Anda di halaman 1dari 17

1.

TUJUAN

1. Mahasiswa mampu memanipulasi GIC untuk material restorasi menggunakan alat


dengan benar.

2. Mahasiswa mampu membedakan setting time GIC berdasarkan variasi ratio


bubuk/cairan dengan benar.

2. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

a. Pengaduk Plastik

b. Glass Lab

c. Cetakan teflon ukuran diameter 5 mm dan tebal 2 mm

d. Plastic Filling Instrument

e. Sonde

f. Paper pad

g. Sendok takar GIC

2.2.

Bahan

a. Bubuk GIC

b. Cairan GIC
2.1 c. cetakan Teflon 2.1 b glass lab 2.1 a. pengaduk plastik

2.1 d plastic filling 2.1 e sonde 2.2 a.b. bubuk dan cairan GIC

3. CARA KERJA

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pratikum.

2. Cetakan teflon diletakkan di atas glass lab.

3. Botol bubuk GIC dikocok terlebih dahulu kemudian diambil 1 sendok takar bubuk
GIC dengan memiringkan posisi botol kemudian letakkan diatas paper pad dan
dibagi menjadi dua bagian Semen GIC dibagi menjadi dua bagian.

4. Cairan GIC diteteskan sebanyak 1 tetes di atas paper pad dekat bubuk, cairan
diteteskan dengan cara dipegang secara vertikal dengan jarak 1 cm ke paper pad
secukupnya. Cairan GIC diteteskan di dekat bubuk GIC (dijelaskan rinci).

5. Waktu awal pencampuran dicatat posisi stopwatch posisi 00:00, bagian pertama
dari bubuk diaduk dengan cairan sampai detik ke 10, kemudian ditambahkan bubuk
bagian kedua dan diaduk selama 25-30 detik. Cara mengaduknya dengan cara
melipat campuran. Posisi pengaduk plastik adalah menempel dengan paper pad
hingga tidak membentuk sudut.

6. Pencampuran yang sudah homogen diambil dengan spatula dan diletakkan ke


cetakan teflon dengan menggunakan plastic filling instrument, setelah itu diratakan
sedangkan stopwatch masih tetap menyala.

7. Setelah memasukkan GIC pada cetakan Teflon, dilakukan pengukuran setting time
dengan cara menusuk permukaan dengan sonde, penusukan dilakukan dengan
interval 5 detik. sampai pada permukaan sampel tidak memberikan bekas setelah
ditusuk sonde.

8. Setting time dicatat dihitung sejak awal pencampuran hingga semen mengeras

9. GIC yang telah mengeras dilepas dari cetakan.

10. Ulangi kegiatan di atas dengan GIC dengan perbandingan ¾ sendok bubuk : 1
tetes cairan dan perbandingan 1 ¼ sendok bubuk : 1 tetes cairan.

11. Ulangi kegiatan di atas dengan GIC dengan perbandingan 1 sendok bubuk : 1 tetes
cairan, ¾ sendok bubuk : 1 tetes cairan, dan perbandingan 1 ¼ sendok bubuk : 1
tetes cairan.

4.HASIL PRAKTIKUM
● Universal Restorative
Rasio W/P Jenis Adonan Setting time

1:1 Normal 9 menit 45 detik

13 menit 20 detik

9 menit 5 detik

9 menit 40 detik

Rata-rata 10 menit 25 detik

¾:1 Encer 14 menit 10 detik

12 menit 30 detik

Rata-rata 13 menit 20 detik

1¼ : 1 Kental 9 menit 35 detik

7 menit 50 detik

Rata-rata 8 menit 7 detik

● Posterior Restorative
Rasio W/P Jenis Adonan Setting time

1:1 Normal 8 menit 30 detik

Rata-rata 8 menit 30 detik

¾:1 Encer 24 menit 30 detik

12 menit 5 detik

Rata-rata 18 menit 17 detik


1¼ : 1 Kental 7 menit 40 detik

7 menit 20 detik

Rata-rata 7 menit 30 detik

5.PEMBAHASAN
5.1 Glass Ionomer Cement (GIC)
Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan nama untuk material berdasarkan reaksi bubuk
kaca dan asam poliakrilat. Penggunaan asam poliakrilat memberikan GIC kemampuan untuk
berikatan dengan struktur gigi. GIC dianggap lebih unggul dari banyak jenis semen lainnya karena
GIC kemampuan perlekatannya dan sifatnya yang translucent. GIC telah digunakan untuk
restorasi estetik gigi anterior, sebagai semen luting, sebagai perekat untuk alat ortodontik dan
restorasi intermediate, sebagai pit and fissure sealants, liner dan base, serta material core build up
(Anusavice, 2013).
GIC dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Anusavice, 2013) :
a. Tipe I : luting, jembatan, dan kawat ortodontik
b. Tipe IIa : semen restorasi estetika
c. Tipe IIb : semen untuk memperkuat restorasi
d. Tipe III : lining dan basis semen

5.1.1 Komposisi
Komposisi GIC dibagi menjadi 2, yaitu komposisi bubuk dan cairan.
Komposisi bubuk mengandung sodium aluminosilicate glass dengan sekitar 20%
CaF dan aditif minor lainnya.hAR grew
Serta komposisi cairan yang mengandung larutan kopolimer asam akrilat
atau kopolimer asam maleat dan asam tartarat dalam beberapa produk untuk
mengontrol karakteristik setting (Mc Cabe, 2008).

5.1.2 Proses Setting


Setting dari material glass ionomer cement melalui tiga proses, yaitu (Van
Noort, 2013) :

1. Dissolution
Pada saat pencampuran bubuk dengan cairan, asam akan masuk ke dalam
larutan dan bereaksi dengan lapisan uar calcium fluoroaluminosilicate glass
sehingga terjadi pelepasan ion aluminium, natrium, kalsium, dan fluor. Ion
hidrogen yang dilepaskan dari tartaric acid akan menggantikan ion-ion yang telah
terlepas. Secara umum, setting time berkisar pada 3-6 menit.
2. Gelation
Pada tahap ini merupakan tahap initial setting, yaitu ketika reaksi yang
cepat dari ion kalsium yang memiliki valensi 2 dan berjumlah lebih banyak mudah
bereaksi dengan carboxyl groups dari asam daripada dengan ion aluminium yang
bervalensi 3.
3. Hardening
Fase ini dapat berlangsung hingga 7 hari dan membutuhkan waktu sekitar
30 menit untuk menyerap ion aluminium menjadi lebih signifikan, namun ion
aluminium yang menghasilkan kekuatan akhir dari semen karena ion aluminium
yang berperan dalam proses cross-link.

5.1.3 Manipulasi
Rasio powder : liquid Glass Ionomer Cement (GIC) yang direkomendasikan
oleh produsen harus diikuti untuk mendapatkan setting time yang tertulis. Waktu
pencampuran tidak boleh melebihi 60 detik, (bisa berbeda sesuai aturan pabrik).
Campuran yang dihasilkan harus memiliki penampilan yang mengkilap, hal ini
menunjukkan tidak adanya reaksi polyacid di permukaan. Asam sisa yang terdapat
pada permukaan penting untuk terjadinya ikatan (bonding) pada gigi. Penampilan
yang kusam menunjukkan bahwa asam sisa tidak cukup untuk terjadinya ikatan
(bonding) pada gigi yang baik (Anusavice, 2013).
5.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Setting Time
Menurut Anusavice tahun 2013. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
setting time pada Glass Ionomer Cement (GIC) diantaranya yaitu:
• Temperatur
Sebuah lempengan kaca dingin dan kering dapat digunakan untuk menghambat
reaksi setting dan menambah working time.
• Ukuran partikel powder
Ukuran maksimum partikel adalah 50 μm untuk restoratif semen dan 15 μm untuk
luting agent.
• Asam tartarat
Asam tartarat dapat memperpanjang working time, tetapi memperpendek setting
time.
• Perbandingan antara bubuk dan cairan Glass Ionomer Cement (GIC)
Perbandingan bubuk:cairan rasio tinggi memiliki setting time yang lebih cepat
daripada normal, sedangkan dengan bubuk:cairan rasio rendah memiliki setting
time yang lebih lama daripada normal.

5.2 Analisa Hasil Percobaan


Berdasarkan percobaan dilakukan menggunakan Glass Ionomer
Cement (GIC) tipe universal dan tipe posterior dengan tiga perbandingan powder
dan liquid yang berbeda, hasil kelompok kami yaitu:
• GIC tipe universal dengan perbandingan 1 sendok bubuk dan 1 tetes cairan (sesuai
aturan) sebanyak 4 kali menghasilkan rata-rata setting selama 10 menit 25 detik
• GIC tipe universal dengan perbandingan ¾ sendok bubuk dan 1 tetes cairan
(encer) sebanyak 1 kali menghasilkan rata-rata setting selama 13 menit 20 detik
• GIC tipe universal dengan perbandingan 1¼ sendok bubuk dan 1 tetes cairan
(kental) sebanyak 1 kali menghasilkan rata-rata setting selama 10 menit 12,5 detik
• GIC tipe posterior dengan perbandingan 1 sendok bubuk dan 1 tetes cairan (sesuai
aturan) sebanyak 2 kali menghasilkan rata-rata setting selama 8 menit 30 detik
• GIC tipe posterior dengan perbandingan ¾ sendok bubuk dan 1 tetes cairan
(encer) sebanyak 1 kali menghasilkan rata-rata setting selama 18 menit 17,5 detik
• GIC tipe posterior dengan perbandingan 1¼ sendok bubuk dan 1 tetes cairan
(kental) sebanyak 1 kali menghasilkan rata-rata setting selama 7 menit 30 detik

Dengan hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa GIC tipe universal
dengan P:L rasio tinggi memiliki setting time yang lebih cepat daripada normal,
sedangkan dengan P:L rasio rendah memiliki setting time yang lebih lama daripada
normal. Begitu juga pada GIC tipe posterior dengan P:L rasio tinggi memiliki
setting time yang lebih cepat daripada normal, serta P:L rasio rendah memiliki
setting time yang lebih lama daripada normal. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa setting time dengan menggunakan GIC tipe universal lebih lambat dari pada
GIC dengan tipe posterior.

6.KESIMPULAN
Semakin besar w/p ratio pada saat memanipulasi GIC maka setting timenya
akan semakin lama. Sedangkan jika semakin kecil w/p ratio saat memanipulasi GIC
maka setting timenya akan semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice K. J. 2013. Philip’s Science of Dental Materials. 12th ed. St Louis : Elsevier Saunders.

McCabe, J. F and Wall, Angus. 2008. Applied Dental Materials. Ninth edition. Victoria:
Blackwell.
Van Noort, R. (2013). Introduction to Dental Materials. St.Louis, Mo: Elsevier.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai