Anda di halaman 1dari 17

Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei.

Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bab I
Pendahuluan

1.1 Umum
Program pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana
fasilitas umum perlu dilakukan untuk menjaga dan menjamin mutu pekerjaan agar sesuai
dengan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Agar pelaksanaan fungsi pengawasan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan professional maka harus dilakukan oleh badan
usaha yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan bidang keahlian pada pekerjaan yang akan
diawasi.
Oleh sebab itu perlu adanya pengadaan jasa konsultasi pengawasanan terhadap
pekerjaan fisik sarana dan prasarana fasilitas umum khususnya kegiatan supervisi
Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
merupakan bagian kegiatan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan utama dari kegiatan pengawasan dibiayai oleh dana APBD Kab.
Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2021, secara umum adalah untuk membantu PPK
Bidang Bina Marga Kab. Tanjung Jabung Barat dalam rangka menjaga Kualitas dan
Kuantitas pembangunan bidang konstruksi melalui fungsi Konsultan Supervisi pada kegiatan
Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil, serta untuk :
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen/Pelaksana Teknisdalam melakukan pengawasan
pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan oleh
Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
2. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi di lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya,
3. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu

Laporan Pendahuluan 1
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak,


4. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
5. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen/Pelaksana Teknis dalam pengendalian
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, apabila terdapat perbedaan interprestasi pasal-pasal
dalam dokumen kontrak dalam penerapan dilapangan,
6. Membantu menyelesaikan revisi desain/variasi kontrak, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.
7. Melakukan verifikasi data termasuk data kinerja jalan dilapangan, yang dilaksanakan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk :


1. Memberikan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan konstruksi dilapangan, baik kuantitas
maupun kualitasnya,
2. Memberikan gambaran tentang pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk
mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di
dalam spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.
Dan penjaminan mutu teknis pekerjaan konstruksi untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang memenuhi kinerja yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, guna menjamin
ketersediaan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan.

1.3 Pendekatan Metodelogi


Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan Pembangunan
Jembatan Sei. Batang Kecil bahwa pendekatan metodelogi meliputi antara lain :

A. Metode Pelaksanaan
1. Konsultan harus melakukan seluruh persiapan dan mobilisasi sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas pengawasan
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan pengawas agar selalu berkonsultasi
dengan tim teknis, dan membuat susunan manajemen pelaksanaan yang
susunannya kemudian disampaikan kepada pemilik pekerjaan.
3. Melakukan koordinasi dengan pihak Pengguna Anggaran dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tanjung Jabung Barat untuk menjaring
masukan kebutuhan yang diperlukan

Laporan Pendahuluan 2
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

4. Menyiapkan perangkat survey yang dibutuhkan untuk kegiatanseta berkoordinasi


dengan tim teknis
5. Melakukan evaluasi dan analisis terhadap masukan dari pihak pengguna jasa.

B. Lingkup Pekerjaan
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat kontraktor
pelaksana.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan , pemeliharaan pekerjaan, serah terima
pertama dan kedua pekerjaan.
7. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor
pelaksana.
8. Meneliti gambar-gambar yang telah disesuaikan dengan pelaksanaan (asbuilt
drawing) sebelum serah terima pertama.
9. Menyusun daftar cacat/kekurangan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikan nya pada masa pemeliharaan, dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.
10.Bersama konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
jalan.

C. Tanggung Jawab Pengawasan


1. Konsultan pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut:

Laporan Pendahuluan 3
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

 Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen


pelelangan/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar
dan pedoman teknis yang berlaku.
 Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku, baik kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli maupun laporan-laporan
yang diisyaratkan.
 Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
3. Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional pengawasan yang
terlibat.

1.4 Data Kontrak Pengawasan


Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Bidang Bina Marga Kab.
Satuan Kerja
Tanjung Jabung Barat
Lokasi Kab. Tanjung Jabung Barat
Konsultan Supervisi CV. CAKRA TRIHANDA KONSULTAN

No. Kontrak 630/727/SPK/KONT-PGWS-BM/DPUPR/2021

Tanggal Kontrak Tanggal 05 November 2021

Nilai Kontrak Rp. 99.935.000,-

Waktu Pelaksanaan 55 (Lima Puluh Lima) Hari Kalender


Sumber Dana APBD Kab. Tanjung Jabung Barat
Tahun Anggaran 2021

Laporan Pendahuluan 4
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

1.5 Daftar Mobilisasi Personil


No Nama Posisi
1. Amra, ST Supervision Engineer
2. Sukamto Inspektor

1.6 Uraian Tugas Konsultan Pengawas


Sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai, konsultan akan membuat daftar jadwal dan
waktu pelaksanaan pekerjaan pekerjaan pengawasan (Time Schedule) dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan konsultan supervisi yang disesuaikan dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak dan addendum kontrak.
Secara garis besar uraian tugas konsultan pengawas secara bertahap dilapangan
antara lain adalah sebagai berikut:
a. pekerjaan persiapan
1. menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi / metodologi pelaksanaan
pekerjaan pengawas.
2. Memeriksa time schedule, bar chart, s-curve dan net work planning yang diajukan
oleh rekanan/kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada pengelola
kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pekerjaan teknis pengawas lapangan
1. melaksanakan kegiatan pengawas secara umum, pengawas lapangan, koordinasi
dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun
adminitrasi teknis yang dilakukan secara terus-menerus sampai dengan pekerjaan
diserahkan untuk terakhir kalinya.
2. Mengawasikebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen
bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan
atau di tempat kerja lainya.
3. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat,
agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan.
( jadwal harus jelas mengingat waktu pelaksanaan fisik sangat terbatas)
4. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh

Laporan Pendahuluan 5
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

pada ketentuan kontrak, untuk mendapat persetujuan dari pejabat pembuat


komitmen.
5. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat
langsung disampaikan kepada rekanan /kontraktor pelaksanaan, dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada pengelola kegiatan.

c. Konsultasi
1. melakukan konsultasi dengan pejabat pembuat komitmen atau pengawas teknis dan
coordinator perencanaan dan pelapor untuk membahas segala pelaksanaan timbul
selama masa dan persoalan masalah yang pembangunan.
2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya 2 (dua) kali setiap bulannya,
dengan pejabat pembuat komitmen, konsultan pengawas, dengan tujuan untuk
rekanan / kontraktor pelaksana dan tim teknis, membicarakan masalah dan persoalan
yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat notulen rapat dan
mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima masing-
masing pihak paling lambat satu minggu kemudian.
3. Mengadakan rapat di luar jadwal rutin tersebut apabila dianggap perlu dan Pekerjaan
ada permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan.

d. Pelaporan
1. memberikan laporan dan pendapat teknis adminitrasi dan teknis teknologi kepada
pejabat pembuat komitmen atau pengawas teknis dan coordinator perencanaan dan
pelaporan mengenai volume persentase dan nilai bobot bagian-bagian perkerjaan
yang akan dilaksanakan rekanan /kontraktor pelaksana
2. melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata mengenai volume, persentase dan nilai
bobot bagian –bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan rekanan /kontraktor
pelaksana dan dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan.
4. Memeriksakan gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh rekanan/ kontraktor
pelaksana terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurannya pekerjaan, dan
juga perhitungan peta gambit kontruksi yang dibuat oleh rekanan/kontraktor
pelaksana (shop drawing)

Laporan Pendahuluan 6
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

5. Melaporkan semua kegiatan pengawasan dalam laporan pendahuluan, bulanan dan


laporan akhir pekerjaan.

e. Penyiapan /pemeriksaan dokumen pekerjaan


1. menerima dan menyiapkan berita acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan
dilapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
2. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan
atau penggurahan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
3. Mempersiapkan formulir laporan mingguan dan bulanan, berita acara kemajuan
pekerjaan, berita acara penyerahan pertama dan formulir-formulir lainya yang
diperlukan untuk kebutuhan dekumen pembangunan.

Laporan Pendahuluan 7
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bab II
Gambaran Umum Wilayah

2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik


Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah salah satu kabupaten yang berada di
provinsi Jambi dengan ibukota nya ialah Kuala Tungkal, yang letaknya berada di kecamatan
Tungkal Ilir. Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara geografis terletak pada 0°53’-01°41’ LS
dan antara 103°23’-104°21’ BT. Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Batanghari
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kab. Selat Berhala dan Tanjung Jabung Timur
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Batanghari dan Kab. Tebo.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara administrasi terbagi menjadi 13 kecamatan


dan 20 kelurahan dengan luas wilayah nya 5.005,82 km2. Kabupaten Tanjung jabung Barat
merupakan pemekaran dari kabupaten Tanjung Jabung.

2.2. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan


Jembatan Sei. Batang Kecil terletak di kecamatan Seberang Kota, kabupaten
Tanjung Jabung Barat.

Laporan Pendahuluan 8
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Laporan Pendahuluan 9
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bab III
Kegiatan Konsultan Supervisi

3.1. Rencana Kerja


1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini Konsultan akan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
 Survey ulang terhadap paket pekerjaan yang termasuk dalam dokumen kontrak.
 Review (jika ada) terhadap disain yang telah dibuat sebelumnya (review gambar-gambar
perencanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh
Kontraktor), serta alternatif disain baru bila dipandang perlu.
 Membuat usulan perubahan kontrak dan merekomendasi CCO (addendum kontrak) yang
diajukan oleh kontraktor mengenai perubahan volume pekerjaan yang diakibatkan
adanya perubahan disain atas penyesuaian kondisi pekerjaan di lapangan.
 Pembuatan Shop Drawing (terutama untuk pekerjaan utama)
 Mulai meneliti bahan-bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi dan persyaratan
yang ada.
 Penyiapan blanko-blanko (form) yang akan dipergunakan selama masa kontrak,
termasuk diantaranya blanko-blanko pengujian, blanko perhitungan volume, blanko
laporan, serta blanko sertifikat bulanan (MC) atau sertifikat eskalasi bulanan (Price
Escalation Certificate) jika ada.

2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini meliputi :
 Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi
 Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi yang meliputi pengendalian biaya,
waktu, sumber daya, dll.
 Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul.
 Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi fisik.
 Melakukan pekerjaan pengawasan konstruksi.

Laporan Pendahuluan 10
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

 Pelaporan kegiatan Pelaksanaan proyek.

3. Tahapan-Tahapan Sistem dan Prosedur Pengawasan


Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Supervision Engineer/Team Leader akan
menerapkan Metode / prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang harus ditaati oleh team
pengawas (Site Team) dan Kontraktor guna memperlancar dan mempermudah
pengawasan, serta sebagai bukti otentik dari setiap kegiatan pekerjaan, yang akan
diserahkan kepada pemberi kerja, sebagai dokumen proyek.

3.2. Metodologi Pengawasan


Pengawasan merupakan bagian pokok dari program kerja Penyedia Jasa Supervisi yakni
berupa monitoring secara kontinyu untuk segala pekerjaan Kontraktor serta hasilnya. Metoda
pelaksanaan kerja Kontraktor dimonitor harus sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki di
dalam spesifikasi,dan apabila terdapat cara pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan
yang ada, Kontraktor harus dapat menjelaskandan memberikan argumentasi bahwa metoda
pekerjaan yang diterapkan tidakakan mengurangi kualitas pekerjaan. Inspektor ataupun
anggota Team Supervisi yang lain akan membuat laporan harian mengenai pelaksanaan
konstruksi, masalah-masalah yang timbul, revisi-revisi pekerjaan yang telah dilakukan, lokasi
pekerjaan, tenaga kerja yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas hasil pekerjaan
dan bilamana perlu konsep dan sket gambar serta ukuran serta total kuantitas, kondisi cuaca
serta kondisi lokasi pekerjaan. Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti dan
terkendali untuk masing-masing item pekerjaan, dengan menggunakan prosedur
pengawasan yang lazim digunakan dan dengan menggunakan tata cara dan flowchart yang
berlaku.

Selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Team Supervisi akan selalu memonitor


mengenai pembuatan profil konstruksi, pengukuran-pengukuran awal, kualitas material,
pemadatan, kadarair material, gradasi material dan lain-lain. Team Supervisi akan secara
bersama memonitor, memberikan saran-saran teknis apabila diperlukan dan tindakan
alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-kesulitan pelaksanaan
pekerjaan. Untuk pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap kestabilannya,
pelaksanaan campuran dan komposisi campuran dan lain-lain. Hasil pemantauan pekerjaan

Laporan Pendahuluan 11
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

akan selalu dicatat dalam catatan harian (dailyrecord) yang dilakukan baik pada saat awal,
selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan.

Pengukuran kuantitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama antara Penyedia Jasa
Supervisi, Kontraktor dan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen dimana pengukuran ini dilakukan
setelah pekerjaan tersebut dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (performance)
maupun mutu, pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pembayaran yang dilakukan akan
mengikuti ketentuan yang disebutkan didalam dokumen kontrak, terutama menginduk pada
spesifikasi (persyaratankhusus) atau pada buku volume III Dokumen Kontrak Fisik.

3.3. Program Pengendalian


Peranan Penyedia Jasa Supervisi Konstruksi sebagai koordinator pelaksana pekerjaan, tidak
hanya mengurus masalah teknis semata melainkan juga permasalahan non-teknis seperti
mobilisasi tenaga, peralatan, material dan lain-lain. Dalam hal mobilisasi diatas (khususnya
material dan peralatan) pelaksana pekerjaan dihadapkan pada permasalahan waktu
dan tempat.

Program Pengendalian Biaya


Dengan sistem Kontraktor Utama maka harga konstruksi bersifat ‘lumpsump’, tidak terikat
pada Daftar Volume (Bill of Quantity–BOQ) melainkan yang tertera/tercantum didalam
Dokumen Perencanaan (Gambar dan Spesifikasi). Adanya selisih antara jumlah volume dan
kedua dokumen diatas menjadi tanggung jawab internal pelaksana pekerjaan untuk
mengendalikan biaya tambahan yang ditimbulkannya.
Kemungkinan perubahan harga konstruksi yang menjadi beban Pemberi Tugas terjadi karena
beberapa faktor antara lain,
a. Eskalasi harga beberapa butir pekerjaan tertentu seperti pekerjaan beton yang
dikaitkan dengan fluktuasi harga besi dan semen,
b. Pekerjaan tertentu yang volumenya dinyatakan sebagai (professional) oleh
pertimbangan khusus. Misal pekerjaan pondasi yang sangat tergantung kondisi tanah,
sebenarnya bukan berdasarkan hasil tes random semata,
c. Peningkatan biaya Overhead Pelaksana Pekerjaan (didalam Bill dari Bill of Quantity)
untuk menutupi perpanjangan waktu pelaksanaan yang disebabkan pekerjaan tambah
kurang,

Laporan Pendahuluan 12
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

d. Beberapa faktor lain yang tentunya terdapat dalam dokumen kontrak/rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) seperti masalah ‘forcemajor’ yang tak terduga/ darurat.
Pengendalian tambahan biaya oleh faktor pada butir1 (eskalasi harga) biasanya cukup
mengacu pada aturan pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan tentang eskalasi
harga bagi proyek-proyek pemerintah.
Pengendalian tambahan biaya oleh faktor yang dilakukan melalui proses ‘negosiasi’ antara
Pemberi Tugas dan Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan dengan mengacu Rencana
Kerjadan Syarat-Syarat (RKS) dalam dokumen kontrak.

PENGENDALIAN DOKUMEN

Yang berhubungan dengan pengendalian dokumen,

a. Pendistribusian dokumen dengan cepat dan tepat kepadapihak yang berkepentingan


termasuk pengendalian mengenai berbagai macam dokumen baik asli maupun revisinya
sehingga penggunaan dokumen yang salah dapat dicegah,
b. Pengidentifikasian seluruh status dokumen termasuk status revisi, distribusi dan kondisi
dokumen yang salah,
c. Penyimpanan (filling system) seluruh dokumen pengendalian kualitas seperti dokumen
perencanaan, testing, manufacturing instalasi, konstruksi, prosedur, manual, gambar dan
dokumen petunjuk jaminan kualitas.

PENGENDALIAN PERENCANAAN

Proses pengendalian perencanaan berupa,

a) Evaluasi, analisis, rekomendasi, instruksi dan pengarahan yang menjamin bahwa seluruh
aktivitas pembangunan terencana dengan baik dan sistematis,
b) Penjabaran yang tepat dari persyaratan-persyaratan, standard codes dan sebagainya di
dalam gambar,spesifikasi teknis,prosedur dan manual,
c) Persyaratan dan jaminan bahwa seluruh proses perubahan perencanaan mengikuti seluruh
tahapan prosedur review dan persyaratan lain yang sama seperti proses perencanaan
awalnya,
d) Sistem dan pengendalian bahwa hanya dokumen yang absah(valid) yang digunakan.

Laporan Pendahuluan 13
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

PENGENDALIAN PENGADAAN BAHAN DAN PERALATAN

Proses pengendalian bahan dan peralatan terutama ditinjau dari segi waktu pengadaan dan
pemasangan terhadap seluruh jadwal pelaksanaan.

PERMASALAHAN PENGENDALIAN KUALITAS

Permasalahan pengendalian kualitas yang perlu ditangani meliputi hal-hal,

a) Gambar-gambar, spesifikasi teknis dan persyaratan perencanaan yang berlaku,


b) Peraturan standard dan ‘codes’ yang berlaku sesuai program jaminan kualitas QA Program
yang harus dipenuhi oleh pemasok
c) Data/catatan QA yang perlu dibuatdan dikendalikan oleh pemasok,
d) Persyaratan khusus,
e) Persyaratan test dan inspeksi termasuk kriteria penerimaan barang sesuai spesifikasi teknis,
f) Persyaratan identifikasi barangdan peralatan,
g) Persyaratan pengangkut, pengemasan dan pengiriman barang.

PENGENDALIAN PENGUJIAN DAN PENGAWASAN (INSPEKSI)

Beberapa aspek yang dilakukan dalam rangka pengendalian pengujian dan inspeksi,

a) Program dan prosedur test dan inspeksi tersedia dan disusun dengan baik,
b) Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualitas dan berpengalaman cukup,
c) Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan diinspeksi,
d) Penyusunan standar penerimaan dan kriteria penolakan sesuai spesifikasi teknis,
e) Uraian rinci mengenai metode inspeksi atau test yang harus dilaksanakan,
f) Persyaratan kondisi peralatan ukur dan persyaratan lingkungan yang khusus (kalibrasi alat,
macam-macam kondisi, kondisi temperatur/ tekananudara dan sebagainya),
g) Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi, perbaikan dan penggantian
item barang/ komponen sesuai hasil inspeksi dan pengujian.

Dengan selesainya proses pelelangan lengkap dengan penunjukan kontraktor utama, maka
secara kontraktual standar mutu dimaksud dalam dokumen perencanaan Gambar dan Spesifikasi

Laporan Pendahuluan 14
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

menjadi ‘valid’ terhadap batas waktu dan harga konstruksi yang ditawarkan kontraktor utama.
Dengan demikian program pengendalian mutu dimaksudkan untuk mengamankan dokumen
perencanaan dalam penerapannya di lapangan. Namun tidak dapat dihindari dengan sistem kontrak
pemborongan yang lumpsump dimana unsur spekulasi antara mutu dan harga cukup besar
menempatkan program pengendalian mutu kembali seperti kondisi semula yang perlu didekati
secara komprehensif dengan mempertimbangkan faktor waktu dan biaya. Dari sini terlihat benturan
kepentingan antara Penyedia Jasa Supervisi Konstruksi, Kontraktor dan sub- subnya.

Misal suatu hasil pengecoran beton yang terbukti keropos (hony comb) tidak selalu harus
langsung dibongkar dan dibangun kembali melainkan dicoba alternatif lain yang tidak meminta
tambahan waktu misalnya dengan injeksi (grouting) bahan plasticizer tetapi hasilnya harus diuji
kembali. Gambar dan Gambar menunjukkan bagan alir kendali mutu beton dan bagan alir
pekerjaan beton. Sedangkan untuk pekerjaan tanah dapat dilihat pada gambar. Telah lazim
dimaklumi bahwa kualitas mutu pekerjaan dilapangan tidak tergantung kemampuan teknis kontraktor
semata melainkan juga pada kondisi perencanaan misalnya suatu detail perencanaan yang rumit
yang berada di luar standard kemampuan teknis kontraktor. Hal serupa terjadi pada pemilihan
bahan lokal sebagai satu-satunya pilihan yang biasanya tidak memuaskan. Perubahan perencanaan
juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi mutu pekerjaan dilapangan karena mengakibatkan
pekerjaan bongkar pasang selain juga menurunnya mental para pekerja untuk menghasilkan
sesuatu yang baik. Idealnya program pengendalian mutu direncanakan secara terpadu, mulai saat
perencanaan, pelelangan, pelaksanaan bahkan sampai masa perawatan, suatu sistem yang lebih
dikenal sebagai Quality Assurance memberi kesempatan adanya umpan balik (feed back) bagi
penyempurnaan proses sebelumnya.

PROGRAM PENGENDALIAN WAKTU

Berdasarkan waktu yang ditentukan Pemberi Tuga suntu kpelaksanaan pekerjaan maka
dibuatkan ‘Master Construction Schedule ’mencakup keseluruhan pekerjaan yang ditawarkan dalam
satu paket Kontraktor Utama. Master Construction Schedule dibuat dalam bentuk ‘kurva S dan
barchart’ kecuali untuk kepentingan praktis seperti pembuatan jadwal penempatan personil dan lain-
lain. Kontraktor diharuskan membuat usulan rencana kerja baik dalam bentuk BarChart ataupun
NetworkPlanning (Jaringan Kerja). Usulan rencana kerja tersebut harus disetujui oleh Penyedia Jasa
Pengawas dalam waktu7x24 jam sebelum pelaksanaan dimulai.

Laporan Pendahuluan 15
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan fisik kedua pihak (Penyedia Jasa Pengawas
dan Kontraktor) harus mengacu kepada Jaringan Kerja yang telah disepakati. Dari segi penyusunan
jadwal, jaringan kerjadi pandang sebagai suatu langkah penyempurnaan dari metodebar-chart,
karena dapat memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode
bar-chart seperti:

a) Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek


b) Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek
c) Bila terjadi kelambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruhnya
terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh.

Disamping itu jaringan kerja berguna untuk:


a) Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan
hubungan yang kompleks
b) Membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
c) Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya

Laporan Pendahuluan 16
Pengawasan Pembangunan Jembatan Sei. Batang Kecil
Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bab IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah-
langkah kerja yang diwujudkan dengan pengawasan dan prosedur yang tepat dalam upaya
mengarahkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, seperti
tersebut diatas.
Untuk itu, konsultan pengawas membuat rencana kerja yang mengacu kepada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna jasa yang dalam hal ini
sebagai pemilik kegiatan. Yang perlu diperhitungkan dalam menyusun rencana kerja adalah
sebagai berikut:

1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Pengawasan.


2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut dengan
baik sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan dalam pengawasan karena dibatasi oleh
waktu dalam kontrak kerja yang ada.
5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama melaksanakan
pekerjaan pengawasan tersebut.
Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan
unsur-unsur yang terkait termasuk kaidah pengawasan yang benar, diharapkan kegiatan ini
mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja yang ada.

Laporan Pendahuluan 17

Anda mungkin juga menyukai