Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

TERM OF REFERENCE (TOR)

PEKERJAAN :
SUPERVISI LANJUTAN PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI SUB
D.I BAING D.I. BAING DI KAB. SUMBA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2023

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/TERM OF REFERENCE (TOR)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
telah mengamanatkan bahwa air beserta sumber – sumbernya, termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
mempunyai manfaat serba guna dan dibutuhkan manusia sepanjang masa, baik di
bidang ekonomi, social maupun budaya. Dalam pasal 1 disebutkan bahwa
pembangunan perairan adalah segala usaha mengembangkan pemanfaatan air
beserta sumber – sumbernya dengan perencanaan dan perencanan teknis yang
teratur dan serasi guna mencapai manfaat sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat
hidup dan peri kehidupan Rakyat. Oleh karena itu kegiatan pembangunan perairan
perlu dilakukan pengawasan untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari kegiatan
tersebut. Kegiatan pengawasan (Supervisi) pelaksanaan konstruksi tersebut juga di
maksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan sarana dan prasarana pekerjaan
umum yg efisien, efektif dan produktif.
Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa III merupakan unit kerja pada SNVT
PJPA Nusa Tenggara II Provinsi NTT, yang bertugas melaksanakan pendayagunaan
sumber daya air, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, system
manajemen mutu, bimbingan teknis dan pemberdayaan masyarakat dalam
penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi jaringan pemanfaatan air khususya bidang
irigasi di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur.
Irigasi permukaan merupakan system irigasi yang menyadap air langsung di sungai
melalui bangunan utama bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas
kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan
pertanian.
Daerah Irigasi (DI) Sub D.I Baing terletak di Kecamatan Wulla Waijelu dan meliputi
beberapa Desa Yaitu Desa Laipandak, Desa Latena, Desa Laijanji, Desa Paranda, Desa
Hadakamali, Desa Wulla, Kabupaten Sumba Timur , Propinsi Nusa Tenggara Timur
serta berjarak sekitar 145 Km dari Kota Waingapu. Sungai Waebara adalah salah satu

sungai yang berada di Kabupaten Sumba Timur dengan Luas DAS 147,60 Km². Sungai
Waebara yang melintas di sebelah Selatan Kota Waingapu sangat besar manfaatnya
bagi penduduk baik untuk irigasi, perikanan dan air minum. Daerah Irigasi Baing
dengan potensi sebesar ± 2.000 Ha, terletak di sebelah kiri dan kanan sungai
Waebara, dimana ±1.630 Ha berada di sebelah kiri sungai dan ±370 Ha berada di
sebelah kanan sungai.

Paket pekerjaan ini diisyaratkan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan
Kualifikasi Usaha Menengah serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan
Klasifikasi Pengawasan Rekayasa, KBLI 2017 (71102) kode subklasifikasi RE 203 (Jasa
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air), dan KBLI 2020 (71102) kode
subklasifikasi RK 002 (Jasa Reayasa Pekerjaan Teknik sipil Sumber Daya Air).
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pekerjaan ini adalah membantu PPK Irigasi dan Rawa III SNVT PJPA Nusa
Tenggara II Provinsi NTT dalam pengawasan pekerjaan Lanjutan Pembangunan
Jaringan Irigasi D.I Baing di Kab. Sumba Timur.
Tujuan dari pekerjaan ini dengan pengawasan yang lebih intensif oleh para tenaga
yang ahli pada bidangnya, maka pelaksanaan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan
Jaringan Irigasi D.I Baing di Kab. Sumba Timur diharapkan dapat berjalan baik dengan
kualitas yang baik pula, sehingga pelaksanaan pekerjaan tersebut memenuhi
spesifikasi teknis yang disyaratkan, serta dapat berfungsi seoptimal mungkin.

1.3. Sasaran
Sasaran yang diharapkan bahwa dengan pengawasan yang dilaksanakan oleh para
tenaga ahli menghasilkan bangunan irigasi yang berkualitas.
Dengan supervisi konstruksi, quality control dari seluruh kegiatan dalam
pelaksanaan Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Baing di Kab. Sumba Timur
dapat termonitor dengan lebih baik.
1.4. Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan adalah SUPERVISI LANJUTAN PEMBANGUNAN JARINGAN
IRIGASI SUB D.I BAING D.I. BAING DI KAB. SUMBA TIMUR.

1.5. Sumber Pendanaan


Pembiayaan pekerjaan ini bersumber dari DIPA Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Nusa Tenggara II Provinsi NTT Tahun Anggaran
2023 dengan biaya:
Belanja modal Jaringan : SUPERVISI LANJUTAN PEMBANGUNAN JARINGAN
IRIGASI D.I. BAING Di KAB. SUMBA TIMUR Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta
Rupiah).

1.6. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan terletak di beberapa tempat yaitu :
No. Kegiatan Lokasi
1. SUPERVISI LANJUTAN PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI Kab. Sumba
SUB D.I BAING D.I. BAING DI KAB. SUMBA TIMUR Timur

II. RUANG LINGKUP DAN JENIS PEKERJAAN


Ruang Lingkup Konsultan Supervisi adalah sebagai berikut :
2.1. Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang Konsultan Supervisi

a. Tugas Konsultan Supervisi

1) Tahap Persiapan, paling sedikit:

• memroses perizinan, memobilisasi personel dan kelengkapan yang


diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan;
• memeriksa, mengevaluasi dan mempelajari dokumen Kerangka Acuan
Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan dan dokumen penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK);
• menyusun Program Mutu Pengawasan; dan
• memberikan penjelasan dan rekomendasi terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.
2) Tahap Pelaksanaan, paling sedikit:
• melakukan pengawasan mobilisasi personel, peralatan, material dan
pemenuhan persyaratan perizinan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
• melakukan reviu terhadap gambar kerja dan spesifikasinya;
• memberikan rekomendasi kepada PPK terhadap perubahan-perubahan
pelaksanaan pekerjaan;
• melakukan pengawasan penggunaan tenaga kerja, material, dan
peralatan serta penerapan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
• melakukan pengawasan ketepatan waktu, biaya, pemenuhan
persyaratan mutu dan volume serta penerapan keselamatan konstruksi;
• mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan
rekomendasi teknis tentang alternatif pemecahan masalah yang terjadi
selama pekerjaan konstruksi;
• membantu PPK dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat
lapangan secara berkala dan merekomendasikan rapat insidental;
• membantu PPK dalam menyusunan berita acara persetujuan kemajuan
pekerjaan; dan
• membuat catatan harian, menyusun laporan mingguan dan bulanan
pelaksanaan pekerjaan pengawasan.
3) Tahap Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over), paling sedikit:
• menyusun daftar cacat mutu dan mengawasi perbaikannya sebelum
serah terima pertama (provisional hand over);
• memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen
dan gambar as built sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
• melakukan pengawasan demobilisasi personel dan peralatan sesuai
jadwal penugasan dan jadwal mobilisasi;
• membantu penyusunan Berita Acara Pekerjaan 100% (seratus persen)
sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
• membantu PPK dalam menyusunan Berita Acara Serah Terima Pertama
(Provisional Hand Over); dan
• menyusun laporan akhir kegiatan pekerjaan pengawasan.
4) Tahap Serah Terima Akhir (Final Hand Over) hanya dapat dilaksanakan oleh
Konsultan Pengawas apabila dinyatakan pada kontrak.
5) Tugas Konsultan Pengawas Konstruksi pada Tahap Serah Terima Akhir (Final
Hand Over) sebagaimana dimaksud pada hurud d, paling sedikit:
• Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pemeliharaan; dan
• Memberikan rekomendasi kepada PPK terkait penerbitan Berita Acara
Serah Terima Akhir (Final Hand Over).
b. Tanggung Jawab Konsultan Supervisi

• pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi dalam rangka mendukung


terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
• pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi berdasarkan kontrak; dan

• pemeriksaan kesesuaian proses dan hasil pekerjaan konstruksi dengan


persyaratan mutu, waktu, biaya dan keselamatan konstruksi yang
tercantum dalam kontrak pekerjaan konstruksi.
c. Wewenang Konsultan Supervisi

• pemberian persetujuan izin kerja (request of work) atas rencana pelaksanaan


pekerjaan yang telah memenuhi persyaratan; dan/atau
• pemberian rekomendasi kepada PPK untuk menghentikan setiap pekerjaan
di lapangan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak dan dokumen SMKK.
2.2. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh ) hari kalender

2.3. Kualifikasi Tim Konsultan


a. Tenaga Profesional

1. Team Leader;

Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dan bersertifikat Ahli
Madya SDA dengan pengalaman selama 6 tahun dalam pekerjaan supervisi
konstruksi irigasi, serta mampu memimpin, mengarahkan, dan
mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan Pengawas dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

2. Supervision Engineer (Ahli Hidrolika);

Supervision Engineer (Ahli Hidrolika) disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil


(S1) dan bersertifikat Ahli Muda SDA dengan pengalaman selama 5 tahun dalam
pekerjaan supervisi konstruksi irigasi, serta mampu melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain dan persyaratan
dalam spesifikasi teknis sebagai dasar pencapaian prestasi pekerjaan. SE
bertanggung jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan
konstruksi.
3. Quality Engineer;

Adalah seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dan bersertifikat Ahli Muda SDA dengan
pengalaman selama 5 tahun. Quality Engineer melakukan pemeriksaan dan
pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi. Quality Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader
dan berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.

4. Health Safety Environment (HSE) Engineer;

Adalah seorang Sarjana Teknik Sipil / Teknik K3 (S1) dan bersertifikat Ahli Muda
K3 Konstruksi dengan pengalaman selama 3 tahun. Bertugas memastikan
pemenuhan persyaratan aspek keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, untuk mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan
Jasa Konstruksi. Health Safety Environment (HSE) Engineer bertanggung jawab
kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi pekerjaan konstruksi.
2.4. Tugas dan Kewajiban Tenaga Ahli

a. Team Leader :

1) Mengoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setiap


pelaksanaan pengukuran atau rekayasa lapangan yang dilakukan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dan menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat
segera diambil keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi, pekerjaan minor yang mendahului pekerjaan utama dan
rekayasa terperinci lainnya;
2) Mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan Pengawas secara teratur dan
memeriksa seluruh pekerjaan di lapangan serta memberi penjelasan tertulis
kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, jika dalam kontrak pekerjaan konstruksi
hanya dinyatakan secara umum
3) Memastikan bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi memahami Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi secara benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan menerapkan metode konstruksi
yang tepat dengan kondisi lapangan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan;
4) Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan analisa/perhitungan
konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan;
5) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi
pekerjaan dalam kontrak serta membuat laporan kepada PPK terhadap hasil
inspeksi lapangan;
6) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak hasil
pekerjaan, material dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
7) Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang dicapai Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi setiap hari pada lembar kemajuan pekerjaan (progress
schedule) yang telah disetujui;
8) Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan segera melaporkan
kepada PPK jika terdapat kemajuan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi dan dapat berpengaruh terhadap
jadwal penyelesaian pekerjaan yang direncanakan. Dalam kondisi tersebut,
maka Team Leader membuat rekomendasi kepada PPK secara tertulis untuk
mengatasi keterlambatan;
9) Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil pengukuran setiap pekerjaan
yang telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
10) Menjamin bahwa sebelum Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diizinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya
yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan
sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
11) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu, volume dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti
pembayaran bulanan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
12) Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa yang benar kepada PPK
di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan pertimbangan dalam pengampilan
keputusan/persetujuan;
13) Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap pencapaian mutu dan hasil
pekerjaan yang sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi atas
usulan pembayaran yang diajukan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
14) Mengoordinasikan penyusunan laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangannya dan
menyerahkannya kepada PPK;
15) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Terbangun/Terpasang (as-built
drawings) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan
sebelum serah terima pertama (provisional hand over); dan
16) Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun korespondensi kegiatan,
laporan harian, laporan mingguan, laporan kemajuan pekerjaan dan
pengukuran pembayaran.
b. Supervision Engineer (Ahli Hidrolika);

1) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan gambar


pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan kondisi di lapangan;
2) Memastikan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menerapkan ketentuan
keselamatan konstruksi;
3) Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja konstruksi yang terlibat dalam
pekerjaan konstruksi memiliki Sertifikat Kerja Konstruksi (SKK);
4) Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan telah memiliki Surat Izin
Laik Operasi (SILO);
5) Memastikan bahwa operator alat berat memiliki Surat Izin Operator (SIO);
6) Memeriksa kesesuaian penggunaan material/bahan produksi dalam negeri dan
barang impor sesuai dengan formulir Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dan daftar barang yang diimpor sebagaimana tercantum dalam kontrak
pekerjaan konstruksi;
7) Memastikan metode konstruksi dan hasil pekerjaan yang dihasilkan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
8) Memberikan instruksi secara tertulis kepada Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, apabila metode konstruksi dinilai tidak benar atau membahayakan
dan dicatat dalam buku harian (log book) serta segera melaporkannya kepada
Team Leader;
9) Membuat justifikasi teknis terhadap usulan perubahan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
10) Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta seluruh perubahan dan
ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan dari perencanaan serta melaporkannya
kepada Team Leader; dan
11) Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang dibuat oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi.
c. Quality Engineer;

1) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap mutu proses dan


hasil pekerjaan, material dan peralatan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan
dokumen perubahannya;
2) Melakukan pengawasan atas pemasangan, pengaturan dan penempatan alat
ukur dan alat uji sebelum dan saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
3) Melaksanakan pengawasan atas semua pengujian yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam rangka pengendalian mutu material
serta hasil pekerjaannya, dan segera melaporkan kepada Team Leader jika
terdapat ketidaksesuaian dan cacat mutu baik dalam prosedur maupun hasil
pengujiannya;
4) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan dan memberikan
laporan secara tertulis kepada Team Leader atas persetujuan dan penolakan
penggunaan material dan hasil pekerjaan;
5) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi dan dokumen perubahannya;
6) Menyerahkan laporan bulanan yang di antaranya berisikan laporan hasil
pengendalian mutu, data laboratorium serta pengujian di lapangan beserta
risalah/kesimpulan dari data yang ada kepada Team Leader untuk selanjutnya
dilaporkan kepada PPK;
7) Menyiapkan format laporan pengendalian mutu pekerjaan, pengujian hasil
pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan;
8) Menyampaikan laporan hasil uji data mutu material, jumlah benda uji mutu
dan mutu keluaran pekerjaan kepada Team Leader;
9) Membuat rekomendasi kepada Team Leader terhadap ketidaksesuaian mutu
pekerjaan dan tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan
ketidaksesuaian; dan
10) Memberikan panduan di lapangan bagi personel Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi mengenai metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan.

d. Health Safety Environment (HSE) Engineer

1) Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan aspek keselamatan


konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk mendukung
terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

2) Melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;

3) Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan dan


pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan Konstruksi;
4) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi
di lingkungan kerja, termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya
(impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability);
5) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dalam menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif, untuk mengurangi terjadinya
bahaya/kecelakaan dan menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan
kerja;
6) Memonitoring implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dengan berkoordinasi bersama HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam memastikan dampak lingkungan akibat pembangunan
proyek dapat diminimalisir;
7) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi atau
pejabat lain dalam penyiapan pengendalian dan keselamatan lalu lintas yang
terlibat di area proyek atau proyek lain yang berkaitan;
8) Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan
kerja, termasuk merancang prosedur baku dan memelihara borang atau
catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
9) Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis
akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.
2.5. Keluaran
Hasil dari pekerjaan ini adalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara fisik dan
administrasi yang terarah sesuai dengan maksud tujuan pengguna jasa.
2.6. Pembuatan Laporan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia
dengan tata bahasa yang baik dan benarUkuran kertas masing-masing laporan
adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai
berikut:

a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi Hasil peninjauan kembali informasi yang ada
seperti data-data, peta, laporan-laporan dan rencana berdasarkan studi
terdahulu, gambaran umum dan permasalahan teknis yang ada berdasarkan
hasil survey peninjauan lapangan pendahuluan, metode dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan serta rencana pelaksanaan pekerjaan. Dibuat 5 (lima)
rangkap dan diserahkan paling lambat satu minggu setelah SPMK diterbitkan;
b. Laporan RMK
Laporan RMK berisi informasi pengadaan, organisasi pengguna jasa dan
penyedia jasa, jadual kegiatan penyedia jasa, prosedur pelaksanaan pekerjaan,
prosedur instruksi kerja dan pelaksana kerja yang dilengkapi dengan daftar
simak dan bagan (flow chart) setiap kegiatan. Dibuat 2 (dua) rangkap dan
diserahkan paling lambat dua minggu setelah SPMK diterbitkan. Laporan juga
dikumpulkan dalam bentuk softcopy;
c. Laporan Bulanan
Berupa laporan singkat, yang berisi kemajuan fisik dan keuangan dari
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi. Dibuat 2 (dua)

rangkap setiap bulannya dan diserahkan setiap awal bulan berikutnya. Laporan
juga dikumpulkan dalam bentuk softcopy.
d. Manual Operasi Pemeliharaan
Laporan berisi manual OP dari masing-masing paket konstruksi. Laporan dibuat
rangkap 2 (dua) dan harus diserahkan. Laporan juga dikumpulkan dalam
bentuk softcopy.
e. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi data-data pelaksanaan konstruksi, data mutu uji bahan
dan lapangan. dan laporan kemajuan fisik dilengkapi dengan jadual
pelaksanaan, lampiran gambar-gambar dan foto kegiatan 0 % sampai dengan
100 %, Foto dan video drone. Laporan dibuat rangkap 2 (dua) dan harus
diserahkan pada bulan terakhir. Laporan juga dikumpulkan dalam bentuk
softcopy.
f. Laporan Teknis / Khusus
Laporan berisi data-data pengukuran, perhitungan MC 0% dan MC 100%, hasil
test mutu, dokumen kontrak, amandemen kontrak, video uji pengaliran serta
gambar as-built drawing dan shop drawing. Laporan dibuat rangkap 2 (dua)
dan harus diserahkan pada bulan terakhir. Laporan juga dikumpulkan dalam
bentuk softcopy.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kupang, 26 Januari 2023

Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi Dan Rawa III


Satuan Kerja NVT PJPA Nusa Tenggara II
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Marthen Yanus Haning, S.S.T. M.T


NIP. 19690301 200212 1 005

Anda mungkin juga menyukai