Anda di halaman 1dari 79

METODE

PEKERJAAN STRUKTUR
PELAKSANAAN REHAB TOTAL
GEDUNG SEKOLAH PAKET 2
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

A. PENDAHULUAN
•Pekerjaan Struktur Bangunan umumnya terdiri dari :
– Sub Structure / Lower Structure (Struktur Bawah)
• Struktur di bawah permukaan tanah seperti, Pekerjaan Pondasi, Pile Cap, sloof /Tie Beam
dan Plat lantai Dasar.
– Upper Structure (Struktur Atas)
• Struktur di atas permukaan tanah seperti, Pekerjaan Kolom, Balok, Plat Lantai, Tangga dan
pekerjaan atap.
•Pekerjaan Struktur dapat dikelompokan berdasarkan :
– Materialnya seperti :
• Bekisting
• Pembesian
• Pengecoran
– Elemennya seperti :
• Pekerjaan Pondasi
• Pekerjaan Pile Cap, Tie beam dan pelat lantai
• Pekerjaan Kolom
• Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
• Pekerjaan Tangga
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

 Metode pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas banyak macam. Beberapa diantaranya adalah :
 Metode konvensional
 Metode precast
 Metode Topdown
 Metode Semi Top Down, dll.

Pemilihan metode sangat tergantung atas kondisi proyek yang akan dikerjakan. Dapat dimungkinkan untuk melakukan
kombinasi atas beberapa metode pelaksanaan pekerjaan struktur di atas.
Banyaknya keterkaitan antara suatu pekerjaan struktur dengan pekerjaan struktur yang lain dan antara pekerjaan struktur
dengan pekerjaan arsitektur maupun Mekanikal dan Elektrikal, menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang baik.
Suatu pekerjaan struktur tersebut harus dikerjakan berdasarkan urutan yang benar dan dihubungkan dengan pekerjaan
struktur lain juga dengan benar. Rincian suatu pekerjaan dan disusun dengan urutan tertentu dinamakan work
breakdown structure (WBS). Setiap pekerjaan struktur dapat dibuat WBS berdasarkan elemen dan urutan
pekerjaannya.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

METODE PEKERJAAN STRUKTUR PADA KONDISI UMUM


DENGAN KONDISI AKSES JALAN MASUK DENGAN KRITERIA MUDAH, SEDANG DAN SULIT

LINGKUP PEKERJAAN STRUKTUR

SUB STRUCTURE
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pile Cap
Sloof / Tie Beam
Plat lantai dasar

UPPER STRUCTURE
Pekerjaan Kolom
Pekerjan Balok
Pekerjaan Plat Lantai
Pekerjaan Ring Balk
Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Atap

Gambar diatas hanya sebagai Ilustrasi pekerjaan “ STRUKTUR”. Adapun bentuk dan dimensi ,item
pekerjaan disesuaikan pada masing masing lokasi pekerjaan sesuai tender dokumen.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Struktur

Pada Lokasi Yang Dapat Dijangkau dengan Peralatan Mobil Crane dan Alat Berat Lainya sesuai Kebutuhan di lapangan .
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas
dua berdasarkan letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah
pekerjaan struktur yang berada di bawah level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air
yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian
yang cukup tinggi.
Metode pelaksanaan pada lokasi khusus yang aksesnya tidak terjangkau atau tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan alat berat,
allternatif metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode konvensional, namun jika ditinjau dari segi efisiensi, metode
konvensional ini tergolong boros dan membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan biaya konstruksi menjadi lebih mahal dan
menurunkan tingkat efisiensinya.
Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana semua bahan konstruksi yang diperlukan dicetak di tempat
proyek konstruksi, contohnya seperti beton untuk kolom dan balok yang dicor langsung di tempat proyek.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

FLOW CHART PEKERJAAN PONDASI DAN STRUKTUR


METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN PONDASI PANCANG


Pekerjaan Pemancangan Sistem Jack In Pile
Uraian Metode Kerja Pekerjaan Pancang Sistem Jack in Pile

Pengadaan material Pancang


Mobilisasi Peralatan Pancang Jack in Pile
Material dari Supplier di produksi dengan dimensi, kekuatan dan bentuk
sesuai pemesanaan dari kontraktor (mengacu pada spesifikasi teknis)
Material dibawa ke lokasi pekerjaan, selanjutnya di letakkan pada stock pile
kontraktor

Proses menaikan alat ke trailer Penyiapan lokasi kerja yang rata dan
pengangkut padat untuk mobilisasi alat

Mobilisasi peralatan ke lokasi Setting alat pancang di lokasi


pekerjaan pekerjaan
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP K3 UNTUK PEKERJAAN TIANG PANCANG :

Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3

•Pancang jatuh dan mengenai pekerja (luka berat)


•Tertabrak alat pancang (luka berat)
•Tersengat aliran listrik (luka berat)
•Gangguan pendengaran akibat kebisingan alat pancang.

Pengendalian Resiko K3 :

•Pengecekan kondisi tiang pancang sebelum dipancang


•Pengecekan alat pancang sebelum digunakan
•Perawatan alat pancang secara berkala
•Memakai alat pelindung diri lengkap
•Penempatan safety supervisor.
•Memberi batas area kerja pemancangan
•Memasang rambu – rambu K3
•Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat
•Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
•Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
•Membuat Safety Line Area
•Penempatan tenaga K3
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Flow Chart Pemancangan Sistem Jack In Pile


STA RT

ORDER & PA BRIKASI TIANG PENGUKURAN SITE PENGAJUAN URUTA N


PA NCANG OLEH SUPPLIER / PEMANCANGAN & ALAT YA NG
SUBKON DIGUNAKAN KELENGKAPAN ALAT PENDUKUNG
PEKERJAAN TANAH
(GALIAN/TIMBUNAN)

CEK Tidak CEK Tidak Tidak Tidak


CEK
PABRIKASI ELEVASI APPROVAL
LENGKAP

Ya
Ya Ya Ya
PEMASANGAN TIANG PA NCANG
MOBILISASI MATERIA L TIANG PERATA AN & PEMADATA N PA DA ALAT PA NCANG
MOBILISASI ALAT PA NCANG
PA NCANG TA NAH

Tidak
CEK
VERTIKAL
CEK Tidak
CEK FISIK Tidak KEPADATAN Ya
MATERIAL
SETTING ALAT PANCANG MEMONITORING
Ya MAKSIMUM TEKANAN PEKERJAAN
Ya MELALUI BACAAN PEMANCANGAN
MANOMETER

PENYAMBUNGAN
PENEMPATA N MATERIAL
PENENTUAN TITIK PANCANG PENEMPATA N POSISI ALAT TIANG PA NCANG
TIANG PANCANG DI STOCK
(SETTING OUT) PA NCANG KE TITIK PA NCANG
PILE
Tidak
FINAL SET

Ya
CEK Tidak
KERATAAN PEMOTONGAN TIANG PA NCANG
ALAT

Ya
PINDAH KE POSISI TITIK PANCANG
BERIKUTNYA

SELESAI
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Pemancangan Jack in Pile


METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Dokumentasi Pekerjaan Pemancangan

Material on site tiang pancang

Pekerjaan pematangan dan perataan lahan dengan alat


excavator sebelum pemancangan

Penempatan material tiang pancang disesuaikan dengan


titik-titik yang akan dipancang

Pekerjaan penentuan titik pancang (setting Out


METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN PDA TEST Peralatan PDA Test :


Pekerjaan PDA Test (jika dipersyaratkan) • Pile Driving Analyzer ( PDA ),
• Sepasang Accelerometer,
PDA Test dari singkatan Pile Dynamic Analyzer Test yang merupakan sebuah • Sepasang Strain Transducer,
test untuk mengukur kapasitas tiang tekan secara dinamik pada fondasi • Kabel utama, kabel penghubung, adaptor.
dalam baik itu tiang pancang atau tiang bor, integritas tiang, dan energy dari • Alat bor beton, angkur + baut dan kunci
hammer. Alat PDA Test sendiri berupa komputer khusus yang telah dibuat
untuk mampu mengukur variable yang dibutuhkan dalam perhitungan dinamik
tersebut dengan menggunakan prinsip wave mechanics. Sebetulnya menurut
saya pengetesan PDA ini lebih tepat disebut dengan High Strain Dynamic
Test (sesuai dengan judul standard ASTM nya yaitu ASTM D 4945-1996)

Loading test (test PDA) dilakukan pada titik-titik yang mewakili dan hasil kuat
dukung ijin yang diperoleh telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Prosedur Pengujian PDA Test
Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi
Tujuan Pengujian yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu.Regangan dan percepatan selama
pemancangan diukur menggunakan strain transclucer dan accelerometer,dua
Tujuan pengujian tiang dengan Pile Driving Analyzer (PDA) adalah untuk buah strain transclucer dan dua buah accelerometer dipasang pada bagian
mendapatkan data tentang : atas dari tiang yang diuji (kira-kira 1,5 x diameter dari kepala tiang).
• Daya dukung aksial tiang
Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk
• Keutuhan / integritas tiang
menjamin hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu
• Efisiensi enerji yang di transfer
instrument tidak bekerja dengan baik.Pengukuran direkam oleh 'PDA' dan
dianalisis dengan 'Case Method' yang sudah umum
dikenal ,berdasarkanteorigelombang satu dimensi.Pengujian dilakukan sesuai
dengan prosedur pengujian pada ASTM (American Standard Testing and
Materials) D4945-1996.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Dokumentasi Pekerjaan Pemancangan

Proses pemancangan tiang bottom pile dilakukan


Proses pengangkatan tiang pancang

Proses penyambungan tiang upper pile dengan pengelasan


Proses pengangkatan tiang pancang

Proses memasukan tiang pancang ke alat pancang Proses pemancangan tiang upper pile dilanjutkan kembali
METODE PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Pemasangan Instrument
Pengujian dinamis dilaksanakan untuk memperkirakan daya dukung aksial tiang, karena
itu pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur selama
pengujian dapat dihilangkan sebanyak mungkin, untuk itu harus dilakukan adalah :
•Strain Transclucer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer pada lokasi
berlawanan secara diametral
•Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain transclucer.

Persiapan Pengujian PDA Test


Persiapan pengujian terdiri dari :
•Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang sama rata
permukaan tanah.
•Pengeboran lubang kecil pada tiang uintuk pemasangan strain transclucer dan
accelerometer.

Informasi yang diperlukan dalam PDA Test


•Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang
•Tanggal pemancanagan
•Panjang tiang dan lias penampang tiang
•Panjang tiang tertanam

Waktu Pengujian PDA Test


Pengujian 'PDA' dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitor perkembangan
daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk dalam kinerja dari sistem pemancangan
atau memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim.
Tetapi umumnya 'PDA' digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang
pondasi. Untuk tujuan ini ,pengujian 'PDA' sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah
pemancangan,setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN PONDASI BORE PILE


Metode Pelaksanaan Bore Pile Mini Crane
Pelaksanaan Pondasi Bor Pile diawali dari pembuatan
lubang di tanah dengan cara tanah di bor terlebih dahulu
kemudian penginstalan besi tulangan ke dalam lubang yang
dilanjutkan dengan pengecoran bor pile dengan tremi.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

Langkah-langkah pekerjaan pondasi bor pile kurang lebih sebagai berikut :

Berikut adalah langkah kerja cara proses pemasangan pondasi dalam jenis bore pile memakai alat bor minicrane atau mesin gawang.
Penentuan titik pondasi bore pile,cara yang sederhana adalah memasang bowplank terlebih dahulu supaya lebih mudah dalam pengukuran letak titik
bor pile yang akan di pasang.
Pembersihan pondasi lama yang berada pada titik bor pile, karena dalam pengeboran yang di lakukan adalah tanah bukan batuan atau urug tanah
campur puing dan harus digali terlebih dahulu.
Mempersiapkan peralatan bore pile dan tempat perawatannya dekat dengan lokasi pengeboran.
Dalam menentukan titik awal pengeboran di haruskan berada dilokasi yang tidak mengganggu pekerjaan sirkulasi angkutan material.
Merencanakan alur pergerakan alat bore pile agar nantinya perpindahan alat menjadi efisiensi dalam segi waktu.
Seting alat bor pile,karena pada saat mobilisasi alat berupa bongkaran supaya ringkas dan mudah di tata di dalam truk pengangkut dan alat bor mini
crane harus di seting kemudian memindahkan alat atau geser alat dan di letakan pada titik yang akan di kerjakan.
Pekerjaan pengeboran, ada 2 metode yang dapat dilakukan untuk pengeboran yaitu wet drilling dan dry drilling.

Bore pile dengan metode dry drilling :


Tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan tanah yang di bor diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter, hal ini dilakukan berulang-
ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
Pengeboran ini dilakukan apabila karakterstik tanah yang dibor cenderung tanah pasir dan tanah yang lunak.

Bore pile dengan metode wet drilling :


Tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa
sentrifugal 3″, Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulas tetap berlangsung terus sampai cutting atau seirpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya.
Selama pembersihan ini berlangsung, besi tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat alat bor pile. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat
dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan pengecoran akan baik hasilnya.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PROSES PENGEBORAN
1.Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap
interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
2.Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari
kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini
menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan,
sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari
lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

PEMBERSIHAN LUBANG BOR


Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus dengan ukuran
yang sesuai dengan diameter lubang bor.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang
bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih
dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm atau sesuai pada gambar yang di
sediakan.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada
waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang
head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada
besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PENGECORAN BORE PILE

Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.
Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengeboran di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat
dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah
cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus
untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah
menuju keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar
adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan
pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton
yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik
bor selanjutnya.
PEKERJAAN PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA – LABA (KSLL)

Metode Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)


Pekerjaan ini secara khusus dilaksanakan oleh Sub Kontraktor Spesialis yang berpengalaman dan disetujui pihak owner. Pekerjaan Termasuk urugan
Pengisian Pondasi sarang Laba-laba
Urutan Pekerjaan Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL):
1 2 3

4 5 6
Secara Garis Besar, Pekerjaan Pondasi SKLL / Pondasi Laba-laba digambarkan dalam bagan alir berikut ini

8
PEKERJAAN SUBSTRUCTURE
PILE CAP DAN TIE BEAM DAN PLAT LANTAI DASAR
Pekerjaan substructure diawali dengan pekerjaan pile cap, tie beam dan pelat
lantai. Sebelum memulai pekerjaan dilakukan pengecekan antara gambar
struktur, arsitektur dan M/E. Seringkali diperlukan koordinasi gambar antara
ketiga jenis pekerjaan tersebut.
Pekerjaan pile cap, tie beam dan pelat lantai dikerjakan secara bertahap
berdasarkan zoning area kerja karena area luas dan volume kerja yang
besar. Urutan dimulainya pekerjaan memegang peranan yang cukup penting
dalam mendapatkan siklus pekerjaan yang paling efisien dan cepat. Untuk itu
perlu diperhatikan dalam perencanaan area zone awal yang harus dimulai
serta arahnya dengan memperhatikan jalur kritis dari pekerjaan gedung.
Pertimbangan lainnya adalah kemudahan pekerjaan.
Setelah pekerjaan pile cap, tie beam dan pelat lantai selesai, dilanjutkan
dengan pekerjaan kolom. Lalu pekerjaan berikutnya adalah pekerjaan balok
dan pelat lantai di atasnya. Pekerjaan ini juga dilakukan berdasarkan zoning
yang telah ditentukan serta arah pekerjaan yang telah direncanakan.

Untuk tahapan pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam adalah sebagai berikut ini:

1.Galian tanah pile cap dan tie beam. Disertai perataan elevasi dasar galian
pelat lantai. Galian pada pile cap dan tie beam dibuat dengan
memperhitungkan space bekisting batako dan dengan kemiringan yang
cukup sedemikian lereng galian tidak longsor. Galian Pile cap, Sloof dan
galian lainnya pada lokasi dilakukan oleh pekerja dan alat bantu
2. Pemotongan kepala tiang pondasi . Pemotongan ini dengan
-Hamparkan pasir lapis demi lapis dengan tebal maksimum setiap lapis 5
memperhitungkan batas atas kepala tiang yang harus sesuai dengan shop
cm / sesuai yang disyaratkan.
drawing. Pada proyek ini adalah 7,5 cm.
-Tiap lapis diratakan, disiram air dan / dipadatkan dengan alat padat yang
Teknis pelaksanaan :
disetujui Pengawas.
- Tiang pancang dipotong dengan mesin cutter, pada elevasi yang
-Kepadatan harus mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
direncanakan untuk memberi batas pemotongan.
optimum.
- Tiang pancang dipotong dengan pahat/gurinda dan palu 5 kg untuk
-Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar
memperlihatkan tulangannya sepanjang penyaluran yang diperlukan
permukaannya rata.
dengan ketentuan pemotongan 7,5 cm dari dasar pile cap.
- Sisa pemotongan dibersihkan dari area pile cap.
5.Buat lantai kerja untuk plat tebal 5 cm pada pile cap, tie beam dan pelat
lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
pile cap di lapangan.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
-Siapkan tenaga kerja dan peralatan.
3. Pembengkokan tulangan pondasi sesuai dengan gambar shopdrawing
-Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
yang telah disetujui bersama. Apabila jarak penyaluran tulangan
-Siapkan adukan dan setelah selesai hamparkan pada lokasi lantai kerja
mencukupi dengan tinggi dari pile cap dan pelat lantai, maka tulangan
secara rata.
pada dasarnya tidak perlu dibengkokkan tegak lurus, tapi cukup
-Buat lantai kerja untuk plat tebal 5 cm pada pile cap, tie beam dan pelat
dimiringkan maks 45 derajat.
lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
4. Urug pasir padat tebal 10 cm pada pile cap, tie beam dan pelat lantai.
pile cap di lapangan.
Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar
6.Pekerjaan pemasangan bekisting pile cap dan tie beam
permukaannya rata. Gambar dibawah ini hanya sebagai Ilustrasi “ Pekerjaan Pile Cap dan Tie
Teknis pelaksanaan pekerjaan : Beam (Sloof)”. Adapun bentuk, dimensi dan ukuran sesuai dengan
- Siapkan tenaga dan peralatan kerja Gambar Kerja pada masing masing lokasi pekerjaan.
- Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN SUBSTRUCTURE

Ilustrasi Gambaran Pekerjaan Bekisting


PEKERJAAN SUBSTRUCTURE

7. Instal pembesian Pile Cap, tie beam dan besi kolom.


Pemasangan dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
8. Pengecoran Pile Cap, tie beam dapat dilakukan secara langsung dari
truk mixer apabila volume pengecoran kecil. Pada pengecoran dengan
volume besar, digunakan concrete pump. Pengecoran dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.
PEKERJAAN SUBSTRUCTURE

FLOWCHART PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM


9. Perawatan / Curing pada Pekerjaan Beton;
START
a. Fungsi;
Menjaga kadar air pada beton agar tidak terlalu cepat kering  proses
pemadatan / kering beton tidak terlalu cepat atau juga terlalu lambat, Pekerjaan Galian
akibat beton tidak retak dan berumur lama
b. Pelaksanaan;
Dilaksanakan setelah proses pengecoran beton selesai (finishing) Cut Top Pile
c. Metode;
- Dilakukan dengan Curing compound dengan material dan cara pelaksanaan
sesuai petunjuk pabrik. Urugan Pasir 10 Cm
- Dengan menyiram air. Pemberian air dilakukan berlahan agar permukaan
beton tidak rusak
- Dengan selimut terpal / goni basah Pekerjaan Lantai Kerja

d. Pengaruh Cuaca terhadap pekerjaan


Jika terlalu panas (>32°C) beton cepat kering dan pemadatan terlalu Pekerjaan Bekisting
cepat, maka perlu dilakukan antisipasi sebagai berikut;
- Pengecoran pada Pagi, sore atau malam hari
- Kadar material beton dijaga Pekerjaan Penulangan
- Perkiraan jika akan terjadi hujan
- Pengadaan alat pelindung (terpal / plastic)
- Produksi beton dan delivery dilakukan pada saat kondisi tidak hujan Pengecoran Beton
Pelaksanaan pada saat hujan turun;
- Segera melindungi beton yang baru di hampar dengan alat pelindung dan
tidak terjadi kebocoran . FINISH
PEKERJAAN SUBSTRUCTURE
PEKERJAAN PLAT LANTAI DASAR
Metode pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Persiapan
• Menentukan lokasi dan menghitung volume area pengecoran.
• Menentukan elevasi dan batas pengecoran.
• Pengurugan dan pemadatan tanah.
• Pembersihan lahan dari material yang akan mengganggu pekerjaan.
• Penyemprotan tanah menggunakan anti rayap dengan takaran 5 L (campuran) per m2.
Pekerjaan Pembesian (disesuaikan dengan gambar shop drawing)

• Wiremesh/besi beton diletakkan di stockyard tidak jauh dari area pengecoran.


• Fabrikasi wiremesh/besi beton , dilakukan cutting list sesuai shop drawing di lokasi yang ditentukan dan diangkut untuk dipasang
pada pembesian plat lantai.
• Penghamparan dan pemadatan pasir urug setebal 100 mm.
• Penghamparan leanconcrete sebagai lantai kerja setebal 50 mm.
• Pembesian plat dilakukan setelah pembesian balok/tie beam.
• Pemasangan separator yang diletakkan diatas lantai kerja dengan jarak 1,5 m.
• Pemasangan wiremesh/besi beton yang menumpu pada separator, pada sambungan antar wiremesh/besi beton terdapat
overlapping (panjang penyaluran) sepanjang 40D.
• Dipasang relat yang dilas pada wiremesh/besi beton bertujuan agar hasil pengecoran rata, tidak bergelombang.
• Cek elevasi pemasangan wiremesh/besi beton.
PEKERJAAN SUBSTRUCTURE

Pekerjaan Pengecoran

- Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam, pengecoran dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.
- Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan mesin compressor untuk menghilangkan debu.
- Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
- Sebelum dilakukan pengecoran diambil sample benda uji slump dan test kuat desak. Beri identifikasi yang jelas (nomor, tanggal cor, mutu
beton, jenis struktur, slump, nama suplier beton).
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump., kemudian beton readymix diratakan dengan penggaruk dan cangkul serta
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator secara merata.
- Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil merata.
- Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
- Untuk perawatan beton lantai, tebarkan karung goni basah dan disiram air selama 7 hari berturut-turut atau dengan cara spraying
menggunakan curing compound.
PEKERJAAN UPPERSTRUCTURE

Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas permukaan tanah.
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang / typical. Untuk itu pada upperstructure hal yang perlu
diperhatikan adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk materialnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan
stabil sehingga dapat mencapai target waktu pelaksanaan.
Untuk mencapai sequence dan pola irama pekerjaan yang diinginkan perlu diperhitungkan kebutuhan material dan tenaga kerja yang sesuai. Pengaturan
material dan tenaga kerja ini menjadi kunci efisiensi pekerjaan dan ketepatan prediksi waktu pelaksanaan.
Ada beberapa pekerjaan dalam pekerjaan upperstructure, yaitu:
Pekerjaan kolom
Pekerjaan balok dan pelat lantai
Pekerjaan tangga FLOWCHART PEKERJAAN STRUKTUR

A B
START

Curing time 12 jam Revisi


Bekisting Rangkai besi
kolom kolom
Cek No
Bongkar bekisting
Posisi &
Elevasi
Pasang besi
terangkai
Pasang support Yes
dudukan balok
Pasang tulangan
Pasang bekisting
Balok & Plat
No
Cek No
Cek No Posisi &
Elevasi Cor balok dan plat
Bekisting
& Besi
Yes
Yes Curing time
Pasang bekisting balok &
Cor plat
FINISH
B
A
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

FLOWCHART PEKERJAAN KOLOM

MULAI

URAIAN METODE KERJA PEKERJAAN KOLOM


Peke rjaan Fa brika si Peke rjaan Ma rking As Peke rjaan Fa brika si
Bekisting Kolom Kolom & Sepatu Kolom Pemb es ia n Kolom

Tenaga yang dibutuhkan :


Pema sa nga n
Penula nga n Kolom +
Jumlah tenaga kerja/group Beton De kin g
Perba iki
1.Tenaga pembesian Peke rjaan
Tida k
Pema sa nga n Chek
2.Tenaga Bekisting Sepatu Kolom

3.Tenaga cor Ya

Peke rjaan Pema sa nga n


Bekisting Kolom
Alat yang digunakan : Perba iki

Tida k
Chek
•Bar bending
Ya
•Bar cutter
•Concrete mixer truck Pemberia n Calbond
Pada Pla t Beton Das ar
•Concrete vibrator Kolom

•Compressor
Peke rjaan Cor beton
•Mobile crane Kolom

•Bucket Cor
•Selang tremi Peke rjaan Curing Be ton
•Schafolding Kolom

•dan alat bantu lainnya


Peke rjaan Bon gkar
bekisting Kolom

SELES AI
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Fabrikasi Bekisting Kolom :


• Siapkan area kerja yangrata
• Tempatkan balok yang lurus untuk dudukan columnwale
• Posisikan column wale sesuai jarak yangditentukan
• Pasang pipa hollow pada column wale dengan menggunakan hookstrap
• Potong Tago Film sesuaiukuran
• Pasanga Tago Film di atas hollow dengan menggunakanscrew
• Check ukuran column yang sudah dipabrikasi dan kesikuannya (90o)
• Lapisi Tago Film dengan form oil sebelumdipasang

Pabrikasi bekisting kolom

Pabrikasi bekisting kolom


PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Struktur


Fabrikasi Pembesian Kolom 1. Penentuan As Kolom (Pemberian Mаkkіnɡ)

Pekerjaan Pemotongan Dan Pembengkokan

Fabrikasi Besi Kolom 2. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting dan pasang sepatu kolom

Stock Precast Pembesian Kolom


PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

3. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada atau disiapkan
5. Pasang bekisting kolom ,tempatkan sesuai dengan marking yang ada

4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang


6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

Penulangan kolom dikerjakan secara prefabrikasi di


workshop dan dibawa atau diangkat menggunakan Tower
Crane ke lokasi kolom yang direncanakan. Selanjutnya
disambung dengan stek kolom dengan overlap di
sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat diamankan pada
posisi 40 D.
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

9. Hasil pengengecoran kolom


7. Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan bucket dan dihubungkan dengan pipa
tremie, lakukan pemadatan dengan vibrator.

10. Lakukan curing kolom dengan menyemprotkan curing compound pada


badan kolom
8. Pembongkaran bekisting kolom
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Struktur Kolom :

Pembesian Bekisting Pengecoran Bongkar Bekisting


PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Ilustrasi Pengecoran Kolom :


PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Metode Kerja Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton,
setiap mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahan admixture yang digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada
beton menjadi sempurna (kurang dari setting time yang disyaratkan), maka akan terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu. Karena beton kolom
yang digunakan tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk kecil), maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat
dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai.

Prosedur Pelaksanaan
Persiapan Lahan
Pembersihan Area Kerja
Pada saat dilakukan bongkaran kolom area kerja harus bebas dari aktifitas pekerja dan material proyek
Persiapan Alat Mobile Crane
Persiapan Pekerja (2 Orang)
Tahap pertama melepas support bekisting kolom :
-Hal yang pertama dilakukan yaitu mengendorkan semua baut dan wing nut, kemudian melepas tie rod yang terdapat pada horizontal waller.
-Kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1 pada wedge head piece.
-Langkah selanjutnya adalah melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1 dari base plate yang secara bersamaan begesting kolom akan lepas
dengan sendirinya dari permukaan beton.
Tahap ketiga pengikatan sling Mobil Crane ke bekisting Kolom
Tahap keempat pengangkatan bekisting kolom menggunakan Mobil Crane
Bekisting Kolom diletakan ke area stock bekisting kolom, untuk dilakukan pembersihan dan pengolesan oil form.
Pekerjaan Pelepasan Bekisting Kolom menggunakan Metode ini membutuhkan kurang lebih 10 menit
Repair kolom yang kurang mulus.
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

Ilustrasi Bongkar Bekisting Kolom :

Perawatan Beton Kolom


Pada saat pembongkaran begesting selesai, maka langsung dilakukan
perawatan beton (curing), yaitu dengan menggunakan curing compound,
caranya yaitu dengan membasahi permukaan kolom dengan menggunakan
roll secara merata (naik turun). Proses ini dilakukan sebanyak 4 kali.

Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari:


1.Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang
akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2.Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama.
3.Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak
pada beton.
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT


Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan
URAIAN METODE KERJA PEKERJAAN BALOK DAN PLAT Balok Dan Plat:

Tenaga yang dibutuhkan : Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3

Jumlah tenaga kerja/group • Terjatuh atau terpleset dari lantai atas ( luka berat )
1.Tenaga pembesian • Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )
2.Tenaga Bekisting • Mata terkena cipratan beton cor ( Luka Ringan )
3.Tenaga cor • Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )

Alat yang digunakan : Pengendalian Resiko K3 :

Bar bending • Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat


Bar cutter • Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
Concrete mixer truck • Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
Concrete Pump truck • Membuat Safety Line
Concrete vibrator • Membuat Pagar /railing pengaman
Compressor • Memakai alat pelindung diri lengkap
Mobile Crane • Penempatan tenaga K3
Bucket Cor • Pengawasan Rutin
Selang tremi
Schafolding
dan alat bantu lainnya
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

FLOWCHART PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

MULAI
A B

Persiapan Fabrikas i Peke rjaan Pembes ia n


Pengukura n Survey Peke rjaan Fa brika si
Bekisting&Peranca h Plat
se suai Shop Dra wing Pembes ia n
Scafolding
Perba iki
Tida k
Pema sa nga n Pe ranca h Chek
Scafolding
Ya

Peke rjaan Pema sa nga n Peke rjaan Pembersiha n


De nga n Compres or
Bekisting Bodema n
Balok

Peke rjaan Cor beton


Peke rjaan Pembes ia n Balok dan Plat
Balok

Perba iki
Tida k Peke rjaan Curing Be ton
Chek Balok & Plat

Ya
Peke rjaan Bongkar
Peke rjaan Bekisting bekisting balok & Plat
Tembere ng & Plat Lantai

SELESAI
A B
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

1 2 3

Pemasangan perancah Pemasangan bekisting Pemasangan perancah


balok balok Plat lantai

4 5 6

Pemasangan bekisting
Instal besi tulangan Pengecoran balok & plat
Plat lantai
Menggunakan concrete pump
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

URAIAN METODE PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

Metode Kerja Bekisting Balok dan Plat :

A. Pemasangan Scafolding untuk perancah balok


1.Pertama kita harus mengetahui elevasi lantai (chek elevasi lantai floor to floor)
2.Setelah itu check dimensi balok sesuai dengan type balok
3.Lalu kurangkanlah elevasi lantai dengan tinggi balok.
Contoh: Elevasi lantai ke lantai 350 cm
Dimensi balok 30 x 70 cm
Elevasi Lantai dikurangi dimensi tinggi balok yaitu : 350 – 70 = 280 cm
4. Sehingga kita mengetahui berapa tinggi perancah balok yang
akan dipasang.
5. Untuk pemasangan scaffolding perancah balok dengan
ketinggian balok lebih besar >70 cm , sistem perancah harus di double dengan jarak
antara scaffolding ke scaffolding = 90 cm.
5. Sedangkan untuk dimensi dinding balok lebih kecil < 70 cm,
perancah scaffolding tidak perlu didouble dengan jarak antara scaffolding ke
scaffolding = 180 cm
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

B. Pemasangan Scafolding untuk perancah plat lantai :


1. Pertama kita harus mengetahui elevasi lantai (chek elevasi lantai floor to floor)
2. Setelah itu check dimensi tebal plat lantai
3. Lalu kurangkanlah elevasi lantai dengan tebal plat lantai.
Contoh: Elevasi lantai ke lantai 350 cm
Dimensi tebal plat 15 cm
Elevasi Lantai dikurangi dimensi tebal plat lantai yaitu: 350– 5 = 335 cm
4. Sehingga kita mengetahui berapa tinggi perancah plat lantai yang akan dipasang.
5. Untuk menghemat dan mempercepat pemasangan perancah scaffolding untuk
plat lantai, kita tambahkan alat yang namanya PPM (Perancah Plat Modifikasi)
6. Cara kerjanya PPM yaitu menumpang digelagar Balok atau suri suri dari pada
perancah balok.

Perancah dan Bekisting Plat lantai

Tampak Pot.Perancah dan Bekisting Plat lantai Visualisasi bekisting plat lantai
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

BEKISTING BALOK DAN PLAT


PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

Metode Kerja Pembesian Balok dan Plat :


Pembesian Balok Pembesian Pelat lantai
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak Tahapan penulangan pelat lantai lapis
adalah1 sebagai
setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan • Dipasang tulangan bawah diatas berikut :
beton decking dengan
balok dilakukan sebagai berikut : ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
•Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung • Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak
tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat
sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan beton.
dilakukan sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan • Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah
selang seling dan harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat- dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong
tempat dengan tegangan maksimum. sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas
•Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada dengan tulangan bawah pelat.
tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat • Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan
dengan kawat beton. diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2
•Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung • Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang
penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok
berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai
dengan perencanaan.
PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT
Metode Kerja Pengecoran Balok dan Plat :
TahapanPelaksanaan Pengecoran :
1. Persiapan concrete pump,concrete vibrator,concrete mixer.dan alat bantu lainya.
2. Sebelum lanjut dicor, tahapan ini juga tidak boleh lupa, yaitu pembersihan kotoran/debu pada permukaan
bekisting balok dan pelat agar kualitas hasil cor serta rekatan tulangan dan beton bisa terjaga.
Pembersihan bisa dengan cara manual yaitu dengan magnet , terutama untuk kotoran sisa potongan
tulangan/bendrat. Cara kedua dengan blower menggunakan tekanan angin dari kompresor.
3. Setting alat concrete pump dan sambungan-sambungan pipa bum nya diarahkan ke area
pengecoran.Supaya bisa menjangkau tempat yang jauh, dipasang rentetan sambungan pipa untuk
pengaliran adukan betonnya, dengan pengecoran dimulai dari lokasi yang terjauh.
4. Pengadaan dan mobilisai material beton ready mix dengan volume disesuaikan dengan kebutuhan
volume lapangan yang akan dicor.Kapasitas untuk truk mixer umumnya sekitar 5-7 m kubik, yang
biasanya diorder dari batching plant/ready mix.
5. Setelah Material beton ready mix datang sebelum pengecoran dilakukanUji slump dan kuat tekan
keduanya bertujuan memonitor dan mengontrol kualitas beton pada pekerjaan pengecoran.
6. Masukkan adukan mortar ke dalam bak truk pompa sebagai tahap awal proses pemompaan,Untuk truk
pompa, tergantung tipe dan model ada batasan jangkauan distribusi horizontal dan vertikal, termasuk
diameter aregat dan slump betonnya.
7. Pompa mortar dan masukkan output mortar dari pompa ke dalam tempat khusus yang kemudian
dituang.
8. Masukkan adukan beton ke dalam bak pompa di truck concrete pump.
9. Tembakkan adukan beton ke area pengecoran.Saat pengecoran juga dibarengi dengan pemadatan
memakai concretevibrator,
10. Adukan beton diratakan menggunakan tenaga manual ,dan ketebalan serta elevasi selalu dicek dengan
menggunakan pesawat waterpass.
11. Setelah pengecoran, dilakukan juga proses curing atau perawatan beton (foto terakhir). Untuk pelat
lantai, umumnya dilakukan dengan menyiram atau menggenangi permukaan beton dengan air, atau bisa
juga dengan menutupnya memakai karung basah. Intinya untuk menjaga kelembaban agar air dalam
beton tidak terlalu cepat mengering/menguap yang bisa menimbulkan retak akibat susut.
PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

URAIAN METODE PEKERJAAN TANGGA

Tenaga yang dibutuhkan :


Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk
Jumlah tenaga kerja/group Pekerjaan Tangga :
1.Tenaga pembesian
2.Tenaga Bekisting Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
3.Tenaga cor
• Terjatuh dari lantai atas ( luka berat )
Alat yang digunakan : • Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat )
• Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )
•Bar bending • Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
•Bar cutter • Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )
•Concrete mixer truck
•Concrete vibrator Pengendalian Resiko K3 :
•Compressor
•Mobile Crane • Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat
•Bucket Cor • Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
•Selang tremi • Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
•Schafolding • Membuat Safety Line Area
•dan alat bantu lainnya • Membuat Pagar /railing pengaman
• Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan tenaga K3
PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

FLOWCHART PEKERJAAN TANGGA

START

PEKERJAAN PERSIAPAN PEMASANGAN BEKISTING

APPROVA L SHOP PEMASANGAN TRAP ANAK


DRAWING TANGGA

Pebaiki

Tidak
MARKING ELEVA SI
INSPEKSI

Ya

PEKERJAAN PERANCAH
PEKERJAAN PENGECORAN

Pebaiki

Tidak
INSPEKSI SELESAI

Ya
PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :

1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian sesuai elevasi tangga
2. Pemasangan bekisting plat dan trap anak tangga dengan perkuatan kaso
3. Instal besi plat tangga dan anak tangga
4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu lokasi. Ratakan beton dan finish permukaan sesuai shop drawing ( Floor Hardener /
finish struktur yang nantinya akan dipasang keramik )

Ilustrasi Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :


5 6
1 2

Pemasangan perancah Pemasangan Bekisting plat tangga Pemasangan pembesian tangga Bekisting trap anak tangga

3 4
7 8

Pemasangan bekisting plat dan tembereng Instal pembesian


Pekerjaan pengecoran tangga Hasil pengcoran tangga
PEKERJAAN STRUKTUR

Pelaksanaan pekerjaan struktur dengan sistem konvensional

Pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai

Tahapan Pelaksanaan sebagai berikut :

1.Penentuan as kolom

Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk


menghindari pergeseran lokasi as yang berlebihan. Penentuan as kolom
dengan menggunakan alat theodolit atau waterpass.
PEKERJAAN STRUKTUR

2. Pemasangan tulangan.
Untuk lantai pertama ,tulangan kolom paling dasar dimasukan atau diangkurkan kedalam tulangan pondasi. Tulangan utama kolom
satu per satu dimasukan kedalam tulangan pondasi yang pada ujung bagian bawah dibengkokan kearah luar untuk dudukan tulangan
supaya dapat berdiri. Setelah semua tulangan pokok terpasang,dipasanglah tulangan sengkang untuk menjaga agar tulangan pokok kolom
tidak berubah lokasi.Tulangan ini dimasukan dari atas atau samping mengelilingi tulangan pokok kolom sesuai dengan gambar
rencana.Pemasangan tulangan kolom pada lantai dasar atau yang berhubungan dengan pondasi dilakukan bersamaan dengan
pemasangan tulangan pondasi atau pelat dan tulangan balok sloof.
PEKERJAAN STRUKTUR

3. Penyambungan tulangan kolom antar lantai bangunan


Tulangan kolom lantai 1 yang terputus,disambung dengan tulangan pokok baru yang diikat dengan kawat bendrat (tulangan kolom lantai
2).Penyambungan tulangan ini dilakukan satu per satu dengan bantuan scaffolding, hingga seluruh tulangan terpasang termasuk sengkangnya.
PEKERJAAN STRUKTUR

4. Pemasangan bekisting kolom


Bekisting kolom dipasang setelah semua tulangan kolom selesai dikerjakan dan sepatu kolom sudah selesai dikerjakan .Bekisting dibuat dari
multipleks dengan pengaku balok, Bekisting dipasang satu persatu pada setiap sisinya secara berurutan ,setelah semua bekisting tersusun
pada setiap sisinya kemudian dipasang pengekang.Untuk menjaga kestabilan kedudukan bekisting,dipasang penyangga samping (skur) pada
keempat sisinya atau dua sisi yang saling tegak lurus.Posisi ketegakan kolom diatur dengan memutar skur pada tiap sisi bekisting yang
disangga sampai posisi bekisting tegak lurus,Pengukuran ketegakan dengan menggunakan alat bantu tali dan unting-unting serta meteran.
PEKERJAAN STRUKTUR

5. Pengecoran kolom
Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan menggunakan adukan beton ready mix yang diangkut
oleh concrete mixer truck kapasitas kecil atau adukan beton dengan concrete mixer. Pengecoran
dapat dilakukan dengan cara manual.diusahakan agar beton tidak jatuh terlalu tinggi ± 1,5 meter,
sambil dituang adukan beton dipadatkan dengan alat concrete vibrator.

6. Pembongkaran bekisting kolom


Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga menjamin keselamatan
penuh struktur,Pembongkaran bekisting dilakukan dengan bantuan linggis,Beton yang akan
dipengaruhi oleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan yang cukup sehingga tidak
akan rusak pada saat pembongkaran.

7. Perawatan beton kolom


Perawatan dilakukan dengan cara penyiraman beton dengan air sesering mungkin untuk
menjaga kelembaban beton.
PEKERJAAN STRUKTUR
Pelaksanaan pekerjaan balok plat lantai konvensional

Balok berfungsi sebagai struktur bangunan yang meneruskan beban dari pelat lantai ke kolom. Pelat berfungsi untuk meneruskan beban ke
balok. Balok dan pelat lantai dibuat secara bersamaan (monolit) karena keduanya dicor secara bersamaan sehingga balok dan pelat lantai
menjadi struktur yang menyatu.
Langkah-langkah pekerjaan balok dan pelat konvensional adalah sebagai berikut :
1) Menentukan ketinggian balok dan pelat lantai
2) Pemasangan bekisting balok dan pelat lantai.
Adapun langkah pemasangan adalah sebagai berikut :
a.Memasang scaffolding yang disusun untuk mencapai ketinggian tertentu
b.Memasang balok engkel arah horizontal diatas scaffolding untuk mencegah lendutan yang diakibatkan oleh balok dan memasang balok suri
dengan kayu kasau
c.Memasang multiplex di atas perancah yang telah rata
d.Penulangan balok dan pelat lantai
3) Pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai Pengecoran balok dan pelat lantai harus diperhatikan hal-hal sebagaiberikut :
- Pengecoran balok dan pelat lantai harus diperhitungkan keadaan cuaca, yaitu kemungkinan terjadi hujan
- Pengecoran dilakukan secara serempak dan terus-menerus sampai selesai
- Pengecoran dilakukan pada bagian balok terlebih dahulu, kemudian pada bagian pelat lantai pada satu balok
Langkah pengerjaannya sebagai berikut :
- Memeriksa tulangan apakah telah sesuai dengan bestek baik dari segi jarak tulangan dan diameter tulangan
- Membersihkan daerah yang akan dicor dari kotoran dan sisa kawat pengikat kemudian membasahi multiplex dengan air.
- Mengecor balok dan pelat lantai
- Memadatkan adukan dengan concrete vibrator
- Meratakan adukan dengan menggunakan papan
- Apabila pengecoran terpaksa dihentikan, maka kira-kira penghentian dilakukan pada 1/4 L, yaitu pada titik pertemuan antara momen
tumpuan dengan momen lapangan dimana pada titik tersebut momennya adalah nol.
PEKERJAAN STRUKTUR

4) Pembongkaran bekisting dan pelat dilakukan setelaah beton berumur 7 hari.


Setelah bekisting dibongkar, balok dan pelat harus didukung oleh tiang penyangga hingga balok dan pelat mencapai umur
28 hari.
PEKERJAAN STRUKTUR

Pelaksanaan Pengecoran Beton dengan sistim SITE MIX

Pengecoran dengan sistim site mix adalah pelaksanaan pengecoran dimana proses pencampuran dan pengadukan beton dilakukan di
lapangan / di lokasi kerja. Umumnya pelaksanaan ini dilaksanakan oleh pertimbangan :
1. Tidak ada nya beton ready mix di dekat lokasi .
2. Akses jalan masuk yang tidak memungkinkan masuk kelokasi.
3. Biaya yang terlampau mahal bila mendatangkan dari luar kota.
4. Pertimbangan biaya yang lebih murah jika dibuat di lokasi.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang menggunakan site mix adalah saat pencampuran dan pengadukan sering tidak
merata baik dari volume campuran maupun proses pengadukan yang tidak bagus, apalagi dilakukan secara manual. Jika menggunakan mesin
molen beton, mungkin pencampuran akan didapatkan adukan yang lebih baik, tapi kadang kesalahan penuangan material kedalam molen baik
air ataupun material lainnya bisa menjadikan campuran tidak bagus.
Untuk mendapatkan hasil maksimal di lapangan , pelaksana dan pengawas perlu memperhatikan standar pelaksanaan pengecoran beton
mulai pemilihan material, pencampuran, pengadukan dan penuangan berjalan dengan baik.
PEKERJAAN STRUKTUR
Berikut langkah langkah pengecoran di lapangan dengan menggunakan beton site mix :
1.Membuat Mix Design jauh hari sebelum pekerjaan dimulai . Sample material yang diambil adalah material yang akan dipakai untuk
pengecoran. Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk mengantisipasi jika material yang akan digunakan tidak layak secara kualitas,
sehingga dapat dicari material dari tempat lain. Tidak semua material alam di suatu daerah layak dipergunakan sesuai kualitas material yang
disyaratkan.
2.Lokasi pengambilan material akan mempengaruhi schedule pelaksanaan pekerjaan. Terkadang pelaksanaan pengecoran bisa tertunda
karena stock material tidak ada, harga terlalu tinggi atau jarak transportasi yang cukup jauh. Untuk itu pengawas harus mendiskusikannya lebih
awal dengan pihak pelaksana
3.Memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi, antara lain : Semen ( dipastikan menggunakan Portland Semen Type1 ),
Pasir Cor (ukuran dan gradasi butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan organik), Split/ Koral ( batu pecah ukuran ½ – 2/3,
bukan batu bulat, gradasi butir standar, bersih dari lumpur dan bahan organik).
4.Memeriksa jumlah material yang masuk disesuaikan dengan Volume Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan material sering akan
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pengecoran.
5.Pengawas harus mengingatkan pelaksana jangan sampai menambah/mengurangi campuran beton sehingga mempengaruhi kekuatan beton
yang direncanakan. Setiap pengawas harus dapat mengestimasi volume beton, volume semen, pasir dan kerikil untuk beton yang dikerjakan.
6.Jika material semen masuk jauh hari sebelum pelaksanaan pengecoran maka penyimpanan material semen diusahakan terhindar dari hujan.
(Disimpan diruang tertutup).
7.Memeriksa ketersediaan air untuk pengecoran. Pengawas menegaskan ke pelaksana bahwa air yang dipakai harus bersih dan bebas dari
lumpur dan minyak. Jika tidak ada persedian air dilokasi tersebut maka pelaksana harus membuat sumur bor atau melakukan pembelian dari
luar.
8.Menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix Design. Pengawas harus memastikan ukuran dan
jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
9.Mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi material
campuran beton saat pengecoran.
PEKERJAAN STRUKTUR

10. Memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai, seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator,
mesin pompa, alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan
pengecoran. Pelaksana harus memastikan mesin molen berfungsi dengan baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu
pengecoran yang tidak terlalu lama.
11. Jika volume beton yang akan dikerjakan cukup besar maka pengawas perlu melakukan koordinasi dengan pelaksana untuk pengadaan
mesin molen lebih dari 1 buah.
12. Mempersiapkan jumlah pekerja sebaik mungkin, diatur menurut fungsionalnya , antara lain : Tenaga pekerja untuk mobilisasi material,
Tenaga pekerja untuk pengisian material pasir, Tenaga pekerja untuk pengisian material kerikil ,Tenaga pekerja untuk pengisian semen,
Operator mesin molen, Tenaga pekerja untuk mobilisasi distribusi beton, Tukang untuk pengatur penempatan campuran beton ,
Operator vibrator dan pompa air (jika diperlukan) dan Tenaga bantu (cadangan) lainnya.
PEKERJAAN STRUKTUR

13. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka pelaksana harus mempersiapkan sebelum
pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya
dengan dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum sebesar 60 cm.

14. Sebelum pengecoran dimulai, harus diperiksa ukuran besi dan sistim penulangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar
kerja . Semua area yang akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi dimana
kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan. Sebaiknya pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan pelaksana memerintahkan dan mengingatkan secara tegas ke pekerja komposisi
campuran material yang harus dituangkan ke
PEKERJAAN STRUKTUR

15. Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan slump test. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui komposisi air
optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test dibawah 8 cm, berarti
adukan terlampau kering maka air harus ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan terlampau
encer,makajumlahairharusdikurangi.
PEKERJAAN STRUKTUR

16. Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan.
Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan di pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam beberapa
tahap atau diacak jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton dianggap kurang layak.
17. Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk uji kekuatan tekan beton. Pengambilan
campuran beton Benda Uji diambil dari adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
18. Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh pengawas.
19. Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap penuangan campuran beton harus dilakukan
pemadatan menggunakan concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
20. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya pengecoran plat lantai maka penghentian
pengecoran diatur pada posisi yang diisyaratkan. Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus dituangkan lem
beton (Cold Joint). Pemakaian cold joint harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum pekerjaan dimulai pelaksana harus
memberitahukan jenis cold joint yang akan dipakai.
21. Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton. Khusu elevasi
ketinggian batas atas pengecoran di angkur harus diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran. Karena jika lebih harus dilakukan
pembobokan.
22. Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan harus dibersihkan dan dicuci supaya tidak terjadi pengikatan beton terhadap
peralatan dan perkakas sehingga tidak bisa terpakai lagi.
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA


Sebelum pelaksanaan pekerjaan lebih dulu disusun rencana kerja agar pekerjaan berjalan dengan lancar dan aman. Adapun rencana kerja
tersebut :
1.Pembuatan shop drawing
2.Pengadaan material
3.Pekerjaan fabrikasi struktur baja
4.Pekerjaan Mobilisasi
5.Pekerjaan pemasangan

1. Pembuatan Shop Drawing


Untuk dasar proses fabrikasi dan pemasangan diperlukan shop drawing yang detail, Shop drawing dibuat berdasarkan desain drawing dari
konsultan. Setelah shop drawing disetujui oleh pengawas / owner maka selanjutnya shop drawing tersebut dipakai sebagai acuan dalam
proses fabrikasi dan pemasangan

2. Pengadaan Material
Pengadaan material meliputi :
Material Utama
Material utama adalah IWF, Gording L, Gording Canal,
Sesuai dengan shop drawing dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Setiap material yang diterima dilakukan pemeriksaan oleh QC dari segi
kualitas dan dimensi yang sesuai dengan standart/syarat yang telah ditentukan , apabila tidak memenuhi syarat maka ditolak untuk diganti
Material pendukung : Anchor, Baut, Base Plat ,Sagrod , Zincromate, dll.
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

3. Pekerjaan Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi struktur baja dilaksanakan di workshop. Fabrikasi berdasarkan shop drawing yang sudah disetujui oleh MK yang
meliputi proses pemotongan, pengeboran, perakitan, pengelasan, pengecatan dan finishing. Setiap proses dilakukan peninjauan oleh QC
untuk menjamin bahwafabrikasi sudah dilakukan dengan benar dan berkualitas.

4. Pekerjaan Mobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengiriman atau pengerahan sumberdaya manusia, barang/material, alat,sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam rangka mengoperasikan suatu proyek sesuai scope persyaratan yang diminta. Mobilisasi disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan proyek. Mobilisai atau pengiriman material baja dari workshop ke proyek menggunakan transportasi darat.

5. Pekerjaan Pemasangan
Pekerjaan pemasangan dilaksanakan sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan struktur baja dengan mengutamakan faktor
keselamatan kerja. Pemasangan struktur baja menggunakan tower crane atau mobil crane dengan kapasitas yang memadai.
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN BAJA STRUKTUR


Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Baja Struktur adalah :
Fabrikasi Rangka Baja sesuai dengan Shop Drawing
Metode Erection Di Lapangan

QUALITY TARGET
METODE MONITORING KUALITAS PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

a. Sambungan las dan baut rapih dan kedudukan tiang terhadap base plate simetris.
b. Kekuatan sambungan sesuai spesifikasi.

a. Joint antar member tidak plint dan presisi kedudukannya.


b. Kekuatan sambungan sesuai spesifikasi.
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

Pekerjaan Fabrikasi
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui untuk di laksanakan
maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau di site
1. Pekerjaan persiapan meliputi : penyiapan lokasi stock yard, pembersihan lokasi, dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
seleksi vendor, dll
2. Perencanaan fabrikasi meliputi mempelajari gambar kerja dan mendesign serta
Pengadaan Material
menghitung volume pekerjaan.
Pengadaan material komponen-komponen baja seperti: Baja WF,CNP,Anchor, Baut
3. Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mendapatkan kondisi aktual hasil
HTB, Kawat las elektrode, angkur besi, dan , Zincromate, material bantu lainnya.
pengukuran kemudian dituangkan dalam bentuk shop drawing. Dari shop drawing
kemudian dilakukan perhitungan volume kembali.
4. Pengadaan material komponen-komponen baja seperti: Baja WF,CNP,Anchore
Baut HTB, Kawat las elektrode, angkur besi, zincromate dan material bantu
lainnya.
5. Pekrjaan fabrikasi yaitu Pemotongan dan pembentukan material sesuai shop
drawing dan dibuatkan daftar pemotongan material yang berisi bentuk dan dimensi
material, serta keterangan.
6. Setelah fabrikasi pada work shop selesai selanjutnya adalah mobilisasi ke lokasi
pekerjaan
7. Perakitan elemen struktur baja dilokasi pekerjaan
8. Pekerjaan Las dan Baut HTB pada posisi joint member.
9. Pemasangan angkur dan support pada posisi yang telah di marking.
10. Erection portal baja atau rangka atap baja WF bantuan mobile crane atau alat Pengukuran dan Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau
pengangkat konvensional. Lakukan setting posisi rangka terhadap angkur pada
dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku
kolom/ring balok (untuk rangka atap) dan setting pada angkur di atas pondasi
(portal baja WF) kemudian disambung dengan menggunakan baut. terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

•Pengecatan
Pemotongan dan pembentukan material sesuai shop drawing dan dibuatkan Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu
daftar pemotongan material yang berisi bentuk dan dimensi material, serta atau pada cuaca lain yang jelek.
keterangan • Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
• Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam
bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar
• Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat
dasar lagi seperti diuraikan diatas.
• Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-
sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan
Pengelasan Pengelboran dengan baik.
• Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi
dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain
yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
• Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat
yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

PABRIKASI

Perakitan elemen struktur baja


PENGECATAN PENGECATAN

PENGECATAN
PERAKITAN DI WORKSHOP
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

Pekerjaan Mobilisasi Struktur Baja

PEKERJAAN MOBILISASI

Pekerjaan Pemasangan Dan Erection Struktur Baja


Pekerjaan erection struktur baja dengan menggunakan mobil crane

PEKERJAAN ERECTION DI SITE


PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN


Tahapan Pekerjaan Atap Baja Ringan
Persiapan
Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan yaitu :
1.Gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda.
2.Perlengkapan pemasangan kuda-kuda, antara lain : bor, hexagonal socket,
meteran, waterpass, alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu.
3.Peralatan K3 (kesehatan & keselamatan kerja) sebagai persyaratan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian.

Leveling dan marking


Setelah persiapan sempurna, cara pemasangan atap baja ringan berikutnya adalah
melakukan kegiatan leveling dan marking, yaitu :
1.Memastikan seluruh permukaan atas ring balok sudah dalam keadaan rata dan siku
serta memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar dengan kolom yang ada dibawahnya.
2.Mengukur jarak antar truss, kemudian memberi tanda posisi perletakan truss sesuai
dengan gambar kerja.

Fabrikasi
Setelah persiapan sempurna, leveling dan marking, selesai yaitu :
1.Mempersiapkan material dan peralatan
2.Menyiapkan gambar shop drawing
3.Melakukan pemotongan dan rangkaian konstruksi kuda kuda baja ringan
4.Fabrikasi dapat dilakukan di workshop atau langsung di site
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

Pemasangan kuda-kuda baja ringan


1.Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomor urutan. Ketika memasang, pastikan posisi kiri dan kanan kuda-kuda tidak terbalik (bila
menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter).
2.Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok (menggunakan benang dan lot).
3.Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L, menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.
4.Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda
tidak berubah.
5.Memasang balok nok.
6.Memasang bracing sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang diatas top-chord dan di bawah reng.
7.Memasang reng dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
memakai screw ukuran10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
8.Memasang outrigger.
9.Memasang ceiling battens pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw (jarak antar masing-masing adalah 120 cm).
Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda.. Untuk pertemuan ceiling battens dengan ring balok diberi bantalan
bracket yang diikat memakai 2 buah dynabolt. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

Pasang penutup atap genteng keramik

Setelah seluruh kuda-kuda baja dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng
keramik.

Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan
kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.

Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.

Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi
bahan penutup atap).

Pemasangan penutup atap dipasang dari bawah ke atas, kemudian dilanjutkan pemasangan kesamping dengan arah tetap dari bawah keatas dan

seterusnya.

Pemasangan bubungan/ capping, ditempatkan pada tempat yang disediakan, dengan memperhatikan pemasangan penangkal petir.
Pada kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan/ capping, ditarik sesuai dengan bentuk.

Anda mungkin juga menyukai