JENIS PEKERJAAN :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN STRUKTUR
4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
LINGKUP KERJA :
Hal – hal yang diperhatikan untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan :
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan
Pembangunan Kantor Sekretariat Lembaga Sosial Keagamaan Gereja Pantekosta Di Indonesia
Papua Baratakan diperlukan Manajemen Proyek yang baik dan struktur organisasi dengan
pembuatan pembagian (Job Description ) yang jelas dan penempatan tenaga ahli yang
berpengalaman.
Pelaksanaan atau pekerjaan proyek ini harus di mulai dengan penyusunan perencanaan,
penyusunan jadwal (penjadwalan) dan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
perencanaan diperlukan pengendalian.
Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan lancar
sesuai dengan yang di atur dalam dokumen penawaran yaitu proyek ini diselesaikan dalam
waktu ……. hari yaitu :
PERENCANAAN
Untuk mencapai tujuan, proyek ini kami rencanakan dengan matang.Yaitu dengan
meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari proyek sekaligus menyiapkan segala program
teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu,mutu,biaya dan keselamatan
kerja. Perencanaan system manajemen proyek ini untuk memastikan hal-hal yang berkaitan
dengan biaya, waktu, mutu, K3, Manajemen sumber daya manusia, lingkungan, resiko dan
system komunikasi.
Hal – hal yang menjadi rencana metode pelaksanaan untuk menjalankan proyek
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
SPMK MCO
START
Pekerjaan Pelaksanaan Pek. Pelaksanaan Pek. Pelaksanaan PHO
Persiapan Struktur Arsitektur Pek. Mekanikal
/ Elektrikal
Lokasi
Rencana Pengamanan terhadap Site
Rencana Penempatan direksi keet, gudang material, dan air kerja
Peta Sirkulasi penempatan material utama dan Pendukung
Metode Pelaksanaan Lalu Lintas Aktivitas Proyek dan Jalur sementara Keluar – Masuk
Sirkulasi buangan sisa material dan galian
Keterangan :
A : Rencana Gudang/bedeng
DENAH
SPMK MCO
2
Metode
9 Serah Terima Persiapan
Metode Pelaksanaan
Test Commisioning + PHO Kawasan
7 4
Metode Pelaksanaan Bangunan utama/ Penunjang
Rencana Manajemen Mutu + K3 5
6
Proyek Harus Dimanajemeni Atas Dasar Per Phase Dari Siklus Hidupnya Dgn Tanggung Jawab
Yg Maksimum Serta Perencanaan Dan Pengendalian Yang Terintegrasi.
Barcutter
1 Unit
(Pemotong Besi)
Waterpass 1 Unit
Persiapan Laboraturium
1) Persiapan di site ( gerobak, kerucut Abrams, Rojokan, palu, senter, alat Bantu
komunikasi, meteran Thermocouple )
2) Persiapan bahan untuk job mix/design mix ( pasir, semen dan split ). Berhubung
waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan komposisi adukan/campuran beton dapat
memakan waktu minimal 14 hari, kegiatan pengajuan job mix ke laboraturium beton
dilakukan pada masa pra kontrak (setelah penetapan Penyedia Jasa). Job mix yang
diharapkan adalah komposisi untuk mutu karakteristik beton K 250 yang mewakili
semua struktur beton bertulangPembangunan Pembangunan Kantor Sekretariat
Lembaga Sosial Keagamaan Gereja Pantekosta Di Indonesia Papua Barat.
Digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.
Kesiapan Peralatan :
Kesiapan Material :
1) Semen, pasir pasang dan pasir beton, split dan batu kali/belah
2) Besi beton
3) Bahan rangka atap
4) Bahan pintu dan jendela (aluminium, kaca, multipleks)
5) Bahan keramik
6) Bahan elektrikal
Pengecoran pada proyek RKB ini mempunyai persyaratan beton sebagi berikut :
1) Tes Slump 12 ± 2 cm
2) Densitas 2,35 Kg/cm3
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah,
puing, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran
lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench
Mark). Dalam pengukuran digunakan alat meteran dan waterpassserta rambu ukur.
Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Dan juga untuk daerah permukaan tanah
yang tidak rata agar terlebih dahulu melakukan perataan permukaan tanah dengan dengan
cara manual.
Pekerjaan pembersihan lapangan dilakukan sepanjang ada kegiatan di lapangan dari awal
sampai akhir pekerjaan.
Untuk pengukuran pembangunan GPDI ini, Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan
menggunakan patok atau marking pada bangunan/dinding eksisting, jika bangunan eksisting
terlalu jauh, dibuatkan patok tetap dari bahan balok 10x10 cm yang ditancapkan kedalam
tanah secara vertikal dengan kokoh. Patok-patok marking elevasi yang lain dapat terbuat
dari kaso dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
Pekerjaan pengukuran untuk Pembangunan GPDI dilakukan menggunakan waterpass,
pengukuran dilaksanakan sekaligus membuat bouwplank. Bowplank terbuat dari papan yang
bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah
cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari
titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan
paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di
cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 2,5 m dari As sekeliling
bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.
Pada tahapan pekerjaan ini dilakukan pembuatan kantor sementara pada sebidang tanah.
Direksikeet dibangun dengan kayu dan triplek oleh pekerja membentuk sebuah kantor yang
layak untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Hal ini juga akan di
koordinasikan dengan Owner apabila dibutuhkan untuk penyewaan lahan sebagai
direksikeet.
Gudang Material untuk menunjang kelancaran dan keamanan pekerjaan penyediaan gudang
material sangat diperlukan. Gudang yang akan dibangun adalah untuk menyimpan semen
dan bahan-bahan lainnya serta peralatan mesin-mesin misalnya peralatan pengukuran, bor
listrik dan lain-lain.
Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan fabrikasi bekisting, pemotongan besi,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau
dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan dari awal sampai akhir proses pelaksanaan dilapangan, testing
comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diperlukan
satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan instalasi pipa ke sumber air untuk mendapatkan air kerja,
kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung
dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada
dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi alat bantu adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan. Dengan memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian
kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah
selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan :
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 (borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang
sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan
yang akan dilaksanakan, antara lain :
Nama Kegiatan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan
Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
Sumber dana dan Jangka waktu
Nama penyedian jasa
Penyediaan perlengkapan K3 ini berupa Safety shoes, Helm, Rompi, Rambu-Rambu, dan lain-
lain. Pada saat memulai proyek, mulai dipasang papan nama proyek dan rambu-rambu
proyek seperti Pemberitahuan Penggunaan Peralatan Safety, bendera K3. Sehingga pada
saat aktivitas pekerjaan mulai dari persiapan sudah dikerjakan dengan Safety First.
Pekerjaan galian dilaksanakan secara open cut, dilakukan oleh Tukang Gali dengan kemiringan
1 : 0,5 (Sesuai dengan gambar kerja). Juru ukur akan memberikan patok-patok panduan serta
berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok
disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus
aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih,
atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke Dumptruk untuk
dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan terpal/plastik agar tanah yang
dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan Galian.
Berikut Urutan metode pelaksanaan :
- Juru Ukur akan melakukan pengukuran untuk menentukan titik ukur terhadap titik elevasi
galian tanah
- Tukang menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat
- Tukang memasang patok dan benang untuk acuan galian.
- Tukang menggali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang
- Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
- Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan
alat ukur manual atau dengan Survey Equipment.
- Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa air untuk menguras air dipompa
ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
Penggalian tanah dengan menggunakan alat manual. Penggalian ini dilaksanakan dengan
mengikuti gambar rencana. As galian digaris pada tanah dengan mengacu pada benang yang
ditarik dari papan bouwplank. Garis as galian diturunkan ke tanah dengan menge-lot benang
bouwplank ke tanah.
4Cara Pelaksanaan :
a. As galian diambil dari benang melamjang dan atau melintang. Garis as galian digaris
diatas tanah dengan bantuan lot
b. Galian tanah untuk pondasi batu kali dilakukan pada sisi belakang dan sisi samping RKB
terlebih dahulu.Untuk bahagian depan RKB, pada bahagian tengah disisakan (tidak
digali) untuk akses material batu dan adukan ke arah galian. Galian pada bahagian
depan dan sekat RKB dilakukan setelah pasangan batu selesai untuk bahagian belakang
dan samping RKB.
Diatas dasar galian pondasi dihampar pasir urug setebal 5 cm. Pemadatan hamparan pasir
urug menggunakan sendok kayu atau peralatan tukang batu. Lapisan pasir urug merupakan
pemisah antara pasangan batu dan tanah. Urugan pasir juga dilakukan dibawah rabat atau
lantai keramik.Urugan pasir dibawah pasangan batu umumnya dilaksanakan saat pekerjaan
pemasangan batu. Pasir urug digelar dan diratakan, pasangan batu dilaksanakan diatas
urugan pasir. Hal ini dilakukan agar urugan pasir tidak terbawa air atau tertimpa tanah
bekas galian jika urugan pasir dilakukan 1 hari sebelum pasangan batu belah.Pasir urug
dibawa dan dilangsir menggunakan gerobak dari tempat penumpukan pasir urug. Digunakan
pacul atau sekop untuk menuang pasir urug pada lubang galian.
Untuk urugan pasir akan dilakukan setelah timbunan lantai dan pemadatan dilakukan, diatas
tanah yang telah dipadatkan akan dihampar pasir urug dengan ketebalan 10 cm sesuai
dengan bestek dan gambar rencana, pekerja akan memastikan pasir dalam keadaan tidak
tercampur dengan batu atau tanah, setelah pasir dihampar akan akan dilakukan pengukuran
ketebalan agar sesuai dengan ukuran dan dimensi yang dipersyaratkan.
Urugan tanah kembali dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.
Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang
disetujui oleh Konsultan supervisi dan Owner. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan
lapangan tidak boleh digunakan sebagai urugan pondasi. Tanah urugan pondasi harus
dipadatkan dengan alat pemadat Stamper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan
supervisi. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap lapisannya
adalah 30 cm (Sesuai Spesifikasi Teknis Dan Gambar Kerja).
Pekerja memeriksa area yang akan dilakukan pengecoran lantai kerja, selanjutnya membuat
adukan beton cor untuk lantai kerja yang sesuai dengan perencanaan. Tahap berikutnya
adalah menuang dan menghampar beton cor untuk area lantai kerja.Pengecoran dilakukan
dengan merata dan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yaitu 5 cm.
Pekerjaan pembesian serta pengecoran antara plat pedestal dan kolom pedestal dapat
dilakukan bersamaan tergantung dari pada dimensi dan design masing-masing. Besi Tulangan
berbagai diameter (diameter sesuai spesifikasi) dipotong sesuai dengan ukuran pada gambar
kerja dengan menggunakan bar cutter sedangkan pembengkokan tulangan mengunakan bar
bender Pemotongan panjang besi tulangan untuk tiang dipotong sepanjang tinggi kolom
terhadap sloof ditambah dengan panjang penyaluran 40D. Panjang pembengkokan tulangan
sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar bending schedule. Untuk sengkang yang
dibengkokan sesuai sudut yang diinginkan maka panjang pengaitnya adalah 6D.
Besi Tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan tulangan
sengkang menggunakan kawat bendrat ,jarak dan jumlah tulangan pokok disesuaikan dengan
shop drawing dan bestek. Selanjutnya adalah perakitan bekisting, setelah dirakit dilumuri
dengan minyak bekisting. Melakukan job mix design dan job mix formula untuk kualitas
beton yang diinginkan. Pengecoran beton dan diratakan denan menggunakan concrete
vibrator.
Pada pekerjaan ini dilakukan sebelum pondasi dilaksanakan baik pondasi footplat dan
pondasi batu belah. Untuk pekerjaan ini batu aanstamping yang digunakan bisa Batu Gunung
/ Kali atau batu yang di sarankan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan harus
berkualitas baik dari jenis yang keras, tidak berlubang dan forius, dengn ukuran maksimal 25
cm. Batu Gunung /Kali harus bersih dan tidak boleh mengadung atau menempel tanah dan
lumut pada permukaannya. Untuk keperluan pasangan Aanstamping/batu kali ukuran
maksimal batu kali adalah 10 cm. Batu diletakkan dibawah pondasi dilakukan oleh pekerja.
Setelah batu ditempatkan maka diukur ketebalan batu tersebut.
Bagian Pondasi Batu Belah ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu
belah sesuai dengan gambar dan persyaratan.
PENGENDALIAN YG DISYARATKAN
1. Menggunakan APD
2. Dipasang Rambu – rambu peringatan
- Di pasang Safety line
- Dipasang rambu "Hati-hati ada Galian«
PERALATAN :
Cangkul, Belincong untuk galian dan timbunan
Pick up
Alat bantu lain
Gambar pekerjaan galian pondasi, urugan pasir dan pasangan batu belah
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian Pondasi Batu Belah ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu
belah sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.
BAHAN - BAHAN
1. Batu Belah
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/ retak.dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal disini.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam.
3. Adukan
Material batu belah yang keras tidak cacat dan tidak retak. Air yang digunakan bersih, tawar
dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi, asam kali atau bahan organik. Pasir pasang
sama seperti syarat pasir beton, kadar lumpur yang boleh dikandung maksimal 10 % dan
mempunyai butiran antara 0 sampai 1 mm.
Gambar pasangan batu belah dengan pemasangan stek besi kolom dan stek besi untuk
pasangan dinding bata
Balok Sloof type S1, uk. 25/50, tul. 6 D16 + 4Ø12, begel Ø10-100 dan Balok sloof type S2,
uk. 15/30 tul. 8Ø12 , begel Ø10-10
Pembesian Sloof
Pembesian Sloof yang dikerjakan sesuai dengan shop drawing yaitu menggunakan
penulangan utama pada posisi tumpuan. Untuk penulangan balok sloof type S1 dan type S2
dilakukan sesuai dengan perencanaan. Sloof dipasang diatas pasangan batu kali, oleh sebab
itu benang bantu ditarik kembali untuk mengontrol as sloof. Sloof dibuat berdasarkan
perencanaan yaitu untuk type S1 ukuran 25 x 50 cm dan type S2 ukuran 15/30. Semua posisi
PEMBANGUNAN GPDI Page19
kolom (KU, KS dan KP) dimarking kembali untuk presisi letak semua kolom. Semua besi
kolom disambung dari dasar stek (permukaan atas pasangan batu belah). Semua besi kolom
dicor pada dasar sloof. Besi kolom yang dipasang pada titik kolom harus disanggah
menggunakan kaso atau bambu agar tegak. Posisi besi kolom yang miring akan menyebabkan
pergerakan besi kolom pada bagian bawah yang akan menyulitkan saat penyetelan kolom.
Semua pembesian kolom dipasang, pengecoran untuk sloof dilakukan untuk 2 tahap saja
untuk menghemat bekesting. Sambungan besi sloof sesuai dengan spesifikasi, demikian juga
pertemuan besi pada pojok/sudut atau pertemuan arah memanang dan melintang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Gambar. Pembesian Slo of
Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi sloof dari material papan atau triplek dengan
rangka kaso 5/7 cm dan membuat stop cor, jika menggunakan papan, dipilih bahan papan
yang lebar 20 cm, sebab dipasaran lebar papan umumnya 18 cm. Penggunaan bekesting
papan lebih menghemat tulangan, namun pemilihan material papan harus benar-benar teliti
agar diperoleh papan yang lurus. Demikian juga pemilihan kaso, tidak digunakan kaso
dengan jenis kayu sembarang, kaso dipilih dari bahan yang lurus dan baik. Dalam
pemasangan bekisting ini, seluruh permukaannya harus dipasang secara rapat dan rata atau
tidak beloh berongga.
Rangka untuk bekisting dipasang sedemikian sehingga papan atau tripleks tidak melendut
saat pengecoran. Stoot samping dibuat tiap jarak 50 cm pada kedua sisi bekesting, dipasang
pengaku pada atas bekesting dari bahan kaso agar jarak sisi dalam bekesting tetap 25 cm.
Setelah komposisi adukan diperoleh, besi dan bekisting sloof telah terpasang, persiapan
pengecoran dimulai. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan peralatan concrete mixer,
komposisi adukan dari uraian job mix diimplementasikan dilapangan. Perbandingan material
yang digunakan dilapangan addalah perbandingan volume. Setelah mendapat persetujuan
dari Pemberi Kerja dan atau Konsultan Pengawas tentang komposisi material, proses
penakaran material dilaksanakan. Sekitar separuh volume dilaksanakan saat hari pertama
pengecoran sloof, separuhnya lagi dilaksanakan pada hari ke tiga, setelah pembongkaran
dan pemasangan kembali bekesting sloof. Bekesting sloof dibuka setelah 24 jam pengecoran
sloof. Permukaan sloof disiram (curing) setelah bekesting dibuka.
Pengecoran sloof dilakukan sepanjang sloof. Pengecoran paling ideal menggunakan vibrator.
Vibrator digunakan dengan posisi tegak lurus atau hampir tegak lurus. Penggetaran
diupayakan sedikit mungkin mengenai besi/tulangan sloof atau bekesting. Penggetaran juga
dapat dibantu menggunakan rojokan dari bahan besi begel.
Setiap Tiap sample akan diuji untuk umur beton minimal 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Untuk
mendapatkan hasil test tekan beton dengan mutu beton karakteristik K 250, kadar air dijaga
dan ada baiknya menambah sedikit volume semen saat pencampuran beton.
Pelepasan bekisting
Selama kurang lebih 24 jam setelah pengecoran sloof, bekesting dibuka dan dipindahkan
untuk pengecoran bahagian sloof yang lain. Sloof yang telah dibuka cetakannya, disiram
dengan air bersih sedikitnya 3 kali sehari sampai 3 hari.
2. PEKERJAAN KOLOM BETON (Kolom type K1, K2, K3, K4, KP)
Bekisting Kolom
Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi kolom dari material papan trentang serta rangka
kaso. Pemasangan bekisting untuk kolom ini dikerjakan dengan perkuatan dengan
pemasangan sabuk dari balok kayu atau Tie rod. Dalam pemasangan bekisting ini, seluruh
permukaannya harus dipasang secara rapat dan rata atau tidak beloh berongga.Bekisting
Kolom harus di chek kelurusannya vertikal) dan peletakan/dasarnya.Untuk menyangga besi
terhadap bekesting dapat digunakan tahu beton dengan tebal 3 cm yang diikatkan pada
pembesian kolom secara zig-zag. Tahu beton ini menjaga agar selimut beton tetap terjaga
dari bawah sampai atas kolom. Dibuat tangga atau scaffolding untuk setiap kolom utama
yang akan dicor sebagai tempat pekerja untuk melangsir sampai menuang adukan dari
permukaan atas bekesting kolom.
Pembesian Kolom
Pembesian kolom menggunakan tulangan utama dan tulangan sengkang dilakukan sesuai
dengan perencanaan dan dibedakan type setiap kolom. Pembesian harus diatur jarak antar
besi agar agregat batu split beton bisa masuk sehingga beton pada saat pengecoran tidak
ada ruang kosong. Besi kolom sudah terpasang dan tertanam pada saat pengecoran sloof.
Proses pengecoran
Digunakan beton mutu K-250 dengan pengecoran secara site mix menggunakan concrete
mixer (mesin molen beton). Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap 1 meter setinggi
pasangan bata. Pasangan bata dilanjutkan setelah 24 jam pengecoran kolom struktur dan
kolom praktis. Semua kolom struktur dan kolom praktis harus pada satu garis lurus pada
arah memanjang dan melintang.
Vibrasi yang cukup selama pengecoran. Penggetaran beton untuk kolom dibantu dengan
rojokan menggunakan besi begel 12 mm yang dibuat dengan panjang sekitar 4 m. Ketika
adukan dituang kedalam bekesting, besi rojokan digunakan untuk memadatkan beton.
Penggunaan vibrator umumnya saat ketinggian beton 1 m dari top kolom. Penggetaran juga
dapat dilakukan dengan menggetok – getok bekesting secara hati-hati dengan menggunakan
tongkat yang ujungnya dilapisi karet. Hal ini dilakukan karena tidak mudah mendapatkan
vibrator dengan panjang belalai lebih dari 2 m.
Setiap periode pengecoran kolom utama disiapkan sampel dari cetakan kubus atau silinder
sebanyak 3 buah untuk pengetesan kuat tekan beton saat berumur minimal 14 hari, 21 hari
dan 28 hari.
Pelepasan bekisting
Tiga hari setelah pengecoran kolom struktur atau kolom praktis, bekesting dibuka secara
hati-hati. Penyangga bekesting ke arah luar bangunan dibiarkan tetap sebagai penyangga
kolom sampai dilakukan pemasangan bata setidaknya sampai setinggi 2 meter. Hal ini perlu
dilakukan karena kolom stuktur relatif kurus. Kolom struktur yang bekestingnya telah dibuka
tetap disiram sampai selama 3 hari. Bekesting yang telah dibuka dibersihkan khususnya sisi
dalamnya.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan sesuai gambar
rencana. Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
Pembuatan Bekisting
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-
skur penahan agar tidak mudah roboh. Kayu dolken/ubar, kayu ini berfungsi sebagai
steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi
lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama
yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap
posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,
panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang
digunakan, posisi penempatan water stop.
Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas
untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Pemasangan Bekisting
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
Pembesian
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian & Bending
schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai
Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus
dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan
ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu, diberi label
pada setiap jenisnya.
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi harus
dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran
pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas
pemasangan.
Pengecoran beton
Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton yang akan dibuat. Hal
ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix ) sudah berhasil,
maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pelaksanaan pengecoran beton.
Setelah besi dan bekisting terpasang dengan sempurna, dilakukan pembersihan pada lokasi
pengecoran dengan compressor untuk menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-
sempurnaan hasil pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran, surat ijin
Setelah timbunan tanah dan pemadatan untuk lantai, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan
terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 mm, setelah lantai kerja mengeras
barulah diatasnya dilakukan pengecoran lantai.
Bekisting Kolom
Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi kolom dari material papan trentang serta rangka
kaso. Pemasangan bekisting untuk kolom ini dikerjakan dengan perkuatan dengan
pemasangan sabuk dari balok kayu atau Tie rod. Dalam pemasangan bekisting ini, seluruh
permukaannya harus dipasang secara rapat dan rata atau tidak beloh berongga.Bekisting
Kolom harus di chek kelurusannya vertikal) dan peletakan/dasarnya.Untuk menyangga besi
terhadap bekesting dapat digunakan tahu beton dengan tebal 3 cm yang diikatkan pada
pembesian kolom secara zig-zag. Tahu beton ini menjaga agar selimut beton tetap terjaga
dari bawah sampai atas kolom. Dibuat tangga atau scaffolding untuk setiap kolom utama
yang akan dicor sebagai tempat pekerja untuk melangsir sampai menuang adukan dari
permukaan atas bekesting kolom.
Pembesian Kolom
Pembesian kolom menggunakan tulangan utama dan tulangan sengkang dilakukan sesuai
dengan perencanaan dan dibedakan type setiap kolom. Pembesian harus diatur jarak antar
besi agar agregat batu split beton bisa masuk sehingga beton pada saat pengecoran tidak
ada ruang kosong. Besi kolom sudah terpasang dan tertanam pada saat pengecoran sloof.
Panjang besi kolom yang melewati ukuran kolom utama minimal setinggi ukuran ringbalok
ditambah tekukan yang diperlukan.
Digunakan beton mutu K-250 dengan pengecoran secara site mix menggunakan concrete
mixer (mesin molen beton). Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap 1 meter setinggi
pasangan bata. Pasangan bata dilanjutkan setelah 24 jam pengecoran kolom struktur dan
kolom praktis. Semua kolom struktur dan kolom praktis harus pada satu garis lurus pada
arah memanjang dan melintang.
Vibrasi yang cukup selama pengecoran. Penggetaran beton untuk kolom dibantu dengan
rojokan menggunakan besi begel 12 mm yang dibuat dengan panjang sekitar 4 m. Ketika
adukan dituang kedalam bekesting, besi rojokan digunakan untuk memadatkan beton.
Penggunaan vibrator umumnya saat ketinggian beton 1 m dari top kolom. Penggetaran juga
dapat dilakukan dengan menggetok – getok bekesting secara hati-hati dengan menggunakan
tongkat yang ujungnya dilapisi karet. Hal ini dilakukan karena tidak mudah mendapatkan
vibrator dengan panjang belalai lebih dari 2 m.
Setiap periode pengecoran kolom utama disiapkan sampel dari cetakan kubus atau silinder
sebanyak 3 buah untuk pengetesan kuat tekan beton saat berumur minimal 14 hari, 21 hari
dan 28 hari.
Pelepasan bekisting
Tiga hari setelah pengecoran kolom struktur atau kolom praktis, bekesting dibuka secara
hati-hati. Penyangga bekesting ke arah luar bangunan dibiarkan tetap sebagai penyangga
kolom sampai dilakukan pemasangan bata setidaknya sampai setinggi 2 meter. Hal ini perlu
dilakukan karena kolom stuktur relatif kurus. Kolom struktur yang bekestingnya telah dibuka
tetap disiram sampai selama 3 hari. Bekesting yang telah dibuka dibersihkan khususnya sisi
dalamnya.
Pemasangan Bekisting
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
Pembesian
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian & Bending
schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai
Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus
dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan
ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu, diberi label
pada setiap jenisnya.
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi harus
dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran
pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas
pemasangan.
PEMBANGUNAN GPDI Page25
Pengecoran beton
Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton yang akan dibuat. Hal
ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix ) sudah berhasil,
maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pelaksanaan pengecoran beton.
Setelah besi dan bekisting terpasang dengan sempurna, dilakukan pembersihan pada lokasi
pengecoran dengan compressor untuk menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-
sempurnaan hasil pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran, surat ijin
pengecoran diajukan kepada Pengawas. Setelah diadakan pengecekan oleh tim Pemberi tugas,
dan ijin pengecoran telah ditanda tangani, maka pengecoran dapat segera dilaksanakan.
Pada pekerjaan ini menggunakan beton ready Mix mutu k-250. Beton segar yang diangkut truck
mixer dituang dengan memakai alat tuang untuk dicorkan ke media cord an diberi getaran
agar merata pada setiap bekisting.
Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan maupun
perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau bekisting roboh akibat
tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu
pada beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton
benar-benar padat, dan tidak terjadi keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat
dengan menggunakan air sebagai pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah.
Bekisting dapat dibongkar setelah umur beton memenuhi spesifikasi teknik.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan sesuai gambar
rencana. Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
Pembuatan Bekisting
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-
skur penahan agar tidak mudah roboh. Kayu dolken/ubar, kayu ini berfungsi sebagai
steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi
lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama
yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap
posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,
Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan concrete mixer. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk
Pemasangan Bekisting
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
Pembesian
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian & Bending
schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai
Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus
dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan
ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu, diberi label
pada setiap jenisnya.
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi harus
dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran
pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas
pemasangan.
Pengecoran beton
Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton yang akan dibuat. Hal
ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix ) sudah berhasil,
maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pelaksanaan pengecoran beton.
Setelah besi dan bekisting terpasang dengan sempurna, dilakukan pembersihan pada lokasi
pengecoran dengan compressor untuk menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-
sempurnaan hasil pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran, surat ijin
pengecoran diajukan kepada Pengawas. Setelah diadakan pengecekan oleh tim Pemberi tugas,
dan ijin pengecoran telah ditanda tangani, maka pengecoran dapat segera dilaksanakan.
Pekerja memeriksa area yang akan dilakukan pengecoran lantai kerja, selanjutnya membuat
adukan beton cor untuk lantai kerja yang sesuai dengan perencanaan. Tahap berikutnya
adalah menuang dan menghampar beton cor untuk area lantai kerja.Pengecoran dilakukan
dengan merata dan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yaitu 7 cm.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan sesuai gambar
rencana. Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
Pembuatan Bekisting
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-
skur penahan agar tidak mudah roboh. Kayu dolken/ubar, kayu ini berfungsi sebagai
steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi
lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama
yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap
posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,
panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang
digunakan, posisi penempatan water stop.
Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas
untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan
dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Untuk pekerjaan ralling akan dilakukan penampahan dan pembentukan besi ralling di workshop
atau bengkel kerja. Setelah rallying dirakit dan membentuk maka dibawa ke lokasi pekerjaan
untuk dipasangkan pada titik pasang. Pemasangan dilakukan dengan pengelasan dan
pengikatan dengan paku.
Rallling dipastikan terpasang dengan baik kuat dan kokoh.
Profil : yang tersedia di pasaran : sesuai dengan perhitunganDalam gambar detail bajaringan
dipakai bahan dengan ukuran yang tersedia dipasaran untuk mempermudah dan
mempercepatpemasangan.
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik
untukdilaksanakan maka dapat segera melaksanakan fabrikasi di site; dengan selalu
diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana. Untuk pabrikasi rangka/kudakuda
tipikal, dapat ditimpa dengan rangka/kuda-kuda yang telah jadi. Sedapat mungkin semua
ukuran potongan rangka baja ringan sudah didaftar dan dipotong serta disusun pada tempat
sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk mengambil dan mengirim ke atas.
Pemotongan rangka baja ringan pada posisi atas hanya untuk bahagian yang secara teknis
sulit untuk ditentukan/diperkirakan. Jadi harus mengukur lebih dahulu baru dipotong.
Memeotong rangka baja ringan menggunakan gunting seng.
a. Tandai pada posisi ring balok sisi berlawanan untuk pemasangan kuda-kuda baja ringan
c. Bor pada horizontal bracket menembus ring balok sedalam 10 cm diameter bor 12 mm
e. Tanamkan dynabolt M12 dengan dalam 10 cm pada keempat lubang yang telah dibor,
tempatkan horizontal bracket pada posisi keempat lubang, kencangkan mur pada
keempat dynabolt.
a. Dekatkan Ujung rangka baja ringan pada vertikal bracket yang telah dipasang dengan
baik.
b. Bor pada pertemuan body rangka baja ringan vertikal bracket dan ujung rangka
menggunakan baut skrup
d. Rangka pertama yang terpasang, diberi skur samping agar tidak rebah. Skur dibuat dua
buah pada sisi/arah berlawanan rebahan rangka.
g. Jarak reng sesuai dengan jarak interlocking penutup atap genteng metal roof.
i. Setelah semua rangka dan reng terpasang dengan baik, disiapkan pemasangan penutup
atap
Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan.
Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).
Pemasangan Nok
Pemasangan rabung atap ini akan dilakukan setelah pemasangan atap pada tiap – tiap bagian
selesai terpasang,dengan menggunakan bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan.
Gambar
pemasangan Penutup Atap Genteng Metal Roof dan Nok
Pemasangan lisplank
PEMBANGUNAN GPDI Page33
Pemasangan listplank GRC pada bahagian depan dan belakang adalah dengan mengebor
panel listplank GRC pada ujung C truss yang telah ditutup bahan rangka baja ringan. Untuk
membuat kaku ujung rangka baja ringan, dapat juga dimasukkan kaso pada ujung rangka
baja ringan. Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus. Listplank pada
sisi atas ditautkan pada rangka atap, dan pada bagian bawah direkatkan pada rangka
plafond.
Pemasangan listplank pada sisi kiri dan kanan bangunan RKB mengikuti kemiringan rangka
dan atap. Pada bahagian atas listplank ditautkan pada rangka listplank yang tergantung
pada ujung reng (reng diperkuat dengan pemasangan doule dan atau ditambah bracket
khusus). Pada bahagian bawah, listplank direkatkan pada rangka plafond yang dipasang
mengikuti kemiringan atap.
Langkah kerja
Setelah plesteran mengering, pekerjaan acian dilaksanakan. Adukan semen dan air dibuat
seperti adonan roti, tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Bagian dinding yang akan
diaci dibersihkan dari bekas plesteran yang menggumpal, jika diperlukan gunakan amplas
untuk meratakan/merapikan bekas plesteran.
Setelah agak kering, haluskan permukaan acian dengan menggunakan kertas bekas semen
sampai rata dan halus. Perlu kita perhatikan Lakukan pengacian pada satu per satu blok
dinding bata. Jangan pernah mengerjakannya setengah-setengah. Pertemuan acian yang
lama dengan acian yang baru akan menyisahkan bekas sambungan. Hindari menyimpan
adonan aci terlalu lama, karena apabila terlalu lama disimpan maka adonan tersebut bisa
saja rusak dan tidak berfungsi maksimal lagi.
Hindari mengaci terlalu tebal, karena jika ketebalan aci tersebut melebihi batas normal
maka akan mengalami kesulitan pada saat proses perataannya. Tebal acian yang dianjurkan
adalah 1,5 – 2,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya. Jika plesteran gompal atau
retak lakukan perbaikan sebelum mengaci. Acian tidak dapat menutup retak atau gompal.
Jika anda ingin melanjutkan melanjutkan ke pengerjaan pengecatan tunggulapisan acian
hingga benar-benar kering, agar hasil yang dicapai maksimal. Bila Anda ingin mendapatkan
hasil yang lebih maksimal, tahan terhadap rembesan dan keretakan Anda dapat
mencampurkan lem putih pvac yang berfungsi sebagai perekat yang sudah dicairkan kedalam
adonan acian.
Pekerjaan plesteran tepi tegak /sponegan dilkerjakan setelah plesteran tembok selesai,
Campuran adukan untuk plesteran tepi tegak 1 semen : 2 pasir + air secukupnya
Cara kerja :
Uraian Persiapan :
a. Semua siar dipermukaan dinding batu bata biasa maupun blok beton aerasi (hebel)
dikerok sedalam + 1 cm agar bahan plesteran dapat lebih merekat.
b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum
bahan plester dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu diplester).
c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak
penempelan plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air).
d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan
terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai persyaratan
MK/Perencana/Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana,
Contoh-contoh
Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macampekerjaan tersebut dapat
diterima oleh Perencana/Pemberi Tugas.Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran
harus sama dengan contohyang dibuat.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan secara vertikal
dan horizontal (silang) dan ataudengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur
supaya mendapatkanketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari
dindingtembok setelah diplester adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu
barudiadakan pengacian.
Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara sempurna,
tegak dan siku.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki secara
sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat
bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Naad Plesteran
Persiapan
Pengukuran
Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan waterpass dan dibantu menggunakan
selang air.
Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau
kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond GRC adalah sebagai berikut:
Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka kaso 5/7
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
Dilanjutkan pemasangan rangka pembagi kaso 4/7 kayu klass III yang digantung ke bracing
horizontal rangka atap dengan menggunakan penggantung, rangka tambahan untuk
menempatkan penggantung ditautkan dari kuda-kuda ke kuda-kuda terdekat dengan jarak
PEMBANGUNAN GPDI Page38
sekitar 1 m sesuai jarak penggantung. Perkuatan antara rangka dengan menggunakan
sekrup grc.
Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan
benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Setelah rangka terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah terpasang
semua, maka lembaran grc dapat mulai dipasang.
Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala sekrup
hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran grc.
Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran grc sebelum menjalankan
mesin bor untuk memasukkan sekrup.
Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
Jika disyaratkan, dibuatkan manhole untuk akses perbaikan atau penambahan utilitas di atas
plafond
Untuk grc, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di compound kemudian
digosok dengan ampelas untuk permukaan yang rata/flat.
Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.
Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond grc dari
bahan kayu. Untuk List plafond grc dipasang pada pertemuan antara dinding dan plafond
dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.
PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan spesi untuk dudukan keramik dinding dan lantai dan juga tetap pada acuan
benang yang sudah terpasang.
4. Pilih keramik yang akan dipasang, sehingga ukurannya sama dan tidak ada yang cacat.
IDENTIFIKASI RESIKO DAN PENGENDALIAN
POTENSI BAHAYA :
Pekerja terjatuh/terpeleset,
Terluka alat potong
Iritasi akibat semen
PENGENDALIAN YG DISYARATKAN
1. Pekerja harus memakai pelindung kepala, sepatu dan sarung tangan
2. Dipasang rambu-rambu “Awas terjatuh dan kejatuhan material “
PERALATAN :
- Alat potong Keramik
- Scrap
- Alat bantu
6. Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang tertanam dibelakang keramik
dengan benar
Ukurlah jarak – jarak dinding ruangan panjang dan lebarnya, berikut bagian-bagian yang
terpasang pada ruangan tersebut
Berdasarkan pengukuran dan data – data tersebut diatas buatlah gambar kerja pembagian
pemasangan keramik pada ruangan tersebut.
Sebagai patokan pemasangan kita ikuti gambar rencana pemasangan yang telah
dibuat sebelumnya.
Pemasangan keramik kepalaan yang vertikal dan horizontal dimulai dari tengah
dinding menuju kearah pinggir
Pasangan keramik bagian pinggir tidak boleh terpadat potongan yang kecil, harus > ½
tegel keramik
Pasangan keramik harus mengikuti tarikan benang vertikal dan horizontal yang
waterpas dan benang
Untuk pasangan baris pertama keramik harus diplot dulu agar sesuai dengan gambar
rencana dan tidak terdapat potongan yang kecil dibagian pinggir
Tiap baris pasangan keramik nad –nadnya harus dijamin lurus dan sejajar
Spesi pasangan harus mempergunakan campuran yang kuat dan kedap air, cara
pemasangannya spesi harus dipasang pada keramik dulu baru ditempelkan pada
dasar dengan cara titekan dan diketok –ketok sampai dengan rata dan padat
Pasangan spesi keramik harus padat dan rata tidak boleh terdapat bagian yang
kosong
Sebelum pemasangan dilakukan lantai kerja maupun keramiknya harus dibasahi air
terlebih dahulu.
Setelah keramik kepalaan terpasang, untuk pemasangan keramik selanjutnya
dilakukan tegak lurus kepalaan.
Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik tiap baris harus ditap
(diratakan) dengan jidar panjang dan diraba dengan tangan tiap sambungan nad
keramik
Nad-nad keramik yang diberi celah, pengisiannya dengan mengoleskan adonan semen
kental atau dengan bahan khusus
Pertemuan nad keramik pada pojokan harus ketemu dan sudutnya harus siku-siku dan
lurus
Pertemuan keramik pada pojokan sebaiknya dipinggul (dibulatkan) atau dislep serong
(adu manis)
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bab bawah jangan diplester + aci
dahulu supaya tidak ada pekerjaan bobokan.
Pada ketika pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapat permukaan keramik yang rata.
Pemasangan Kusen, Pintu dan Jendela harus dikerjakan menurut standar spesifikasi
dan yang ditunjukkan dalam gambar.
Berdasarkan bahan material dibagi atas 2 jenis yaitu :
Bahan Aluminium
Digunakan untuk Kusen Pintu dan kusen Jendela serta kusen bouvenlight
Bahan Kaca Bening/polos digunakan untuk Pintu dan jendela serta BV sesuai gambar
kerja
Langkah Kerja :
1. Pasang kusen pintu / jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type
yang ada ), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm ).
2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet /
kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet / kayu.
4. Stel kelurusan / kedudukan kusen terhadap tembok, dinding.
5. Lubangi tembok / dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup.
6. Masukkan Fischer ke dalam lubang bor.
7. Fischer dikencangkan dengan obeng.
8. Pasang daun pintu / jendela ( setelah dipasang kaca ) kedalam kusen. Aksesoris stel
perlengkapan serta roda/rel, engsel, kunci dll ).
9. Finish tembok / dinding dengan mortar semen / sealant. ( pengisian pada celah
antara kusen dan tembok / dinding )
10. Untuk menghindari cacat pada profil-profil aluminium yang telah terpasang, maka
beri pelindung : sejenis Vaseline / Isolasi kertas / plastik pada tempat yang rawan
goresan.
PERALATAN :
- Scafolding
- Alat cat
- Alat bantu
Bahan :
Dinding dalam.
SyaratPelaksanaan
Pekerjaan dinding
1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
2. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dan plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
3. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
atau cat primer untuk exterior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
Lapis II kental
Lapis III encer.
Pekerjaan Cat Langi-langit
1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit/plafond grc,
atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
2. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan untuk plafond bagian
dalam dan cat luar bangunan untuk plafond bagian luar. Warna putih atau ditentukan
perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan
pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang
yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir
(jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata
Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang
seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.
d. Hasil akhir :
Permukaan rata
Tidak mengenai bidang lain
Tidak mengelupas
a. Pekerjaan Persiapan :
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
Approval material yang akan digunakan.
Membuat pinggulan pada bagian pertemuan lantai dengan dinding serta di plester / aci
bagian dinding yang naik ± 20 cm.
Menutupi bagian yang berlubang dan membuat langsam pada bagian yang tidak sama tinggi
dan lokasi lantai disarankan di trowel agar rata.
Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari lumpur
dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau
kape scrabe.
Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat kawat
dan air bersih.
Aplikasi waterproofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali
dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding
diperkuat dengan serat fiberglass.
Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm
(atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu baru
dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
Pekerjaan pasangan sanitair ini meliputi, pengadaan barang untuk sanitair, pengukuran,
pemasangan dan perapihan. Yang perlu diperhatikan saat pekerjaan sanitair dilakukan yaitu
separingan dan gambar contoh keramik dan derajat kemiringan anutan air buangan.
2. Persiapan Pekerjaan
4. Tahapan Pekerjaan
3. Uraian Pekerjaan
a) Pekerjaan sanitari closet, wastafel, diadaptasi dengan separingan dan gambar contoh
keramik.
b) Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu (marking area)
titik penempatan dan elevasi alat sanitair tersebut.
c) Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
d) Pemasangan pipa susukan inlet dan outlet.
e) Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
f) Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
g) Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, sehabis itu lakukan testing fungsi.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai
berikut:
Pekerjaan instalasi plumbing air bersih
- Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approval
material dilengkapi dengan contoh material / moke up yang diajukan ke
direksi/Konsultan Pengawas.
- Pelaksanaan Pengukuran / marking berkoordinasi dengan surveyor arsitek untuk
penentuan ruang toilet sesuai shop drawing yang telah disetujui
- Pemasangan pipa sparing di ruang toilet sesuai shop drawing yang telah disetujui
- Pabrikasi support dan gantungan sesuai contoh material dan gambar yang telah
disetujui.
- Pemasangan support dan gantungan di ruang toilet dan diruang Shaft
- Pemasangan Instalasi pipa Air bersih di ruang toilet dan di shaft sesuai shop drawing
yang telah disetujui.
- Pemeriksaan, Pengujian dan pengukuran tekanan seluruh pipa instalasi di ruang toilet
sebelum pemasangan keramik
- Pemasangan seluruh peralatan Plumbing di ruang toilet lengkap accessories sesuai
shop drawing yang telah disetujui
- Pemasangan Pompa Boster lengkap Instalasi dan accessories
- Pemasangan Panel Pompa lengkap Instalasi kabel Power
- Testing Commissioning Sistem Air bersih
- Training kepada pihak pengelola gedung
- Serah terima pekerjaan setelah testing commissioning dan semua sistem telah
berfungsi dengan baik
- Perawatan sistem air bersih pada masa perawatan bangunan
a. Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
b. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
c. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
d. Pasangan clean out dan accessories lainnya.
e. Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan
pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
f. Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
g. Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
h. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
a. Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu
tidak boleh ada penurunan tanah.
b. Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing)
dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui
lubang clean out.
c. Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan
apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
d. Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan
arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya
tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi
klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat
terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi
sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada
perbaikan instalasi.
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan
cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24
jam
Pada bahagian depan selasar sebelum drainase grefel U 20 dan sekeliling Ruang Kelas Baru,
urugan tanah peninggian elevasi dengan lapis akhir rabat (sekelas plesteran). Urugan
peninggian elevasi harus benar benar padat, agar tidak terjadi penurunan tanah yang
membuat lapis rabat retak.
Areal sekeliling bangunan RKB dibuatkan saluran drainase terbuka dari bahan bata saluran
tinggi 20 cm. Pinggiran bangunan yang akan dibuatkan drainase digali sesuai elevasi dan
kemiringan rencana drainase. Urugan pasir dipadatkan digelar pada dasar galian, lalu diberi
adukan berentuk dasar cekung sebagai dasar pemasangan drainase. Pemasangan drainase
pasangan ½ bata mengacu kepada benang yang ditarik dari patok bouwplank pada ujung-
ujung galian. Dasar pemasangan bata diletakkan pada dasar spesi lantai kerja berbentuk
cekung tadi dan ditekan sesuai tanda/marking elevasi. Jika dibutuhkan, dibuat beberapa
bak kontrol khususnya pada bahagian pojok. Drainase keliling RKB ini selanjutnya akan
dikoneksi ke drainase areal SDN PARAKAN 2
Pembersihan Lokasi
Pengawasan dan Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah:
pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu,
teknis, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting
akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek. Pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan
akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani
oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.
Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang
dapat digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang
digunakan sebanyak 2 buah.
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga
kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu
sekaligus ketepatan waktu selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman
yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga
pengecoran.
Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
6. PROGRESS REPORT
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam
melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah
dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan
rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek
dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek. Dengan adanya laporan
harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama
satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui
dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan
bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui
prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telah diperoleh. Laporan mingguan tidak
dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh
pihak Kontraktor dengan persetujuan Project Manager.
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk memberikan
gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan
mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto pelaksanaan pekerjaan
selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek
(Owner).
7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi
biaya.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja
dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam
suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Plan
PEMBANGUNAN GPDI Page60
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat
pengamanan seperti pagar pengaman, rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat
kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.
b. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan
di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
c. House Keeping
lokasi penempatan dan tempat sementara penimbunan material bekas, pengaturan kantor,
jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.
Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan perbaikan segala cacat
atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung,
harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang
menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka akan diperbaiki sampai berfungsi dengan
sempurna.
Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-macam
perlengkapan pembangunan lainya.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami
mengerti dan bisa melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai
persyaratan dalam penawaran. Terima Kasih
Nova Fardhiyana