Pendahuluan
2. Problema Tanah Dasar Lunak
3. Prospek Perbaikan Tanah Dasar Lunak
3.1. Metoda Soil Preloading
3.2. Metoda Vacuum Preloading
4. Realisasi Perbaikan Tanah Dasar Lunak
4.1. Pekerjaan Soil Preloading
4.2. Pekerjaan Vacuum Preloading
5. Penutup
Sebagian tanah di Pulau Kalimantan merupakan lapisan tanah
lunak, meliputi tanah lempung lunak (soft clay soil) dan tanah
gambut (peat soil) yang termasuk tanah-tanah yang bermasalah
(problematic soil) apabila di atasnya dibangun infrastruktur.
Masalah yang terjadi pada lapisan tanah lunak diantaranya
daya dukungnya yang relatif rendah dan pemampatannya yang
relatif besar serta berlangsung relatif lama. Oleh karena itu perlu
adanya inovasi metoda perbaikan tanah lunak yang berbasis
pada sumberdaya geoteknik di Pulau Kalimantan.
Diantara inovasi metoda perbaikan tanah lunak yang bisa
diaplikasikan adalah dengan metoda prakompresi tanah, baik
metoda soil preloading maupun metoda vacuum preloading atau
kombinasi keduanya.
Makalah ini memaparkan prospek dan realisasi perbaikan tanah
lunak metoda soil preloading dan metoda vacuum preloading di
Pulau Kalimantan.
: TANAH GAMBUT : LEMPUNG LUNAK
1. Daya dukung relatif rendah.
2. Pemampatan relatif besar dan
berlangsung relatif lama.
SOIL PRELOADING
VACUUM PRELOADING
Pada metoda soil preloading, air pori di dalam
tanah dikeluarkan dengan cara dibebani timbunan
tanah dan pengeluarannya dipercepat dengan PVD
SETTLEMENT PLATE
EXTENSOMETER
OBSERVATION WELL
INCLINOMETER
PIEZOMETER
INPUT AKTIVITAS OUTPUT
TANAH KOMPRESIBEL PERBAIKAN TANAH TANAH NON-KOMPRESIBEL
(MUDAH MAMPAT) (PERCEPAT MAMPAT) (SELESAI MAMPAT)
------------------------------------------- ------------------------------------ -------------------------------------------
TES DATA TANAH DASAR PRELOADING GRAFIK MONITORING
Sondir PVD - Tinggi timbunan
SPT HORIZONTAL DRAIN - Berat Isi Tanah
Undisturb Sample MONITORING - Settlement Plate
- Volumetri & Gravimetri - Tinggi Timbunan Tanah - Piezometer
- Analisa ayakan & Hidrometri - Berat Isi Tanah - Inclinometer
- Oedometri Konsolidasi - Settlement Plate EVALUASI AHLI GEOTEKNIK
Stratigrafi lapisan tanah - Piezometer TES LAPANGAN
TES DATA TANAH TIMBUNAN - Inclinometer TES LABORATORIUM
( Sumber : SNI 8460:2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik )
Beban total prapembebanan (tanah timbunan) yang diaplikasi-
kan ke tanah asli harus memenuhi kondisi berikut :
≥ 1,3 kali beban yang direncanakan pada kondisi layan bila
efek gaya angkat (buoyancy effect) yang diterima beban
timbunan pada saat proses prapembebanan berlangsung
tidak diperhitungan.
≥ 1,2 kali beban yang direncanakan pada kondisi layan bila
efek gaya angkat (buoyancy effect) yang diterima beban
timbunan pada saat proses prapembebanan berlangsung
diperhitungan.
( Timbunan Tanah + Preload )
LOAD RATIO =
( Timbunan Tanah + Perkerasan + Lalu-lintas )
geomembrane
TANPA GEOMEMBRANE
OBSERVATION WELL
INCLINOMETER
INPUT AKTIVITAS OUTPUT
TANAH KOMPRESIBEL PERBAIKAN TANAH TANAH NON-KOMPRESIBEL
(MUDAH MAMPAT) (PERCEPAT MAMPAT) (SELESAI MAMPAT)
------------------------------------------- ------------------------------------ -------------------------------------------
TES DATA TANAH DASAR PEMOMPAAN VACUUM GRAFIK MONITORING
Sondir PVD - Tinggi Timbunan
SPT HORIZONTAL DRAIN - Vacuum Gauge
Undisturb Sample MONITORING - Settlement Plate
- Volumetri & Gravimetri - Tinggi Timbunan - Piezometer
- Analisa ayakan & Hidrometri - Vacuum Gauge - Inclinometer
- Oedometri Konsolidasi - Settlement Plate EVALUASI AHLI GEOTEKNIK
Stratigrafi lapisan tanah - Piezometer TES LAPANGAN
TES DATA TANAH TIMBUNAN - Inclinometer TES LABORATORIUM
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
Vacuum 80kPa
≈
Timbunan 5,0m
Tekanan atmosfir (P) = 1,0 atm = 76 cmHg = 101,3 kPa.
Besarnya tekanan atmosfir tergantung dari ketinggian
lokasi :
P (h) = 76 – ( h / 100) cmHg
Contoh :
Ketinggian di Proyek Summarecon Bandung +660 m :
P (660) = 76 – (660 / 100) cmHg
= 69,4 cmHg
= (69,4 / 76 ) x 101,3 kPa
= 92,5 kPa
Apabila efektivitas pompa vacuum yang diharapkan 80%
maka 80% x 92,5 kPa = 74 kPa (70 ~ 75 kPa)
( Sumber : SNI 8460:2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik )
Beban total ekivalen dari sistem pembebanan hampa udara
(dengan tambahan beban timbunan atau tidak) yang diaplikasi-
kan ke tanah asli harus memenuhi kondisi berikut :
≥ 1,3 kali beban yang direncanakan pada kondisi layan bila
efek gaya angkat (buoyancy effect) yang diterima beban
timbunan (bila ada) pada saat proses prapembebanan
berlangsung tidak diperhitungan.
≥ 1,2 kali beban yang direncanakan pada kondisi layan bila
efek gaya angkat (buoyancy effect) yang diterima beban
timbunan (bila ada) pada saat proses prapembebanan
berlangsung diperhitungan.
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
( Timbunan A + Vacuum )
LOAD RATIO =
( Timbunan A + Timbunan B + Perkerasan + Lalu-lintas )
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
Vacuum 80 kPa Vacuum 80 kPa
setara setara
Timbunan 5,0 m Timbunan 5,0 m Vacuum 80 kPa
setara
Timbunan 5,0 m
BANDARA JUWATA TARAKAN
PELABUHAN TARAKAN
PELABUHAN BAGENDANG
BAGENDANG BULKING STATION