Anda di halaman 1dari 41

BCK - AMKA, KSO

METODE
PELAKSANA
AN
Land Development SUB-WP 1C

Kecamatan Sepaku, Kabupaten Panajem Paser Utara,


Provinsi Kalimantan Timur
I.3. TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 24

Batas ROW 24
Lapisan Tanah Asli
24.00
8.00 2.00 8.00

Bahu Jalan Badan Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Tanah Sementara MED Sementara Lapisan Tanah
6.00 6.00 2.00 6.00 6.00

Stabilisasi Lereng
Tanah Timbunan dari
dengan Tanaman
Sumber Galian
Galian Tanah Biasa
Lapisan Tanah Asli Lapis
Geotekstil
Separtor Pondasi
Klas 3 Agregat B,
Lapisan Shearkey tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


I.3. TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 36

Batas ROW 36
36.00

Bahu Jalan Bahu Jalan


Lapisan Badan Jalan MED
Badan Jalan Lapisan Lapisan Tanah Asli
Tanah Sementara Sementara Tanah
2.00
6.50 10.50 2.00 10.50 6.50

Tanah Timbunan dari


Sumber Galian

Lapisan Tanah Asli Geotekstil Lapis Stabilisasi Lereng


Separtor Pondasi dengan Tanaman
Klas 3 Agregat B,
tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey Galian Tanah Biasa
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


I.3. TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 16

Batas ROW 16
16.00

Bahu Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Sementara Lapisan
Tanah Tanah
2.00 8.00 6.00 3.50 3.50 6.00 8.00 2.00

Lapisan Tanah Asli

-3.00% -3.00%
Lapisan Tanah Asli Tanah Timbunan dari
Galian Tanah Biasa
Stabilisasi Lereng Sumber Galian
dengan Tanaman
Geotekstil
Lapis Stabilisasi Lereng
Separtor
Pondasi dengan Tanaman
Kelas 3
Agregat B, U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey tebal 20 cm
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


I.4. DAFTAR PERALATAN

1 2
N KAPASITAS JUMLA
JENIS
O MINIMAL H

1 Bulldozer 3 Unit
Min.150 Hp

3 4 2 Dump Truck
Min.8 M3
3 Unit

3 Excavator 3 Unit
Min.140 Hp

4 Motor Grader 3 Unit


Min.100 Hp
5 6 5 Tandem Roller 3 Unit
Min.8 T

6 Vibro Roller 3 Unit


Min.8 T

7 Water Tanker 3 Unit


Min.3000L

7 8 8 Wheel Loader 3 Unit


Min.1,5 M3

AMKA - SBBK, KSO


V.1.1 PENYIAPAN BADAN JALAN

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 24

Batas ROW 24
Lapisan Tanah Asli
24.00
8.00 2.00 8.00

Bahu Jalan Badan Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Tanah Sementara MED Sementara Lapisan Tanah
6.00 6.00 2.00 6.00 6.00

Stabilisasi Lereng
Tanah Timbunan dari
dengan Tanaman
Sumber Galian
Galian Tanah Biasa
Lapisan Tanah Asli Lapis
Geotekstil
Separtor Pondasi
Klas 3 Agregat B,
Lapisan Shearkey tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 36

Batas ROW 36
36.00

Bahu Jalan Bahu Jalan


Lapisan Badan Jalan MED
Badan Jalan Lapisan Lapisan Tanah Asli
Tanah Sementara Sementara Tanah
2.00
6.50 10.50 2.00 10.50 6.50

Tanah Timbunan dari


Sumber Galian

Lapisan Tanah Asli Geotekstil Lapis Stabilisasi Lereng


Separtor Pondasi dengan Tanaman
Klas 3 Agregat B,
tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey Galian Tanah Biasa
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 16

Batas ROW 16
16.00

Bahu Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Sementara Lapisan
Tanah Tanah
2.00 8.00 6.00 3.50 3.50 6.00 8.00 2.00

Lapisan Tanah Asli

-3.00% -3.00%
Lapisan Tanah Asli Tanah Timbunan dari
Galian Tanah Biasa
Sumber Galian
Stabilisasi Lereng
dengan Tanaman
Geotekstil
Lapis Stabilisasi Lereng
Separtor
Pondasi dengan Tanaman
Kelas 3
Agregat B, U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey tebal 20 cm
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


I.3. TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 16

Batas ROW 16
16.00

Bahu Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Sementara Lapisan
Tanah Tanah
2.00 8.00 6.00 3.50 3.50 6.00 8.00 2.00

Lapisan Tanah Asli

-3.00% -3.00%
Lapisan Tanah Asli Tanah Timbunan dari
Galian Tanah Biasa
Stabilisasi Lereng Sumber Galian
dengan Tanaman
Geotekstil
Lapis Stabilisasi Lereng
Separtor
Pondasi dengan Tanaman
Kelas 3
Agregat B, U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey tebal 20 cm
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


FLOW CHART PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

MULA
I

Pengukuran dan Pembuatan


Marking

Pekerjaan Perataan Lahan

Pekerjaan Pemadatan

Pengukuran Kembali Elevasi


Area
Perapihan Hasil Pekerjaan

SELES
AI

AMKA - SBBK, KSO


URAIAN ITEM PEKERJAAN
Tenaga kerja yang
Alat yang akan 1 2
diperlukan:
digunakan:
1. Operator
1. Motor Grader
2. Pembantu Operator
2. Vibro Roller
3. Mandor
3. Alat Bantu
4. Pekerja

Volume Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan = 556939.35 M 2

AMKA - SBBK, KSO


URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

Melakukan pengukuran di lokasi yang akan dilaksanakan pekerjaan.

Melakukan pengujian CBR pada tanah dasar atau lapis fondasi agregat dengan CBR minimum 6%

AMKA - SBBK, KSO


URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
3

Melakukan perataan badan jalan yang akan dikerjakan menggunakan Motor Grader sesuai dengan elevasi yang
ditentukan.
4

Melakukan pemadatan badan jalan yang akan dikerjakan menggunakan Vibro Roller. Elevasi akhir setelah pemadatan
harus cukup rata, tidak boleh lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang telah disyaratkan atau disetujui.
Serta memiliki kelandaian yang cukup untuk pengaliran air permukaan, dan memiliki kemiringan melintang sesuai
dengan perencanaan dengan toleransi ± 0,5% AMKA - SBBK, KSO
V.2. KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN
UTAMA YANG DITAWARKAN/ DIPERLUKAN DALAM
PELAKSANAAN PEKERJAAN

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Motor Grader
Motor Grader adalah alat berat yang dipakai untuk meratakan jalan. Alat berat ini
dilengkapi dengan pisau yang berukuran panjang. Pisau inilah yang dipakai di dalam proses
meratakan jalan. Beberapa Motor Grader ada yang sudah dilengkapi dengan kemampuan
mampu mengoperasikan alat berat tambahan yang lain. Biasanya hal ini dipakai di dalam
membantu proyek pekerjaan bawah tanah seperti penambangan. Selain itu, alat berat yang
satu ini juga kerap dipakai di dalam pemerataan dan pemeliharaan jalan tanah yang
berkelrikil.

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Vibro Roller
Vibro Roller merupakan alat berat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan
dengan pemadatan tanah. Alat berat ini banyak digunakan untuk menggilas dan juga
memadatkan hasil timbunan. Sesuai dengan namanya, alat ini telah dilengkapi dengan
vibrator untuk menjalankan tugasnya. Ketika menggunakan vibro roller, maka tanah yang
dipadatkan menjadi lebih sempurna serta permukaan tanah menjadi lebih dinamis.
Alat ini berguna untuk membuat permukaan tanah menjadi lebih padat dan optimal
dimana butiran-butiran tanah akan saling mengisi bagian yang kosong. Berbagai macam
pekerjaan yang memerlukan pemadatan biasanya akan menggunakan vibro roller.

AMKA - SBBK, KSO


V.3. KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN
SPESIFIKASI/ VOLUME PEKERJAAN YANG DISYARATKAN

AMKA - SBBK, KSO


SPESIFIKASI PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

UMUM
a. Penyiapan Badan Jalan mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan
kerikil lama untuk penghamparan, Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, dan Stabilisasi Tanah
(Soil Stabilization) di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) dan di daerah bahu jalan
baru yang bukan di atas timbunan baru akibat pelebaran lajur lalu lintas.
b. Penyiapan tanah dasar ini juga termasuk bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk dasar lapis pondasi bawah (sub-base)
perkerasan di daerah galian. Tanah dasar harus mencakup seluruh lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan dan pelebaran
setempat atau daerah-daerah terbatas semacam itu sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
c. Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus diperiksa, diuji dan diterima oleh pengawas Pekerjaan sebelum lapisan di atasnya
akan dilaksanakan.
d. Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau
tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
e. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunanminor yang diikuti dengan pembentukan,
pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan
perkerasanditempatkan di atasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi iniatau sebagaimana yang
diperintahkan oleh PengawasPekerjaan.

TOLERANSI
DIMENSI
a. Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau lebih rendah 3 sentimeter dari yang
disyaratkan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin
pengaliran air permukaan dan mempunyai kemiringan melintang sesuai rancangan dengan toleransi ±0,5%

Sumber :
Seksi 3.3 Penyiapan Badan Jalan – (Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2))
SEKSI 3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN - RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT TEKNIS (RKS) – LAND DEVELOPMENT SUB-WP 1C

AMKA - SBBK, KSO


SPESIFIKASI PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis pondasi Agregat atau Drainase Porous, atau tanah
asli di daerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan,
dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar haruslah seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.

PELAKSANAAN
1) Penyiapan Tempat Kerja
• Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal 3.1.2.1) dari
Spesifikasi ini.
• Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3 dari Spesifikasi ini.
2) Pemadatan Tanah Dasar
• Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal 3.2.3.3) dari Spesifikasi ini
• Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal 3.2.4 dari Spesifikasi ini.
3) Daya Dukung Tanah Dasar di Daerah Galian Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum
sebagaimana yang RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT TEKNIS (RKS) LAND DEVELOPMENT SUB-WP 1C
diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya mempunyai CBR minimum 6% jika tidak disebutkan. Pekerjaan
penyiapan tanah dasar baru dilaksanakan bila pekerjaan lapis pondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera
dilaksanakan.
PENGUKURAN UNTUK
PEMBAYARAN
Daerah jalur lalu lintas eksisting yang memerlukan rekonstruksi, akan ditetapkan sebagai lokasi yang ditingkatkan dan
penyiapan badan jalan akan dibayar menurut Seksi ini. Juga penyiapan tanah dasar di daerah galian untuk jalur lalu lintas dan
bahu jalan.

Sumber :
Seksi 3.3 Penyiapan Badan Jalan – (Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2))
SEKSI 3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN - RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT TEKNIS (RKS) – LAND DEVELOPMENT SUB-WP 1C

AMKA - SBBK, KSO


V.1.2 TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 24

Batas ROW 24
Lapisan Tanah Asli
24.00
8.00 2.00 8.00

Bahu Jalan Badan Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Tanah Sementara MED Sementara Lapisan Tanah
6.00 6.00 2.00 6.00 6.00

Stabilisasi Lereng
Tanah Timbunan dari
dengan Tanaman
Sumber Galian
Galian Tanah Biasa
Lapisan Tanah Asli Lapis
Geotekstil
Separtor Pondasi
Klas 3 Agregat B,
Lapisan Shearkey tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 36

Batas ROW 36
36.00

Bahu Jalan Bahu Jalan


Lapisan Badan Jalan MED
Badan Jalan Lapisan Lapisan Tanah Asli
Tanah Sementara Sementara Tanah
2.00
6.50 10.50 2.00 10.50 6.50

Tanah Timbunan dari


Sumber Galian

Lapisan Tanah Asli Geotekstil Lapis Stabilisasi Lereng


Separtor Pondasi dengan Tanaman
Klas 3 Agregat B,
tebal 20 cm U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey Galian Tanah Biasa
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
Tipikal Potongan Melintang Row 16

Batas ROW 16
16.00

Bahu Jalan Badan Jalan Bahu Jalan


Lapisan Sementara Lapisan
Tanah Tanah
2.00 8.00 6.00 3.50 3.50 6.00 8.00 2.00

Lapisan Tanah Asli

Tanah Timbunan dari


Sumber Galian -3.00% -3.00%
Lapisan Tanah Asli
Galian Tanah Biasa
Stabilisasi Lereng
dengan Tanaman
Geotekstil
Lapis Stabilisasi Lereng
Separtor
Pondasi dengan Tanaman
Kelas 3
Agregat B, U-Ditch DS - 3
Lapisan Shearkey tebal 20 cm
(t = 1 m, L = var)

AMKA - SBBK, KSO


FLOW CHART PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI
SUMBER GALIAN MULA
I

Mempersiapkan peralatan dan


material

Memuat tanah timbunan dari


sumber galian

Pengangkutan tanah timbunan


sumber galian ke lokasi
pekerjaan
Menuang dan menghamparkan
tanah timbunan sumber galian
pada lokasi pekerjaan

Pemadatan tanah timbunan

SELES
AI

AMKA - SBBK, KSO


ANALISA PEKERJAAN
Alat yang akan 1 2
Tenaga kerja yang
digunakan:
diperlukan:
1. Dump Truck
1. Operator
2. Excavator
2. Pembantu Operator
3. Motor Grader
3. Mandor
4. Vibro Roller
4. Pekerja 3 4
5. Water Tanker

Material yang akan digunakan:

1. Tanah Timbunan

Volume Pekerjaan Timbunan Biasa dari Sumber Galian = 5


410254,35 M3

AMKA - SBBK, KSO


URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI
SUMBER GALIAN
1

Material tanah timbunan dimuat ke dalam Dump Truck dengan menggunakan Wheel Loader di lokasi base camp
supplier, kemudian material tanah timbunan akan diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
2

Penghamparan tanah hasil galian pada lokasi pekerjaan dari Dump Truck secara bertahap dan diratakan menggunakan
Motor Grader sesuai dengan elevasi yang ditentukan.

AMKA - SBBK, KSO


URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI
SUMBER GALIAN
3

Kemudian melakukan penyiraman menggunakan Water Tanker agar mendapat kadar air optimum pada tanah.

Dilakukan pemadatan dengan Vibratory Roller sampai mencapai kepadatan tanah yang direncanakan. Pemadatan timbunan tanah harus dilakukan Ketika
kadar air bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai dengan 1% di atas kadar air optimum. Elevasi dan kelandaian akhir
setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh
bervariasi, lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan. Juga, seluruh permukaan akhir timbunan harus cukup rata dan memiliki kelandaian yang
cukup untuk menjamin aliran permukaan yang bebas. Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan
dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm. Setelah pemadatan, dilakukan pengujian kepadatan
AMKA - SBBK, KSO
sebelum lapis selanjutnya dihampar. Kemudian dilakukan pemadatan tiap lapisan hingga didapatkan elevasi sesuai dengan perencanaan.
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

PERALATAN
1. Dongkrak CBR mekanis;
2. Dua buah cincin penguji yang telah dikalibrasi dengan rentang pembebanan 0 kN sampai 8,8 kN dan rentang
pembebanan 0 kN sampai dengan 22,6 kN;
3. Torak penetrasi berdiameter 50,8 mm ± 0,1 mm dengan luas minimal 1936 mm 2 dan panjangnya kira-kira 102
mm.
4. Dua buah arloji pengukur
5. Peralatan pendukung untuk penunjuk penetrasi
6. Pelat beban pemberat
7. Beban pemberat yatu 2 (dua) buah beban pemberat 4,54 kg ± 0,01 kg dengan diameter 216 mm ± 1 mm dan 2
(dua) beban tambahan sebesar 9,08 ± 0,01 kg dengan diameter 216 cm ± 1 mm;
8. Truk yang dapat menahan beban sebesar 31 kN.
9. Dongkrak truk dengan kapasitas 15 ton yang mempunyai kombinasi trip dan penurun otomatis;
10. Peralatan umum lainnya seperti tempat benda uji kadar air, berat isi, spatula, alat penggali, alat-alat penumbuk,
alat perata (level), alat untuk mengukur kadar air, jam ukur dan lain-lain;

Satu Set Alat Uji CBR Lapangan

AMKA - SBBK, KSO


PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
PROSEDUR PENGUJIAN 5. Letakkan pelat beban dengan berat 4,54 kg di bawah torak
1. Menentukan titik pengujian dimana jarak titik pengujian penetrasi sehingga torak penettasi dapat masuk ke dalam
ditentukan agar tidak mengganggu pengujian di titik lubang pelat beban tersebut;
berikutnya. Jarak minimum antar titik pengujian peneterasi 6. Mengatur torak pentrasi sehingga dapat memberikan beban
pada tanah plastis (lempung) sebesar 175 mm sedangkan sebesar 0,21 kg/cm2 . Untuk pengaturan yang cepat,
pada tanah granular jarak spasi minimumnya sebesar 380 digunakan putaran roda gigi tinggi dari dongkrak tersebut.
mm; Untuk suatu lapisan/bahan tanah dengan permukaan yang
2. Menyiapkan area permukaan pada titik pengujian sesuai tidak rata, torak diatur agar terletak di atas lapisan kapur
kedalaman lapisan yang akan diuji dengan memindahkan yang lolos saringan No. 20 sampai dengan No. 40;
material lepas dan membuat area tersebut menjadi datar 7. Area permukaan tempat pengujian haruslah rata agar beban
agar pengujian dapat dilakukan, ketika ditemukan material yang bekerja pada pelat beban dapat didistribusikan secara
non plastis (granular) maka pekerjaan pembersihan material merata.
tersebut tidaj boleh mengganggu permukaan area pengujian; 8. Memberikan beban tambahan pada pelat beban sehingga
3. Menempatkan truk di tengah lokasi titik pengujian, sama dengan beban yang bekerja pada perkerasan. Kecuali
memasang dongkrak untuk menaikan truk sehingga tidak lagi pada pembebanan minimum sebesar 4,54 kg pada pelat
menumpu pada pernya. Posisi as roda belakang truk agar beban dan ditambhan 1 (satu) beban tambahan sebesar 9,08
diposisikan agar sejajar dengan permukaan lapisan yang akan kg;
diperiksa; 9. Memasang arloji pengukur penetrasi pada torak;
4. Meletakkan dongkrak pada posisi yang tepat pada lokasi 10. Mengatur agar arloji pengukur menunjukan angka nol;
pengujian, kemudian cincin penguji disambungkan pada 11. Memberikan pembebanan pada torak penetrasi dengan
ujung dongkrak tersebut, mengikat penghubung torak ke kecepatan penetrasi konstan menedekati 1,3 mm/menit.
bagian bawah cncin penguji kemudian dihubungkan dengan Digunakan putaran gigi rendah pada dongkrak selama tes
sejumlah pupa tambahan sehingga jarak titik pengujian berlangsung. Mencatat pembacaaan beban pada penetrasi
dengan permukaan mendekati 125 mm. pipa tambhana awal 0,64 mm sampai akhir kedalaman 12,7 mm. pada tanah
dihubungkan pada torak penetrasi dan ikat dongkrak pada yang seragam, kedalaman penetrasi lebih dari 7,62 mm dapat
tempatnya. Dongkrak yang sudah dirakit kemudian diperiksa diabaikan. Kemudian menghitung perbandingan tegangan
dan diperbaiki agar kedudukannya vertical. yang dinyatakan dalam persen;

AMKA - SBBK, KSO


PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

PROSEDUR PENGUJIAN
12. Setelah selesai melakukan pengujian CBR lapangan, dilakukan pengujian kadar air di lapangan dengan
alat speedy sesuai SNI 03-1965.1-2000 dan pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
sesuai SNI 03-2827-1992. pengujian tersebut dilakukan pada jarak 100 mm sampai 150 mm dari titik
penetrasi.

ILUSTRASI PELAKSANAAN PENGUJIAN

AMKA - SBBK, KSO


V.2. KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN
UTAMA YANG DITAWARKAN/ DIPERLUKAN DALAM
PELAKSANAAN PEKERJAAN

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Dump Truck

Dump Truck adalah suatu alat pengangkut yang digunakan untuk memindahkan
material dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Material yang diangkut dapat berupa material
buangan dari suatu lokasi pekerjaan seperti tanah galian, maupun material pilihan yang
akan digunakan sebagai bahan konstruksi, seperti tanah, agregat kasar dan agregat halus.
Dump Truck sangat efektif digunakan dalam pekerjaan tanah khususnya dalam
pengangkutan material galian menuju lokasi timbunan yang jarak lokasinya cukup jauh.
Selain itu terdapat berbagai tingkat kapasitas Dump Truck yang tersedia sehingga dapat
ditentukan jenis dan kapasitas Dump Truck yang diperlukan.
AMKA - SBBK, KSO
KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Excavator

Alat Excavator merupakan salah satu alat berat yang dapat dipergunakan untuk
pekerjaan galian tanah karena memiliki keunggulan pada sisi pengerukan tanah dengan
menggunakan bucket. Selain itu tipe roda excavator yang digunakan adalah tipe roda
track sehingga dapat beroperasi disegala kondisi area pekerjaan. Excavator memiliki
beberapa tingkat kapasitas power yang dimana penggunaan alat excavator dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Motor Grader

Motor Grader adalah alat berat yang dipakai untuk meratakan jalan. Alat berat ini
dilengkapi dengan pisau yang berukuran panjang. Pisau inilah yang dipakai di dalam
proses meratakan jalan. Beberapa Motor Grader ada yang sudah dilengkapi dengan
kemampuan mampu mengoperasikan alat berat tambahan yang lain. Biasanya hal ini
dipakai di dalam membantu proyek pekerjaan bawah tanah seperti penambangan. Selain
itu, alat berat yang satu ini juga kerap dipakai di dalam pemerataan dan pemeliharaan
jalan tanah yang berkelrikil.

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Vibro Roller
Vibro Roller merupakan alat berat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan
dengan pemadatan tanah. Alat berat ini banyak digunakan untuk menggilas dan juga
memadatkan hasil timbunan. Sesuai dengan namanya, alat ini telah dilengkapi dengan
vibrator untuk menjalankan tugasnya. Ketika menggunakan vibro roller, maka tanah
yang dipadatkan menjadi lebih sempurna serta permukaan tanah menjadi lebih dinamis.
Alat ini berguna untuk membuat permukaan tanah menjadi lebih padat dan optimal
dimana butiran-butiran tanah akan saling mengisi bagian yang kosong. Berbagai macam
pekerjaan yang memerlukan pemadatan biasanya akan menggunakan vibro roller.

AMKA - SBBK, KSO


KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN PERALATAN UTAMA

NO URAIAN SPESIFIKASI

1 Merk
2 Tipe
3 Kapasitas
4 Tahun Pembuatan

Water Tanker

Kendaraan Water tranker merupakan kendaraan yang berfungsi sebagai unit


pembawa air untuk melakukan berbagai kegiatan di antaranya untuk penyiraman jalan
setelah dilakukan pekerjaan timbunan agar tanah tetap lembab.

AMKA - SBBK, KSO


V.3. KESESUAIAN ANTARA METODE KERJA DENGAN
SPESIFIKASI/ VOLUME PEKERJAAN YANG DISYARATKAN

AMKA - SBBK, KSO


SPESIFIKASI PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI HASIL GALIAN

AMKA - SBBK, KSO


SPESIFIKASI PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI HASIL GALIAN

Sumber :
Seksi 3.2 Timbunan (Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2))
SEKSI 3.2 Timbunan RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT TEKNIS (RKS) – LAND DEVELOPMENT SUB-WP 1C

AMKA - SBBK, KSO


SPESIFIKASI PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI HASIL GALIAN
TOLERANSI
URAIAN
DIMENSI
a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. yang bebas.
b. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
menjadi empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan garis profil yang ditentukan.
Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Bahan d. Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
Berbutir (Granular Backfill).
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
c. Timbunan Pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
timbunan lainnya di mana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
d. Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (capping
layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2,5% yang
tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi.
e. Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, daerah
berair dan lokasi-lokasi serupa di mana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa
tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
f. Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di
bawah permukan air, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak dapat
dialirkan atau dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan
dalam Spesifikasi ini.
g. Penimbunan Kembali Bahan Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan
untuk penimbunan kembali di daerah pengaruh dari struktur seperti
abutment dan dinding penahan tanah serta daerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar.
h. Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
Sumber :
Seksi 3.2 Timbunan (Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2))
SEKSI 3.2 Timbunan RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT TEKNIS (RKS) – LAND DEVELOPMENT SUB-WP 1C

AMKA - SBBK, KSO

Anda mungkin juga menyukai