membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas geligi tiruan, sisa-sisa resin akrilik
yang bukan bagian anatomi termasuk sisa gips yang melekat

Gambar. Membuang sisa resin akrilik dengan carbide bur/frisher


2. Prosedur terakhir sebelum pemolesan, periksalah dan bulatkan seluruh daerah
tepi dan buka bagian frenulum sampai frenulum bebas semua. Dan amplas
seluruh permukaan lempeng akrilik dengan bur stone.

Gambar . Penyelesaian akhir sebelum pemolesan pada bagian frenulum dan landasan gigi tiruan

Gunakan rag wheel (putih) dan pumice halus untuk memoles gunakan tekanan seringan
mungkin dan putaran roda serendah mungkin.

Gambar. Geligi tiruan dipoles dengan brush wheel putih dan kryt.

Cara kerja penyelesaian akhir dan pemolesan logam

1. Bahan tanam dibersihkan.


2. Sprue logam digunakan untuk pegangan saat finishing dan polishing.
3. Hilangkan bagian logam yang tidak diinginkan/logam yang beerlebih dengan
Carbide bur atau silicon carbide (stone hijau)
4. Lanjutkan dengan bahan abrasif aluminum oksida (pink stone)
5. Setelah finishing telah dilakukan lanjutkan polishing dengan rubber.
6. Terakhir lakukan pemolesan dengan rubber wheels + pasta pumice
7. Sprue dipotong dgn separating disk dan lakukuan finishing dan polishing pada
bagian yang dipotong
X. APLIKASI RESIN AKRILIK POLIMERISASI KIMIAWI UNTUK
REPARASI LEMPENG AKRILIK

A. PENDAHULUAN
Reparasi gigi tiruan akrilik dilakukan oleh karena plat patah oleh beberapa macam
diantaranya kesalahan kontruksi, sebab didalam mulut, dan sebab di luar mulut. Pada
kesalahan kontruksi disebabkan oleh penyusunan gigi salah, catatan gigit salah, basis
akrilik terlalu tipis, dan kesalahan waktu packing akrilik.
Kesalahan packing yang dapat menyebabkan patahnya lempeng akrilik di
antaranya; akrilik belum sampai “dough stage”, waktu polimerisasi terlalu cepat, suhu
polimerisasi terlalu rendah, dan pendinginan yang terlalu cepat. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kekuatan akrilik berkurang sehingga memudahkan terjadinya fraktur.
Reparasi plat yang patah bertujuan untuk menyambung bagian plat yang hilang atau
patah.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan reparasi plat akrilik dengan resin akrilik polimerisasi
kimiawi atau cold cure acrylic.

C. REPARASI LEMPENG AKRILIK PATAH DENGAN RESIN AKRILIK


POLIMERISASI KIMIAWI
Alat :
1. Model rahang tak bergigi dan lempeng akrilik yang telah dipatahkan
2. Bur frisher
3. Bur pulas akrilik
4. Mikromotor
5. Spuit injeksi
Bahan :
1. Serbuk polimer dan cairan monomer
2. CMS
3. Kryet dan pumice
Cara kerja
1. Ulasi bagian model rahang yang tepat pada patahan akrilik dengan CMS
2. Pengambilan akrilik pada daerah fraktur secukupnya, dengan akhiran tepi patahan
berbentuk miring
3. Bagian lempeng akrilik yang telah diasah dikembalikan pada model
4. Daerah yang akan disambung diulas monomer
5. Beri cold cure acrylic biarkan sampai keras
6. Haluskan dan pulas

Anda mungkin juga menyukai