General Pondasi - 1

REKAYASA
PONDASI - 1
Dosen :
FUAD HARWADI , ST., MT.
REKAYASA PONDASI adalah suatu upaya teknis/rekayasa
untuk mendapatkan jenis dan dimensi fondasi bangunan yang
efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja
dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu
GEOTEKNIK.
The foundation is the interfacing element between
Definisi Pondasi the superstructure and the underlying soil or
rock. (Bowles, 1977)
Meneruskan beban yang ditopangnya dan

Fungsi Pondasi beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah atau
batuan yang terletak dibawahnya.
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas daya dukung (Bearing

Capacity) dan pemampatan (Compressibility) yang akan
mengakibatkan penurunan /settlement tertentu oleh para Insinyur
geoteknik.
TANAH
dan
BATUAN
DAYA DUKUNG PONDASI merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah
terhadap pondasi (tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi
adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu
berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh
karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh,
biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Berat / Beban
Bangunan
PONDASI BEBAN Konstruksi yang
ditopangannya.
Berat Sendiri Pondasi
Apakah
Tidak
TANAH PERBAIKAN TANAH
Sudah cukup keras SOIL IMPROVEMENT
?
Ya MEKANIS STABILISASI
PONDASI BISA
LANGSUNG DIBANGUN
BEBAN YANG BEKERJA PADA SUATU PONDASI
dapat diproyeksikan menjadi:
1. BEBAN HORIZONTAL/BEBAN GESER, contohnya beban akibat gaya tekan tanah,

transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
2. BEBAN VERTIKAL/BEBAN TEKAN dan BEBAN TARIK, contohnya:

Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju, Gaya gempa, Gaya angkat air
3. MOMEN
DESAIN UTAMA PONDASI
mempertimbangkan :
1. Penurunan/pemampatan
(Compressibility) dan
2. Daya dukung tanah (Bearing

Capacity),
3. Lendutan (Deflection) dalam

beberapa kasus semisal turap,
Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya PENURUNAN

TOTAL/SETTLEMENT (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama)
dan PENURUNAN BERBEDA2/DIFFERENTIAL SETTLEMENT (sebagian
pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi
struktur yang didukungnya.
CONTOH2 KEGAGALAN
PONDASI
CONTOH2 KEGAGALAN
PONDASI
CONTOH2 KEGAGALAN
PONDASI
JENIS-JENIS PONDASI
PONDASI DANGKAL PONDASI DALAM

SHALLOW DEEP
FOUNDATION FOUNDATION
D/B ≤ 1 Dp / B ≥ 4
SETEMPAT
- PONDASI PELAT BETON BERTULANG
- PONDASI PONDASI SUMURAN SETEMPAT
- PONDASI CAKAR AYAM
- TIANG PANCANG
- TURAP
- KAISON
- STONE/SAND COLUMN
LAJUR
- PONDASI PAS. BATU GUNUNG.
- PLAT BETON ,MENERUS
TIANG PANCANG
CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
SHEET PILE
CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
STONE COLUMN
CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
SARANG LABA-LABA
CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
POER PLAT BETON

CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
PASANGAN BATU GUNUNG
CONTOH2 GAMBAR
PONDASI
CAISON
END OF PART-1
TERIMA KASIH
TANAH SEBAGAI BAHAN
PONDASI
TANAH SEBAGAI BAHAN PONDASI
SANGAT DIPERLUKAN PEMAHAMAN

KARAKTERISTIK FISIK & TEKNIS TANAH
KARAKTERISTIK FISIK & TEKNIS TANAH
Paramater Kekuatan
E, G’, v, Φ, c
Strength Parameters
Parameter Pemampatan
Cc , Cv , Cα
Compressibility indexes
Paramater Rembesan
k
Permeability indexes
Gravimetri-Volumetri
γ, Gs, e, n, Wc, PL, LL
Gravimteric – Volumetric Data
KLASIFIKASI TANAH
KLASIFIKASI TANAH VERSI ASTM D 2487-66T

KLASIFIKASI TANAH berdasarkan UKURAN BUTIR

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

τf = c + σ tan Φ



PEMAMPATAN ( Compressibility ) & KONSOLIDASI




REMBESAN ( Permeability )
REMBESAN ( Permeability )
END OF PART- 2
TERIMA KASIH
PONDASI DANGKAL
Shallow Foundation
PONDASI TELAPAK PONDASI

TERAPUNG/RAKIT
PONDASI TUMPUAN SETEMPAT

Independent footing
PONDASI TUMPUAN KOMBINASI

Combined footing
PONDASI TUMPUAN MENERUS

Wall footing
PONDASI TUMPUAN PELAT

Mat Foundation = Raft foundation
DAYA DUKUNG
Bearing Capacity
PONDASI DANGKAL
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
PERBAIKAN TANAH UNTUK

PONDASI DANGKAL
Soil Improvement for Shallow Foundation
MEKANIS STABILISASI
Ganti Tanah (Removal) dng Stabilisasi dng Semen (Soil cement)
Tanah Urug Pilihan dipadatkan
per layer Stabilisasi dng Kapur (Soil Lime)
Stabilisasi dng bahan kimia lainnya

Pra pembebanan (Preloading)
Drainase (Drainage)
Pemadatan (Compaction)
Cerucuk (Mini pile)
Geosintetic
DAYA DUKUNG
TEORI KERUNTUHAN Pondasi Dangkal
PONDASI
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
TEORI KERUNTUHAN
PONDASI
DAYA DUKUNG
PONDASI
DAYA DUKUNG
PONDASI
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
TEORI KERUNTUHAN
PONDASI
Tanah yang lembek, mudah

memampat dan kuat geser
yang kecil
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
KAPASITAS DAYA DUKUNG ULTIMIT

KAPASITAS DAYA DUKUNG DAYA DUKUNG
ULTIMIT Pondasi Dangkal
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
ANALISA DAYA DUKUNG
TERZAGHI
Analisa Daya Dukung TERZAGHI (1943) didasarkan pada
anggapan-anggapan sebagai berikut :
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG Pondasi Dangkal
TERZAGHI
Kohesi Tanah q = γ . Df γ yg digunakan

dibawah dasar γ yg digunakan adalah γ adalah γ dibawah
pondasi (kN/m2) diatas dasar pondasi dasar pondasi
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
TERZAGHI
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
TERZAGHI
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
TERZAGHI
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
MAYERHOF
ANALISA DAYA DUKUNG DAYA DUKUNG
MAYERHOF Pondasi Dangkal
DAYA DUKUNG
ANALISA DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
MAYERHOF
DAYA DUKUNG
EFEK MUKA AIR TANAH Pondasi Dangkal
TERHADAP DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
CONTOH Pondasi Dangkal
TERHADAP DAYA DUKUNG ULTIMIT
DAYA DUKUNG
DAYA DUKUNG
KAPASITAS DAYA DUKUNG BERDASAR DAYA DUKUNG
STANDART PENETRATION TEST (SPT) Pondasi Dangkal
DAYA DUKUNG
KAPASITAS DAYA DUKUNG BERDASAR
Pondasi Dangkal
STANDART PENETRATION TEST (SPT)
No. Angka Penetrasi standar ( N ) Kekerasan

1. 0 ----
2. 0 - 2 Sangat Lembek
3. 2 - 4 Lembek
4. 4 - 8 Agak kaku
5. 8 - 16 Kaku
6. 16 - 32 Sangat Kaku
7. > 32 Keras
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
LOADING TEST
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
SONDIR (CPT)
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
ANGGAPAN ( ASUMSI )
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
FAKTOR KEAMANAN
DAYA DUKUNG
Pondasi Dangkal
FAKTOR KEAMANAN
END OF PART –
3&4
TERIMA KASIH
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
BEBAN TITIK (Teori BOUSSINESQ, 1885)

PENURUNAN
Pondasi Dangkal
BEBAN TITIK (Teori BOUSSINESQ, 1885)

PENURUNAN
BEBAN TITIK (Teori BOUSSINESQ, 1885) Pondasi Dangkal
PENURUNAN
PENURUNAN
PENURUNAN
Jadi Total Tambahan Tegangan

di bawah pusat pondasi titik A
menjadi :
PENURUNAN

di bawah pusat pondasi titik
B1=B2=B3=B4 menjadi :
PENURUNAN

di bawah pusat pondasi titik
C1=C2=C3=C4 menjadi :
PENURUNAN
KESIMPULAN JAWABAN
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK

LAJUR MEMANJANG
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK

LAJUR MEMANJANG
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
PENURUNAN
BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK Pondasi Dangkal
EMPAT PERSEGI PANJANG

PENURUNAN
ISOBAR Tambahan
tegangan dibawah
luasan beban bujur
sangkar yang
diakibatkan beban
terbagi rata
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
BEBAN TERBAGI RATA

BERBENTUK
Nilai Faktor Pengaruh

untuk Tegangan
dibawah sudut luasan
empat persegi panjang
oleh akibat beban
terbagi rata (q)
PENURUNAN
CONTOH SOAL
z= 6m
PENURUNAN
PENYELESAIAN
100 kN/m2 100 kN/m2
200 kN/m2
200 kN/m2
200 kN/m2
400 kN/m2
200 kN/m2
100 kN/m2 100 kN/m2

PENURUNAN

Gambar 4.8.
PENURUNAN

PENURUNAN

PENURUNAN
LINGKARAN
BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK PENURUNAN
LINGKARAN Pondasi Dangkal

BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK PENURUNAN
LINGKARAN Pondasi Dangkal

PENURUNAN
LINGKARAN
CONTOH SOAL
PENURUNAN
LINGKARAN
PENYELESAIAN
END OF PART –
5&6
TERIMA KASIH
PENURUNAN
Settlement
PERHITUNGAN PENURUNAN
PENURUNAN
Pondasi Dangkal
PENURUNAN SEGERA
PENURUNAN ELASTIS
Tanah Homogen Lapisan Tanah Penurunan segera dari

dengan Tebal Tak Pendukung Pondasi Hasil Pengujian di
Terhingga Dibatasi Lapisan Keras Lapangan
Uji Beban Pelat
Uji S P T
Uji C P T (SONDIR)
PENURUNAN SEGERA (ELASTIS)
IMMEDIATE SETTLEMENT
Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga

Poisson Ratio
adalah suatu
konstanta elastis
yg
menggambarkan
kompresibilitas
suatu material yg
arahnya tegak
lurus terhadap
arah beban (stress)
yg dikenakan. Atau
juga rasio antara
regangan (strain)
latitudinal terhadap
longitudinal.
Lapisan Tanah Pendukung Fondasi
Dibatasi Lapisan Keras IMMEDIATE SETTLEMENT
STEINBRENNER (1934)
Gambar 4.16 (a) dan (b)

CONTOH SOAL 1
CONTOH SOAL 1
Penyelesaian Cara STEINBRENNER
CONTOH SOAL 1
CONTOH SOAL 1
CONTOH SOAL 1
Penyelesaian Cara JANBU et.al. (1965)
CONTOH SOAL 2
CONTOH SOAL 2
Penyelesaian
CONTOH SOAL 2
Penyelesaian
Dari Gambar 4.14

CONTOH SOAL 2
Penyelesaian
Dari Gambar 4.14

CONTOH SOAL 2
Penyelesaian
Penurunan Segera dari Hasil IMMEDIATE SETTLEMENT
Pengujian di Lapangan
UJI BEBAN PLAT

UJI S P T
UJI S P T
UJI S P T
UJI C P T (SONDIR)
UJI C P T (SONDIR)
Versi SCHMERTMAN et.al. (1978)
UJI C P T (SONDIR)
UJI C P T (SONDIR)
UJI C P T (SONDIR)
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
END OF PART –
7&8
TERIMA KASIH
U T S
(9)
TERIMA KASIH
PENURUNAN
Settlement
PERHITUNGAN KONSOLIDASI
KONSOLIDASI PRIMER
PENURUNAN
Settlement
KONSOLIDASI SEKUNDER
PENURUNAN
PERHITUNGAN KONSOLIDASI Settlement

PENURUNAN
Settlement
PERHITUNGAN KONSOLIDASI PENURUNAN
Settlement
CONTOH SOAL PENURUNAN
Settlement
Settlement
Settlement
END OF PART – 10
TERIMA KASIH
PONDASI DANGKAL
Shallow Foundation
P E R E N CANAAN
P E R E N CANAAN PONDASI DANGKAL
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
CONTOH SOAL PONDASI DANGKAL
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
Shallow Foundation
END OF PART – 11
TERIMA KASIH
TEKANAN LATERAL
TEKANAN LATERAL
TEKANAN LATERAL
TEGANGAN TANAH AKTIF
TEGANGAN TANAH PASIF

TEKANAN LATERAL
TEKANAN LATERAL
TEKANAN LATERAL
TEORI COULOMB
TEKANAN LATERAL
TEORI COULOMB
TEKANAN LATERAL
TEORI COULOMB
TEKANAN LATERAL
TEORI COULOMB
TEKANAN LATERAL
TEORI COULOMB
TEKANAN LATERAL
TEORI RANKINE
TEKANAN LATERAL
TEORI RANKINE
TEKANAN LATERAL
CONTOH SOAL 1
TEKANAN LATERAL
CONTOH SOAL 1
TEKANAN LATERAL
CONTOH SOAL 1
TEKANAN LATERAL
CONTOH SOAL 2
TEKANAN LATERAL
DINDING PENAHAN TANAH
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
Retaining Wall
CONTOH SOAL
Retaining Wall
CONTOH SOAL
Retaining Wall
CONTOH SOAL
Retaining Wall
CONTOH SOAL
Retaining Wall
CONTOH SOAL
Retaining Wall
CONTOH SOAL 2
Retaining Wall
CONTOH SOAL 2
Retaining Wall
CONTOH SOAL 2
Retaining Wall
CONTOH SOAL 3
Retaining Wall
CONTOH SOAL 4
Retaining Wall
Retaining Wall
PERENCANAAN DINDING PENAHAN

Retaining Wall
CONTOH SOAL 5
CONTOH SOAL 5
Retaining Wall
CONTOH SOAL 5
Retaining Wall
CONTOH SOAL 5
Retaining Wall
CONTOH SOAL 5
Retaining Wall
Retaining Wall
PELAKSANAAN PEKERJAAN
DINDING PENAHAN
Retaining Wall
DINDING PENAHAN
Retaining Wall
DINDING PENAHAN
END OF PART –
12 & 13
TERIMA KASIH
TURAP
SHEET PILE
 Konstruksi Turap : - Turap bebas

- Turap berjangkar
Bentuk penampang dan panjang turap dibuat di pabrik
( bahan dari baja atau beton bertulang )
 Dinding penahan tanah :

- Type gaya berat ( bahan pasangan batu kali )
- Type cantilever ( bahan beton bertulang )
Bentuk penampang dan kedalaman direncanakan,
kemudian dibuat ditempat.
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
METHODE OF INSTALLATION/DRIVING
 Corrugated Type :
- By Vibro Hammer ( Standard )
- By Vibro Hammer and Water jet
( Special Order )
 Flat Type :
- By Vibro Hammer or Diesel Hammer
( Standard )
- By Vibro Hammer and Water jet
( Special Order )
TURAP
SHEET PILE
TURAP
FLAT TYPE : SHEET PILE
FPC/FRC
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
Gaya-gaya Lateral yang terjadi : SHEET PILE
 ka1=tg²(45°-φ/2)=tg²(45°-27/2)=0,38
 ka2=tg²(45°-φ/2)=tg²(45°-0/2)=1
 kp=tg²(45°+φ/2)=tg²(45°+0/2)=1
 Pa1= ka1.q.h1=0,38.2.2=1,52 t
 Pa2= ka1.q.h2=0,38.2.1=0,76 t
 Pa3= ka2.q.h3=1.2.3=6 t
 Pa4= ½ ka1.∂t1.h1²=1/2.0,38.1,85.2²=1,40 t
 Pa5= ka1.∂t1.h1.h2=0,38.1,85.2.1=1,40 t
 Pa6= ka2.∂t1.h1.h3=1.1,85.2.3=11,10 t
 Pa7= 1/2ka1.∂sat1.h2²=1/2.0,38.2,0.1²=0,38 t
• Pa8= ka2.∂sat1.h2.h3=1.2,0.1.3=5,55 t
• Pa9=1/2ka2.∂sat2.h3²=1/2.1.2,1.3²=5,4 t
• Pa10=2c√ka2.h3=2.1.√1.3=6 t
• Pp1=2c√kp.d=2.1.2=4 t
• Pp2=1/2 kp2.∂sat2.d²=1/2.1.2,1.2²=4,2 t
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
Ka = tg² ( 45 - Ф/2 ) ; Kp = tg² ( 45 + Ф/2 )

Pa1 = q.Ka. ( H + do )
Pa2 = 0,5.Ka.∂t ( H + do )²
Pp = 0,5.Kp.∂t do²
∑Ma = 0
Pa1.Y1 + Pa2.Y2 – Pp.Y3 = 0
Didapat persamaan pangkat 3 dalam do
do dihitung dengan cara coba-2
d = 1,2 do
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
Ka = tg² ( 45 - Ф/2 ) ; Kp = tg² ( 45 + Ф/2 )

Pa1x = q.Ka. ( H + x )
Pa2x = 0,5.Ka.∂t ( H + x )²
Ppx = 0,5.Kp.∂t x²
Mx-x = Pa1x.Z1 + Pa2x.Z2 – Ppx.Z3
= q.Ka. 0,5 ( H + x )²+ 1/3.Ka.∂t .(H+ x )³
- 1/3.Kp.∂t x³
=0 didapatkan harga x, kemudian harga x ini
dimasukan kembali ke Mx-x = Mmax
Section Modulus Z = Mmax/ бijin dari harga Z
didapatkan Type profil didalam tabel profil turap.
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
Ka = tg² ( 45 - Ф/2 ) ; Kp = tg² ( 45 + Ф/2 )

Pa1 = q.Ka. ( H + do )
Pa2 = 0,5.Ka.∂t ( H + do )²
Pp = 0,5.Kp.∂t do²
∑Ma = 0
Pa1.Y1 + Pa2.Y2 – Pp.Y3 = 0
Didapat persamaan pangkat 3 dalam do
do dihitung dengan cara coba-2
d = 1,2 do
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
Ka = tg² ( 45 - Ф/2 ) ; Kp = tg² ( 45 + Ф/2 )

Pa1x = q.Ka. X
Pa2x = 0,5.Ka.∂t X²
Mx-x = Pa1x.X1 + Pa2x.X2 – T.X3
= q.Ka.X.X1+ 0,5.Ka.∂t.X².X2 - T.X3
=0 didapatkan harga X, kemudian harga x ini
dimasukan kembali ke Mx-x = Mmax
Section Modulus Z = Mmax/ бijin dari harga Z
didapatkan Type profil didalam tabel profil turap.
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
Koef.tekanan tanah aktif menurut Coulomb
 Dari Poligon Gaya didapat persamaan Sinus sbb:
W/[Sin(90°+Ө+δ-β+φ)] = Pa/Sin(β – φ)
Pa = [Sin(β – φ)/Sin(90°+Ө+δ-β+φ)] W
W = ½ (AD)(BC).∂t
AD = AB Sin(90°+Ө-β)
= [H/Cos(Ө)] Sin(90°+Ө-β)
= H [Cos(Ө-β)/CosӨ]
TURAP
SHEET PILE
Berapa Pa dan Ka?
 Dari bidang keruntuhan didapat pers.Sinus sbb.:
AB/Sin(β – α) =BC/Sin(90° - Ө+α)

BC = [Sin(90° - Ө +α)/Sin(β-α)]AB
Cos(Ө-β) Cos(Ө-α)
W = ½ ∂t.H² Cos²Ө Sin(β-α)
Cos(Ө-β) Cos(Ө - α) Sin(β-α)
Pa = ½ ∂t.H²
Cos²Ө . Sin(β-α) Sin(90°+Ө+δ-β+φ)
Untuk mendapatkan Pa Maksimum dPa/dβ = 0

TURAP
SHEET PILE
TURAP
SHEET PILE
END OF PART –
14 & 15
TERIMA KASIH
U A S

General Pondasi - 1

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

General Pondasi - 1

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

REKAYASA

Meneruskan beban yang ditopangnya dan

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas daya dukung (Bearing

Berat Sendiri Pondasi

1. BEBAN HORIZONTAL/BEBAN GESER, contohnya beban akibat gaya tekan tanah,

2. BEBAN VERTIKAL/BEBAN TEKAN dan BEBAN TARIK, contohnya:

2. Daya dukung tanah (Bearing

3. Lendutan (Deflection) dalam

Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya PENURUNAN

PONDASI DANGKAL PONDASI DALAM

POER PLAT BETON

SANGAT DIPERLUKAN PEMAHAMAN

KARAKTERISTIK FISIK & TEKNIS TANAH

KLASIFIKASI TANAH VERSI ASTM D 2487-66T

KLASIFIKASI TANAH berdasarkan UKURAN BUTIR

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

KEKUATAN GESER TANAH ( Shear Strength)

PEMAMPATAN ( Compressibility ) & KONSOLIDASI

PEMAMPATAN ( Compressibility ) & KONSOLIDASI

PEMAMPATAN ( Compressibility ) & KONSOLIDASI

PEMAMPATAN ( Compressibility ) & KONSOLIDASI

PONDASI TELAPAK PONDASI

PONDASI TUMPUAN SETEMPAT

PONDASI TUMPUAN KOMBINASI

PONDASI TUMPUAN MENERUS

PONDASI TUMPUAN PELAT

PERBAIKAN TANAH UNTUK

Stabilisasi dng bahan kimia lainnya

Cerucuk (Mini pile)

Tanah yang lembek, mudah

KAPASITAS DAYA DUKUNG ULTIMIT

Kohesi Tanah q = γ . Df γ yg digunakan

No. Angka Penetrasi standar ( N ) Kekerasan

BEBAN TITIK (Teori BOUSSINESQ, 1885)

BEBAN TITIK (Teori BOUSSINESQ, 1885)

Jadi Total Tambahan Tegangan

Jadi Total Tambahan Tegangan

Jadi Total Tambahan Tegangan

BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK

BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK

BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK Pondasi Dangkal

EMPAT PERSEGI PANJANG

BEBAN TERBAGI RATA BERBENTUK Pondasi Dangkal

EMPAT PERSEGI PANJANG

BEBAN TERBAGI RATA

Nilai Faktor Pengaruh

EMPAT PERSEGI PANJANG

EMPAT PERSEGI PANJANG

100 kN/m2 100 kN/m2

100 kN/m2 100 kN/m2

EMPAT PERSEGI PANJANG

EMPAT PERSEGI PANJANG

EMPAT PERSEGI PANJANG

LINGKARAN Pondasi Dangkal

LINGKARAN Pondasi Dangkal

Tanah Homogen Lapisan Tanah Penurunan segera dari

Uji Beban Pelat

Tanah Homogen dengan Tebal Tak Terhingga

Gambar 4.16 (a) dan (b)

Dari Gambar 4.14