Anda di halaman 1dari 117

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN

Pembangunan Mesjid Pemprov Kalimantan


Timur

PEBRUARI
2018

PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR


Office Tower Gandaria 8 27 th Unit A & B
Jl. Iskandar Muda No. 8 Jakarta Selatan 12240
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan
1.2. Lingkup Pekerjaan
1.3. Lokasi Pekerjaan
1.4. Volume Pekerjaan
1.5. Urutan Pekerjaan
1.5.1. Pekerjaan Pendahuluan
1.5.2. Pekerjaan Konstruksi

II. METODE PELAKSANAAN


2.1. Pekerjaan Tanah
2.2. Pekerjaan Pemancangan
2.3. Pekerjaan Struktur
2.3.1. Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
2.3.2. Pekerjaan Struktur Atas
2.4. Pekerjaan Arsitektur
2.4.1. Pekerjaan Dinding Bata
2.4.2. Pekerjaan Plesteran
2.4.3 Pekerjaan Acian
2.4.4 Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding
2.4.5 Pekerjaan Plafond
2.4.6. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela dan Kaca Patri
2.4.7. Pekerjaan Atap Kubah
2.5. Pekerjaan Elektrikal, Elektronik dan Plumbing
2.5.1. Pekerjaan Elektrikal
2.5.2. Pekerjaan Elektronik
2.5.1. Pekerjaan Plumbing

III. SISTEM MANAJEMEN MUTU PROYEK


3.1. Struktur Organisasi dan Manajemen Proyek
3.2. Quality Assurance dan Quality Control
3.3. Sertifikasi sarana dan fasilitas yang dibangun, perizinan dan legal
3.4. Enviroment, Health and Safety Management System

Hal 2 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

IV. PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN (PROCUREMENT)


4.1. Umum
4.2. Prosedur Pengadaan Material dan Peralatan
4.3. Prosedur Ekspedisi dan Inspeksi ke Pabrik
4.4. Pengepakan (Packing) dan Penandaan (Marking)
4.5. Transportasi

V. PERSIAPAN PELAKSANAAN LAPANGAN


5.1. Penyediaan Fasilitas lapangan
5.2. Penanganan Dampak Lingkungan dan Dampak Sosial
5.3. Peralatan kerja

VI. SCOPE PEKERJAAN UTAMA :


6.1 PEKERJAAN STRUKTUR
6.2 PEKERJAAN FINISHING
6.3 PEKERJAAN MEKANIKAL

Hal 3 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

I. PENDAHULUAN
I.1. Maksud dan Tujuan
Pembangunan Mesjid Pemprov Kalimantan Timur didanai oleh APBD
Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2018.
Pembangunan ini bertujuan untuk menambah Sarana Ibadah di Kota
Samarinda Kalimantan Timur.

I.2. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan persiapan, meliputi mobilisasi alat dan personil, penyiapan
fasilitas lapangan, dan survey.

2. Pekerjaan tanah, meliputi pembersihan lokasi kerja, galian dan urug


tanah, dewatering, dan pondasi batu kali.

3. Pekerjaan struktur, meliputi pengadaan mini pile dan pemancangan


pondasi, lantai kerja, PDA test, pekerjaan beton struktur K 300, rangka
atap baja dan penutup atap.

4. Pekerjaan arsitektur, meliputi pasangan dinding bata, plesteran, pintu dan


jendela kayu dsb.

5. Pekerjaan mekanikal pemasangan pipa,air bersih instalasi air kotor,


pembuatan GWT dan septictank.

I.3. Lokasi Pekerjaan

Hal 4 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Lokasi pekerjaan berada di dalam lokasi kota Samarinda Denah lokasi


dan fasilitas penunjang proyek seperti di bawah ini.

LOKASI PROYEK :
LOKASI PROYEK

GAMBAR TAMPAK BANGUNAN :

Hal 5 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Hal 6 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

LAY OUT PENEMPATAN TOWER CRANE :

Hal 7 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

TAMPAK SAMPING :

Hal 8 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Tahap Lantai 1

Tahap Lantai 2

Hal 9 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Tahap Lantai 3

Tahap Pemasangan Kubah

Hal 10 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

I.4. Volume Pekerjaan


Rincian volume pekerjaan dapat dilihat pada Daftar Kuantitas dan di
dokumen penawaran. Volume tersebut merupakan estimasi awal, sedangkan
volume pekerjaan aktual diketahui setelah pekerjaan pengukuran selesai
dilaksanakan. Volume pekerjaan aktual kemudian dituangkan dalam buku
Mutual Check Nol (MC 0).

I.5. Urutan Pekerjaan


I.5.1. Pekerjaan Pendahuluan
- Pekerjaan mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan seperti pembuatan bangunan direksi keet
dan kantor kontraktor, Pembuatan Kantor Lapangan untuk Direksi
Proyek, Base Camp, pagar pengaman, papan nama proyek,
pekerjaan pengukuran / bouwplank dan perlengkapannya serta
mobilisasi alat berat yang dibutuhkan di lapangan.
Lamanya mobilisasi alat berat ini akan disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan berat di lapangan sehingga tidak perlu
menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat di proyek.
Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera
di proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling
awal.
Pekerjaan demobilisasi juga akan dilaksanakan secara bertahap
untuk peralatan dimana peralatan yang sudah tidak dibutuhkan
akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat-alat berat
kontraktor berkoordinasi dengan Owner (Pengguna Jasa) dan
aparat terkait dari pihak Satlantas dan Dinas Perhubungan untuk
pengamanan lalu lintas existing dan untuk pengamanan sumber
daya kontraktor.
Disamping mobilisasi tenaga kerja dari luar kontraktor juga
akan merekruit dan memperkerjakan masayarakat lokal dalam
jumlah sebanyak mungkin yang disesuaikan dengan kemampuan
mereka.

- Pekerjaan pemagaran
- Pekerjaan fasilitas prasarana proyek
- Pekerjaan pengukuran
- Pekerjaan setting out (bow-plank)
- Gambar kerja dan dokumen proyek

Hal 11 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

I.5.2. Pekerjaan Konstruksi


- Pekerjaan tanah dan pondasi
- Pekerjaan struktur
- Pekerjaan arsitektur
- Pekerjaan mekanikal, elektrikal & plumbing

II. METODE PELAKSANAAN


Hal 12 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.1. PEKERJAAN TANAH


2.1.1. Pekerjaan Land Clearing dan Pengupasan Lahan
Pekerjaan land clearing ini dilakukan sebelum tahap pengupasan
lapisan tanah penutup dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan
dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada daerah yang akan
dilakukan kegiatan konstruksi di daerah tersebut sehingga kegiatan
konstruksi dapat dilakukan dengan mudah tanpa terganggu
tetumbuhan yang ada.
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah yaitu pemindahan
suatu lapisan tanah dengan elevasi tertentu yang berada diatas lahan
konstruksi, agar lahan tersebut menjadi tersingkap.

Ilustrasi pekerjaan land clearing dan pengupasan lahan :

2.1.2. Pekerjaan Galian Tanah

Hal 13 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

 Galian tanah yang dimaksud disini adalah galian tanah dengan


volume kecil yaitu untuk area pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam.
Apabila ada galian yang berukuran kecil sehingga tidak
memungkinkan dengan alat amak penggalian tanah dengan
menggunakan tenaga kerja / manual.
 Kedalaman galian sesuai dengan elevasi bawah pile cap/tie beam.
 Penggalian ini biasa dilakukan setelah pekerjaan pemancangan.
 Untuk penggalian di bawah permukaan air dilakukan dewatering.
 Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan
agar jarak disposal area terdekat dari lokasi galian.

FLOW CHART PEKERJAAN

Ilustrasi Pekerjaan Galian berikut :

Hal 14 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Galian Tanah untuk Pondasi, Tie Beam

2.1.2. Pekerjaan Timbunan


 Timbunan yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah timbunan
dalam area dalam bangunan sesuai elevasi rencana.
 Material tanah pilihan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
 Material timbunan bisa berasal dari hasil galian atau
mendatangkan material dari luar.
 Peralatan yang dibutuhkan yaitu biasanya cangkul untuk
meratakan hasil dumping truck, sedang Baby roller atau hand
Stemper digunakan untuk memadatkan tanah.
 Agar hasil pemadatan optimum maka pemadatan dilakukan lapis
per lapis dengan jumlah penggilasan sesuai dengan perhitungan
hasil test tanah.
 Pada posisi pemadatan tidak bisa dijangkau dengan baby roller,
peralatan pemadatan digunakan hand stamper

Ilustrasi Pekerjaan Timbunan Tanah :

2.2. PEKERJAAN PEMANCANGAN

Hal 15 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Pelaksanaan pemancangan dilakukan setelah dilakukan persetujuan


pemesanan tiang pancang pada masing-masing titik pondasi. Masing-masing
tiang mempunyai kedalaman sesuai design (gambar kerja), tetapi ini akan
disesuaikan apabila saat hasil report test PDA berbeda jauh terhadap design.

2.2.1. Produksi
Pekerjaan pondasi pancang meliputi pengadaan dan pemancangan
tiang pancang spun pile  30cm,  40cm,  50cm dengan mutu beton
K-600. Pembuatan / Fabrikasi tiang pancang beton ini dilakukan oleh
supplier di pabrik.

Gambar tiang pancang Spun Pile secara umum :

2.2.2. Transportasi dan Penyimpanan

Hal 16 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.2.3. Pemancangan
Pemancangan tiang pancang spun pile ini akan menggunakan alat
mobile crane dan mesin jacking pile .

Proses pemancangan jacking pile :


 Setting out atau menentukan titik-titik tiang pancang di
lapangan
 Memindahkan tiang pancang ke dekat alat pancang dengan
mobile crane.
 Mengangkat tiang pancang pertama
Hal 17 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

 Memasukkan tiang pancang pertama ke pile clamping box


(Penjepit tiang kotak).
 Menyetting tingkat ketegaklurusan tiang pancang terhadap titik
yang akan dipancang
 Melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan
cara menekan tiang pancang tersebut. Sisakan tinggi tiang
pancang di atas tanah sekitar 50 cm untuk penyambungan tiang
ke dua
 Memasukkan tiang pancang ke dua ke pile clamping box
(Penjepit tiang kotak).
 Menyetting tingkat ketegaklurusan tiang pancang terhadap titik
yang akan dipancang.
 Lakukan pengelasan terhadap ujung tiang pancang pertama
dan kedua.
 Melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan
cara menekan tiang pancang tersebut.
 Pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung
desain tiang.
 Setelah satu titik selesai, pindah ke titik lainnya.

URUTAN PEMANCANGAN

Hal 18 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Stock tiang pancang Pek. pemancangan dgn injeksi

2.3. PEKERJAAN STRUKTUR


2.3.1. PEKERJAAN PILE CAP dan TIE BEAM
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pile cap dan tie beam meliputi pekerjaan urugan pasir,
lantai kerja, bekisting, pembesian dan pengecoran sesuai detail yang
Hal 19 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi/


Konsultan Pengawas.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Setelah dilakukan pemotongan tiang pancang elevasi cut off pile
pekerjaan galian pile cap dan tie beam dimulai.
b. Bekisting pile cap dan tie beam digunakan pasangan batako sesuai
persyaratan pada dokumen spesifikasi. Pemasangan bekisting
batako ini untuk mempercepat pembuatan pile cap dan tie beam
karena tidak perlu dibongkar.
c. Setelah diselesaikan pekerjaan pile cap dan tie beam dilanjutkan
dengan pengisian pasir urug dan lantai kerja 1 PC: 3PS : 5KR.
d. Selanjutnya dipasang pembesian sesuai bar bending schedule dan
setelah dilakukan pemeriksaan oleh konsultan pengawas
dilakukan pengecoran pile cap dan tie beam.

Urutan Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Pile Cap dan Tie Beam :

Galian tanah untuk tie


kedalaman yang diren

Hal 20 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Hal 21 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.3.2. Pekerjaan Struktur Atas


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi bekisting balok kolom dan pelat, pembesian kolom,
balok dan pelat dan pengecoran kolom balok dan pelat.

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beksiting


a. Bekisting akan dibuat dengan menggunakan bahan multipleks & kayu yang
didukung dengan peralatan penjepit dan pengunci.
b. Bekisting sebagai cetakan beton harus memenuhi syarat mudah dibongkar,
kuat dan kaku untuk menahan beban pelaksanaan yang akan terjadi ( beban
berat sendiri beton dan kemungkinan bertumpuknya beton pada suatu
tempat + berat baja tulangan + beban hidup pekerja & peralatan bantu
pengecoran lainnya ).
c. Untuk mendapatkan ketepatan Form Work yang baik maka Survey
merupakan hal yang utama sebagai perintis jalan untuk dimulainya
pekerjaan, untuk itu perlu dibuatkan standard baku notasi survey sebagai
patokan baku yang berlaku di lingkungan proyek.
d. Sirkulasi material dimaksudkan untuk menghemat biaya pelaksanaan, pada
prinsipnya sirkulasi material ditentukan oleh jangka waktu curing dari beton,
dan lamanya pelaksanaan tiap lantai.
e. Untuk mempercepat perpindahan/sirkulasi bekisting maka dapat
dipergunakan additive pada campuran beton sehingga pencapaian umur
beton dapat dibuat lebih cepat.

Hal 22 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Tahap pekerjaan bekisting balok

Hal 23 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Bekisting pelat lantai

Bekisting kolom

Hal 24 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Bekisting Kolom dan ikatan

FLOW CHART PEKERJAAN

Hal 25 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

DESIGN BESI BETON

TEST MUTU

GAMBAR KERJA DAFTAR LENGKUNGAN

GAMBAR RENCANA PERANCAH PEMASANGAN


Angker jarak sambungan
Lewatan CEK

TAHU BETON GAMBAR PEMBESIAN


KAWAT BETON DAN PERATURAN

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


a. Tulangan dipasang overlap minimum 40 x diameter sesuai standard
drawing.
b. Apabila terdapat kesulitan penempatan titik sambungan, pembesian dapat
disambung dengan las.
c. Apabila tidak bertemu tulangan eksisting untuk overlap, maka
ditumpangkan pada tulangan yang bersilangan dan dilas.
d. Tulangan yang digunakan adalah tulangan ulir dengan mutu baja sesuai
spesifikasi.
e. Material besi ditest di laboratorium bahan bangunan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk memastikan bahwa mutu besi adalah
memenuhi persyaratan.

Hal 26 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

f. Pekerjaan pembesian meliputi pembuatan bending schedule sesuai dengan


gambar kerja yang mana pekerjaan fabrikasi besi akan dilakukan
menggunakan peralatan bending & cutting machine di lokasi los kerja besi.
g. Besi yang telah difabrikasi diberi Kode sehingga memudahkan pemasangan
besi di site proyek.

Besi Ulir U-39 Penyusunan Baja Tulangan

Bar Bender

Bar Cutter

FLOW CHART PEKERJAAN CAMPURAN BETON

SFESIFIKASI TEKNIS
Non /air entrening
Fc’ sesuai design
Hal 27 dari 117
W/C ,jumlah semen
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR

HASIL TEST AGREGATE


TABEL/DATA
MIX DESIGN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
NO
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim
TRIAL MIX

YES

PENYESUAIAN LAPANGAN

PENGAWASAN MUTU

PEMAKAIAN

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran


a. Mix design : untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan sebelumnya
harus dihitung proporsi dari masing-masing material, jumlah semen, air,
pasir dan batu pecah.
b. Trial mix : untuk mencoba bahwa perhitungan design mix bisa diterapkan
dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
c. Consistency pada umumnya diartikan sebagai pernyataan akan kemudahan
pengerjaan dari beton (workability). Consistency diukur dari test slump,
sebagai test yang termudah dan paling dikenal untuk menunjukan
workability dari pengecoran dan konsolidasi dari beton dalam cetakan.
d. Pengawasan mutu di lapangan terhadap aggregate, pasir, semen dan air terus
menerus dilakukan. Pengambilan contoh beton (silinder atau kubus) dan
pengukuran slump, dilakukan secara kontinue selama pengecoran.

Hal 28 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

e. Test kuat tekan : cara pengambilan contoh dapat diatur dan disesuaikan
dengan volume pengecoran. Maksud dari pengambilan contoh agar
mendapatkan gambaran mengenai mutu beton yang ada. Dari hasil test
dapat dibuat standard deviasi dan distribusi dari kekuatan tekan beton.

FLOW CHART PEKERJAAN BETON STRUKTUR

Mulai

Hal 29 dari 117


PT.BANGUN
Pembuatan CIPTA/ Pabrikasi
Aneka Tulangan KONTRAKTORBesi Persiapan Cetakan/Bekisting
Pemasangan Tulangan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim
Membuat Campuran beton Pengecoran Beton

Sampling

Curing dan Quality Control

Pembongkaran Cetakan

Finishing

Pekerjaan pengecoran

Hal 30 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Pekerjaan kolom, balok dan pelat lantai

Pekerjaan kolom balok dan pelat lantai


Hal 31 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Pengecoran kolom, balok dan pelat lantai

Pengecoran kolom, balok dan pelat lantai

Hal 32 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Balok

Balok

Kolom
Tie Beam

Pile Cap

Tiang Pancang

ILUSTRASI PEKERJAAN STRUKTUR :


- Pekerjaan Pemancangan
- Pekerjaan Pile cap dan tie beam
- Pekerjaan Kolom
- Pekerjaan Balok dan Plat

Hal 33 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4. PEKERJAAN ARSITEKTUR


2.4.1. PEKERJAAN DINDING BATA
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi/
Konsultan Pengawas.

Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding dari pasangan bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir pasang,
kecuali pasangan bata semen trasram.
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang,
yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200
cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram
air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24 lapis
per harinya (1-1,2m), serta diikuti dengan cor kolom praktis sesuai dengan petunjuk
yang tertulis dalam dokumen tender.
g. Pemasangan perancah tidak akan merusak pasangan bata merah yang sedang
dikerjakan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
akan diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan hal
lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
i. Sistimatika pemasangan bata akan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
Pemilik Proyek/Direksi Lapangan.

Hal 34 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

j. Pelaksanaan plesteran akan dilakukan apabila pekerjaan pemasangan bata telah


selesai dan dilakukan secara bertahap. Sistimatika plesteran dan ketebalan yang
diperlukan akan mengikuti persyaratan-persyaratan yang disesuaikan dengan
kebutuhan (dokumen tender)

Siklus pekerjaan dinding bata

Tahap pekerjaan pasangan bata

Hal 35 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Hal 36 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi
● Plesteran biasa
● Plesteran kedap air/trassram
● Plesteran halus/aci halus
● Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja Pekerjaan plesteran ini untuk
semua permukaan pasangan batu bata baru serta permukaan beton yang terlihat,
dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran bahan plesteran yang
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit.
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 PC : 5 PSR
Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam
dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 PC : 5 PSR
d. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.
f. Semua jenis aduk plesteran di atas akan disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
g. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan

Hal 37 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

h. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched.
i. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan difinish dengan cat.
j. Ketebalan plesteran diusahakan akan mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-
peil yang diminta dalam Gambar Kerja.
k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba.
l. Pekerjaan finishing permukaan plesteran tidak akan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 minggu

Tahap pekerjaan plester dinding

Hal 38 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.3 PEKERJAAN ACIAN

1. Bersihkan permukaan dinding yang akan diaci agar terbebas dari kotoran dan debu.
Pastikan tidak ada noda yang menempel karena akan berpengaruh pada permukaan
tembok yang tidak rata. Apabila dinding terlihat kering, siram dengan sedikit air untuk
membasahinya. Dinding yang basah memudahkan adukan acian dapat merekat dengan
kuat.
2. Buatlah adukan acian yang terdiri dari campuran semen dan air. Masukkan bubuk
semen ke dalam ember kecil secukupnya, lalu tuangkan air sedikit demi sedikit agar
bubuk semen berubah bentuk menjadi pasta. Jika semen masih padat tambahkan

Hal 39 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

beberapa air untuk mengencerkannya. Sebaliknya jika terlalu cair, tambahkan beberapa
sendok semen lagi untuk mengentalkannya.
3. Setelah adukan acian semen selesai dibuat, ambilah sejumput adukan tersebut memakai
roskam, lalu aplikasikan pada dinding berplester. Caranya, tekan roskam yang telah
terdapat adukan aci di dasarnya pada dinding, lalu sebarkan ke sisi sampingnya agar
adukan menutupi pori-pori tembok secara merata. Begitu seterusnya sampai seluruh
dinding rumah tertutupi oleh lapisan aci. Agar hasilnya tidak retak, ketebalan acian
yang disarankan adalah 1,5 mm sampai 3,0 mm.
4. Kesulitan terbesar saat menerapkan adukan acian ini terletak pada pelapisan sudut
tembok. Hal ini dikarenakan bidang sudut tembok berhimpitan 45 derajat dengan
tembok di sebelahnya, sehingga gerakan tangan menjadi terbatas. Untuk mengatasinya,
dianjurkan memulai proses pengacian dinding ini dari sudut tembok menggunakan
roskam berukuran kecil. Lakukan juga gerakan yang searah dari bidang sudut ke
bidang yang terbuka. Alternatif lain, anda bisa memanfaatkan kuas untuk mengoleskan
adonan acian pada sudut dinding yang sulit dijangkau.
5. Agar hasil acian dinding terasa halus, setelah proses pengacian rampung dan lapisan
semen terlihat agak kering, anda bisa mengampelas permukaannya. Kali ini anda bisa
memanfaatkan kertas bekas wadah semen atau kain bertekstur kasar sebagai ampelas.
Caranya sangat mudah, seperti proses pengampelasan pada umumnya, gosokkan kertas
semen tersebut dengan gerakan memutar dan merata pada seluruh permukaan dinding.
Tujuannya untuk mengikis lapisan acian tipis yang menggembung ke atas permukaan.
6. Periksa sekali lagi hasil acian yang telah anda terapkan pada dinding. Pastikan seluruh
permukaannya berbidang rata. Jika semuanya sudah beres, anda bisa mengecat dinding
tersebut dengan warna sesuai keinginan agar terlihat lebih indah.

Ilustrasi pekerjaan Acian

Hal 40 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.4 PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING


2.4.4.1 KERAMIK LANTAI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan granit /marmer /homogenous untuk
pekerjaan finishing lantai dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

Persyaratan Pelaksanaan
a. Adukan yang dipakai mortar produksi pabrik. Tidak dibenarkan menyiram Air
Semen ke permukaannya.
b. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan
sewaktu ubin keramik dipasang.
c. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk pabrik.
d. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 m2.
e. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar
siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
f. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik. Untuk lantai yang luas harus
diberi dilatasi nat sealent sesuai spesifikasi dari pabrik keramik
g. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban.

Siklus pekerjaan pasang keramik :

Hal 41 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

DIBERSIHKAN DARI DEBU DENGAN


SLAB LANTAI COMPRESSOR

PEMASANGAN KERAMIK

Hal 42 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
PEMASANGAN
PEMASANGAN KERAMIKKERAMIK
KEPALAAN SELESAI PEMASANGAN KERAMIK DEN
INSTANT
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

PEMASANGAN RAMBU DAN RALLING UNTUK MENGHINDARI ORANG LEWAT


SEBELUM DIGUNAKAN

Hal 43 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.4.2 KERAMIK DINDING

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan dinding granit /marmer/ keramik
untuk pekerjaan seperti tercantum dalam gambar kerja.

Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan finishing dinding dengan mortar instant dilakukan setelah plester selesai
dikerjakan.
b. Buat as ruang sesuai starting point.
c. Periksa vertically dengan menggunakan unting-unting.
d. Isi bagian belakang keramik dengan mortar instan.
e. Tempelkan pada bidang dinding.
f. Isi nat keramik dengan grouting ketika cukup kering.

marking batas
granit

Buat marking as ruang Pengecekan verticality


sesusai starting point menggunakan unting-unting

Hal 44 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Bagian belakang keramik isi Tempelkan dinding sesuai


dengan mortar starting point

2.4.5 PEKERJAAN PLAFOND


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan pemasangan
plafond gypsum/GRC. secara lengkap seperti pada gambar kerja.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Finishing plafond adalah cat untuk plafond gypsum.

Tahap pekerjaan plafon gypsum

Hal 45 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Hal 46 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Lakukan pemasangan material plafond


sesuai dengan modul dan spek yang
telah di tentukan.

MARKING LEVELLING DAN TENTUKAN PASANG PAKU PENGAIT


POSISI KAWAT PENGGANTUNG

Hal 47 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

PEMASANGAN RANGKA PLAFON


PEMASANGAN KAWAT PENGGANTUNG

PEMASANGAN MATERIAL PLAFOND CEK KERATAAN PERMUKAAN MATERIAL


PLAFOND DGN JIDAR ALLUMUNIUM

PERAPIHAN SAMBUNGAN MATERIAL PLAFOND DGN COMPOUND DAN PAPERTAPE

Hal 48 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.6. PEKERJAAN KUSEN JENDELA dan KACA PATRI


1. PEKERJAAN KUSEN KAYU
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen kayu meliputi seluruh detail yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar
b. Sebelum pemasangan, semua kusen ditempatkan pada tempat yang aman.
c. Keutuhan kusen diperhatikan baik ukuran dan kerapian sambungan Kayu di sudut
sikunya dll.
d. Semua kusen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat ke beton atau
ke dinding sabagai penguat kusen /angkur yang terpasang
e. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
f. Pemasangan tiang kusen yang langsung di atas lantai (kosen pintu)

Ilustrasi pekerjaan pemasangan kusen

Pemasangan Kusen Jendela Pemasangan Kusen Pintu

Hal 49 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2. PEKERJAAN KACA PATRI.


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan kaca patri dipasang sesuai detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu.
Untuk memenuhi persyaratan mutu yang baik maka akan diperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
- Dimensi yang benar sesuai gambar
- Toleransi ketebalan kaca
- Sudut-sudut berbentuk siku yang benar
- Warna sesuai dengan permintaan
- Hasil pemasangan rapi, lurus, serta halus.
c. Pekerjaan Pemasangan Kaca patri.
Sebelum pemasangan kaca patri, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut.
Tepi kaca patri pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus
diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
d. Kualitas Pekerjaan
- Diusahakan tidak terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan lis
maupun skrup.

Hal 50 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

- Kaca terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka pemegang
dan list yang ada.

- Semua kaca pada saat terpasang tidak bergelombang, retak dan tergores.
- Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut dibongkar dan
diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan
tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
- Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari kerusakan
dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca akan diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.

Ilustrasi pekerjaan kaca patri :

Pembuatan Kaca Patri Pemasangan Kaca Patri


Patri

Hal 51 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.4.7 PEKERJAAN ATAP KUBAH


Kubah GRC dibuat dengan struktur rangka baja berupa frame dari pipa baja galvanis
tahan karat yang di bentuk melengkung memakai mesin roll khusus kemudian disusun
menjadi sebuah rangka kubah dengan metode pengelasan penuh/full welding. Setelah
frame terbentuk maka pada titik sambungan las dicat zincromate agar tahan karat.

Tahap selanjutnya lembaran2 cladding GRC yang telah dicetak di workshop sebagai
segment penutup kubah, disusun satu persatu hingga bulatan kubah masjid terbentuk
sempurna sesuai gambar kerja. Proses pencetakan cladding GRC memakai moulding di
workshop memungkinkan kubah masjid bisa dibentuk dengan motif yang bervariasi.
Setelah penyusunan cladding GRC kubah masjid selesai maka
dilakukan finishing pengecatan sesuai gambar kerja.

Ilustrasi Pembuatan Kubah :

Pembuatan Frame kubah dari Frame kubah yang sudah selesai


pipa baja galvanis

Pencetakan Kepingan GRC untuk Kepingan GRC sisi dalam untuk


kubah plafond

Hal 52 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Kepingan GRC sisi plafond Kepingan GRC sisi plafond yang


sedang diangkat sudah terinstall

Kepingan GRC sisi plafond yang K


sudah terinstall t

ah Kubah GRC yang selesai di


finishing

2.5 PEKERJAAN ELEKTRIKAL, ELEKTRONIK DAN PLUMBING


Hal 53 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Metode kerja pekerjaan MEP dibagi atas 4 yaitu:


 Proses engineering yang terdiri dari kegiatan survey lokasi rencana pemasangan
peralatan dan proses pembuatan gambar kerja untuk selanjutnya diusulkan kepada
owner/pemilik proyek.

 Purchasing adalah proses pengadaan yang dimulai dengan order barang,


inspeksi/kunjungan pabrik dan pengiriman barang ke site

 Proses pelaksanaan instalasi adalah dimulai setelah barang sampai di site yang
meliputi cara pembongkaran, penyimpanan di gudang/tempat sementara, pemindahan
dari gudang ke lokasi pemasangan dan terakhir pelaksanaan pemasangan

 Proses testing dan commissioning adalah proses akhir yang meliputi test isolasi kabel
dan peralatan, fungsi/unjuk kerja serta training.

2.5.1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

LINGKUP PEKERJAAN

0.1 Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan
lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dan seperti ditunjukkan dalam
gambar-gambar perencanaan listrik.

0.2 Item-item pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :


0.2.1 Kabel Daya Tegangan Menengah.
a. Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu PLN ke Medium Voltage
Distribution Panel (MVDP) PLN, HVMDP dan Transformator Daya serta termasuk
seluruh peralatan bantu proteksi dan pengetanahan yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik sesuai standard PLN setempat.

b. Material pendukung instalasi kabel TM yang diantaranya kabel leader, kabel schund
dan lainnya sesuai dengan ditunjukkan dalam dokumen gambar perencanaan.

Hal 54 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

0.2.2 Panel Daya Tegangan Menengah atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP)
meluputi :
a. Sisi PLN :
Incoming Panel, dan Out-going Panel lengkap dengan peralatan pengaman dan proteksi
sesuai gambar perencanaan dan standar PLN setempat.
b. Sisi Konsumen:
Incoming Panel, dan Outgoing Panel lengkap dengan peralatan pengaman dan proteksi
sesuai gambar rencana.
0.2.3 Transformator Daya.
Pekerjaan ini meliputi trafo daya serta kelengkapan proteksi yang dibutuhkan sesuai
persyaratan teknis, gambar perencanaan dan persyaratan keamanan lain sesuai standar
SNI yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
0.2.4 Panel-Panel Daya Tegangan Rendah.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) lengkap dengan peralatan Automatic
Transfer Switch (ATS) ke Genset.
b. Kubikal Capacitor Bank, yang dilengkapi dengan dinding pemisah dengan kubikal
lainnya.
c. Panel Daya dan Penerangan (DB-PP/LP).
d. Panel-panel kontrol pompa lengkap seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan.
e. Termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem instalasi listrik.

0.2.5 Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah,


Pekerjaan ini meliputi kabel utama untuk menghubungkan panel satu dengan panel
lainnya serta termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
0.2.6 Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan
panel (PP/LP) dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust
Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan proteksi
sesuai kebutuhan beban yang ditunjukkan dalam Gambar Perencanaan dan Buku
Persyaratan Teknis.

Hal 55 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

0.2.7 Instalasi Penerangan,


Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel (PP/LP)
dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.
0.2.8 Sistem Pembumian Pengaman (grounding) Pengamanan Peralatan dan Penangkal Petir,
a. Yang termasuk didalam pekerjaan sistem instalasi Penangkal Petir :
Batang elektroda pembumian (pengetanahan).
Batang penangkal petir, jenisnya disesuaikan dengan dokumen gambar perencanaan.
Kabel penghantar yang menghubungkan batang penangkal petir dengan batang
elektroda pembumian.
b. Yang termasuk sistem pembumian (grounding) adalah :
Batang elektroda pembumian (pengetanahan),
Kabel penghantar yang menghubungkan batang penangkal petir dengan batang
elektroda pembumian.

0.2.9 Peralatan Fixtures Unit


Pekerjaan pengadaan dan pemasangan fixture unit adalah :
a. Armature lampu penerangan dan,
b. Saklar dan stop kontak daya listrik
c. Dan kelengkapan perkuatan (penggantung dan penumpu) untuk peralatan fixture
tersebut.

0.2.10 Peralatan Penunjang Instalasi,


Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar,
doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit, klem dan
peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik
meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di
dalam Gambar Perencanaan.

1 KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI CATU DAYA LISTRIK


1.1 SISTEM DISTRIBUSI CATU DAYA LISTRIK

Hal 56 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

a. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama yang
berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 kV, 3 phasa, 50 Hertz).

b. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis
beban daya dialihkan ke sumber cadangan Genset dengan bantuan ATS (Automatic
Transfer Switch) ke Genset terlayani untuk seluruh beban listrik (Full back up).

c. Khusus untuk beban yang membutuhkan catu daya listrik yang kontinu, disediakan
sumber daya batere dari UPS secara parsial pada masing – masing beban tersebut.

1.2 PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN MENENGAH


1.2.1 Ketentuan Umum.
a. Medium Voltage Distribution Panel (MVDP) terdiri dari panel :
Incoming
Outgoing
Lighting arrester

b. MVDP yang digunakan memenuhi SNI dan SPLN atau standard-standard lain
yang diakui di negara Republik Indonesia.
c. MVDP yang digunakan mempunyai rekomendasi untuk dipasang di daerah
tropis

1.2.2 Konstruksi Box Panel.


a. Panel berupa indoor installation type dan berbentuk kubikal.

b. Panel harus terbuat dari plat baja sesuai standar pabrik yang dilengkapi sertifikat
yang berwenang sesuai dengan rekomendasi /standard PLN.

c. Pintu panel, saklar pembumian dan Load Break Switch, interlock sehingga :
Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup/ON dan
sebaliknya pintu panel bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka.

Saklar pembumian dapat ditutup bila Load Break Switch telah membuka.

Load Break Switch dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah terbuka.
d. Tujuan interlock di atas bertujuan untuk keamanan terhadap operator dan
sistem.
Hal 57 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

e. Dalam box panel disediakan sarana pendukung kabel yang dikebumikan


(grounding) dan busbar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel
pembumian.

1.2.3 Kelengkapan - kelengkapan


MVDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut:
a. Disconnecting Switch (in-coming dan out-going) sesuai dokumen gambar
perencanaan.
b. Fuse tegangan menengah.
c. LBS/CB untuk switching (sesuai rekomendai PLN),
d. Busbar dari tembaga dengan Zincromate, berstandard SNI dan NEMA
e. Saklar pembumian 630 A,
f. Terminal ukur,
g. Dudukan kabel (terminating), `
h. Capacitor voltage divider, dan Lampu indikator,
i. Mimic diagram,
j. Penunjuk untuk posisi saklar pembumian,
k. Single phase protector.

1.2.4 Persyaratan listrik


Komponen komponen MVDP mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut :
a. Tegangan kerja nominal : 24 kV
b. Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV
c. Basic Insulation Lavel : 125 kV
d. Arus nominal : 630 A
e. Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA
f. Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA

1.2.5 Bus bar


a. Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atau terminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran sesuai dengan gambar
perencanaan.
Hal 58 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b. Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.

c. Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force.

1.2.6 Circuit Breaker Switch.


a. Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis auto pneumatic
dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung
kecepatan operator.

b. CB dipasang pada 'fixed element'.

c. Jenis Breaker sesuai gambar perencanaan

d. Breaker interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana LBS/Disconecting


Switch masuk terlebih dahulu kemudian ACB (kondisi ini untuk menghindari
Arus start yang sangat besar/inrush current yang dapat mengakibatkan FUSE
medium voltage putus).
1.2.7 Fuse tegangan menengah

a. Fuse digunakan untuk memproteksi transformator mempunyai rating 24 kV, 63


Amper.
b. Dilengkapi single phasing protector sedemikian rupa bila salah satu fuse putus,
maka Load Break Switch akan membuka.

1.3 PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN MENENGAH

1.3.1 Ketentuan Umum.


a. Kabel TM digunakan untuk menghubungkan :
Gardu PLN dengan MVDP
b. MVDP dengan Transformator Daya
Kabel listrik yang digunakan sesuai dengan standard SNI dan SPLN atau
standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia.

1.3.2 Data Teknis.


a. Jenis kabel : NXSY multi/single core sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Bahan konduktor : Tembaga
c. Isolasi : XLPE
d. Tegangan nominal : 24 kV
e. Ukuran kabel : Sesuai gambar perencanaan.

Hal 59 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

1.3.3 Persyaratan Pemasangan.


a. Pemasangan kabel instalasi memenuhi peraturan PLN dan SNI/PUIL 2000
atau peraturan- peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
b. Kabel diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan
lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
c. Pembelokan kabel diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak
boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
d. Setiap ujung kabel dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press dengan
menggunakan alat ‘tang hidrolik’, ukuran sesuai dengan ukuran luas
penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan
isolasi ciut panas yang sesuai dan setiap ujung kabel ke panel harus
menggunakan ‘cable gland’ atau skun yang sesuai.
e. Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan MVDP dan antara
MVDP dengan Trafo tidak boleh ada sambungan.
f. Penarikan kabel menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan
tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat kabel.
g. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan
ujung akhir dari kabel daya dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga
bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
h. Kabel antara gardu PLN dengan MVDP (di ruang trafo) dipasang dengan cara
ditanam langsung dalam tanah.

1.4 PEKERJAAN TRANSFORMATOR DAYA


1) 1.4.1 Ketentuan Umum.
a. Transformator daya yang digunakan memenuhi IEC standar dan
SNI atau standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia.

Hal 60 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b. Transformator yang digunakan mempunyai rekomendasi untuk


dipasang di daerah tropis lengkap dengan alat ukur dan proteksi
alat dan grounding.

2) 1.4.2 Konstruksi.
a. Inti besi harus kokoh sehingga :

b. dijamin tidak akan bergetar, • rugi-rugi inti kecil.


c. harus dapat berfungsi sebagai pendingin kumparan tembaga
dengan baik.
d. Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan
dielektrik dan mekanik yang cukup

e. Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar


tahan karat dan cat finish berwarna sesuai standar pabrik.
f. Bushing isolator terbuat dari porcelin.
3) 1.4.3 Kelengkapan-kelengkapan
a. Trafo dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai berikut :
b. Name plate.
c. Alat me-monitor temperatur yang dihubungkan ke :

2. Alarm system, • Fan control system, • Ripping system.


a. Kuping pengangkat,
b. Tap changer,
c. Roda danTerminal pengebumian.

1) 1.4.4 Persyaratan listrik


a. Kapasitas : sesuai gambar rencana, & harus mampu dibebani
sampai +125 % selama 15 menit.
b. Tegangan kerja nominal,
2) Sisi primer : 20 kV,

Hal 61 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

3) Sisi sekunder : 400/230 Volt.


a. Jumlah phasa : 3
b. Frekwensi : 50 Hz.
c. Hubungan belitan : DYn-5
d. Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
e. Basic Insulation Level : 125 kV
h. Applied voltage test 1 menit : 50 kV
i. Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban
j. Jenis : Berpendingin udara (dry).
k. Impedansi : 5 %

1) 1.4.5 Persyaratan Pemasangan.


a. Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam
gambar perencanaan.
b. Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan
sedemikian rupa tidak akan bergeser oleh gangguan
mekanis.
c. Ruang trafo dilengkapi dengan intake dan exhaust
ventilasi sehingga suhu ruang trafo memenuhi syarat yang
ditentukan oleh vendor trafo untuk suhu maksimal yang
diijinkan pada saat trafo dibebani/difungsikan.

1.5 PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH


1) 1.5.1 Konstruksi Box Panel
a. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari
besi siku dengan ukuran minimal 40 x 40 x 25 Cm (free
standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted).
b. Rangka utama diberi tutup dari bahan plat.
c. Plat tutup dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari
plat tutup ini s benar-benar 90o.
d. Plat penutup kerangka panel disekrup dengan rapi yang
dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap

Hal 62 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas


dengan mudah.
e. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah
yang dapat dilepas-lepas dan disiapkan lubang serta
COMPRESSION CABLEGLAND untuk setiap incoming
dan outgoing feeder.
f. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan
membuat lubang-lubang ventilasi yang cukup.
g. Lubang ventilasi ini dibuat dengan cara punch dan rapi.
h. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang
di-punch harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi
lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-
benda atau binatang pada bagian yang bertegangan dari
peralatan panel.
i. Engsel yang digunakan kuat dan tidak menonjol dan
harus diusahakan tersembunyi serta rapi. Kunci dan
handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai
penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi
vernikel

j. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya diberi


cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna abu-
abu.
k. Ukuran panel diusahakan standar ukuran panel dan
disediakan ruang yang cukup apabila terdapat
penambahan peralatan, mempunyai cadangan ruang +
30% untuk pemasangan circuit breaker tambahan.
l. Dalam box panel disediakan terminal sarana pendukung
kabel dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
m. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan
outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi
indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau

Hal 63 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini


harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard
DIN 4070.
n. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan
12 – 20 Cm dibawah ambang atas panel atau disesuaikan
dengan kebutuhan) disediakan tempat untuk pemasangan
lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut
merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan
kedudukannya menetap (fixed).
o. .
b) 1.5.2 Busbar dan Terminal Penyambungan.
a. Panel sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan
mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah.
b. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan
bahan perak. Kontraktor pelaksana (panel maker) sebelum
pabrikasi menyerahkan contoh busbar yang dilengkapi
dengan keterangan produk Negara asal, bukti pemesanan
dan bersertifikat hasil pengujian yang berwenang di
bidangnya.
c. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang
menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan lain-lain.
d. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang
kabel) pada busbar dan terminal penyambungan
menggunakan sepatu kabel.
e. Busbar dan terminal penyambungan disusun dan
dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu
menahan electro mechanical force akibat arus hubung
singkat terbesar yang mungkin terjadi.

c) 1.5.3 Circuit Breaker.


a. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB
dan ACB yang dilengkapi dengan thermal overcurrent

Hal 64 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

release dan electromagnetic overcurrent release yang


rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable).
b. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-
motor dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu
phasa.
c. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus
menggunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus
untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe M).
d. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan sebesar
yang tercantum dalam Gambar Perencanaan.
e. Circuit Breaker yang digunakan adalah tipe moulded case
circuit breaker (MCCB) dengan rating tegangan 32 A ke
atas & miniature circuit breaker (MCB) untuk rating 32 A
ke bawah.
f. Pemasangan MCB menggunakan Omega Rail sedangkan
pemasangan MCCB dan komponen lain, seperti magnetic
contactor, time switch dan lain lain menggunakan
dudukan plat.
g. Pemasangan komponen-komponen tersebut rapi dan
kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
h. Jika di dalam Gambar Perencanaan dinyatakan ada spare,
maka spare tersebut terpasang secara lengkap atau sesuai
dengan keterangan pada gambar.
i. Semua Circuit Breaker diberi label/signplate yang terbuat
dari Alumunium mengenai nama beban atau kelompok
beban yang dicatu daya listriknya. Label itu terbuat dari
plat alumunium atau sesuai standard DIN-4070.

1.6 PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH

1) 1.6.1 Ketentuan Umum.


a. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :

Hal 65 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

i. Kabel daya panel ke panel,


ii. Instalasi daya stop kontak,
iii. Instalasi penerangan.
iv. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang
menghubungkan antara panel satu dengan panel yang lainnya
termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan.
v. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang
menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban stop
kontak, peralatan Pompa Air Bersih, AC, dan lain-lain, sesuai
dengan Gambar Perencanaan. Di dalam instalasi daya ini
harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos
untuk outlet daya/penyambungan/pencabangan, flexible
conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya.
vi. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-
kabel yang menghubungkan antara PP/LP penerangan
dengan fixture-fixture lampu penerangan buatan.
b. Di dalam instalasi penerangan ini sudah termasuk semua
jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk
saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan
peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.

2) 1.6.2 Jenis Kabel.


a. Kabel kabel listrik yang digunakan sesuai dengan standard SNI
atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik
Indonesia.
b. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik
Tegangan Rendah yang digunakan minimal sesuai dengan
Perencanaan.
c. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage
sebesar 600 Volt/1000 Volt.

Hal 66 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

d. Tahanan isolasi kabel yang digunakan sedemikian rupa sehingga


arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M
panjang kabel.
e. Kecuali untuk instalasi yang beroperasi pada keadaan darurat
(seperti lift, smoke vestibole dan lain-lain seperti ditunjukkan di
dalam Gambar Perencanaan) kabel-kabel yang digunakan adalah
kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan
lokasi pemasangannya seperti tabel berikut ini :
f. Pada ujung kabel-kabel daya utama diberi label/sign-plate yang
terbuat dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya
listriknya atau nama sumber yang mencatu daya kabel/beban
tersebut.
3) 1.6.3 Persyaratan Pemasangan.
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah memenuhi
peraturan SNI/PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di
negara Republik Indonesia.
b. Kabel diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga
tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
c. Pembelokan kabel diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari
pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel
tersebut atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
kabel.
d. Setiap ujung kabel dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press
dengan menggunakan alat ‘tang hidrolik’, ukuran sesuai dengan
ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai dan
setiap ujung kabel ke panel harus menggunakan ‘cable gland’
atau skun yang sesuai.
e. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan
instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk
pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan.
Penyambungan kabel untuk pencabangan dilakukan di dalam
junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.

Hal 67 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

f. Penarikan kabel menggunakan peralatan-peralatan bantu yang


sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum
yang direkomendasi pabrik pembuat kabel.
g. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung
awal dan ujung akhir dari kabel daya dilindungi dengan 'sealing
end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi
kabel tidak rusak.
h. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan,

Pada rak kabel,

i. Di dalam dinding yang dilengkapi conduit


i. Di plat lantai atap yang dilengkapi conduit.
ii.
3. Pemasangan kabel pada rak kabel diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Kabel harus diatur rapi
b. Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 Cm
dengan perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak.
c. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi
dengan conduit PVC type High Impact.
d. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit
kecuali di dalam kotak sambung atau kotak cabang.

4) Kabel harus dilindungi dengan sparing :


(a) Sparing PVC (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact
Conduit) sebelum ditutup tembok disusun rapi dan diklem pada setiap jarak
60 Cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan
kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
(b) Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
(c) Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).

Hal 68 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

1.7 PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN INSTALASI


1) 1.7.1 Outlet Daya.
a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard
SNI/PUIL 2000 atau standard lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia.

Outlet daya/plug yang terpasang harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

b. Rating tegangan : 250 Volt


c. Rating arus : 16 A atau (Gambar rancangan)
d. Tipe pemasangan : recessed

e. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan


merk pabrik pembuat, standard, tipe dan rating arus serta
tegangannya.
f. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus
menggunakan doos dengan ketinggian pemasangan + 30 Cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau
atas persetujuan Pemberi Tugas.
g. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar rancangan dan
harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures/peralatan.
2) 1.7.2 Saklar Lampu Penerangan.
a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI/PUIL
2000 atau standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
3) Rating tegangan : 250 Volt
4) Rating arus : minimal 10 A
5) Tipe : recessed
6) c. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard
produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
7) d. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian + 150 Cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau keinginan Pemberi Tugas.
Pemasangan saklar menggunakan doos.

Hal 69 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

a. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar rancangan dan


dikoordinasikan dengan Perencana Interior atau atas keinginan
Pemberi Tugas.

8) 1.7.3 Fixture/Armature Lampu.


a. Armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan
penampilan sesuai dengan Gambar rancangan. Dan kontraktor
sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan contoh
armature setiap tipe yang akan dipasang lengkap dengan
komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard
kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi
pekerjaan terkait, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
c. Armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan
karat dan cat finish cat bakar.
d. Armatur lampu yang dilengkapi dengan cover/pelindung
accrylic seperti yang ditunjukkan dalam gambar rancangan harus
mampu menyalurkan cahaya dengan intensitas maksimal, tahan
terhadap panas dengan adanya jaminan dari merk bahwa warna
acrylic tidak akan berubah oleh gangguan panas.
e. Pemilihan warna cat ditentukan oleh Perencana
Arsitektur/Interior, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
f. Armatur lampu untuk lampu TL-5/TL-D, PLS/PLC, PAR, LED
harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa
ballast jenis electronic dengan factor kerja (cos φ) minimal 0,9 atau
ditentukan oleh Pemberi Tugas.
g. Pemasangan armature harus dipasang dengan baik dan kokoh
sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara
pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat.

9) 1.7.4 Lampu Penerangan Buatan.

Hal 70 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

a. Jenis/kualitas lampu harus yang terbaik sesuai gambar rancangan


dengan merk yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Type Lampu yang ditawarkan harus dipilih dari jenis yang
mempunyai efisiensi tinggi.
c. Semua lampu yang digunakan harus tahan terhadap fluktuasi
tegangan dengan standard spesifikasi,
10) Tegangan kerja : 180 - 240 Volt/50 Hz
11) Konsumsi daya : hemat dalam pemakaian daya listrik
12) Material : ramah lingkungan, tidak mengandung logam berat (B3) yang tidak bias di daur
ulang. Dibuktikan melalui keterangan pabrik dan bersertifikat ISO dan SNI
13) Lampu Exit dan Rangkaian Elektronik (Kit) Emergency
a. Lampu Exit/emergency ini harus menyala biasa dalam keadaan
normal pada saat keadaan darurat, dan atau terindikasi adanya
bahaya kebakaran.
b. Sistem penyalaan Lampu Exit/emergency harus dilengkapi
dengan rangkaian elektronik yang bekerja secara otomatis bila
terjadi perpindahan catu daya dari PLN ke Genset/UPS
c. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan oleh rangkaian
elektronik tidak boleh lebih besar dari 50 Oersted.
d. Lampu Exit dan Emergency dilengkapi dengan :
14) High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery (NiCad) yang mampu bekerja
selama 2 - 4 jam operasi pada setiap beban lampu yang dilengkapi rangkaian elektronik
emergency.
15) Pada rangkaian elektronik dilengkapi system : Change Over Switch, Converter – Inverter
dan trafo penurun tegangan.

1.8 PERSYARATAN TEKNIS PENUNJANG INSTALASI


1) 1.8.1 Conduit
a. Seluruh instalasi harus penggunakan conduit, yang tertanam
dalam pasangan bata/ struktur menggunakan conduit PVC high
impact. Sedangkan material Rigid conduit digunakan untuk
instalasi exposed.

Hal 71 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam


sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya
dan ukuran minimum sebesar 3/4". Oleh karena itu, kontraktor
sebelum memasang conduit harus re-konfirmasi dahulu terhadap
kabel yang akan dilindunginya.
c. Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk
pelindung kabel luar bangunan harus dihaluskan dan diberi tules
agar tidak merusak isolasi kabel.
d. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya
harus dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang
berbeda.
e. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh
instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh
karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan
dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur.
f. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan
dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi
komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-
lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling
mempengaruhi/ mengganggu.
g. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan
diperkirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka
Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah
dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai
dengan persyaratan.
h. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding
dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos
dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan
flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
i. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi
dengan 1(satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk
phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun
untuk kabel lain.

Hal 72 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

j. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 Cm


dari pipa air panas.
k. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus
disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang
akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing
lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.

2) 1.8.2 Flexible Conduit.


a. Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel :
3) Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing.
4) Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu.
5) Yang ke luar dari conduit ke mesin mesin atau beban yang lainnya.
6) Pembelokan instalasi.
7) Dan lainnya, seperti tercantum di dalam Perencanaan
8) b. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam doos
penyambungan.

a. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5


kali total diameter luar kabel yang dilindunginya.
b. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
c. Khusus flexible conduit yang dipergunakan untuk pelindung
instalasi pompa–pompa atau peralatan yang disimpan diluar
bangunan yang kemungkinan akan mendapatkan gangguan
mekanis harus menggunakan flexible dengan bahan metal tahan
karat.
9) 1.8.3 Trench Kabel, Kabel Leader dan Rak Kabel.
a. Trench kabel digunakan untuk jalur kabel yang menghubungkan
sumber daya listrik yang berada dibangunan ruang power
menuju panel utama setiap lantai ke bangunan utama (shaft
bangunan). Persyaratan teknis trench kabel sesuai gambar
perencanaan.

Hal 73 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b. Kabel leader dan Rak kabel yang digunakan untuk menyangga


kabel-kabel dan instalasi daya dari lantai ke lantai dan,
penerangan serta kabel instalasi arus lemah diatas plafond.
c. Kabel leader dan rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan
2 mm yang dilapisi Hot Dipped Galvanized dengan ketebalan
lapisan minimal 50 meter dan disesuaikan dengan standart BS 729
(dalam shaft).
d. Kabel leader harus dilengkapi dengan tutup (cover)rakrung
penyangga kabel, jarak antar ruang penyangga kabel maximum
50 Cm.
e. Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan
anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta
isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan
mekanis
f. Harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable)
terbuat dari bahan besi.
g. Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus
dipisahkan untuk menghindari kemungkinan adanya induksi
yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel
arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang sejajar,
sedangkan yang bersilangan 30 Cm.

1.9 SUMBER DAYA CADANGAN SESAAT (UNINTERRUPTABLE POWER SUPPLY/UPS)


1) 1.9.1 Ketentuan Umum
2) Yang dimaksud dengan sumber daya cadangan sesaat adalah sumbar daya yang mampu
melayani beban - beban yang memerlukan daya yang kontinu, seperti lampu emergency,
peralatan kontrol elektronik dan komputer.
3) UPS harus mampu melayani beban daya pada saat perpindahan supplay daya PLN ke
Genset, dimana genset tidak dapat dibebani pada sat kondisi running, atau starting genset
memerlukan waktu yang melebihi ketentuan.
4) 1.9.2 Karakteristik UPS
a. Power Input : 350/225 Volt (atau ditentukan lain sesuai gambar
rencana)

Hal 74 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b. Power output : 180 - 230 VAC


c. Frequency : 50/60 Hz ( auto sensing)
d. Waveform : Sinewave
e. Batere ;
5) Bebas perawatan (Maintenance free), sealed lead acid
6) Back up time 30 menit
a. Daya harmonic mengikuti ketentuan atau tidak lebih dari 50
Oersted dan sudah termasuk kelengkapan komponen trafo isolasi
(isolation transformer).
b. Temperature Operasi : 0 - 40 0C dengan tingkat kelembaban < 95
%
c. Kelengkapan proteksi :

7) ● Overload ● Short Circuit


8) ● Overvoltage ● Undervoltage ● Temperature dan Low Batere.
9) 1.9.3 Kelengkapan Tambahan
a. Socket dan instalasi by pass yang berfungsi menghubungkan
panel listrik ke beban tanpa, sehingga apabila UPS mengalami
gangguan catu daya tetap terhubung tanpa mengubah komposisi
instalasi dalam panel listrik.
b. Dilengkapi terminal untuk instalasi grounding.
PANEL KONTROL START-STOP DAN MONITOR
1) 1.10.1 Kontruksi Panel.
a. Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 2
mm, rangka plat baja kontruksi las dicat meni tahan karat dan cat
finish (cat bakar) warna abu-abu.
b. Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu
dengan lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat
tonjolan-tonjolan bekas las.
c. Panel dilengkapi dengan pintu luar, pintu dalam, kunci dan
handle sehingga aman tetapi mudah pemeliharaan.
d. Komponen komponen panel harus semerk.

Hal 75 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

e. Motor motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus


dilengkapi dengan 'wye-delta starting unit'.
f. Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah
memiliki built-in starting device.
g. Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan
diperkuat sehingga tahan oleh gangguan mekanis.
h. Kabel yang digunakan dari jenis NYAF/NYMHY dan harus
mempunyai kemampuan hantar arus setingkat lebih besar dari
rating pengaman rangkaian dimana kabel digunakan.
i. Pemasangan kabel instalasi harus menggunakan sepatu kabel.
j. Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic
contactor, timer switch, disconnecting switch dan lain lain harus
mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating pengaman
rangkaian komponen-komponen tersebut.
k. Untuk pemasangan kabel instalasi di dalam panel harus
disediakan terminal penyambungan yang disusun rapi dan
ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian
panel dimana kabel instalasi tersebut masuk dan keluar dari
terminal penyambungan.
l. Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign
plates mengenai nama terminal/peralatan yang diatur instalasi
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium sesuai
standard DIN 4070.

2) 1.10.2 Kemampuan Operasi.


3) 1.10.2.1 Panel Kontrol Start-stop dan Monitor Pompa Air Bersih.
4) Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk :
a. Menjalankan dan mematikan pompa.
b. Mengatur pengoperasian sistem pompa distribusi secara
bergantian.
c. Pengaturan seperti tersebut di atas harus dapat dilakukan baik
secara otomatis ataupun secara manual.

Hal 76 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

d. Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui selektor switch.


e. Rating pengaman circuit disesuaikan dengan beban maksimal
pada saat start pompa dan dilengkapi dengan peralatansoft
starter dan time delay.
f. Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring
diagram yang dilengkapi dengan indicator lamp), sehingga dari
panel kontrol dapat dimonitor operasi sistem pompa distribusi air
bersih.
g. Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air di dalam
ground reservoir telah mencapai level yang paling rendah.
h. Operasi start-stop sistem Pompa Distribusi Air Bersih secara
manual dilakukan dengan menggunakan push-button normally
open dan normally close.
i. Operasi otomatis dilakukan dengan menggunakan sensor tekanan
(pressure switch) yang dipasang pada pressure tank (PS-1) dan
pressure switch yang dipasang di dalam pipa instalasi air bersih
(PS-2), sehingga bila tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai
setting pressure switch yang paling kecil), maka salah satu pompa
akan beroperasi; sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga
tertentu (nilai setting yang besar), maka pompa yang sedang
beroperasi akan berhenti.
j. Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut di atas
akan terus berlangsung selama persediaan air di dalam ground
reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum level) ;
sedangkan apabila level air di dalam ground reservoir telah
mencapai batas-batas tertentu (minimum level), maka pompa
akan berhenti secara otomatis.

5) Pengaturan dilakukan dengan menggunakan alat pengatur 'water level control unit' yang
dilengkapi dengan elektroda.
a. Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan di atas harus
dapat dimonitor pada panel kontrol. Secara visual berupa
diagram instalasi yang dilengkapi lampu indikator.

Hal 77 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

6) 1.10.2.2 Panel Kontrol Start-stop dan Monitor Fuel Transfer Pump.


7) Panel kontrol pompa-pompa harus dapat beroperasi untuk :
a. Menjalankan dan mematikan pompa.
b. Panel kontrol dapat memonitor operasi pompa yang
dikontrolnya.

1.11 POWER FACTOR CORRECTION


1) 1.11.1 Capasitor Bank
a. Kontruksi Panel
2) Capasitor ditempatkan di dalam panel/cabinet built-in dan berdekatan dengan panel utama
tegangan rendah (LVMDP) sesuai dengan persyaratan dari produk terpilih.
3) Bagian-bagian panel yang terbuat metal tetapi dalam keadaan tidak aktif (dalam keadaan
normal tidak dialiri arus listrik) harus disambungkan dengan sistem pengetanahan sistem
distribusi listrik.
4) Pemasangan seluruh bagian atau komponen panel seperti fuse, magnetic contactor,
capasitor dan lain lain harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tidak mudah rusak/lepas
oleh gangguan mekanis.
a. Capasitor
5) Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem distribusi listrik
tegangan rendah mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut :
6) Kapasitas : Sesuai gambar perencanaan
7) Tegangan kerja : 380 Volt
8) Frekuensi : 50 Hertz
9) Jumlah phasa : 3
10) Jumlah Step : 12
11) Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa 'unit capasitor' dan harus dilengkapi
reactor dan dapat beroperasi terhubung/terputus (switching) ke/dari sistem bagian per
bagian yang beperja secara otomatis .
12) Cassing cubical harus menyediakan sebanyak 20% dari jumlah kapasitor yang terpasang
untuk spare.
a. Pengaman
13) Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan Miniature
Circuit Breaker.

Hal 78 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

14) Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai spesifikasi
teknis sebagai berikut:
15) Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan,
16) Tegangan Kerja : 380 Volt,
17) Frekuensi : 50 Hertz,
18) Jumlah phasa : 3

a. Magnetic Contactor
19) Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic contactor.
20) Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai spesifikasi
teknis sebagai berikut :
21) Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan
22) Tegangan/Frequensi : 380 Volt, 50 Hert
23) Jumlah pole : 3
24) Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator yang digunakan.
a. Discharge Resistor

25) Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan standard dan
rekomendasi produk terpilih.
26) 1.11.2 Power Factor Regulator
a. Power factor regulator merupakan unit pengatur/switching unit
capasitor terhadap sistem pengoperasian secara keseluruhan
beban daya listrik.
b. Power factor regulator harus mempunyai kemampuan sebagai
berikut :
27) Mengoperasikan/switching capasitor unit baik secara otomatis maupun secara manual
dengan menggunakan push button.
28) Tiap step mempunyai 'switching capacity' seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan.
29) Faktor daya yang diinginkan dapat diset antara 0,85 (lagging) sampai dengan 0.95 (leading).
30) Pada saat panel tidak bertegangan, maka power factor regulator harus dapat melepaskan
semua capasitor.
31) Switching time dapat diatur antara 5 s/d 60 detik.
a. Power factor regulator harus dilengkapi dengan :

Hal 79 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

32) Peralatan ukur seperti cos-phi meter, volt meter, ampere meter, trafo arus dan perlengkapan
lainnya.
33) Cos-phi meter yang digunakan mempunyai rating pengukuran antara 0,6 inductive s/d 0,8
capacitive.

1.12 SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN


1) 1.12.1 Ketentuan umum
a. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman
adalah pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau
benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif
dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak
bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung
singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
b. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan
manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya
gangguan.
c. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan
yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem
pembumian ini.
d. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan SNI dan standard
lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.

2) 1.12.2 Konstruksi
a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung
antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa yang
dipabrikasi khusus (GIP) dan tembaga dengan konstruksi seperti
Gambar Perencanaan.
c. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding)
dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau
kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.

Hal 80 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

d. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan


sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.

3) 1.12.3 Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan
bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum
sepanjang 6 M dan masing-masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
b. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang
tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi
dengan handle.
c. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal
penyam-bungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian
grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
d. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis.
e. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang
tertanam didalam tanah harus menggunakan sambungan las
sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan
harus meng-gunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar
Perencanaan.

f. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod


harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga
titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
g. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang
tercantum didalam Gambar Perencanaan.
h. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
4) Pembumian jaringan tegangan tinggi,
5) Pembumian peralatan listrik,
6) Pembumian sistem listrik arus lemah,

Hal 81 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

7) Penempatan masing-masing elektroda pembumian untuk setiap sistem instalasi minimal


berjarak 6 meter, dan harus saling terhubung sehingga didapat nilai impedansi yang sama
untuk setiap elektroda pembumian. Jumlah titik elektroda pembumian disesuaikan dengan
dokumen gambar perencanaan.
2 SISTEM PENANGKAL PETIR
1) 2.0 LINGKUP PEKERJAAN
2) Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan
lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti dipersyaratkan di
dalam buku ini dan seperti ditunjukkan pada Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan
ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi
dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi
sistem penangkal petir.
3) Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah,
a. Elektroda Penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir
(air termination). Dudukan air termination dan peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem
penangkal petir.
b. Hantaran Turun

4) Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem untuk dudukan
dan pemasangan hantaran turun.
a. Elektroda Pembumian

5) Item ini meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan
material - material bantu lainnya.
a. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan
Umum Instalasi Penangkal Petir (SNI) atau peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat
Rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

6) 2.1 KETENTUAN UMUM

Hal 82 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

a. Penyaluran arus petir harus kedap atau tertutup terhadap obyek


sekitar, dengan ketentuan menggunakan terminal penerima dan
instalasi kabel penghantar khusus yang memiliki sifat isolasi
tegangan tinggi.
b. Menciptakan elektron bebas awal yang besar sebagai "steamer
Emission" pada bagian puncak dari sistem penangkal petir.
c. Penggabungan terminal penangkal petir dan "carrier" yang
memiliki isolasi tegangan tinggi pada sistem penangkal petir,
memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.

7) 2.2 ELEKTRODA PENANGKAL PETIR/AIR TERMINATION


a. Elektroda penangkal petir ini terdiri dari :
8) Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal yang berfungsi mengkondisi-
kan elektron bebas atau emisi lebih awal mendahului obyek sekeliling yang dilindungi
atau yang menjadi sasaran sambaran.
9) Berisolasi tegangan tinggi, mampu menghasilkan emisi 6 x 1012 elektron/esc per mA
atmospheric current yang terbangkit akibat besarnya medan listrik yang terjadi di awan.
10) Dudukan air termination yang terbuat dari fibreglass dengan diameter 70 mm dan
ketinggian minimum 2,5 meter.
11) Pemasangan dudukan air terminator tahan terhadap pengaruh goncangan dan angin.

a. Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau


rekomendasi dari Depnaker Republik Indonesia atau instansi lain
yang berwenang.
b. Pemasangan minimum 3 meter di atas level tertinggi dari obyek
yang dilindungi.
c. Mampu menerima sambaran petir hingga 150 kA.
d. Air termination yang dipakai dengan menggunakan air
termination dari jenis bukan radioaktif.
e. Detail, tata letak instalasi dan perlengkapan pendukung
penangkal petir tertuang dalam Gambar rancangan.
f. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.

Hal 83 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

g. Elektroda penangkal petir dihubungkan dengan hantaran turun


h. Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa,
sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap sampai
dengan lantai dasar harus dapat
i. terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.

12) 2.6 PENYANGGA DAN KLEM


a. Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
b. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan
terhadap karat.
c. Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai Gambar rancangan.
d. Jarak antara 2 (dua) penyangga yang berdekatan minimal 40 Cm.

1) 2.7 PERALATAN UKUR (LIGHTNING COUNTER)


a. Merupakan peralatan tambahan untuk mengetahui dan
menghitung jumlah sambaran petir yang terjadi.
b. Peralatan ukur dipasang pada ground terminal (atau ditentukan
lain sesuai dengan rekomendasi merk yang disetujui Pemberi
Tugas/MK). Alat ukur dapat bekerja pada arus 1500 A dalam 1,5
micro second pulse.
c. Dapat menghitung sampai maksimal 999,99 kali (non resetable).

1) 2.8 LAMPU INDICATOR (OBSTIVISION LAMP)


2) Lampu indicator ketinggian yang memnuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Armature menggunakan bahan material tahan karat (high
pressure dia - cast alumunium).
b. Tabung lampu, hemat energy yaitu dengan menggunakan type
LED, dengan warna piilihan kuning atau merah.
c. Memenuhi ketentuan Index Protection : IP-66.
d. Mampu bekerja pada temperatur maksimal > 70 0C.

Hal 84 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

e. Umur jam kerja minimal 50000 jam ( pada kondisi 70% lumen
maintenance ).

3 TESTING DAN COMMISSIONING


3.1 Harus dilakukan oleh ahli/teknisi Panelmaker dan disupervisi oleh
perwakilan peralatan circuit breaker, peralatan control dan proteksi yang
dipergunakan.
3.2 Ahli tersebut harus telah mendapat training/pendidikan khusus untuk
itu di Negara asal pembuat peralatan panel listrik/panel control dan
mendapat sertifikat tanda lulus pendidikan tersebut, sertifikat tersebut
harus dibuatkan tembusannya dan diserahkan kepada Direksi
Pengawas/MK untuk mendapatkan persetujuan.
3.3 Testing dan commissioning harus dibuatkan test prosedur jadwalnya
oleh Kontraktor paling lambat 3(tiga) minggu sebelum dilaksanakan,
kecuali dinyatakan lain, dan diserahkan kepada Direksi Pengawas/MK.
3.4 Testing dan commissioning meliputi hal-hal sebagai berikut,
a. Pengujian fungsi peralatan control sesuai dengan
fungsi beban,
b. Pengujian besaran kapasitas arus proteksi circuit
breaker,
c. Pengujian beban penuh sesuai dengan kapasitas
terpasang setiap panel llistrik.
d. Pengujian montase/koneksi instalasi isi panel,
yaitu hubungan bus bar ke circuit breaker, circuit
breaker utama ke circuit breaker pembagi pada
saat dibebani sesuai dengan kapasitas terpasang
dengan peralatan infra merah.
e. Pengecekan koneksi panel dengan infra merah
terbagi tiga tahap, masing-masing 25%, 50% dan
100% dari beban terpasang panel. Bukti visualisasi
hasil pengecekan harus diserahkan pada Direksi
Pengawan lapangan/MK.

Hal 85 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

3.5 Pekerjaan ini harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
standard yang diikuti dan menggunakan formulir-formulir isian (test
form report) yang dilampirkan pada standard pengujian yang dimiliki
Panelmaker sesuai dengan sertifikasi ISO yang dimiliki oleh Panelmaker.

2.5.2 PEKERJAAN ELEKTRONIK

2.5.1. Pekerjaan Instalasi sound system


a. Instalasi Sound system
- Pengajuan ACC bahan dan material ke direksi yang ditunjuk.
- Penjadwalan pengiriman – pengiriman ke site (Sesuai persetujuan).
- Pembuatan shop drawing koordinasi dengan (Sipil, Ars, M&E).
- Pengajuan ACC shop drawing ke direksi/yang ditunjuk.
- Pengajuan Request dilampiri :
- Gambar shop drawing yang telah di ACC.
- Daftar bahan dan material yang akan dipasang + lokasi + jumlah tenaga kerja,
dll.
- Pelaksanaan sesuai request yang telah di ACC.

b. Tahapan Pelaksanaan
- Pemasangan Pemipaan.
- Pengisian kabel.
- Pengetesan tahanan isolasi dengan alat
mergger disaksikan oleh direksi/yang
ditunjuk di tuangkan dalam berita
acara pengetesan sampai dengan hasil
yang baik dan aman.
- Pemasangan ceiling speaker, box panel
(TB) dan volume control setelah
tahapan arsitektur siap.

Hal 86 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

- Commissioning ( pengetesan fungsi dengan cara manual / tidak melalui


central sound system, dituangkan ke dalam bentuk berita acara sampai dengan
dinyatakan hasil hasil baik dan aman ).
- Conection kabel ke Central soound system dilaksanakan oleh pihak luar/lain.
- Pekerjaan selesai, pemantauan sistem selama masa pemeliharaan.

2.5.2. Pekerjaan Instalasi CCTV

Setelah tahap desain sistem CCTV, maka tahap selanjutnya adalah pemasangan
instalasi CCTV. Instalasi peralatan dan kamera harus dipasang dalam posisi bebas dari
penghalang dan sedapat mungkin tidak mengarah langsung ke sumber cahaya yang
terang. Posisi pemasangan juga harus memungkinkan instalasi dan pemeliharaan
dapat dilakukan dengan cara yang aman.

1. Alur Kerja Instalasi CCTV

2. Evaluasi Peralatan

Peralatan mungkin diperlukan untuk bertukar informasi dalam rangka untuk melakukan
fungsi dari beberapa jenis (misalnya untuk memindahkan kamera PTZ ke posisi tertentu
berdasarkan masukan dari sistem lain, atau meningkatkan tingkat perekaman dan resolusi
perangkat berdasarkan masukan dari perangkat lain). Dalam kasus ini dianjurkan perangkat
diuji terlebih dahulu sebelum sedang digunakan. Hal ini terutama dianjurkan jika peralatan
yang akan digunakan dibuat oleh produsen yang berbeda. Juga dianjurkan untuk
melakukan tes terlebih dahulu walaupun peralatan tersebut mengklaim kompatibel dengan
sistem lain.

Hal 87 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Bila diperlukan kustomisasi produk atau software untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
kustomisasi ini harus diuji sebelum peralatan digunakan. Kustomisasi juga harus diuji
terhadap kebutuhan pengguna yang didefinisikan dalam kebutuhan operasional.

3. Peralatan mounting, kabel, daya listrik dan konfigurasi

3.1 Pasokan listrik

Pasokan listrik harus mampu memenuhi beban terbesar di bawah kondisi operasi normal.
Beban maksimum listrik biasanya terjadi selama sistem mulai menyala setelah terjadi
kegagalan daya (mati listrik). Penilaian arus listrik untuk tujuan desain juga harus
mencakup toleransi tambahan 5% sampai 10% dari kapasitas.

Ketika pertimbangan keselamatan dan keamanan tidak memerlukan operasi sistem CCTV
selama terjadi kegagalan pasokan listrik, maka pasokan listrik publik seperti PLN dapat
menjadi satu-satunya pasokan untuk sistem. Beberapa sistem CCTV mengharuskan semua
peralatan yang akan terhubung ke fase listrik yang sama. Pasokan listrik harus berada dalam
area aman, dalam posisi yang aman dari gangguan, dan harus berventilasi sesuai dengan
persyaratan produsen untuk pengoperasian yang aman.

Tambahan instalasi pasokan listrik cadangan harus dipertimbangkan jika kemungkinan


terjadi tegangan turun. Atau dalam beberapa kasus dimungkinkan untuk mengurangi turun
tegangan di kabel dengan menggunakan kabel yang kurang resistensinya, ukuran
konduktor yang lebih besar atau dengan menggunakan kabel dengan inti lebih untuk
pasokan daya.

3.2 Instalasi kabel CCTV

Persyaratan untuk instalasi listrik harus dipenuhi menggunakan arus yang tepat pada saat
instalasi. Semua kabel yang berhubungan harus cocok dan kompatibel agar sesuai dengan
praktek-praktek kerja yang baik.

Jenis kabel yang mendukung yaitu:

 Conduit: ketika menggunakan logam, semak-semak atau pohon yang menggangu harus
dibersihkan untuk mencegah kerusakan kabel. Ketika menggunakan conduit untuk
membawa kabel ia harus dapat dimatikan secepat mungkin ke unit yang terhubung.
 PVC atau metal trunking: ketika trunking digunakan untuk membawa kabel ia harus
dapat dimatikan secepat mungkin ke unit yang terhubung.
 Klip insulasi
 Pengikat kabel
 Kabel Catenary

Semua kabel CCTV harus dari jenis dan ukuran yang sesuai untuk aplikasi dan harus
memperhitungkan tingkat transmisi, serta kemungkinan gangguan listrik dan turun
tegangan. Setiap plastik atau komponen PVC yang digunakan sebagai bagian dari instalasi
kabel harus sesuai untuk lingkungan di mana ia dipasang. Pengikat yang dipasang secara
eksternal dan klip harus terbuat dari bahan tahan ultraviolet.

Hal 88 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Kondisi lingkungan seperti kelembaban, panas yang berlebihan, resiko korosi, kerusakan
mekanis atau kimia, harus diperhitungkan ketika menentukan tingkat perlindungan yang
diperlukan kabel.

Semua kabel bawah tanah yang digunakan harus sesuai dengan tujuannya dan memiliki
perlindungan yang memadai dari kerusakan mekanik. Kabel bawah tanah harus
memberikan tingkat resistensi tinggi terhadap kelembaban, reaksi kimia, korosi dan hewan
pengerat.

3.3 Peralatan Kamera

Kamera harus dipasang dalam posisi bebas dari penghalang dan sedapat mungkin tidak
mengarah langsung ke sumber cahaya yang terang. Posisi pemasangan juga harus
memungkinkan instalasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara yang aman. Jika
kamera harus dipasang di menara atau bracket maka perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Rigidity, dengan memperhitungkan potensi kecepatan angin, jenis peralatan dan


peralatan pemasangan dan perbaikan posisi.
2. Gangguan listrik dan kemungkinan kerusakan karena petir.
3. Debu, partikel udara dan sumber potensial korosi atau kontaminasi lainnya.
4. Kondensasi dalam housing dan peralatan lainnya karena perubahan suhu.

Menara dan peralatan braket harus dipasang sesuai dengan instruksi pabrik dan sesuai
spesifikasi pembebanan. Bila mungkin terjadi pergerakan pada menara, kabel dan kamera
harus dipasang dengan aman terhadap gangguan yang mugkin muncul. Gerakan karena
pengaruh alam seperti yang dialami oleh gedung-gedung tinggi dapat mempengaruhi
kinerja sistem.

Bila menggunakan koneksi dengan kabel, sedapat mungkin ia harus disembunyikan.


Perlindungan kabel untuk kamera bergerak harus dipertimbangkan di mana kerusakan fisik
mungkin terjadi misalnya pada metal conduit atau fleksibel conduit.

Kamera harus dipasang sedemikian rupa sehingga sulit bagi orang yang tidak berhak untuk
mengubah bidang pandang kamera. Hal ini dapat dicapai dengan memasang di lokasi yang
tepat dan tinggi, penggunaan pemasangan mounting yang sesuai dan mungkin
menggunakan pelindung keamanan tambahan.

Interkoneksi kamera seperti kabel atau antena harus sulit dijangkau dan dirusak.
Tergantung pada kelas keamanan peralatan, metode otomatis harus dikerahkan untuk
mendeteksi perubahan bidang pandang kamera yang sesuai. Pertimbangan harus diberikan
untuk mendeteksi hilangnya sinyal video, penghalang atau cahaya menyilaukan yang dapat
menutupi pandangan kamera. Audio atau visual sistem alarm yang dihasilkan harus dapat
menginformasikan kebutuhan operator sistem.

Hal 89 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

3.4 Kontrol dan Peralatan Perekaman

Kondisi lingkungan di mana peralatan beroperasi harus diperhitungkan dan housing yang
memberikan perlindungan yang sesuai harus ditentukan. Peralatan harus dipasang sesuai
dengan instruksi produsen. Untuk mengurangi risiko kondensasi harus dipasang pemanas
dalam housing yang dapat bekerja terhadap perubahan suhu.

Ketika terdapat kemungkinan penetrasi oleh benda padat, debu atau air, housing yang
mampu perlindungan yang sesuai harus digunakan. Untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan, perlu dipertimbangkan pengunci untuk peralatan kontrol dan perekaman.
Metode penggunaan nama pengguna dan password untuk mengakses fungsi kontrol harus
dipertimbangkan untuk membatasi akses hanya untuk operator yang diberi wewenang. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih peralatan kontrol dan perekaman yaitu:

 Suhu
 Aliran udara peralatan (dari depan ke belakang, sisi ke sisi, bawah ke atas, dll), pastikan
tata letak peralatan tidak memiliki penghalang
 Kelembaban
 Debu dan kontaminasi udara lainnya
 Getaran
 Gangguan listrik
 Kekakuan, dengan kecepatan angin tinggi.
 Kemudahan akses untuk pemeliharaan dan layanan
 Kenyamanan penggunaan operator

3.5 Layar Tampilan

Ukuran, resolusi dan posisi tampilan layar harus dipilih sesuai dengan kebutuhan
penggunaan, ruang yang tersedia dan jumlah operator. Tampilan layar bisa diletakkan pada
meja atau dipasang pada dinding dengan pertimbangan ergonomi operator. Layar display
harus dipasang pada posisi yang meminimalkan efek pencahayaan terutama sinar matahari
yang dapat mempengaruhi kenyamanan monitoring. Bila dipasang di dinding atau langit-
langit maka sebaiknya menggunakan bracket yang sesuai dengan instruksi pabrik.

Hal 90 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

4. Commissioning, Acara Serah Terima dan Dokumentasi

Commissioning harus terdiri dari pemeriksaan dan pengujian sistem yang dipasang
oleh teknisi CCTV; acara serah terima memerlukan demonstrasi sistem hingga diterima oleh
pelanggan. Komisioning harus mencakup pengujian visual dan fungsional untuk
memastikan bahwa sistem ini dipasang sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan
dalam standar pengerjaan yang tinggi. Sebuah rencana uji sistem harus dilakukan selama
acara serah terima dengan tujuan untuk memastikan bahwa sistem CCTV telah memenuhi
spesifikasi yang disepakati.

Hal 91 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

2.5.1. METODE PEKERJAAN SISTEM PLUMBING

ALUR PROSES PENGERJAAN SISTEM PLUMBING

START

Engineering
- Survey
- Pembuatan Gambar Kerja

Yes Revisi

No
Approval

Pengerjaan
- Instalasi Air Bersih
- Instalasi Air Kotor
- Instalasi Air Hujan

Test & Commissioning Perbaiki

Yes
No
Acceptance

Selesai

Hal 92 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

A. Proses Engineering
Survey Lokasi :
Survey lokasi dilakukan untuk menentukan peletakkan posisi ruang pompa,
jalur pipa, ground tank, posisi kamar mandi, posisi septic tank, posisi shaft
mechanical, posisi PDAM sebelum pekerjaan dilakukan.

Gambar Kerja:
Sebelum pekerjaan dimulai, gambar kerja akan dibuat berdasarkan hasil survey
lapangan dan diajukan kepada Direksi/ Manajemen konstruksi pemilik proyek
untuk dapat diperiksa dan di setujui sebelum pekerjaan di lakukan.

B. Proses Pengerjaan :
Instalasi Air Bersih :
1. Melakukan fabrikasi pembuatan support & hanger untuk pekerjaan instalasi
pipa air bersih.
2. Melakukan pekerjaan marking pada jalur pipa yang akan dilalui sesuai
dengan perencanaan yang telah disetujui.
3. Setelah pekerjaan marking selesai, pengeboran pada dinding dilakukan
untuk pemasangan hanger.
4. Setelah pekerjaan support selsesai dilakukan maka pekerjaan pemipaan
dapat dilaksanakan.
5. Seluruh instalasi distribusi air bersih harus dilengkapi dengan valve (gate)
sesuai dengan standar yang disyaratkan.
6. Tes tekanan dilakukan setelah instalasi pipa dan pengecekan sambungan
flange dan fitting dilakukan .
7. Setelah pemipaan selsesai pipa baru dapat di hubungkan dengan unit
pompa.
8. Pipa yang telah terpasang harus di cat sesuai dengan warna yang telah
disetujui.
9. Menentukan letak ruang pompa air bersih
10. Pasang pompa sesuai dengan posisi yang telah disetujui
11. Setting pompa yang telah terpasang.

Hal 93 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Instalasi Air Kotor :


Tentukan penempatan di lapangan untuk pipa pembuangan air kotor antara lain :
1. Penempatan posisi pembuangan air kotor dari kloset.
2. Penempatan posisi pembuangan air kotor dari floor drain.
3. Penempatan posisi pembuangan air kotor dari wash basin.
4. Penempatan posisi pembuangan air kotor biasa dari floor drain.
5. Penempatan posisi pembuangan air kotor dari kitchen sink.
6. Penempatan posisi pembuangan air kotor dari urinal.

Instalasi Air Hujan :


Tentukan penempatan di lapangan untuk pipa pembuangan air kotor antara lain :
1. Penempatan posisi pembuangan air hujan dari atap.
2. Penempatan posisi pembuangan air Hujan dari shaft.
3. Penempatan posisi kemiringan pemipaan sesuai rencana yang telah disetujui.
4. Penempatan posisi manhole sesuai dengan titik instalasi air hujan.
5. Penempatan jalur pipa drainage dari manhole ke manhole menuju saluran kota.
6. Pengecetan pipa saluran air hujan sesuai dengan perencanaan yang telah
disetujui.

C. Test & Commissioning :

Pemeriksaan harus dilaksanakan sehubungan dengan system operasi dari system


tersebut dan bila mana perlu maka pengujian ulang dapat dilakukan. Sebelum jalur
pipa untuk bahan cair dipergunakan, maka terlebih dahulu jalur pipa di dalam atau
diatas tanah harus diperiksa dengan teliti. Pengujian yang akan dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan hasil pengelasan


2. Penilaian terhadap keamanan penasangan
3. Pengujian kekuatan
4. Pengujian kebocoran meliputi :
 Tekanan kerja
 Bahan/media penguji yang dipergunakan
 Tekanan pengujian
 Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian
5. Pemeriksaan hasil pengecatan dan pelapisan

Hal 94 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

6. Pemeriksaan kebenaran fungsi dari system yang dipasan

III. Sistem Manajemen Mutu Proyek


Dari uraian lingkup pekerjaan, dapat dipahami bahwa Proyek ”Pembangunan Masjid
Pemprov Kaltim” adalah suatu proyek yang mempunyai karakteristik adalah sebagai berikut :
 Rentang kendali pengelolaan proyek pada 1 lokasi yang terintegrasi dalam 1
wilayah di Kata Samarinda.
 Proyek yang memerlukan personil berpengalaman, menguasai teknis yang baik
dan mampu melaksanakan / mengaplikasikan dengan baik prosedur teknis
pembangunan gedung, hal ini terjadi karena Proyek ini dituntut hasil pekerjaan
yang maksimal dan memuaskan.
 Proyek ini memerlukan penanganan safety, kesehatan kerja dan pengaruh
dampak lingkungan yang harus baik. Karena dalam Proyek ini berdekatan
perumahan penduduk maka hal tersebut merupakan proyek yang mempunyai
resiko kecelakaan kerja yang cukup besar.
Dari uraian tersebut dapat disampaikan, bahwa proyek ini memerlukan penanganan
manajemen proyek yang sangat serius.

Untuk itu diajukan suatu management proyek yang baik, dimana dapat diuraikan rincian
penanganan manajemen proyek sebagai berikut :
III.1. Struktur organisasi & manajemen proyek
III.2. QA & QC
III.3. Sertifikasi sarana dan fasilitas yang dibangun, perizinan dan legal.
III.4. Enviroment, Health and Safety Management System

III.1. Struktur Organisasi & Manajemen Proyek

Hal 95 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Untuk Pengorganisasian penanganan proyek yang mempunyai karakteristik seperti


diuraikan diatas, maka direncanakan organisasinya sebagai berikut :
 Proyek Dipimpin oleh seorang Manajer Proyek yang dibantu oleh seorang
Manager Lapangan/ Site Manager.
 Untuk mendukung pengendalian administrasi, pengendalian teknis,
pengendalian kualitas, pengendalian safety & security dan pengendalian
pengadaan material, maka Manager Proyek dibantu oleh bagian-bagian yang
dipimpin oleh seorang kepala bagian, yaitu :
 Bagian Engineering & Design : dipimpin oleh 1 Kepala
 Bagian QA/QC : dipimpin oleh 1 kepala
 Bagian Administrasi : dipimpin oleh 1 kepala
 Bagian Pengadaan : dipimpin oleh 1 kepala
 Bagian Testing & Inspeksi : dipimpin oleh 1 kepala
 Bagian Safety, Health, Environmental dan Security : dipimpin oleh 1
Safety Oficer.
dan tiap-tiap kepala bagian bertanggung jawab kepada Manajer Proyek.
 Untuk Bentuk organisasi detil adalah sebagaimana tercantum pada
LAMPIRAN yang ada dan gambaran ringkas tentang konsep
pengorganisasian penanganan

Hal 96 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

PT. BCK
Head Office
HEAD OFFICE

PROYEK
Manajer Proyek

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Safety,


QA/QC Engineerin Administrasi Testing & Health.Envirome
Pengada
g & Keuangan Inspeksi nt dan Security
an
Site Manager

Pelaksana Struktur Pelaksana Pelaksana M/E


Finishing

III.2. QA & QC
Pada suatu Proyek yang besar dan komplek sebagaimana Proyek ”Pembangunan
Gedung Gereja Katerdal Santa Maria” perlu penanganan yang sangat baik tentang
mutu manajemen proses pelaksanaan untuk menghasilkan mutu hasil produksi /
pelaksanaan yang memenuhi syarat teknis, kontrak serta memberikan penerimaan
yang baik dari owner.
Untuk memberikan jaminan bahwa mutu manajemen proses pelaksanaan dan mutu
hasil produksi / pelaksanaan, sesuai yang diharapkan maka perlu tinjauan tentang 2
hal, yaitu :
A. Quality Assurance /QA (Jaminan kualitas)
B. Quality Control / QC (Pengendalian kualitas).

Hal 97 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

A. Quality Assurance / QA :
Pada penanganan Proyek Proyek ”Pembangunan Gedung Gereja Katerdal Santa Maria”
ini, Kontraktor dapat memberikan jaminan kualitas kepada Owner berupa manajemen
mutu yang telah distandarisasi sesuai dengan ISO 9001:2000 dan system Enviromental,
Health and Safety atau OHSAS (Occupational Health & Safety Assesment Series)
18001:1999. yang mana telah diterapkan oleh PT. Bangun Cipta Kontraktor .

Di dalam system manajemen mutu sesuai standard ISO maupun OHSAS yang digunakan
PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR mengandung unsur 3 hal utama sesuai dengan
Quality Manual , yaitu :
 Quality System
 Quality Policy
 Quality Procedure.

Quality System
Di dalam Quality System dijelaskan tentang hal-hal sebagai berikut :
- Definisi dari sistem manajemen mutu adalah suatu cara yang dibentuk, digunakan dan
didokumentasikan untuk menentukan / mengarahkan kegiatan Perusahaan yang
bertujuan untuk mencapai hasil kerja sesuai persyaratan Pemilik Proyek , dimana
Parameter Mutu yang diberikan ada 3 hal, yaitu; Kualitas Hasil Produksi, Waktu
Pelaksanaan , Biaya Pelaksanaan dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3).
- Struktur dokumentasi dari system management mutu yang digunakan mempunyai 4
level struktur dokumen, yaitu :
 Level 1 (tertinggi) : adalah Quality Manual yang terdiri dari antara lain :
 Quality Policy (kebijakan mutu), yang berbunyi “ Dengan kinerja Terpadu
dan Terkendali, kita utamakan mutu”
 Quality Objective (sasaran mutu)
 Penjelasan tentang keterkaitan pemakaian elemen-elemen dalam standard
ISO.
 Level 2 : adalah Quality Procedure (Prosedur Mutu) yang berisi rincian operasi
pelaksanaan pekerjaan yang didokumentasikan dalam prosedur mutu secara
tertulis.
 Level 3 : Work Instruction (Instruksi Kerja) merupakan uraian yang lebih rinci
dari Prosedur Prosedur mutu.
Hal 98 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

 Level 4 : Quality Record (Rekaman Mutu) merupakan bukti-bukti hard copy /


tertulis, bahwa system mutu dijalankan.
- Pengendalian distribusi dokumentasi dan perubahan-perubahan prosedur yang terjadi.
- Tinjauan management terhadap keefektifan proses management yang berlangsung,
dimana tinjauan didasarkan hasil audit internal yang ditetapkan secara berkala.

Quality Policy
Di dalam Quality Policy dijelaskan tentang tujuan dari Quality Policy / kebijaksaan mutu
yang berbunyi “ Dengan kinerja terpadu dan terkendali kita utamakan mutu dan
bertekad memenuhi persyaratan K3 sesuai hukum/perundangan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu Dan Kesehatan
Keselamatan Kerja (SMMK3) “ serta dijelaskan pula tentang Quality Objective / Sasaran
Mutu maupun K3.
Disamping itu dijelaskan pula tentang struktur organisasi Perusahaan. Struktur organisasi
Lapangan, job description dari jabatan dalam struktur organisasi.

Quality Procedure
Quality Procedure / Prosedur Mutu berisi rincian operasi pelaksanaan pekerjaan yang di
dokumentasikan dalam prosedur mutu secara tertulis.
Prosedur mutu terdiri dari 3 hal, yaitu :
a. Prosedur Inti, merupakan uraian prosedur – prosedur yang harus dijalankan dalam
melakukan proses management mutu mulai dari Prosedur Pratender. Prosedur Tender,
dan Prosedur Pelaksanaan lengkap termasuk system pengendalian mutunya.
b. Proses Pendukung, merupakan rangkaian prosedur-prosedur yang harus dijalani dalam
mendukung tercapainya proses inti dari management mutu misalnya: Pelatihan
karyawan, dsb.
c. Proses Penyempurnaan Manajemen
Merupakan proses manajemen mutu yang bertujuan penyempurnaan dari system
management mutu yang sedang dijalani saat ini untuk perkembangan masa mendatang.

o Quality Control / QC

Hal 99 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Quality Control merupakan rangkaian proses & prosedur pengendalian kualitas sesuai
standard ISO 9001:2000 dan OHSAS 18001:1999 yang ada di dalam Prosedur maupun
Manual Mutu Dan K3.
Dari Prosedur pengendalian mutu terserbut dapat diuraikan tentang management / tata
cara prosedur pengendalian mutu (Quality Control / QC), sebagaimana berikut :
 Setelah tender dimenangkan dan Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan oleh Owner
kepada PT. BCK, maka seluruh Dokumen tender yang ditangani oleh “Bagian Tender”
diserah terimakan kepada bagian operasi / konstruksi , Bentuk Serah Terima dokumen
tender tersebut didokumentasikan dalam Form Serah terima dokumen.
 Setelah terbit SPK & serah terima dokumen tersebut, PT. BCK, segera menetapkan
Manajer Proyek yang menangani Proyek dan menjelaskan pula segala sesuatunya
tentang proyek ini dalam rapat resmi yang didokumentasikan secara tertulis.
Adapun penjelasan-penjelasan kepada Manajer Proyek tersebut bersifat ringkas, padat
dan singkat yang berisi, antara lain :
- Proses & strategi tender Proyek.
- Proposal perencanaan & pelaksanaan dalam dokumen tender
- Sumber daya manusia
- Jadwal waktu pelaksanaan
- Jadwal peralatan & tenaga kerja
- Anggaran Biaya dan target rencana
- Vendor, nominated subkontraktor, dsb.
 Manajer Proyek yang telah ditunjuk, segera melakukan langkah Pertama dari
pengendalian mutu / Quality Control, yaitu “ Perencanaan Pelaksanaan Mutu Proyek “
sesuai prosedur PM/PRO - 01 di dalam Standard ISO yang digunakan oleh PT. Bangun
Cipta Kontraktor .
 Sesuai dengan Prosedur PM/PRO – 01 “ Perencaanaan Pelaksanaan Mutu Proyek “
yang dibuat diwujudkan dalam bentuk Project Quality Plant / Rencana Mutu Proyek,
yang berisi :
 Uraian Data Proyek.
 Tinjauan Kontrak.
 Organisasi Proyek yang diajukan untuk mendapatkan pengesahan dan diterima
oleh Pimpro
 Jadwal Induk Pelaksanaan.
Hal 100 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

 Metode Pelaksanaan
 Identifikasi Prosedur & Instruksi Kerja yang diperlukan
 Identifikasi Proses Khusus (kalau ada)
 Daftar Subkon/ Supplier/ Mandor (jika ada).
 Daftar Material Utama dan Alat Utama.
 Daftar Customer Properties (jika ada)
 Daftar Rencana Inspeksi & Pengetesan
 Daftar Rencana Pelatihan
 Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek .

 Project Quality Plant tersebut, kemudian disahkan oleh Board of Management PT.
BANGUN CIPTA KONTRAKTOR dan selanjutnya Manajer Proyek menjalankan /
mewujudkan Project Quality Plant dalam suatu pelaksanaan sesuai prosedur &
instruksi kerja dalam standard ISO, sebagai berikut :
 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan (PM/PRO-02)
 Prosedur Pengelolaan Gambar (PM/PRO-03).
 Prosedur Pengadaan Material dan Peralatan (PM/PRO-04)
 Prosedur Penanganan Material dan Peralatan (PM/PRO-05)
 Prosedur Pemantauan Hasil Pekerjaan (PM/PRO-06)
 Prosedur Penentuan dan Pemantauan Subkontraktor (PM/PRO-07)
 Prosedur Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai (PM/PRO-08)
 Prosedur Pengendalian Dokumen (PM/QMS-01)
 Prosedur Pengendalian Rekaman (PM/QMS-02)
 Prosedur Continual Improvement (PM/QMS-04)
 Prosedur Tindakan Koreksi (PM/QMS-05)
 Prosedur Tindakan Pencegahan (PM/QMS-06)
 Prosedur Policy Deployment (PM/QMS-08)
 Prosedur Rekruitment Karyawan (PM/PSU-01)
 Prosedur Pelatihan Karyawan (PM/PSU-02)
Dari uraian tersebut jelas bahwa proses Quality Control dalam rangka pelaksanaan proyek
”Pembangunan Masjid Pemprov kaltim” dilaksanakan mengacu management mutu sesuai
standar ISO.

III.3. Sertifikasi sarana dan fasilitas yang dibangun , perizinan dan legal
Hal 101 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Proses perizinan dapat segera diproses setelah ditandatanganinya kontrak kerja


dengan Owner. Izin-izin yang diperlukan dari instansi-instansi terkait cukup banyak
terutama IMB, penyambungan listrik PLN dan air PDAM sementara.
Izin-izin yang diperlukan ini harus dapat diproses tepat waktu agar tidak menjadi
kendala dalam pelaksanaan konstruksi proyek. Beberapa izin dapat diurus simultan
dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya,namun ada izin yang harus sudah ada sebelum
pekerjaan dimulai. Terlambatnya keluar izin dan apabila cukup lama akan
merupakan kendala yang dapat menghambat kemajuan pekerjaan konstruksi.

III.4. Enviroment, Health and Safety Management System

Kecelakaan Kerja selain menimbulkan kerugian secara ekonomis juga menimbulkan


kerugian non ekonomis yang sangat sulit dinilai. Hal tersebut juga dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi. PT. BANGUN CIPTA
KONTRAKTOR dalam setiap pelaksanaan proyeknya menerapkan Standar SMK3 di
mana diharapkan dari penerapan SMK3 ini dapat mengendalikan resiko yang terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga potensi terjadinya kecelakaan
dan gangguan kesehatan kerja dapat ditekan seminimal mungkin.
Dasar dari seluruh penerapan SMK3 adalah menitik beratkan pada tindakan
pencegahan yang diawali dengan perencanaan.

Komitmen Manajemen

1. KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3):

PT Bangun Cipta Kontraktor dengan kinerja terpadu dan terkendali


bertekad memenuhi persyaratan K3 sesuai hukum/perundangan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan Sistem Manajemen
Hal 102 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara berkesinambungan.

2. SASARAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3):

 Melaksanakan SMK3 hingga tingkat resiko yang mengakibatkan


kematian akibat kecelakaan kerja mendekati 0 (nol) per 20 milyar
Rupiah kontrak.

 Melaksanakan SMK3 hinga tingkat resiko kerugian akibat kecelakaan


kerja diatas 50 juta Rupiah per kasus mencapai 0 (nol).

 Melaksanakan SMK3 hingga resiko yang mengakibatkan kehilangan


waktu kerja tidak melebihi 30 hari kerja / orang.

Dalam menangani suatu Proyek yang besar dan komplek, serta mempunyai resiko
kecelakaan kerja & resiko dampak lingkungan, maka Management penanganan
Proyek harus menyeluruh yang terdiri dari 2 hal utama, yaitu management yang
menyangkut proses langsung untuk mencapai hasil kerja sesuai persyaratan dengan
prosedur QA & QC dan pengorganisasiannya sebagaimana telah diuraikan pada
butir II.3 & II.2 dan management yang tidak menyangkut proses langsung untuk
mencapai hasil kerja, tetapi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses
management QA & QC, yaitu system management lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja.

HIRARC
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Management menetapkan Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Resiko (HIRARC) khususnya untuk Bangunan Gedung
Bertingkat.

Hal 103 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

RAMBU-RAMBU / INFORMASI K3S


Untuk tindakan preventif kesehatan dan keselamatan kerja ditetapkan kebijakan
memasang rambu-rambu K3S antara lain sebagai berikut :

Hal 104 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Hal 105 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Alur proses penanganan kebakaran di tempat kerja

KEBAKARAN

DILAKUKAN
PENGUKURAN
 PEMADAM KEBAKARAN
 AIR
 PASIR
 KARUNG BERSIH

PADAM UNIT
YA / TIDAK PEMADAM
KEBAKARAN

PENYELIDIK
DAN LAPORAN

MANAJER
PROYEK

PEMILIK ASURANSI POLISI


PROYEK
JAMSOSTEK

Hal 106 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

MANAJER MANAJER PROYEK


PERSONALIA
KOORDINATOR
PENGENDALIAN
KESELAMATAN

MANAJER LAPANGAN

MANAJER PENGENDALI KEAMANAN

ENGINEERING LAPANGAN
KOORDINATOR
STAF PENGENDALI
KEAMANAN STAF PENGE

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. Manajemen perusahaan memberikan kewenangan kepada Manajer Personalia dan Umum


sebagai Kepala Pengendalian Keselamatan di tingkat pusat dan kepada Manajer Lapangan
untuk tingkat proyek, Pemegang tanggung jawab bertugas untuk memantau, mengevaluasi
dan melaksanakan program keselamatan yang berhubung dengan pelaksanaan pekerjaan di
proyek.
2. Manajer pengendali keselamatan bertanggungjawab penuh terhadap seluruh tugas - tugas
yang terkait dengan keselamatan seperti yang di tetapkan dalam Standar Keselamatan yang
disiapkan oleh setiap proyek dan mengacu pada alur proses.

INDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO


AKTIVITAS LOKASI BAHAYA KONTROL
BCK AWAL
DESKRIPSI
Hal 107 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

KONSEKUENSI
Menggunakan Workshop keseterum Luka berat  Panel tertutup / terkunci
Alat Listrik besi, kayu  Jalur kabel berada di
atas
dll  Stop kontak tersimpan
di bawah
 Sambungan kabel
diisolasi dengan benar
 Kabel tidak banyak
sambungan
 Disediakan pemutus
aliran otomatis bila
terjadi short circuit.
Menggergaji Workshop - Tangan - Luka ringan  Memakai masker kain /
terjepit - cacat plastik
kayu, pek.
- Tangan - Luka ringan  Memakai sepatu safety
Kayu terpotong - Luka ringan  Dilarang merokok saat
- Kaki - sakit bekerja
kesandung pernapasan  Tidak membakar
- Tangan lecet - dll potongan / sampah
- Menghirup kayu di tempat pabrikasi
debu serbuk 
kayu
- dll
Angkut Ke lokasi Kejatuhan / - Luka ringan  Gunakan penerangan yang
- cacat cukup memadai
material yang lebih tertimpa
- Luka berat  Memposisikan crane
menggunakan tinggi material - kematian dengan tepat
Mobile Crane  menyediakan operator yang
bersertifikasi
 Menyediakan helper yang
ahli
 Crane harus dalam kondisi
layak pakai (maintenance
record)
 Perhatikan pemberi aba-aba
crane operator (posisi
mudah terlihat operator
crane)
 Tidak berada dibawah
posisi barang yang sedang
diangkat.
 Gunakan APD.
 Cek kondisi tali baja/sling
untuk mengangkat barang
dan pada crane
 Gunakan sepatu safety,

Hal 108 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

sarung tangan & helmet.

dll dll dll dll dll

PENGGUNAAN PERLENGKAPAN K3.


PERLENGKAPAN PENCEGAHAN LOKASI Ilustrasi
Helmet Kejatuhan benda Area proyek yg
ada aktivitas di
atasnya

Jaring Pengaman Untuk menghindari area yg tinggi,


pekerja/ benda jatuh bebas jauh di atas
ketinggian dasar

Safety belt Terjatuh dari ketinggian Pekerja yang


beraktivitas di
ketinggian

Sepatu Boot Berfungsi sebagai alat Yg berhubungan


pengaman saat bekerja di dengan tanah,
tempat yang becek / lumpur
berlumpur

Sepatu pelindung / mencegah kecelakaan fatal Di area yg


safety shoes yang menimpa kaki karena terdapat benda
(bahan kulit dilapisi tertimpa benda tajam atau tajam dan
metal dengan sol dari berat, benda panas, cairan beresiko
karet tebal dan kuat) kimia, dsb kejatuhan benda
keras

Hal 109 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Kaca Mata Pengaman Berfungsi sebagai Biasanya


(Safety Glasses) pelindung mata ketika dipergunakan
bekerja saat pekerjaan
pengelasan

Sarung Tangan Safety alat pelindung tangan pada Dipakai saat


Anti Slip saat bekerja di tempat atau untuk angkat /
situasi yang dapat bawa barang2
mengakibatkan cedera kasar, berat , licin
tangan dan tajam.
Masker (Respirator) Berfungsi sebagai saat bekerja di

penyaring udara tempat dengan


kualitas udara
buruk (misal
berdebu, beracun,
dsb).

Jas Hujan (Rain Coat) Berfungsi melindungi dari Saat kondisi


percikan air saat bekerja Hujan, atau yang
(misal bekerja pada waktu banyak percikan
hujan atau sedang mencuci air.
alat).

Pemadam kebakaran Untuk menanggulangi jika Area2 yang


terjadinya kebakaran mudah terjadi
kebakaran.

Penutup Telinga (Ear Berfungsi sebagai Di tempat yang


Plug / Ear Muff) pelindung telinga pada saat bersuara sangat
bekerja di tempat yang keras yg melebihi
bising kadar kebisingan
Police line Sebagai batas area Di area yang yang
dilarang mudah terjadi
memasuki/melewati kejatuhan
barang/ manusia.

Hal 110 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

IV. PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN (PROCUREMENT)

IV.1 Umum
Pekerjaan Pengadaan Material dan Peralatan pada Proyek ini akan berpedoman pada
panduan Sistem Managemen Mutu tentang “Prosedur Pengadaan Material Dan
Peralatan (PM/PRO-04)” dan “Prosedur Penanganan Material Dan Peralatan (PM/PRO-
04)” dari PT. Bangun Cipta Kontraktor yang telah mendapat pengakuan dan
persetujuan melalui Sertifikat ISO-9001:2000.

Adapun tujuan dilakukannya pembuatan prosedur Pengadaan Material dan Peralatan,


yaitu:
 Memastikan agar Pengadaan Material dan Peralatan sesuai dengan syarat dan
kondisi kualitas, spesifikasi, harga dan waktu pemakaian.
 Menjamin bahwa material-material tertentu telah melalui proses
evaluasi/pengujian yang diperlukan.
 Menjamin agar penggunaan alat lebih efisien dan efektif.

Pada prinsipnya prosedur Pengadaan Material dan Peralatan untuk proyek ini akan
dikategorikan menjadi 2 jenis, sesuai dengan asal-usul material itu didatangkan, yaitu:
 Prosedur Pengadaan Material dan Peralatan Lokal maupun Impor, akan
mengikuti prosedur standar seperti yang tertera
pada panduan Sistem Managemen Mutu ISO-9001:2000 dari PT.Bangun Cipta
Kontraktor.

PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR akan membuat Rencana dan Jadwal Pengadaan
Material dan Peralatan, yang meliputi: pemesanan, supplai, dan jadwal penyerahan
masing-masing material dan peralatan.

IV.2 Prosedur Pengadaan Material dan Peralatan


Adapun secara ringkas Prosedur Pengadaan Material Lokal adalah sbb.:
a) Bagian Engineering membuat Jadwal Kebutuhan Material Utama, lengkap dengan
lampiran penunjang.

Hal 111 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

b) Kemudian diserahkan kepada Manajer Proyek, untuk selanjutnya dimintakan


Otorisasi Pengadaan Material Utama dari Management PT. Bangun Cipta
Kontraktor
c) Bila Otorisasi telah keluar, Manager Proyek akan mengeluarkan Surat Permintaan
Pelaksanaan Survey Material yang ditujukan kepada Kepala Pengadaan dan
Peralatan.
d) Dibawah koordinasi Kepala Pengadaan dan Peralatan, maka dilakukan:
 Survey material, dengan mendasarkan pada Daftar Rekanan
Supplier/Sub Kontraktor yang disetujui Owner
 Dilakukan Evaluasi, yang meliputi: Data Supplier, Spesifikasi hasil
Produksi, Harga penawaran, Cara penawaran, Brochure, Sertifikat uji;
dan dilaporkan kepada Manager Proyek dengan menggunakan form
Hasil Survey Material.
 Engineering Proyek bersama Manager Proyek melakukan pengechekan
kualitas/spesifikasi dan pengujian, serta memberikan persetujuan
terhadap material contoh.
 Berdasarkan persetujuan yang ditandatangani Manager Proyek, maka
Kepala Pengadaan akan melakukan negosiasi harga.
 Kepala Pengadaan membuat Surat Pesanan Barang, dengan dilampiri
Surat Perjanjian Pembelian Material.
 Bila material langsung dikirim ke proyek, Kepala Pengadaan melakukan
pengechekan kesesuaian antara pesanan dan barang yang datang.
 Untuk selanjutnya pengendalian pemakaian material akan dikontrol
berdasarkan Pengendalian Kualitas, Pengadaan dan Pemakaian Material.
IV.3 Prosedur Ekspedisi dan Inspeksi ke Pabrik
Ekspedisi dimulai setelah penandatanganan kontrak atau pengeluaran Surat Pesanan
Barang/Pembelian, dan berlangsung hingga material/peralatan diterima di lapangan.
Inspeksi ke Pabrik dilakukan selama fabrikasi peralatan dilakukan. Ekspeditur akan
membantu Manager Pengadaan dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
penawaran. Ekspeditur menyiapkan laporan status fabrikasi dan mengkoordinasikan
dengan Pengawas (Inspektur).

Hal 112 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Untuk bahan dan peralatan yang di-impor dari luar negeri, PT. BANGUN CIPTA
KONTRAKTOR akan menyiapkan dokumen yang berkaitan dengan “Master List”.
Inspeksi peralatan dan material dilakukan oleh Inspektur, sesuai dengan Peraturan
yang berlaku dan tata cara yang biasa dilakukan PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
dan telah disetujui oleh Owner.
Pemeriksaan yang telah dilakukan, kemudian diseleksi dan sejumlah salinan laporan
kebutuhan diajukan kepada Owner, bersama dengan hasil inspeksi Vendor.
IV.4 Pengepakan (Packing) dan Penandaan (Marking)
Prosedur terinci tentang pengepakan (packing) dan penandaan (marking), akan
didasarkan pada spesifikasi Owner, dan akan dilakukan serta diajukan kepada Owner
untuk memperoleh persetujuan.
IV.5 Transportasi
Transportasi Peralatan & Material
Secara prinsip, tujuan pekerjaan transportasi peralatan dan material pada proyek adalah
memudahkan pengiriman barang-barang secara aman, cepat, tepat, dan cukup
ekonomis. Adapun beberapa isu-isu penting didalam menangani masalah transportasi
ini adalah :
 Waktu pengiriman/transportasi menjadi faktor kritis pengadaan.
 Bervariasinya muatan dalam type dan cara pengepakan, khususnya muatan
yang cukup berat dengan dimensi ukuran yang besar, hal ini akan
menghabiskan ruang alat transportasi.
 Perlu disiapkan tempat pengumpulan barang yang akan dikapalkan, karena
masing-masing barang akan berbeda tempat pemesanan serta waktu kesiapan
dimuat.
 Fasilitas pelabuhan dan fasilitas transportasi darat. Studi dan pertimbangan
seksama harus dilakukan untuk memperoleh moda transportasi yang paling
efektif didalam menyelesaikan jalur tranportasi. Perencanaan
 prosedur pemuatan dan pembongkaran serta menerapkan
 supervisi untuk pekerjaan yang diperlukan.Kerjasama dan supervisi yang
baik dari perusahaan transportasi lokal, yang memiliki pengalaman
transportasi sesuai yang diperlukan.

V. PERSIAPAN PELAKSANAAN LAPANGAN.

Hal 113 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

Dalam suatu penanganan sebuah proyek yang besar dan kompleks sebagaimana halnya
Proyek ”Pembangunan Mesjid Pemprov kaltim”, perlu persiapan pelaksanaan
lapangan di awal konstruksi yang dilakukan secara matang. Sehingga pada pelaksanaan
/ konstruksi / eksekusi lapangan tidak akan mengalami hambatan yang dapat
mengganggu schedule pelaksanaan maupun kualitas dari pekerjaan di lapangan.

Persiapan pelaksanaan lapangan dapat diuraikan dalam 3 item, yaitu:


V.1. Penyediaan fasilitas lapangan ( site installation )
V.2. Penanganan dampak lingkungan dan dampak sosial
V.3. Peralatan kerja

V.1. Penyediaan fasilitas lapangan :


Penyediaan fasilitas lapangan sebagai penunjang utama pelaksanaan lapangan, terdiri
dari :
a. Kick off Meeting
b. Serah Terima Lahan dari Owner, Perijinan pelaksanaan lapangan
c. Mobilisasi peralatan & tenaga kerja.
d. Base camp dan fasilitas Kantor Sementara / Temporary office.
o Perijinan eksekusi lapangan.
o Serah Terima Lahan dari Owner, Perijinan pelaksanaan
Lapangan.

a. Kick of Meeting
Setelah SPK diterbitkan koordinasi awal antara Owner dengan PT. BANGUN
CIPTA KONTRAKTOR adalah Kick off Meeting / Rapat Pra Pelaksanaan.
Dalam Kick of meeting / rapat Pra Pelaksanaan terjadi interaksi antara ke dua belah,
dimana materi interaksi tersebut adalah sebagai berikut:
 Kedua belah pihak memperkenalkan organisainya masing-masing dalam
penanganan proyek. Dan khususnya PT. BCK, akan menyesuaikan
organisasinya dengan yang berlaku di Owner dalam menangani Proyek
terutama menyangkut koordinasi antar jabatan, bagian dan departemen.

Hal 114 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

 Owner akan menjelaskan Prosedur yang harus disesuaikan, diikuti dan


dikoordinasi oleh PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR , dalam
penanganan Proyek ini, khususnya prosedur perencanaan pelaksanaan /
shop drawing, persetujuan metode pelaksanaan, persetujuan material,
pemeriksaan pelaksanaan dsb.
 Owner juga akan menjelaskan tentang segala sesuatunya untuk proyek
ini, yaitu lingkup pekerjaan, dampak lingkungan, dsb.
Dari hasil Kick off meeting inilah PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR akan
melakukan tindak lanjut untuk Persiapan lapangan yang baik. Dimana Persiapan
yang baik akan memberikan kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan
utama dari Proyek ini.

b. Serah Terima Lahan dari Owner, Perijinan pelaksanaan lapangan


Apabila dari hasil Survey oleh PT. BANGUN CIPTA KONTRAKTOR yaitu pada
waktu awal eksekusi lapangan terindikasi ada
perbedaan ukuran dari gambar dokumen tender dengan hasil survey , maka hal ini
perlu di klarifikasikan & dikoordinasikan dengan Owner . Perijinan untuk
kelancaran eksekusi lapangan adalah hal yang penting & utama, karena
menyangkut koordinasi dengan instansi lain / pihak III yang dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan di lapangan.
Perijinan-perijinan tersebut, meliputi antara lain:
- Ijin Penyambungan PLN, dsb.
- Ijin Depnaker.
- Ijin lingkungan, dsb.

c. Mobilisasi Peralatan dan Tenaga kerja.


Pekerjaan mobilisasi adalah meliputi :
- Mobilisasi semua staff supervisi konstruksi dan semua pekerja yang
diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
- Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari lokasi asalnya ke
tempat pekerjaan.

Hal 115 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

- Pembelian atau sewa lahan untuk keperluan base camp dan kegiatan
pelaksanaan
- Demobilisasi dari area daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan
sebelum pekerjaan dimulai.
Pembuatan dan penyerahan Program Mobilisasi untuk persetujuan Program ini
dibuat sesuai dengan waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Kantor Sementara, Base Camp dan fasilitas kantor sementara /


Temporary Office.
Dalam menunjang kelancaran mobilisasi personil, peralatan dan bahan / material,
maka dibuat perencanaan bahwa Base Camp & Fasilitas Temporary office, adalah di
site Project.
 Komposisi Base camp & temporary office, terdiri dari :
 Temporary office, seluas 200 M2 yang digunakan untuk kantor Manajer
Proyek, Site Manajer, Staf Supervisor dan Staf administrasi lapangan
Proyek dan 2X24 m2 untuk direksi keet.
 Gudang Proyek seluas + 80 m2
 Fasilitas listrik untuk Penerangan dimana dayanya menggunakan jaringan
PLN dan dilengkapi Genset Emergency 60 KVA
 Fasilitas air menggunakan Sumur Jet Pump atau PDAM menyambung
dengan jaringan existing.
 Fasilitas komunikasi lapangan.

V.2. Penanganan Dampak lingkungan dan dampak sosial.


Dampak lingkungan & sosial Proyek ”Pembangunan Mesjid Pemprov kaltim”,
terutama ditinjau dari pengaruh aktifitas proyek terhadap lingkungan sekitar.
Mengingat lokasi proyek berdekatan dengan rumah penduduk maka antisipasi
dampak lingkungan dan sosial ditekankan pada manajemen material traffic dan polusi
bunyi, getaran dan debu.
Untuk mengurangi dampak sosial yang timbul, akan dipertimbangkan pemakaian
tenaga kerja lokal semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang tersedia.
Hal 116 dari 117
PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembangunan Mesjid Pemprov Kaltim

V.3. Peralatan kerja


Peralatan kerja merupakan sarana pendukung utama untuk pelaksanaan lapangan
karena tanpa peralatan yang memadai, maka pelaksanaan lapangan akan sulit
dilakukan. Dan Penyediaan peralatan kerja yang kami datangkan sesuai daftar alat
yang telah kami lampirkan di daftar peralatan

Demikianlah sebagian besar metoda Pelaksanaan pada Pekerjaan Proyek


”Pembangunan Mesjid Pemprov kaltim” Untuk pelaksanaan yang lebih terperinci
akan di sampaikan pada saat penanganan masing-masing pekerjaan akan dilaksanakan
di lapangan.

Jakarta, 14 Februari 2018


PT Bangun Cipta Kontraktor

Ir. Djoko Sarwono, MM


Direktur

Hal 117 dari 117


PT.BANGUN CIPTA KONTRAKTOR

Anda mungkin juga menyukai