Anda di halaman 1dari 28

PPG

2019
KELOMPOK 2
KONSTRUKSI DAN PERKERASAN JALAN
A. Bagian konstruksi jalan
1. Lapisan perkerasan jalan
2. Lapisan pondasi atas
3. Lapisan pondasi bawah
4. Lapisan tanah dasar

B. Daerah manfaat jalan (damaja)


C. Daerah milik jalan (damija)
D. Daerah pengawasan jalan (dawasja)
PERKERASAN JALAN
Tahukah kalian apakah Lapisan PERKERASAN JALAN?
A. Definisi Perkerasan jalan
Perkerasan jalan merupakan lapisan yang terletak di antara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan.
Suatu konstruksi perkerasan jalan memiliki susunan lapisan
perkerasan sbb :
 Lapis Permukaan/Lapisan Aus (Wearing–course)
 Lapis pondasi atas/LPA (base-course)
 Lapis pondasi bawah/LPB (sub Base-course)
 Tanah dasar (sub grade)
SUSUNAN PERKERASAN JALAN
Tahukah anda Jenis-jenis Perkerasan Jalan?
Perkerasan jalan dibagi menjadi 3, yaitu ;
1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Menggunakan aspal sebagai bahan perkerasan
2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Menggunakan beton sebagai bahan perkerasan
3. Konstruksi Perkerasan Perkerasan Komposit (Composit Pavement)
Gabungan antara lapis perkerasan fleksibel pada bagian permukaan
atau lapisan aus dan lapisan perkerasan dari bahan beton bersifat kaku
Gambar Jenis-jenis Perkerasan Jalan
1. PERKERASAN LENTUR (FLEXIBEL PAVEMENT)
A. CIRI-CIRI PERKERASAN LENTUR
1) Memakai bahan pengikat aspal.
2) Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar.
3) Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya rutting
(lendutan pada jalur roda).
4) Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar berupa bentuk jalan
bergelombang (mengikuti tanah dasar).
B. JENIS JENIS PERKERASAN LENTUR (FLEXIBEL PAVEMENT)
1) Jalan Sistem TELFORD
Lapisan perkerasan yang disusun dari lapisan bagian bawah pasir urug
tebal 10 cm, lapisan batu onderlag 20/15 cm, dilapisi batu pengunci
5/7 cm dan dipadatkan secara mekanis dalam 8 kali ( bolak balik)
mulai dari tepi jalan ke tengah diikat dengan lapisan aspal kliciran
pada permukaan dan ditutup pasir kasar
2) Jalan Sistem MAC-ADAM
Konstruksi perkerasan dengan prinsip “tumpang-tindih” dengan
mempergunakan batu-batu pecah yang dipasangkan bersusun dengan
dengan ukuran batu terbesar terbesar 3", batu besar terletak pada bagian
bawah , lapis bagian atasnya digunakan batu dengan susunan lebih kecil.
Bagian tepi jalan berbatasan dengan berm dipasangkan pasangan batu atau
konstruksi massif dari pasangan batu untuk mencegah terjadinya pergeseran
lapisan kesamping.
3) Jalan Sistem PENETRASI (LAPEN)
Merupakan pengembangan susunan dari system gambungan Telfor adam.
Pada susunan lapisan bagian atas sebagai lapisan aus tersusun dari lapisan
penetrasi material dengan pengikat aspal cair yang diklicir disemportkan pada
setiap permukaan material. Susunan lapisan 2 lapis dengan batu pecah 3/5.
2/3. Dan lapisan atas pasir kasar. Proses penghamparan tiap lapisan
dipadatkan mengunakan mekanis dan dilapisi aspal cair dan dihambarkan
batu lapisan atas dan dipadatkan kembali hingga lepisan paling atas
4) Jalan BUTAS
Lapisan perkerasan jalan mengunakan system gabungan bagai bawah
dengan telford dan bagian atas mengunakan aspal alam dari
penambangan alam di buton daerak Lawelle disebut Buton aspal
(Butas). Susunan bagian antara lapisan batu pecah 5/7 di lapisi aspal
cair minyak kemudian bagian lapisan aus digunakan aspal beton
ukuran 3 s/d 5 Cm dihambarkan pada lapisan dan dipadatkan dengan
cara mekanis.
5) Jalan Beton Aspal Beton Bercampur Panas
a)Laston (Lapisan Aspal Beton)
• Merupakan beton aspal bergradasi menerus yang umum
digunakan untuk jalan-jalan dengan beban lalu lintas yang
cukupberat. Laston dikenal pula dengan nama AC (Asphalt
Concrete). Karakteristik beton aspal yang terpenting pada
campuran ini adalah stabilitas. Tebal nominal minimum Laston
4-6 cm.
Sesuai fungsi lapisan aspal beton ( Laston) mempunyai 3 macam
campuran yaitu:
• Lapisan Aus : AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course), tebal
minimal 4 cm.
• lapisan pengikat, dengan nama AC-BC (Asphalt Concrete-Binder
Course). Tebal nominal minimum AC-WC adalah 5 cm.
• Laston sebagai lapisan pondasi, dengan nama AC-Base (Asphalt
Concrete-Base). Tebal nominal minimum AC-BC adalah 6 cm.
b) Lastaston (Lapisan Tipis Aspal Beton)
Merupakan beton aspal bergradasi senjang. Lataston biasa pula disebut
dengan HRS (Hot Rolled Sheet). Karakteristik beton aspal yang
terpenting pada campuran ini adalah durabilitas dan fleksibilitas. Sesuai
fungsi Lataston mempunyai 2 macam campuran yaitu:
1) Lapisan aus, dikenal dengan nama HRS-WC (Hot Rolled Sheet Wearing
Course), tebal nominal minimum HRS-WC adalah 3 cm.
2) Lataston sebagai lapisan pondasi, dengan nama HRS-Base (Hot
Rolled Sheet-base), tebal nominal minimum HRS-Base adalah 3,5 cm.
c) Latasir (Lapisan Tipis Aspal Pasir)
Merupakan beton aspal untuk jalan-jalan dengan lalu lintas ringan,
khususnya dimana agregat kasar tidak atau sulit diperoleh. Lapisan ini
khusus mempunyai ketahanan alur (rutting) rendah. Oleh karena itu tidak
diperkenankan untuk daerah berlalu lintas berat atau daerah tanjakan.
Latasir biasa pula disebut sebagai SS (Sand Sheet) atau HRSS (Hot Rolled
Sand Sheet). Sesuai gradasi agregatnya, campuran latasir dapat dibedakan
atas:
a) Latasir kelas A, dikenal dengan nama HRSS-A atau SS-A. Tebal nominal
minimum HRSS-A adalah 1,5 cm.
b) Latasir kelas B, dikenal dengan namaHRSS-B atau SS-B. Tebal nominal
minimum HRSS-A adalah 2 cm. Gradasi agregat HRSS-B lebih kasar dari
HRSS-A.
Tabel Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal

Tabel Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal


Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos
ASTM (mm) WC BC Base
1 1/2'' 37,5 - - 100
1'' 25 - 100 90-100
3/4'' 19 100 90-100 76-90
1/2'' 12,5 90-100 75-90 60-78
3/8'' 9,5 77-90 66-82 52-71
CONTOH GRADASI AGREGAT KELAS A
Berikut contoh pengujian agregat kelas A (hasil Job Mix Desain),
diketahui bahwa agregat kelas A termasuk tanah non plastis dengan
perbandingan batu pecah yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ukuran: 20 – 50 mm : 15% x berat
10 – 20 mm : 30% x berat
5 – 10 mm : 15% x berat
Abu batu < 5 mm : 40% x berat

BATU PECAH ABU BATU (< 5 mm) BUTIRAN HALUS


Ukuran
(mm) 20-50 10-20 5-10 kasar medium halus lanau lempung

Persentase
15.0 30.0 15.0 34.0 6.0
(%)
CONTOH GRADASI AGREGAT KELAS B
Hasil pengujian agregat kelas B (hasil Job Mix Desain), diketahui bahwa
agregat kelas B termasuk tanah non-plastis dengan perbandingan batu
pecah yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ukuran: 20 – 50 mm : 20% x berat
10 – 20 mm : 20% x berat
5 – 10 mm : 16% x berat
Abu batu < 5 mm : 44% x berat

BATU PECAH ABU BATU (< 5 mm) BUTIRAN HALUS


Ukuran
(mm) 20-50 10-20 5-10 kasar Medium halus lanau Lempung
Persentase
20.0 20.0 16.0 37.0 7.0
(%)
2. PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
Perkerasan kaku adalah perkerasan yang mempunyai lapisan dasar
beton dari bahan kerikil, pasir dan Portland Cement (PC).
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan
kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan
masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis
permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas
yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup
luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh
dari plat beton sendiri.
REFERENSI :
1. MODUL GEOMETRIK JALAN
2. MODUL PROFESIONAL M3KB1 - PERKERASAN LENTUR
3. INTERMODUL PROFESIONAL M3KB1 -ANALISIS TEBAL
PERKERASAN LENTUR
4. MODUL PROFESIONAL M3KB1 -BAHAN PERKERASAN JALAN
5. BUKU SISWA ELEKTRONIK
6. INTERNET
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai