Anda di halaman 1dari 20

MATERIAL CETAK KEDOKTERAN GIGI

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1

JANATIN ALIYA
10621034

S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
2.1 Bahan Cetak..............................................................................................2
2.1.1 Definisi Bahan Cetak.........................................................................2
2.1.2 Alginat................................................................................................2
2.1.3 Komposisi Alginat.............................................................................4
2.1.4 Sifat-sifat Alginat...............................................................................6
2.1.5 Fungsi Alginat....................................................................................9
2.1.6 Penggunaan Alginat Dalam Kedokteran Gigi....................................9
BAB III..................................................................................................................11
HASIL PRAKTIKUM...........................................................................................11
3.1 Praktikum Bahan Cetak Alginat..............................................................11
3.1.1 Alat...................................................................................................11
3.1.2 Bahan...............................................................................................11
3.1.3 Cara Kerja........................................................................................11
3.1.4 Dokumentasi Praktikum Alginat......................................................12
BAB IV..................................................................................................................15
PEMBAHASAN....................................................................................................15
BAB V....................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
5.1 Simpulan..................................................................................................16
5.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama perawatan kedokteran gigi adalah untuk mempertahankan
atau meningkatkan mutu kehidupan pasien kedokteran gigi. Tujuan ini dapat
dicapai dengan mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit, memperbaiki
efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan memperbaiki estetika.
Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat berbagai jenis bahan yang sering
digunakan oleh dokter gigi, salah satunya adalah bahan cetak. Bahan cetak
merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negative dari rongga
mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi. Model gigi tersebut
digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja
(Anusavice, 2004).

Alginat (hidrokoloid ireversibel) adalah bahan cetak yang mengandung


air, digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk
membuat model studi. Bahan cetak ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
untuk kelebihan mudah dimanipulasi, nyaman dan harga ekonomis, dan tidak
membutuhkan peralatan saat dilakukan pencetakan (Kaban J, 2008).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui jenis, fungsi dan komposisi bahan cetak
2. Mahasiswa mengetahui cara manipulasi bahan cetak
3. Mahasiswa mengetahui indikasi bahan cetak
4. Mahasiswa mengetahui waktu setting yang tepat pada bahan cetak
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami bahan cetak yang diaplikasikan pada
kedokteran gig
2. Mahasiswa mampu memahami jenis, fungsi dan komposisi bahan cetak
3. Mahasiswa mampu memahami proses manipulasi bahan cetak
4. Mahasiswa mampu mengetahui watu setting bahan cetak.

iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Cetak


2.1.1 Definisi Bahan Cetak
Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk
membuat tiruan negative dari rongga mulut, sehingga selanjutnya
dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan
oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja.
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan
untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus
memenuhi kriteria sebagai berikut, pertama bahan tersebut harus
cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup
kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar
bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus
berubah atau mengeras menjadi bahan padat menyerupai karet
dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus
kurang dari tujuh menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus
tidak berubah atau robek Ketika dikeluarkan dari mulut, dan
dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang
(Anusabice, 2004)

2.1.2 Alginat
Alginat (hidrokoloid ireversibel) adalah bahan cetak yang
mengandung air, digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti
yang diperlukan untuk membuat model studi. Alginat merupakan
polisakarida linier yang disusun oleh residu asam β-D-manuronat
dan α-L-guluronat yang dihubungkan melalui ikatan 1,4. Alginat
menampilkan afinitas terhadap kation multivalen seperti Ca2+ dan
mampu mengikat ion selektif dan kooperatif, sebuah proses yang
mengarah ke pembentukan secara ionik (fisik) gel alginat yang
terkait secara silang (Kaban, 2006).

iv
Alginat berasal dari alga coklat yang merupakan tumbuhan
laut. Alginat juga merupakan turunan rumput laut, tetapi diedarkan
dalam bentuk bubuk. Alginat ini didasarkan pada asam alginat,
yang berasal dari tanaman laut. Struktur dari asam alginat cukup
kompleks. Beberapa molekul hidrogen pada gugus karboksil
diganti dengan natrium, sehingga membentuk suatu garam larut
dalam air, dengan berat molekul dari 20000-200000. Garam asam
alginat (diperoleh dari rumput laut) jika dicampur dengan air dalam
proporsinya yang tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel,
suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi geligi. Cetakan
alginat harus dibuang dalam waktu 15– 30 menit, karena selama
penyimpanan lebih lanjut cetakan pasti menyusut karena
penguapan air dari gel alginat. Asam alginat tidak larut dalam air,
karenanya yang biasa digunakan dalam industri adalah natrium
alginat (Anusavice, 2004).
Bahan cetak alginat digunakan secara rutin oleh praktisi
gigi dan mewakili bahan cetak yang paling umum digunakan
dalam kedokteran gigi. Bahan cetak alginat banyak digunakan
untuk membentuk model studi yang digunakan untuk
merencanakan perawatan. Porositas dalam bahan cetak dapat
mempengaruhi akurasi dari cetakan yang dihasilkan. Beberapa
studi melaporkan bahwa bahan cetak porositas telah dikurangi
dengan menggunakan perangkat pencampuran mekanis (Hamilton,
2010).
Pada Akhir abad yang lalu, seorang ahli kima dari
Skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang
berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir
yang aneh. Ia menamakannya algin. Substansi alam ini kemudian
diidentifikasikan sebagai suatu polimer linier dengan berbagai
kelompok asam karboksil dan dinamakan asam alginik. Asam
alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air,
tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, dan amonium

v
larut dalam air (Anusavice, 2004). Ketika bahan cetak agar menjadi
langka karena Perang Dunia II (Jepang adalah sumber agar utama),
penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang cocok semakin
dipercepat. Hasilnya sudah tentu, hidrokoloid ireversibel,
ataubahan cetak alginat. Penggunaan umum bahan hidrokoloid
ireversibel ini jauh melampaui penggunaan bahan cetak lain yang
ada. Faktor utama penyebab keberhasilan bahan cetak jenis ini
adalah manipulasi mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak
mahal, karena tidak memerlukan banyak peralatan (Anusavice,
2004).

2.1.3 Komposisi Alginat


Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid
ireversibel adalah salah satu alginat yang larut air, seperti natrium,
kalium, atau alginat trietanolamin. Proporsi yang tepat dari masing-
masing bahan kimia yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis
bahan mentah yang digunakan dan bergantung pada pabrik. Bila
bahan pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan
tekstur yang halus, dan menjamin permukaan gel padat, yang tidak
bergelombang (Anusavice, 2004).
Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut
membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam konsentrasi
yang rendah. Alginat dapat larut membentuk sol dengan cepat bila
bubuk alginat dan air dicampur dengan kuat. Berat molekul dari
campuran alginat amat bervariasi, bergantung pada buatan pabrik.
Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang terjadi
(Phillips, 2003).
Komposisi bahan cetak alginat, fungsi, dan persentase berat
dari masing-masing komponen ditunjukkan pada tabel yang
diberikan berikut ini :

vi
Material Jumlah Tujuan
(%)
Potasium 18 Untuk menguraikan di air dan
Alginat bereaksi dengan ion kalsium
Kalsium 14 Untuk bereaksi dengan potasium
Sulfat Dihidrat alginat untuk membentuk gel kalsium
alginat yang tidak dapat larut
Potasium 10 Untuk menetralkan efek
sulfat, penghambatan hidrokoloid pada
potasium zinc seting gipsum, memberikan
fluorida, permukaan berkualitas tinggi untuk
silikat, atau die
borat
Sodium fosfat 2 Untuk lebih cenderung bereaksi
dengan ion kalsium untuk
menyediakan waktu kerja sebelum
gelation
Diatomaceus 56 Untuk mengontrol konsistensi dari
earth atau alginat yang sudah dicampur dan
bubuk silikat fleksibilitas dari set impression
Organic Small Untuk mengurangi debu ketika bubuk
glycols ditangani
Wintergreen, Sedikit Untuk membuat rasanya lebih enak
peppermint,
anise
Pigmen Sedikit Untuk memberikan warna
Disinfektan 1-2 Untuk membantu disinfeksi
(quaternary organisme yang dapat bertahan
ammonium
salts dan

vii
chlorhexidine)

2.1.4 Sifat-sifat Alginat


1) Sifat Biologis
Tidak beracun dan tidak mengiritasi ke jaringan mulut. Bahan
alginate tidak mengiritasi, tidak beracun, dan dapat ditolerir oleh
jaringan mulut.
2) Sifat Rheology
Alginat cukup encer untuk sanggup mencatat detil halus dalam
mulut. Dari awal sampai ketika proses pencampuran material
(proses menjadi gel) tidak lagi lekat dan lengket bila disentuh.
(Shama, 2006)
3) Sifat Mekanis
Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan
jangan dibuka. Reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi sehingga bahan yang berkontak dengan jaringan
mengeras lebih dahulu. Adanya tekanan yang diberikan pada gel
misalnya oleh karena bergeraknya sendok cetak akan menimbulkan
tegangan pada bahan yang akan menyebabkan perubahan pada
alginat setelah dikeluarkan dari dalam mulut. Besarnya toleransi yang
dapat dilakukan oleh alginat ini dinamakan recovery deformation. Bahan
ini cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut, walaupun
demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah bila melalui
undercut yang dalam. Dimensi cetakan alginat tidak stabil pada
penyimpanan disebabkan oleh karena adanya syneresis. Dapat
kompatibel dengan model plaster dan stone; beberapa alginat
memberi permukaan yang berbubuk bila diisi dengan bahan model
dental stone tertentu. Bubuk alginat tidak stabil disimpan pada
ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat dari suhu
kamar.
4) Sifat Fisik

viii
Sifat-sifat alginat antara lain : waktu pencampuran (mixing time),
waktu kerja (working time), waktu pengerasan (setting time),
kekuatan, elastisitas, deformasi tetap, kekuatan gel, fleksibilitas
serta stabilitas dimensi.
a) Waktu pencampuran
Waktu pencampuran adalah waktu yang diperlukan untuk
pengadukan bubuk alginat dengan air. Pada alginat, tipe
pengerasan normal waktu pengadukan adalah 1 menit dan
untuk tipe pengerasan cepat adalah 30-45 detik. Waktu
pencampuran ini penting karena pengadukan yang tidak
sempurna dapat mengurangi kekuatan gel hingga 50%.
Pengadukan yang baik akan menghasilkan campuran yang
halus, dengan konsistensi seperti krim serta tidak menetes
dari spatula apabila spatula diangkat dari rubberbowl
b) Waktu kerja dan waktu pengerasan
Waktu pengerasan alginat ditentukan oleh pabrik. Dalam
hal ini pabrik akan memberikan batas waktu pengerasan dan
perlu untuk memilih sebuah produk dengan waktu
pengerasan yang sesuai. Berdasarkan spesifikasi
American Dental Association (ADA) nomor 18
terdapat 2 tipe alginat :
 Tipe I (pengerasan cepat)
 Waktu kerja : tidak kurang dari 1 menit 15
detik
 Waktu pengerasan : 1 - 2 menit
 Tipe II (pengerasan normal)
 Waktu kerja : tidak kurang dari 2 menit
 Waktu pengerasan : 2 - 4,5 menit
Waktu setting tergantung pada komposisi (misal kandungan
trisodium fosfat) dan pada suhu pencampuran.
c) Kekuatan Elastisitas dan deformasi tetap

ix
Bahan-bahan ini diklasifikasikan elastis tetapi mereka tidak
begitu sempurna. Mereka mengalami sejumlah kecil
deformasi dikenal sebagai permanen tetap karena perilaku
visco elastic mereka. Hal ini diukur sebagai persentase
deformasi yang terjadi di silinder sampel setelah itu
dikompresi 10% untuk 30 detik. Menurut ADA no18, itu
harus kurang dari 3 %.
Elastisitas Recovery = 100-3 = 97%
 waktu bergantung properti dan fungsi dari :
 Presentase kompresi
 Waktu dibawah kompresi
 Waktu setelah penghapusan kompresi beban
 Keparahan undercut
 Deformasi tetap menurun jika
 Presentase deformasi berkurang
 Impresi berada di bawah kompresi untuk
waktu yang lebih singkat
 ketika waktu pemulihan yang lebih lama
(Hapus impresi dari mulut setelah 8 menit)
d) Kekuatan Gel
Menurut ADA spesifikasi nomor 18, itu arus lebih dari
0,343 Mpa ( 0,5-0,8 MPa). Faktor yang mempengaruhi :
 Penurunan w/p ratio dalam batas-batas,
meningkatkan kekuatan
 Di bawah atau di atas spatulation mengurangi
kekuatan
e) Fleksibilitas
 Menurut ADA nomor 18, ini harus 5-20%. Hal ini
diukur sebagai jumlah regangan diproduksi ketika
sampel stres antara 100-1000 gm/cm2.
 Sebagian besar alginat memiliki nilai 12-14 %
f) Stabilitas Dimensional

x
Jika dimensi tidak stabil karena syneries dan imbibition,
maka kita harus menuangkan segera setelah mencatat
impresi.

2.1.5 Fungsi Alginat


Alginat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai
makanan tradisional (sedidadi dan Budihardjo, 2000). Dalam
industri tekstil, alginat digunakan sebagai zat tambahan pewarna
tekstil. Alginat dapat digunakan dalam pembuatan kapsul lunak
dan dikonsumsi sebagai minuman untuk menurunkan kadar gula
dalam darah (Mc Cormick, 2001)
Dalam dunia kedokteran, ada tiga bentuk utama dari alginat
yang sangat bermanfaat, yaitu natrium alginat, potasium alginat
dan kalsium alginat. Natrium alginat adalah garam natrium dari
asam alginat. Sementara kalium alginat adalah garam kalium dari
asam alginat.
Umumnya kalsium alginat digunakan di rumah sakit karena
memiliki daya serap yang kuat, menyerap banyak eksudat dengan
cepat, menyediakan fasilitas kunci pada mikroorganisme untuk
luka yang terinfeksi, bentuk gel yang menciptakan lingkungan
yang lembab yang ideal untuk merangsang penyembuhan luka,
tidak menempel pada luka, mengurangi rasa sakit, dan dapat
dengan mudah terkelupas dari kulit (Solanki, 2011)

2.1.6 Penggunaan Alginat Dalam Kedokteran Gigi


Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika
dicampur dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk
hidrokoloid ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam
pencetakan gigi-geligi (Yaz MA, 2007).
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling
luas dalam kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan
penggunaannya, harga yang relatif murah, proses pengerasan yang
cepat, serta keakuratan yang memuaskan. Alginat dipakai menurut

xi
viskositasnya. Pada pembuatan geligitiruan lengkap, jenis
kekentalan tinggi dianjurkan untuk pembuatan cetakan
pendahuluan karena derajat kecermatan model yang dihasilkan
tidak dituntut setinggi seperti yang diperlukan bagi model kerja
yang akan digunakan untuk membuat geligitiruan atau sewaktu
membuat cetakan akhir yang bertujuan untuk mencatat seakurat
mungkin bentuk mukosa sekaligus sulkus secara fungsional. Selain
itu alginat juga dipakai untuk pencetakan pada pembuatan
geligitiruan sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi yang
membantu dalam pembuatan rencana perawatan dan diskusi
dengan pasien, termasuk perencanaan perawatan untuk perawatan
restoratif dan ortodontik. Akan tetapi, alginat tidak cukup akurat
untuk pembuatan mahkota dan jembatan (Solanki, 2011).

xii
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Praktikum Bahan Cetak Alginat


3.1.1 Alat
1) Spatula dan bowl
2) plastic wrap, Paper pad & spatula semen (logam)
3) Sendok cetak sebagian
4) Model cast (model studi gigi)
5) Plat kaca
6) Timbangan digital
7) Stopwatch
8) Alas meja warna biru muda

3.1.2 Bahan
1) Alginat
2) Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high
(heavy body/putty)
3) Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high
(light body)
4) Vaselin Secukupnya

3.1.3 Cara Kerja


Menghitung waktu setting bahan cetak alginate :
1) Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula, 1
sendok cetak sebagian, model cast, alginat, vaselin).
2) Memasukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan
dengan ukuran cetakan untuk sendok cetak sebagian. Tambahkan
air sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan w/p (1:1)
atau sesuai petunjuk pabrik.

xiii
3) Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik
dilanjutkan gerakan spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.
4) Spatulasi dengan gerakaan cepat memutar angka 8 yang cukup
dengan cara ujung kerja spatula menempel dinding bowl, hingga
adonan homogen siap untuk dimanipulasi ke sendok cetak sebagian
(tidak boleh lebih dari 1 menit). Kumpulkan adonan alginat
menjadi satu titik pada bowl untuk memudahkan mengambilnya.
5) Catat mixing time (satuan detik)
6) Mengambil adonan alginat dari bowl dan dilanjutkan manipulasi ke
sendok cetakan sebagian. Catat manipulating time (satuan detik)
7) Melakukan pengamatan final setting (tanda alginat sudah final
setting adalah alginat sudah mengeras dan elastis). Catat waktu
final setting.

3.1.4 Dokumentasi Praktikum Alginat


1) Persiapan bahan dan alat
2) Pencampuran alginate dengan air

3) Mengaduk dengan gerakan memutar angka 8

xiv
4) Setelah homogen, alginate dimasukan ke sendok cetak sebagian

5) Alginate disendok cetak diaplikasikan di model rahang

6) Alginat yang sudah final setting

xv
Tabel. Hasil Pengamatan Waktu Setting Alginat (detik)

Working
Mixing Manipulating Time/Initial Final Setting Time
Material
Time (A) Time (B) Setting Seeting (Initial+final)
(A+B)

Alginat 10 detik 29.13 detik 39.13 detik 75 detik 114.13 detik

Keterangan :

Mixing time : Waktu mencampur alginate dan air

Manipulating time : Waktu alginate dimasukkan ke sendok cetak sampai


ditekan di model rahang

Initial setting : Mixing time + manipulating time (sampai alginate di tekan


di model rahang)

Final setting : alginate dilepas dari model rahang atau alginate mengeras

Setting time : Initial+final (Dimulai alginate ditekan ke model rahang


sampai mengeras dan dilepas)

xvi
BAB IV
PEMBAHASAN

Skill lab yang saya lakukan kali ini menggunakan bahan cetak elastis
hidrokoloid irreversible (alginat). Bahan cetal alginat merupakan bahan cetak
yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi, karena mudah
dimanipulasi serta mudah untuk mendapatkan bahannya, bagi pasien bahan cetak
alginat juga banyak disukai karena memiliki rasa dan aroma yang mudah diterima.
Bahan utama dari alginate adalah Garam Natrium, Kalium atau Ammonium
Alginat yang larut dalam air, tetapi bahan cetak alginate mempunyai kekurangan
apabila dibiarkan akan terjadi perubahan dimensi yaitu sineresis dan ambibisi.

Dari skill lab yang saya lakukan didapatkan waktu yang sudah cukup
tepat, dimana setting time alginate tersebut berkisar antara 2-4,5 menit. Proses
pengadukan pada alginate juga mempengaruhi ketidaksempurnaan cetakan, pada
pengadukan yang kurang tepat akan mengurangi 50% dari kekuatan gel alginate,
demikian pula waktu pengadukan alginate yang lama dapat mempengaruhi
menurunnya kekuatan pada bahan cetak alginate. Skill lab yang saya lakukan
untuk proses manipulasi alginate, dimana waktu dari mulai pencampuran alginate
dengan air, pengadukan, memasukan alginate dalam sendok cetak, hingga alginate
setting adalah 114,13 detik atau 1 menit 54,13 detik. Dari perlakuan tersebut
didapatkan cetakan alginate pada model rahang yang sudah baik, karena hampir
seluruh oklusi gigi tercatat.

xvii
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Alginat adalah contoh dari bahan cetak Irreversible Hydrocolloid yang
tidak dapat Kembali ke bentuk semula. Alginat mempunyai sifat biologi, fisik
dan mekanik. Alginat mempunyai kelebihan murah, lingkungan lembab,
bersih, hidrofilik serta waktu penyimpanan lama. Proses manipulasi juga
mempengaruhi menurunnya kekuatan pada bahan cetak alginate, seperti lama
waktu pengadukan cetak alginate.

5.2 Saran
Laporan skill lab ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk itu diharapkan
pada pembaca berupa saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan laporan skill lab ini. Semoga laporan skill lab ini bermanfaat
bagi kita semua, serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan
literatur selanjutnya.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K. J. (2003). Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi,


ed.10, Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Anusavice, K. J. (2004). Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi
10, Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Craig, R. G., dkk, (2004). Dental Material. 8 th ed., Mosby Co.

Halminton MJ, Vandewalle KS, Roberts Hw, Hamilton GJ, Lien. (2010).
W.Microtomographic Porosity Determination in Alginate Mixed with Various
Methods. Journal of Prosthodontics.

Solanki G, Solanki R. (2011). Alginate dressings-an overview. International


Journal of Medical Research.

Mc Cormick E, Ali. (2001). Alginate Lifecasters Gold. Art Casting Journal.

Powers, J. M., Wataha, J. C., and Craig, R. G. (2008). Dental Materials


Properties and Manipulation. 9th ed., Missouri: Mosby Elsevier.

xix
Sakaguchi, RL. and Powers, JM., 2012, Craig’s Restorative Dental Materials
13th ed, United States: Elsevier, 64-72

xx

Anda mungkin juga menyukai