I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota
mempengaruhi peningkatan jumlah sampah yang dapat menimbulkan
permasalahan pada lingkungan sehingga dibutuhkan Tempat Pemrosesan Akhir
untuk mengembalikan sampah ke lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan.
2. Dalam mendukung Pemerintah daerah kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang
Lebong di Propinsi Bengkulu mengelola persampahan permukiman maka Balai
Satker Sarana dan Prasarana Permukiman Wilayah Propinsi Bengkulu
mengadakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi.
3. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung pemerintah yang
dilakukan kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional dan efektif sesuai kontrak.
4. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan yang kompeten dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan
tenaga pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
5. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi dari
segi biaya, mutu dan waktu kegiatan pelaksanaan.
6. Kinerja pengawas lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
pengawasan, serta kemampuan mengidentifikasi resiko keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang dapat dilakukan kegiatannya berdasarkan Metodologi &
Proses Pengawasan yang tepat.
C. LATAR BELAKANG
1. Rencana pembangunan TPA oleh Balai Satker Sarana dan Prasarana Permukiman
Wilayah Propinsi Bengkulu berlokasi pertama di desa Lubuk Sahung kecamatan
Seberang Musi Kabupaten Kepahiang yang berjarak 12,4 km dari Pusat ibu kota
kabupaten Kepahiang dan 63,6 km dari kota bengkulu dengan mayoritas penduduk
bertani Kopi dan Lada di area perkebunan berbukit. Dan lokasi TPA ke dua terletak
di dusun Jambu Keling desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten
Rejang Lebong yang berjarak14,6 km dari ibu kota kabupaten Rejang Lebong dan
89,9 km dari kota Bengkulu di area perbukitan dengan mayoritas penduduk bertani
Kopi.
E. TARGET / SASARAN
Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konsultansi ini adalah :
1. Penyelesaian pekerjaan konstruksi sesuai kuantitas, kualitas dan tepat waktu
2. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan.
3. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis
IV. BIAYA
A. BIAYA PENGAWASAN
1. Biaya Pengawasan dibebankan pada Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
2. Besarnya biaya konsultan pengawas merupakan biaya tetap dan pasti (Lump
Sum).
3. Pagu Anggaran kegiatan dimaksud termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
4. Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. Materi dan pengadaan laporan
c. Pembelian dan/ atau sewa peralatan
d. Sewa kendaraan
e. Biaya rapat-rapat
f. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
g. Jasa dan overhead pengawasan
h. Pajak dan iuran lainnya
5. Pembayaran biaya konsultan pengawas adalah berdasarkan prestasi
kemajuan pekerjaan pengawasan
B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada Dana
APBN Tahun Anggaran 2021.
V. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
a. Buku Harian atau inspeksi sheet, yang memuat semua kejadian, perintah dan
petunjuk penting dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor Pelaksana
dan Konsultan Pengawas;
b. Laporan Pendahuluan yang memuat ; Bab.I. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan,
Lingkup Kegiatan, Metode Pelaksanaan Pekerjaan, Lokasi Kegiatan, Jangka Waktu
Pelaksanaan, Kompilasi Dataprimer dan sekunder, Bab.II. Program Kerja dan
Rencana Kerja, Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, Komposisi Tim dan Penugasan Bab.
III. Proses Pelaksanaan Supervisi dan Pelaporan Bab. IV. Penutup
c. Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, tersusun dalam bentuk tabel dan kurva
kemajuan persentase pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan berdasarkan waktu,
dan dituangkan dalam Berita Acara Opname bulanan yang telah dilaksanakan
bersama PPTK, Konsultan Supervisi dan Kontraktor pelaksana yang menjadi dasar
pengesahan Monthly Certificate (MC) untuk rekomendasi pencairan
termyn/pembayaran angsuran yang dilengkapi Berita Acara kemajuan pekerjaan
per bulan.
d. Laporan Akhir yang memuat ; Bab.I. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lingkup
Kegiatan, Metode Pelaksanaan Pekerjaan, Lokasi Kegiatan, Jangka Waktu
Pelaksanaan, Keluaran dan Produk, Bab.II. Program Kerja dan Rencana Kerja
Bab.III Proses Supervisi, Pengendalian Kuantity dan Kuality, Pengendalian dan
Monitoring resiko K3, Bab. IV. Opname Kemajuan Lapangan, Pelaporan,Penutup
e. Laporan Akhir juga memuat Berita Acara pemeriksaan pekerjaan tambah kurang
atau Addendum bila diperlukan; Risalah Rapat di Lapangan (site meeting) dan
Rapat koordinasi dengan PPK dan atau Kontraktor ; Dokumen Inspeksi sheet oleh
inspektor ; Gambar –gambar (CAD) sesuai pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) ; Foto-foto dokumentasi kemajuan pekerjaan pembangunan di lapangan
(0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%);
VII. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada
KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk
kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan
yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3. Surat Edaran Menteri PUPR No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan
Tenaga Ahli Pengawasan Pekerjaan Konstruksi melalui Penyedia Jasa.
4. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan
dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.
1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan
b. Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada pengelola kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana konsultan pengawas
dilengkapi dengan tanda pengenal (id-card) atau Surat Tugas dari
Perusahaan Konsultan.
3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pengelola Teknis Kegiatan untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pengelola
Teknis Kegiatan/Pengawas Teknis, Pelaksana Pekerjaan serta unsur
wilayah (jika diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan masalah
dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan baik secara teknis
maupun sosial untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling
lambat 1 (satu) hari kerja kemudian.
4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis
teknologis kepada Pejabat Pembuat Komitmen mengenai volume
presentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh pemborong.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja
dan alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan
juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong
(Shop drawing).
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan
penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran
angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya
yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta
keperluan pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.
IX. MASUKAN
A. INFROMASI
B. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya konsultan pengawas harus menyediakan tenaga
yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan ini minimal terdiri
dari
1. Penanggung Jawab (Team Leader),
a. Memiliki Ijazah minimal D3 Teknik Sipil
b. Berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun.
d. Memiliki KTP, NPWP
X. PROGRAM KERJA
A. Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan pengawas harus segera menyusun:
1. Program kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga ahli yang cukup . Tenaga- tenaga yang diusulkan oleh
konsultan pengawas harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan kegiatan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan pengawas dan
mendapatkan pendapat teknis dari pengelola teknis kegiatan.
XI. PENUTUP
Setelah Metodologi dan Proses Pengawasan ini diterima, konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar
segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan pejabat pembuat komitmen.
Penawar
KSO ACK BENGKULU
PT. AKBAR JAYA KONSULTAN
MULYONO, ST.,MT.