LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI II
Penyusun :
Alifiya Afita Sari (021911133049)
2.1 Alat
a. Pengaduk plastic
b. GIC spatel
c. Glass lab
d. Cetakan teflon ukuran diameter 5 mm dan tebal 2 mm
e. Plastic filling instrument
f. Sonde
g. Paper pad
h. Stopwatch
2.2 Bahan
a. Bubuk GIC
b. Cairan GIC
1
3. Cara Kerja
A. B.
Gambar 1.2 A. Cara mengambil bubuk GIC. B. Membagi bubuk
GIC di atas paper pad
d. Cairan GIC diteteskan sebanyak 1 tetes di atas paper pad dekat bubuk dengan
cara: botol dipegang secara vertikal 1 cm di atas paper pad ditekan sedikit
sampai cairan menetes.
A. B.
Gambar 1.3 A. Cara meneteskan cairan GIC. B. Persiapan mulai
mengaduk GIC
e. Waktu awal pencampuran dicatat posisi stopwatch pada posisi 00:00. Bubuk
GIC yang telah dibagi dua, pada bagian pertama dicampur ke cairan dan diaduk
selama 10 detik, kemudian ditambahkan bubuk bagian kedua diaduk kurang
lebih selama 25-30 detik (maksimal 60 detik) sampai homogen.
2
f. Hasil pengadukan GIC yang sudah homogen dimasukkan ke dalam cetakan
teflon menggunakan plastic filling instrument kemudian permukaan diratakan
(stopwatch masih tetap hidup).
A. B.
g. Setelah adonan GIC pada permukaan teflon rata, mulai dilakukan pengukuran
setting time dengan cara: permukaan GIC pada cetakan teflon ditusuk sonde
dengan interval waktu 5 detik untuk setiap kali tusukan. Setting time dinyatakan
selesai apabila pada permukaan sampel tidak ada bekas tusukan sonde. Waktu
pengerasan GIC dicatat.
h. Setting time dicatat yang dihitung sejak awal pencampuran hingga semen
mengeras.
i. Setelah GIC mengeras dilepas dari cetakan.
j. Tahapan di atas diulang dengan menggunakan rasio ¾ sendok bubuk GIC : 1
tetes cairan GIC.
k. Tahapan di atas diulang dengan menggunakan rasio 1¼ sendok bubuk GIC: 1
tetes cairan GIC.
4. Hasil Praktikum
3
Pada hasil percobaan GIC, percobaan pertama untuk universal restorative
dengan w/p ratio 1:1 memiliki konsistensi adonan GIC yang normal atau sesuai anjuran
pabrik dan memiliki setting time 4 menit 8 detik. Pada percobaan dengan w/p ratio 1 :
¾ konsistensi lebih encer dengan setting time 13 menit 20 detik. Sedangkan pada
percobaan dengan w/p ratio 1 : 1 ¼ memiliki konsistensi ketal dikarenakan jumlah
bubuk lebih banyak sehingga memiliki setting time 8 menit 7 detik.
Apabila untuk restorasi gigi posterior, pada w/p ratio 1:1 sesuai anjuran pabrik
memiliki konsistensi normal dengan setting time 8 menit 30 detik, w/p ratio 1 : ¾
memiliki konsistensi encer dengan setting time 18 menit 17 detik. Sedangkan pada
percobaan 1 : 1 ¼ dengan konsistensi kental memiliki setting time 7 menit 30 detik.
5. Pembahasan
GIC adalah nama umum untuk bahan yang didasarkan pada reaksi bubuk kaca
dan asam poliakrilat. Semen ini dikembangkan pada tahun 1970-an untuk
meningkatkan kinerja klinis dibandingkan dengan semen silikat dan untuk mengurangi
risiko kerusakan pulpa (Anusavice, 2013).
Bahan GIC yang pertama kali diperkenalkan pada bidang kedokteran gigi oleh
Wilson dan Kent tahun 1972 (Iz, 2013). Mereka menggabungkan keunggulan sifat
translusen dan pelepasan ion fluor dari semen silikat serta biokompatibilitas dan sifat
4
adhesif dari semen polikarboksilat. GIC pada awalnya hanya diindikasikan untuk
restorasi karies servikal atau lesi abrasi karena tekanan mekanis yang rendah. GIC terus
mengalami perbaikan dalam beberapa sifat fisik dan mekanik dalam upaya untuk
memperluas aplikasi GIC dalam bidang kedokteran gigi (AlJamhan, 2011).
5
Secara umum, larutan encer dari asam poliakrilat (sekitar 40% sampai 50%)
digunakan, tetapi cairan tersebut kental dan memiliki umur simpan yang pendek karena
gelasi. Saat ini, cairan yang digunakan adalah kopolimer dari asam itakonik, maleat,
atau trikarboksilat. Asam tartarat adalah aditif pengontrol laju dalam cairan GIC yang
memungkinkan penggunaan kaca yang lebih luas, meningkatkan sifat penanganan,
menurunkan viskositas, memperpanjang umur simpan sebelum pembentuk gel cairan
terjadi, meningkatkan working time, dan mempersingkat setting time (Anusavice,
2013).
6
benar-benar matang dalam beberapa minggu. Jika prosedur yang direkomendasikan ini
tidak diikuti, permukaan pasti akan menjadi berkapur (Anusavice 2013, p 323).
Untuk bahan bubuk / cair, bubuk terdiri dari glass natrium alumino-silikat
dengan komposisi yang mirip dengan yang digunakan dalam bahan silikat. Rasio
alumina terhadap silika dalam kaca meningkat dibandingkan dengan yang digunakan
dalam silikat. Hal ini meningkatkan reaktivitas glass ke tingkat di mana ia bereaksi
cepat dengan asam poliakrilat, yang merupakan asam yang lebih lemah daripada asam
fosfat yang digunakan dalam bahan silikat. Sedangkan untuk silikat, glass mengandung
kadar fluorida yang signifikan yang, meskipun tidak terlibat langsung dalam reaksi
pengaturan, dapat berpengaruh pada kerentanan karies pada substansi gigi di sekitarnya
(Anusavice, 2013).
1. Dissolution
Ketika air dicampur dengan bubuk, asam masuk ke larutan dan bereaksi dengan
lapisan luar kaca. Lapisan ini menjadi terkuras ion aluminium, kalsium, natrium
dan fluor, sehingga hanya silika gel yang tersisa. biasanya, setting time
membutuhkan 3 sampai 6 menit tergantung apakah itu adalah filling atau semen
luting (Noort, 2013).
7
2. Gelation
Initial set disebabkan oleh aksi cepat ion kalsium, yang awalnya lebih melimpah
dan divalen, bereaksi lebih mudah dengan gugus karboksil asam daripada ion
aluminium trivalen (Noort, 2013).
3. Hardening.
Setelah fase gelation terdapat fase hardening yang dapat bertahan selama tujuh
hari. Membutuhkan waktu 30 menit untuk menyerap ion aluminium menjadi
signifikan, namun ion aluminium yang menyediakan kekuatan akhir untuk semen,
karena bertanggung jawab untuk pengenalan crosslink tersebut (Noort, 2013).
Percobaan yang kami lakukan memiliki perbedaan pada w/p ratio untuk
mengetahui setting time dari GIC. Percobaan pertama menggunakan w : p yang
normal yaitu sesuai aturan pabrik ( 1 : 1 ) memiliki rata-rata setting time 4 menit 8
detik . Pada percobaan kedua menggunakan w : p yang encer dengan perbandingan
( 1 : ¾ ) memiliki rata-rata setting time 13 menit 7 detik . Sedangkan pada percobaan
yang ketiga menggunakan w/p ratio kental dengan perbandingan ( 1 : 1 ¼) memiliki
rata-rata setting time 8 menit 7 detik .
8
sehingga membutuhkan setting time lebih lama daripada normal dan kental. Pada
konsentrasi kental w/ p ratio rendah artinya bubuk lebih banyak daripada cairan
sehingga lebih cepat manipulasi daripada yang encer dan normal. Untuk
memperpanjang working time dengan memperbanyak cairan sehingga adonan
menjadi encer sedangkan untuk mempercepat reaksi dengan memperbanyak bubuk
sehingga adonan menjadi kental. Jika working time cepat maka setting time juga
cepat begitu juga sebaliknya ( Anusavice, 2013 ).
Kondisi tersebut dapat terjadi karena perbedaan jenis bahan yang digunakan
untuk percobaan normal, encer dan kental. Konsentrasi normal menggunakan GIC
sedangkan untuk konsentrasi encer dan kental menggunakan Gipsum Tipe II. Pada
percobaan dengan w/p ratio normal didapatkan setting time 4 menit 8 detik dihitung
sejak awal pengadukan sampai mulai mengeras. Hal ini dapat dilihat dengan ada
tidaknya goresan saat menghitung setting time menggunakan sonde yang di
ketukkan pada permukaan restoratif GIC. Dari hasil percobaan tersebut
menunjukkan bahwa hasil percobaan normal sesuai dengan teori yaitu setting time
pada konsentrasi normal dicapai kurang lebih 4 menit. Dengan melihat diagram
dibawah ini menyatakan perbandingan viskositas GIC, polycarboxylate dan zinc
phosphate. Viskositas GIC meningkat pada menit ke-4 yang menandakan setting
time akan terjadi ( Anusavice,2013).
6. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ, 2013. Philips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Ed 11. Alih Bahasa;
Johan Arif Budiman, Susi Purwoko. Jakarta: EGC: 155-172.
AlJamhan AS. 2011. In-vitro wear and hardness of new conventional Glass Ionomer Cement
coated with nano- lled resin. Indiana University School of Dentistry; 5 – 7.
Iz GS, Ertugrul F, Eden E, Gurhan SI. 2013. Biocompatibility of Glass Ionomer Cements
with and without chlorhexidine. Europe Journal Dental. 7: 89 – 93.
Noort, Richard van. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed Edinburgh ; New York:
Mosby Elsevier
Powers, MJ. 2017. Dental Materials : Foundations and Applications. 11th ed. St. Louis:
Mosby Elsevier. p. 53
10
LAMPIRAN
11
12
13
14
15