Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PENENTUAN KADAR LUMPUR & KADAR AIR AGREGAT KASAR

4.1 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 31 Oktober 2022
Waktu : 13.14 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Bahan Konstruksi Universitas Putra
Indonesia “YPTK” Padang

4.2 Tujuan
4.2.1 Tujuan umum
Dapat menentukan kadar lumpur dari agregat kasar dengan cara
laboratorium.
4.2.2 Tujuan khusus
Setelah pratikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Terampil dalam menggunakan alat pengujian kadar lumpur agregat
kasar secara laboratorium.
b. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan kadar lumpur dari
agregat kasar.
c. Menentukan jumlah persentase kadar lumpur dari agregat kasar.

4.3 Dasar Teori


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dalam keadaan kering dan dinyatakan dalam persen (%). Peraturan
persyaratan yang digunakan dalam “ American Society for Testing and Materials”
yaitu 0.2 % - 4.0 % (ASTM C70).
Tanah liat dan lumpur pada permukaan butiran agregat akan mengurangi
kekuatan ikatan antara pasta semendan agregat sehingga dapat mengurangi
kekuatan dan ketahanan beton. Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu
adalah partikel berukuran 0,0075. Adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan
bertambahnya air pengaduk yang diperlukan dalam pembuatan beton, disaping itu
pula akan menyebabkan berkurangnya ikatan antara pasta semen dengan agregat
sehingga akan menyebabkan turunnya kekuatan beton yang bersangkutan serta
menambah penyusutan dan creep. Karena pengaruh buruknya ini, maka kadar

Ferdi Amril (21101154330013) 1


Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
lumpur yang dikandung oleh agregat halus penting untuk diuji (diketahui) dan
jumlahnya didalam agregat dibatasi, yaitu tidak boleh lebih dari 5% untuk agregat
halus dan agregat kasar. Jika memang kadar lumpur melebihi standard yang telah
ditentukan maka agregat harus dicuci kembali sampai kadar lumpurnya rendah
atau dengan cara mengganti agregatnya.

4.4 Peralatan dan Bahan


4.4.1Peralatan
Oven
Timbangan
Cawan atau pan
Penjepit Bahan
Air bersih
Agregat kasar (300 gram)
4.4.2Prosedur Pelaksanaan
Menimbang agregat kasar dalam kondisi lapangan sejumlah W1 gram.
Oven agregat kasar tersebut dari oven selama 24 jam dengan suhu 110
± 5°C.
Keluarkan agregat kasar tersebut dari oven dan didinginkan sampai beratnya tetap kemudian
4.5 Bilas agregat tersebut dengan air sampai bersih hingga air pembilas bening menggunakan sa
Tampung kembali agregat tersebut masing-masing saringan ke dalam

pan, dan selanjutnya dioven dengan suhu 110± 5˚C sampai kering.
f. Keluarkan dari oven dan didinginkan sampai beratnya tetap dan
timbang timbang sebagai W3.

Ferdi Amril 2
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
4.6 Pengamatan Data
Tabel 4.1 Pengamatan Data

Tempat Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi UPI “YPTK”

Senin, 31 Oktober Dikerjakan


Hari /
2022 oleh Kelompok 3
Tanggal
Carry Aptavia Rosa

Waktu 13.14 WIB - selesai Diperiksa oleh Devita Lira Oktavani


Rivo Pradytho

(Sumber : pengamatan data)

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Data

Penentuan Kadar Lumpur dan Kadar Air Agregat Kasar

Berat Agregat Lapangan (W1) 300 gram

Berat Agregat Kering Setelah Dioven (W2) 290,1 gram

Berat Agregat Kering Setelah Dicuci (W3) 282,4 gram

(Sumber : pengamatan data)

4.7 Analisa pengolahan data


(𝖶2−𝖶3)
a. Kadar Lumpur = × 100
𝖶2

(290,1−282,4)
= 290,1 × 100
= 2,65 %

(𝖶1−𝖶2)
b. Kadar Air = × 100
𝖶1
300 − 290,1
= × 100
300
= 3,3 %

Ferdi Amril 3
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Resume :
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data

Kadar Lumpur 2,65 %

Kadar Air 3,3 %


(Sumber : pengamatan data)

4.8 Kesimpulan
Dari analisa data yang di peroleh dalam menentukan kadar air agregat
kasar. Maka hasil yang dapat sebagai berikut:
Kadar lumpur : 2,65 %
Kadar air : 3,3 %
Berdasarkan dari data pengujian yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa agregat kasar yang telah diuji kadar lumpur dan kadar airnya dapat
digunakan untuk pengerjaan kontruksi bangunan dan kontruksi lainnya.

4.9 Dokumentasi

Gambar 4.1 Menimbang berat awal agregat kasar


(Sumber : pengamatan labor)

Ferdi Amril 4
Praktikum Teknologi Bahan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”

Gambar 4.2 agregat kasar setelah di oven


(Sumber : pengamatan labor)

Ferdi Amril 5

Anda mungkin juga menyukai