Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL II

MANIPULASI SEMEN IONOMER KACA TIPE I DAN II

Instruktur : drg. Yuzsa Wirabhuana

Disusun oleh :
Janatin Aliya
10621034

S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022/2023
A. Tanggal Praktikum
Praktikum skill lab Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe I Dan II dilaksanakan
pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 5 Mei 2023
Pukul : 13.20 – 15.00

B. Alat dan Bahan


I. Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe I
a. Alat :
1) Nearbeken
2) Diagnostic set
3) Glass lab
4) Stopwatch
5) Agate spatula
b. Bahan:
1) Handscoon
2) masker
3) Powder dan liquid GIC tipe I
4) Vaselin
5) Paper pad

II. Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe II


a. Alat:
1) Nearbeken
2) Diagnostic set
3) Glass lab
4) Cetakan akrilik diameter 5 mm kedalaman 2 mm
5) Stopwatch
6) Agate spatula
b. Bahan
1) Handscoon
2) masker
3) powder dan liquid GIC tipe II
4) vaselin (hanya digunakan saat praktikum) /cocoa butter (digunakan pada
pasien)
5) paper pad

C. Prosedur Kerja
1) Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe I
1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menggunakan masker dan handscoon

3. Mengambil powder dan liquid yang


diletakkan di atas paper pad pada glass
plate. Ratio powder-liquid
menyesuaikan petunjuk pabrik atau
gambar takaran yang tertera pada tutup
botolnya.
4. Menyiapkan stopwatch, saat
pencampuran dimulai stopwatch
dinyalakan
5. Membagi powder menjadi dua bagian,
bagian pertama powder ditambahkan
ke liquid dengan gerakan cepat
menggunakan agate spatula dan
kemudian dilanjutkan powder bagian
kedua dengan gerakan cepat, melipat
dan memutar meluas (mixing time 5-15
detik) sampai campuran homogen dan
mengkilap.

6. Campuran GIC tipe I yang bisa ditarik


12 sampai 19 mm tanpa putus
menandakan campuran sudah siap
untuk luting

2) Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe II

No Langkah-langkah Gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan


Menggunakan handscoon dan
2
masker

Cetakan diolesi vaselin dan


3
diletakkan di atas glass lab

Mengambil powder dan liquid yang


diletakkan di atas paper pad pada
glass plate. Ratio powder-liquid
4
menyesuaikan petunjuk pabrik atau
gambar takaran yang tertera pada
tutup botolnya

Menyiapkan stopwatch, saat


5 pencampuran dimulai stopwatch
dinyalakan

Membagi bubuk menjadi dua


bagian, bagian pertama bubuk
ditambahkan ke cairan dengan
gerakan cepat menggunakan agate
6
spatula dan kemudian dilanjutkan
bubuk bagian kedua dengan gerakan
cepat dan melipat (mixing time 5-15
detik) sampai campuran homogen
dan mengkilap. Saat pencampuran
dimulai stopwatch dinyalakan.

Semen dimasukkan ke dalam


cetakan menggunakan plastic
7
instrument, kemudian ratakan
permukaannya

Aplikasikan vaselin/cocoa butter


8
pada permukaan GIC

Setelah mengeras, lepas sample dari


9
cetakan

mencatat waktu settingnya (dimulai


10
saat awal pencampuran s/d setting)

Hasil pekerjaan dilepas dari cetakan,


dimasukkan ke plastik klip dan
11
diberi nama, kemudian
dikumpulkan ke instruktur
D. Hasil Praktikum
1) Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe I
Percobaan Keterangan Waktu setting (dimulai saat pencampuran
sampai dengan setting)
Pertama Berhasil 1 Menit 29 Detik

2) Manipulasi Semen Ionomer Kaca Tipe II


Percobaan Keterangan Waktu setting (dimulai saat pencampuran
sampai dengan setting)
Pertama Berhasil 3 Menit 37 detik

E. Pembahasan
GIC termasuk dalam tipe restorasi polikarboksilat berdasarkan ikatan matriks
dengan komposisi terdiri dari kalsium aluminum polialkenoat dan kalsium aluminum
polialkenoat-polimetakrilat. (O’Brien, 200). Pada awalnya, semen ditujukan untuk
tujuan restorasi estetik dari gigi anterior, dan direkomendasikan untuk gigi dengan
kavitas preparasi kelas III dan kelas VI. Karena ikatan adesif dengan struktur gigi dan
potensial untuk pencegahan karies, beberapa tipe dari glass ionomer mulai berkembang
sebagai luting agent penyemenan band pada ortodontik, sebagai kavitas liner atau base
material, sebagai material restorasi, khususnya untuk kasus erosi gigi. Sedangkan
penggunaannya tergantung dari konsistensi semennya, dari viskositas yang rendah
hingga viskositas yang tinggi berdasarkan ukuran partikel dan P/L ratio. Ukuran
partikel maksimum adalah 50 μm untuk semen restorasi dan 15 μm untukluting agent
(Anusavice, 2009).
Bubuk Glass Ionomer Cement mengandung Natrium aluminosilicate glass
dengan sekitar 20% CaF dan, sedikit bahan tambahan lainnya yaitu Silika 41.9%,
Alumina 28.6%, Aluminium Fluoride 1.6%, Kalsium Fluoride 15.7%, Natrium
Fluoride 9.3%, Aluminium Fosfat 3.8%. Cairan Glass ionomer Cement mengandung
larutan dari asam akrilik/asam kopolimer itaconic atau Larutan dari polimer asam
maleic atau kopolimer maleic/akrilik dan Asam tartaric dalam beberapa produk untuk
mengontrol karakteristik setting.
Pada praktikum semen glass ionomer (GIC), percobaan dilakukan sebanyak 1
kali dengan mengontrol perbandingan bubuk dan cairan kemudian dicampurkan dengan
menggunakan paper pad dan spatula plastik. Dalam pencampuran, poliakrilik dan asam
tartaric bereaksi dengan glass, meleaching ion kalsium dan alumunium dari permukaan,
yang mengalami cross-link molekul polyacid menjadi gel. Asam tartaric menyebabkan
peningkatan working time dan setting yang tajam dengan membentuk kompleks ion
metal. (O’Brien, 2002).
Setting reaksi dari pencampuran GIC yaitu merupakan reaksi asam-basa antara
asam polielektrolit dan aluminosilikat glass seperti pada diagram: (Craig, 2002 p. 615).
Setting dari GIC terdiri dari 3 fase, yaitu fase pelepasan ion, fase hydrogel dan fase
polysalt gel. Fase pelepasan ion terjadi ketika bubuk dan cairan pertama kali
dicampurkan. Larutan encer dari polyacid copolymer dan akselerator tartaric acid
memecah bubuk ion-leachable aluminofluoro-silicate dan melarutkan permukaan luar
kaca. Ion hidrogen dari polyacid copolymer dan tartaric acid menyebabkan pelepasan
dari kation logam, seperti Ca2+ dan Al3+, dari permukaan luar kaca, yang kemudian
bereaksi dengan ion fluor untuk membentuk kompleks CaF2, AlF2-, dan AlF2-. Pada
tahap awal dari fase ini, GIC akan melekat pada struktur gigi. GIC terlihat licin dan
mengkilap hasil dari matriks yang belum bereaksi. Pada tahap lanjut dari fase ini,
material akan kehilangan kilauannya, karena matriks bebas yang ada telah bereaksi
dengan kaca. Fase kedua adalah fase hydrogel. Fase ini terjadi lima sampai sepuluh
menit setelah pencampuran, menyebabkan terjadinya initial set. Selama fase ini ion
kalsium positif akan dilepaskan lebih cepat dan bereaksi dengan rantai polyacrilic acid
untuk membentuk ikatan silang. Fase hydrogel ini menurunkan mobilitas dari rantai
polimer, menyebabkan gelasi awal dari matriks ionomer. Pada tahap ini, GIC akan
terlihat kaku dan opak. Fase terakhir adalah fase polysalt gel. Pada fase ini material
mencapai final set. Matriks mengalami proses maturasi ketika ion aluminum yang
dilepaskan lebih lambat, membentuk polysalt hydrogel yang mengelilingi bahan
pengisi kaca yang belum bereaksi. Pada tahap ini GIC akan terlihat lebih seperti gigi.
Selama proses pengerasan, fase ikatan silang juga dihidrasi oleh air yang sama
seperti yang digunakan dalam medium. Bagian yang tidak bereaksi dari partikelpartikl
kaca akan diselubungi oleh gel silika yang terbentuk selama pelepasan kation dari
permukaan partikel. Dengan demikian, semen yang mengeras terdiri atas gumpalan
partikel-partikel bubuk yang tidak bereaksi, dikelilingi oleh gel silika dalam matriks
amorfus dari kalsium hidrat dan campuran garam alumunium (Annusavice, 2003).
Menurut Craig, GIC mengalami setting 6 hingga 8 menit dari mulai mengaduk.
Setting time dapat diperlambat dengan mencampur semen pada glass slab yang dingin,
tapi teknik tersebut memberikan efek buruk terhadap kekuatannya, baik kekuatan
kompresif dan modulus elasticity, sehingga tidak dianjurkan. Semen harus segera
digunakan setelah dimanipulasi karena working time setelah pencampuran adalah
hanya sekitar 2 menit pada temperatur ruang. GIC sangat peka teradap kontak dengan
air selama setting, sehingga daerah sekitarnya haris terisolasi dengan baik. Semen
mencapai initial setnya sekitar 7 menit. (Craig, 2002).

F. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, untuk konsistensi kental atau basis basis menggunakan
jumlah bubuk yang lebih banyak dengan jumlah cairan yang sedikit yaitu 1 : 1,
sedangkan pada konsistensi encer atau untuk luting menggunakan jumlah bubuk yang
lebih sedikit dari basis dan jumlah cairan yang lebih banyak yaitu 1 : 2. Setting time
basis diperoleh 3 menit 37 detik, sedangkan setting time luting 1 Menit 29 Detik.
Setting time GIC dipengaruhi oleh rasio antara bubuk dan cairan.
Semakin besar rasio bubuk dan cairan, konsistensi kental menyebabkan setting time
GIC semakin cepat.

G. Daftar Pustaka
Anusavice, K. C. (2013). Phillips’ Science on Dental Materials., 12th ed. St Loius:
Elsevier.
Fransisconi, Luciana Favoro, etc. Water Sorption and Solubility of Different Calcium
Hydroxide Cement. 2009. Journal of Applied Oral Science vol 17(5).
Manapalil, J. J. (2010). Basic Dental Material. Ed ke-3. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers.
McCabe, J. F., & Walls, A. W. (2015). Bahan Kedokteran Gigi applied dental
materials. Jakarta: EGC.
White, S. C. (2014). Oral Radiology Principles and Interpretations 7th ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai