Anda di halaman 1dari 10

2.2.

METODOLOGI & PROSES PENGAWASAN


PEMBANGUNAN TPA KAB. KEPAHIANG DAN KAB. REJANG LEBONG

I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota
mempengaruhi peningkatan jumlah sampah yang dapat menimbulkan
permasalahan pada lingkungan sehingga dibutuhkan Tempat Pemrosesan Akhir
untuk mengembalikan sampah ke lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan.
2. Dalam mendukung Pemerintah daerah kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang
Lebong di Propinsi Bengkulu mengelola persampahan permukiman maka Balai
Satker Sarana dan Prasarana Permukiman Wilayah Propinsi Bengkulu
mengadakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan
dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi.
3. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung pemerintah yang
dilakukan kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional dan efektif sesuai kontrak.
4. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan yang kompeten dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan
tenaga pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
5. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi dari
segi biaya, mutu dan waktu kegiatan pelaksanaan.
6. Kinerja pengawas lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
pengawasan, serta kemampuan mengidentifikasi resiko keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang dapat dilakukan kegiatannya berdasarkan Metodologi &
Proses Pengawasan yang tepat.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Metodologi & Proses Pengawasan ini merupakan petunjuk bagi konsultan
pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses keluaran yang dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas pengawasan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan pengawas dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang sesuai
Metodologi & Proses Pengawasan ini dengan menerapkan sistim manjemen resiko
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

C. LATAR BELAKANG
1. Rencana pembangunan TPA oleh Balai Satker Sarana dan Prasarana Permukiman
Wilayah Propinsi Bengkulu berlokasi pertama di desa Lubuk Sahung kecamatan
Seberang Musi Kabupaten Kepahiang yang berjarak 12,4 km dari Pusat ibu kota
kabupaten Kepahiang dan 63,6 km dari kota bengkulu dengan mayoritas penduduk
bertani Kopi dan Lada di area perkebunan berbukit. Dan lokasi TPA ke dua terletak
di dusun Jambu Keling desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten
Rejang Lebong yang berjarak14,6 km dari ibu kota kabupaten Rejang Lebong dan
89,9 km dari kota Bengkulu di area perbukitan dengan mayoritas penduduk bertani
Kopi.

2. Dengan jumlah penduduk 151.682 kabupaten Kepahiang rata-rata mempruduksi


sampah 25 ton perhari dan dengan jumlah penduduk 179.436 kabupaten Rejang
Lebong telah memproduksi 39 ton sampah per hari. Jumlah ini akan semakin
meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk dan pola konsumtif masyarakat
sehingga penanganan sampah perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan.

3. Pembangunan TPA telah menjadi perhatian pemerintah kabupaten Kepahiang


dengan terbitnya Perda Kab. Kepahiang No.3 thn 2017 dan Perda Kab. Rejang
Lebong No. 4 thn 2017 tentang pengelolaan sampah, Kabupaten Rejang Lebong .

4. Agar pelaksanaan pembangunan TPA yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa


Konstruksi sebagai rekanan Balai Satker Sarana dan Prasarana Permukiman
Wilayah Propinsi Bengkulu dapat tercapai sesuai kuantitas, kualitas, tepat waktu
dan biaya di butuhkan kehadiran konsultan supervisi untuk mengendalikan dan
memonitor proses pelaksanaan pembangunan konstruksi TPA tersebut.

5. Konsultan Supervisi bertanggungjawab terhadap kontrol dan kendali pelaksanaan


pembangunan konstruksi TPA sesuai kuantitas, kualitas, biaya dan waktu yang di
persyaratkan dalam dokumen kontrak dan spesifikasi teknis dengan menerapkan
sistim manajemen resiko keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) selama proses
pelaksanaan pembangunan konstruksi.

6. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan adalah merupakan pekerjaan


Supervisi Pembangunan TPA Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang
Lebong dengan sumber dana APBN Tahun Anggaran 2021 yang dikelola oleh Balai
Satker Sarana dan Prasarana Permukiman Wilayah Propinsi Bengkulu.

7. Untuk menyelenggarakan pekerjaan dimaksud, BP2JK Wilayah Bengkulu telah


melaksanakan proses seleksi rekanan penyedia barang/jasa yang dibutuhkan.

D. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan adalah Melakukan Supervisi kepada Pelaksana pekerjaan
Pembangunan TPA Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong meliputi :
1. Menyiapkan organisasi dan pengisian personil supervisi sesuai dalam KAK.
2. Membantu PPK/PPTK Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
agar dikerjakan sesuai desain, persyaratan dan ketentuan dalam dokumen
kontrak.
3. Membantu PPK/PPTK Memonitoring, mengecek volume terpasang, material yang
digunakan agar sesuai desain dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
kontrak kerja.
4. Membantu PPK/PPTK mem
5. Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, dan
Laporan Akhir.

E. TARGET / SASARAN
Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konsultansi ini adalah :
1. Penyelesaian pekerjaan konstruksi sesuai kuantitas, kualitas dan tepat waktu
2. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan.
3. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis

II. KEGIATAN PENGAWASAN


A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis :
* Pembangunan Gedung Negara, berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
* dan Surat Edaran Menteri PUPR No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan
Tenaga Ahli Pengawasan Pekerjaan Konstruksi melalui Penyedia Jasa
* Permen PU No.05/PRT/M/2014 jo SE MEN PUPR No.66/SE/M/2015 tentang
Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
* Permen PUPR No. 03/PRT/M/2013 tentang penyelenggaraan Prasarana dan
sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga.

B. Lingkup Kegiatan tersebut antara lain :


1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar pengawasan pekerjaan dilapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama proses pelaksanaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan masukan hasil-hasil
rapat lapangan, laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh pemborong.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, serah
terima pertama dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built
Drawing) sebelum serah terima pertama.
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan dan laporan akhir pekerjaan
pengawasan.
9. Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan ketika terjadi
keterlambatan pekerjaan dan/atau ditemukan ketidak sesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
10. Mengawasi penerapan standar manajemen resiko keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3) oleh kontraktor selama pelaksanaan pembangunan.

III. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGAWASAN

A. Konsultan pengawas bertanggung jawab melaksanakan pengawasan pekerjaan


konstruksi di lapangan sehingga terlaksana dengan baik sesuai rencana kerja dan
syarat/spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan.

B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :


1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan
/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan
pedoman teknis yang berlaku.
2. Menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan dan
menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif kepada PPK.
3. Meneliti kebenaran atau membandingkan laporan progres pekerjaan yang di
klaim/dinyatakan oleh pelaksana pekerjaan dengan yang diperoleh dari
laporan tenaga konsultan pengawas di lapangan.

B. Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan


sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional
pengawasan yang terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.
D. Agar tanggungjawab pengawasan dapat terlaksana penyedia jasa pengawasan
berwenang ;
1. Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana pekerjaan
konstruksi jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak;
2. Meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar pelaksanaan (shop
drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebelum dilaksanakan;
3. Merekomendasikan kepada pengguna jasa untuk menghentikan pelaksanaan
pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan
peringatan yang diberikan;
4. Memberikan masukan pendapat teknis tentang permintaan tambah kurang
pekerjaan yang diajukan oleh pelaksana fisik yang dapat mempengaruhi biaya
dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak;
5. Mengusulkan prubahan jika terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, termasuk
pekerjaan fisik konstruksi yang telah dilaksanakan agar sesuai dengan kontrak
kerja yang disepakati; dan
7. Merekomendasikan kepada PPK untuk menolak material dan peralatan
konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi.

IV. BIAYA
A. BIAYA PENGAWASAN
1. Biaya Pengawasan dibebankan pada Dana APBN Tahun Anggaran 2021.
2. Besarnya biaya konsultan pengawas merupakan biaya tetap dan pasti (Lump
Sum).
3. Pagu Anggaran kegiatan dimaksud termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
4. Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. Materi dan pengadaan laporan
c. Pembelian dan/ atau sewa peralatan
d. Sewa kendaraan
e. Biaya rapat-rapat
f. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
g. Jasa dan overhead pengawasan
h. Pajak dan iuran lainnya
5. Pembayaran biaya konsultan pengawas adalah berdasarkan prestasi
kemajuan pekerjaan pengawasan

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada Dana
APBN Tahun Anggaran 2021.

V. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
a. Buku Harian atau inspeksi sheet, yang memuat semua kejadian, perintah dan
petunjuk penting dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor Pelaksana
dan Konsultan Pengawas;

b. Laporan Pendahuluan yang memuat ; Bab.I. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan,
Lingkup Kegiatan, Metode Pelaksanaan Pekerjaan, Lokasi Kegiatan, Jangka Waktu
Pelaksanaan, Kompilasi Dataprimer dan sekunder, Bab.II. Program Kerja dan
Rencana Kerja, Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, Komposisi Tim dan Penugasan Bab.
III. Proses Pelaksanaan Supervisi dan Pelaporan Bab. IV. Penutup

c. Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, tersusun dalam bentuk tabel dan kurva
kemajuan persentase pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan berdasarkan waktu,
dan dituangkan dalam Berita Acara Opname bulanan yang telah dilaksanakan
bersama PPTK, Konsultan Supervisi dan Kontraktor pelaksana yang menjadi dasar
pengesahan Monthly Certificate (MC) untuk rekomendasi pencairan
termyn/pembayaran angsuran yang dilengkapi Berita Acara kemajuan pekerjaan
per bulan.

d. Laporan Akhir yang memuat ; Bab.I. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lingkup
Kegiatan, Metode Pelaksanaan Pekerjaan, Lokasi Kegiatan, Jangka Waktu
Pelaksanaan, Keluaran dan Produk, Bab.II. Program Kerja dan Rencana Kerja
Bab.III Proses Supervisi, Pengendalian Kuantity dan Kuality, Pengendalian dan
Monitoring resiko K3, Bab. IV. Opname Kemajuan Lapangan, Pelaporan,Penutup

e. Laporan Akhir juga memuat Berita Acara pemeriksaan pekerjaan tambah kurang
atau Addendum bila diperlukan; Risalah Rapat di Lapangan (site meeting) dan
Rapat koordinasi dengan PPK dan atau Kontraktor ; Dokumen Inspeksi sheet oleh
inspektor ; Gambar –gambar (CAD) sesuai pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) ; Foto-foto dokumentasi kemajuan pekerjaan pembangunan di lapangan
(0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%);

VI. WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan paket kegiatan ini adalah 210 (dua ratus sepuluh) hari
kalender, atau sampai dengan batas akhir serah terima I (PHO) seluruh paket pekerjaan.

VII. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada
KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN


Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh pejabat pembuat komitmen.

B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk
kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan
yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3. Surat Edaran Menteri PUPR No. 21/SE/M/2019 tentang Standar Susunan
Tenaga Ahli Pengawasan Pekerjaan Konstruksi melalui Penyedia Jasa.
4. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan
dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.

VIII. PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN


A. UMUM
Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh pengelola
kegiatan agar fungsi dan tangung jawab konsultan pengawas dapat terlaksana
dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
pemberi tugas.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS


Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai
dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di
lapangan, secara garis besarnya yaitu :

1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan
b. Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada pengelola kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana konsultan pengawas
dilengkapi dengan tanda pengenal (id-card) atau Surat Tugas dari
Perusahaan Konsultan.

2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan


a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan
lapangan, koordinasi dan inpeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar
pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat
secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahterimakan.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan terpasang, peralatan, dan perlengkapan selama
pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis kepada pengelola kegiatan.
f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana pekerjaan dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan
pembangunan.

3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pengelola Teknis Kegiatan untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pengelola
Teknis Kegiatan/Pengawas Teknis, Pelaksana Pekerjaan serta unsur
wilayah (jika diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan masalah
dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan baik secara teknis
maupun sosial untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling
lambat 1 (satu) hari kerja kemudian.

4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis
teknologis kepada Pejabat Pembuat Komitmen mengenai volume
presentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh pemborong.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja
dan alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan
juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong
(Shop drawing).

5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan
penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran
angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya
yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta
keperluan pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.

IX. MASUKAN

A. INFROMASI

1. Untuk melaksanan tugasnya konsultan pengawas membutuhkan data sekunder


dan data primer berkaitan dengan KAK dan dokumen kontrak pelaksanaan
pembangunan TPA kab. Kepahiang dan Rejang Lebong dengan berkoordinasi
dengan PPTK atau PPK maupun Kontraktor Pelaksana atau sumber informasi
lain yang terkait.
2. Informasi pengawasan antara lain :
a. Dokumen pelaksanaan yaitu :
- gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Berita acara aanwijzing sampai dengan penunjukan pemborong
- Dokumen kontrak pelaksanaan/pemborongan
b. Bar Chart dan S-Curve serta Net work Planning dari pekerjaan yang
dibuat oleh pemborong (setelah disetujui)
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan
d. Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis
pengawasan mutu pekerjaan dll.
e. Informasi lainnya.

B. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya konsultan pengawas harus menyediakan tenaga
yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan ini minimal terdiri
dari
1. Penanggung Jawab (Team Leader),
a. Memiliki Ijazah minimal D3 Teknik Sipil
b. Berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun.
d. Memiliki KTP, NPWP

2. Tenaga Teknis : Pengawas Lapangan Bidang Bangunan Gedung, dengan


persyaratan
a. Memiliki Ijazah D3 Sipil
b. Berpengalaman dibidangnya minimal 2 (dua) tahun.
d. Memiliki KTP, NPWP
3. Tenaga Pendukung : Administrasi/Operator Komputer, sebanyak 1 (satu)
orang dengan persyaratan:
a. Memiliki Ijazah SMU/SMK Segala jurusan
b. Berpengalaman dibidangnya minimal 1 (satu) tahun.

X. PROGRAM KERJA
A. Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan pengawas harus segera menyusun:
1. Program kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga ahli yang cukup . Tenaga- tenaga yang diusulkan oleh
konsultan pengawas harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan kegiatan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan pengawas dan
mendapatkan pendapat teknis dari pengelola teknis kegiatan.

XI. PENUTUP
Setelah Metodologi dan Proses Pengawasan ini diterima, konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar
segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan pejabat pembuat komitmen.

Bandar Lampung, 20 Januari 2021

Penawar
KSO ACK BENGKULU
PT. AKBAR JAYA KONSULTAN

MULYONO, ST.,MT.

Data untuk proram kerja

No. Uraian Kegiatan

1. Koordinasi pihak terkait


2. Mobilisasi demobilisasi personil
3. Anwiezig titik nol (Review Desain bila diperlukan)
4. Pengarahan standar HSE/K3
5. Inspeksi Lapangan (kontrol kuantitas, kualitas, &
Penerapan standar K3)
6. Opname progress pembangunan konstruksi
7. Laporan Pendahuluan
8. Laporan Mingguan
9. Laporan Bulanan
10. Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai