Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

METODOLOGI PRAKTEK LAPANGAN

3.1 DIAGRAM ALUR PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Mahasiswa
Mahasiswa disarankan
berkonsultasi DPA dalam
Dosen Pembimbing Akademik pengujuan Kerja Praktek

Mengambil permohonan Kerja


Praktek
Menunjukkan Kartu Mahasiswa Aktif

Memberitahukan kepada Dosen


Pembimbing KP dengan permohonan
KP
Persetujuan lokasi
KP (Teknik Sipil)

Memberitahukan lokasi KP untuk


dibuatkan surat ijin KP
Mendapatkan
surat KP

Melaksanakan Kerja Praktek


TATA USAHA
(Pelayanan Akademik)
Mengajukam permohonan Ujian
KP

Pelaksanaan Ujian KP

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek


3.2 LOKASI PROYEK
Proyek Pembangunan Jalan tol tebing tinggi - parapat tahap 1 zona
3 sta 19+500 – 25+000 berlokasi di jalan lintas tebing tinggi siantar
kecamatan pabatu 1 kelurahaan dolok merawan.

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA


Untuk mencapai kekuatan dan ketelitian data serta informasi dalam
penulisan laporan kerja praktek pada Proyek Pembangunan jalan tol
tebing tinggi – parapat , maka penulis melakukan beberapa cara, antara
lain:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung mengenai kegiatan dan
proses pembangunan jalan tol tebing tinggi – parapat dari tanah
sampai rigid
b. Interview, yaitu penelitian dengan dilakukan wawancara
dengan pimpinan maupun staff proyek, serta beberapa pekerja
proyek.
2. Mempelajari gambar kerja (shop drawing).
3. Pengolahan data mengenai permasalahan dan pemahaman lanjut
untuk proses pembelajaran.
BAB 4

TAHAPAN PEKERJAAN

4.1 PEKERJAAN TANAH

4.1.1 TIMBUNAN

Pekerjaan timbunan adalah penimbunan disuatu bagian tertentu dalam proyek dengan
tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang
direncanakan. Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang sesuai dengan
spesifikasi, Pekerjaan timbunan dilapangan menggunakan bantuan alat berat, dump truck
yang berfungsi mengangkut tanah timbunan ke lokasi pekerjaan, sesuai dengan tebal
timbunan , kemudian Track loader meratakan tanah kebagian-bagian jalan yang akan
dipadatkan sesuai dengan rencana, dan kemudian dipadatkan.

4.1.2 GALIAN

Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah atau pengambilan tanah dengan
tujuan untuk membentuk elevasi tanah sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan ini harus
mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau pemupukan tanah, batu, dan bahan
lainnya dari jalan atau sekitarnya Pekerjaan galian pada pelaksanaan peningkatan.
4.2 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT(SUBBASE)

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,


penghamparan, pembasahan, pemadatan agregat diatas permukaan yang telah disiapkan dan
telah di terima sesuai dengan detil .

4.2.1 flowchart pekerjaan lapis pondasi agregat (sub base)


4.2.2 tahapan pekerjaan lapis pondasi (subbase)

1. Supply Material

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan dan data propertis material subbase dapat digunakan
untuk lapis pondasi agregat (subbase) dalam campuran yang merata, maka akan di angkut ke
lokasi badan jalan yang telah di terima menggunakan dump truck. Dan akan dihampar pada
rentang kadar air yang di syaratkan.

2. Setting Elevasi

Menentukan koordinat dan elevasi lapis pondasi agregat (subbase) rencana diarea lahan yang
telah di terima yang panjangnya tidak kurang dari atau > 100 m kedepan dari rencana
penghamparan alat yang digunakan.

3. Penghamparan

Penghamparan dilakukan setelah supply cukup, untuk oprasi alat penghampar, penghamparan
menggunakan finisher dengan ketebalan yang sudah di tentukan. Lapisan agregat di hampar
pada suatu oprasi dalam takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang di tentukan
dan tidak menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Agregat tidak boleh
di tempatkan / dihampar atau di padatkan pada saat turun hujan dan pemadatan tidak boleh di
lakukan segera setelah turun hujan.

4. Penyiraman di lakukan untuk memenuhi kadar air optimum.

5. Pemadatan

Pemadatan di lakukan segera setelah penghamparan dan pembentukam akhir selesai,dan di


dapatkan secara menyeluruh dengan vibro roller. Pemadatan/penggilasan di lakukan dari
sepanjang tepi dan bergerak kearah sumbu jalan dalam arah memanjang. Dan pada daerah
“superelevasi” dimulai dari bagian yang lebih rendah dan bergerak kearah yang lebih
tinggi .pemadatan akhir digunakan mesin gilas beroda karet (PTR). Kepadatan harus di capai
100% dari kepadatan kering maksimum.

6. Tes kerataan

Tes kerataan dilakukan dengan cara levelling dengan menggunakan profil 2% + waterpass.

7. Pengujian ( test kepadatan )

Test kepadatan dengan metode sand cone dan CBR Lapangan serta Proofrolling.
4.3 LEAN CONCRETE

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan , material, dan pelaksanaan
yang menyangkut pekerjaan Lean Concrete , dari persiapan lapis atas, pencampuran,
pengadukan, pengangkutan dan penuangan, pemadatan serta finishing, pengawetan,
pemeliharaan.

Semua pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan gambar renvcana, spesifikasi dan
instruksi konsultan pengawas. Lean Concrete (t=10 cm),satuan m3.

4.3.1 Flowchart Pekerjaan Lean Concrete


4.3.2 Tahapan Pekerjaan Lean Concrete
1. Pembersihan permukaan dasar dari kotoran, lumpur, batu lepas dan benda asing lainnya.

2. Pemasangan bekisting sesuai dengan ketebalan rencana, yang terbuat dari baja canal 5/10
dengan keladaan dan elevasi tertentu sesuai gambar rencana.

3. sebelum penuangan beton dari truk mixer, dilakukan pengukuran slump.

4. setelah di tuang dalam bekisting, campuran di padatkan dan di ratakan dengan mesin
pemadat (Screed Machine).

5. setelah di padatkan dan di ratakan sampai bidang dan elevasi yang benar Lean Concrete
harus di lepas sampai permukaan rata dan tidak ada permukaan yang lebih rendah ataupun
texture yang terbuka.

6. setelah finishing selesai, permukaan beton lean concrete di tutup dengan geotextile yang di
basahi dengan air untuk jangka waktu tidak kurang dalam 7 hari dan di jaga kebasahaanya.

7. penuangan material lean concrete di lakukan bertahap dengan system papan catur
8. setelah sisi kanan dan kiri bagian median barrier lapisan aggregate segera di isi dan
dilanjutkan dengan LC barrier, agar daerah tersebut tidak berisi ari/tidak menjadi genangan
yang dapat merusak Sub base.

4.4 PERKERASAAN KAKU ( RIGID )

4.4.3 METODE PELAKSAAN

1. Fabrikasi Dowel dan Tier Bar

Pekerja Fabrikasi Dowel dan Tier Bar, baja tulangan yang digunakan harus bersih dari
kotoran, minyak, cat, lemak dan karat yang akan menggangu kelekatan baja dengan beton.

2. Cek Elevasi Top LC

Untuk menentukan elevasi rencana beton rigid di area tersebut

3. Pemasangan String Line

Pemasangan String line untuk sensor Concrete Paver.

Berfungsi untuk mengontrol ketebalan beton rigid yang telah di rencanakan yaitu 27
cm

4. Persiapan Area Penghamparan

Pemasangan plastic cor bertujuan untuk mencegah air semen dari beton yang telah di
hampar tidak keluar dan meresap ke lapisan di bawahnya.

5. Pemasangan Dowel

Dowel berfungsi untuk menghambat retakan yang terjadi pada beton.

6. Penghamparan dan Pemadatan

Sambungan antar segmen di beri dowel dan tier bar dengan ketentuan :

- Sambungan melintang Dowel dia. 32 mm polos, dengan jarak antara dowel 300
mm

- Sambungan memanjang/ tie bar, digunakan dia. 16 mm ulir, dengan jarak antar tie
bar 750 mm, dengan Panjang tie bar 700 mm

Anda mungkin juga menyukai