A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, adalah rumah sakit rujukan
nasional di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah. Dibutuhkan kompleksitas
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memenuhi
persyaratan pelayanan medik tersier. RSJPDHK telah memiliki Master plan
pembangunan yang telah dibuat pada tahun 2013 dan pembangunannya telah dimulai
pada tahun 2016.
Rencana penyelesaian pembangunan akan dilaksanakan menggunakan sistem tahun
tunggal untuk gedung utility dan penyelesaiannya serta sistem kontrak tahun jamak
untuk gedung pelayanan Private dan Pediatric.
Pembangunan gedung merupakan tahap I dalam Master plan yang harus dilaksanakan
tanpa mengganggu pelayanan, sehingga perlu diperhatikan seluruh aspek yang terkait
dengan migrasi pada saat pekerjaan berlangsung.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian kegiatan proyek /
bagian proyek Master Plan RS. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK).
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) melaksanakan pengendalian/ pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan perencana dan kontraktor
pelaksana/pemborong yang diikutsertakan dalam proyek bersangkutan, yang
menyangkut aspek mutu, waktu, dan biaya, serta administrasi kontrak.
Secara kontraktual konsultan manajemen konstruksi (MK) bertanggung jawab
kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk memastikan MK mampu melaksanakan
fungsi pengawasan dengan baik, maka diharapkan MK melakukan komunikasi yang
baik kepada semua pihak didalam pelaksanaan pembangunan.
Dalam kegiatan operasionalnya, konsultan MK harus memiliki kompetensi yang
sesuai dengan ruang lingkup tugasnya dan dilakukan secara penuh waktu
dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai
kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Rl yang dalam hal ini adalah
Rumah Sakit Jantung dan Darah Harapan Kita.
C. TARGET/SASARAN
C.1. LINGKUP KEGIATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Kegiatan MK yang dilaksanakan oleh konsultan adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Keputusan Dit.Jen. Cipta Karya, Departemen P.U. Nomor: 45/PRT/M/2007 dan
surat edaran Nomor 06/SE/M/2010 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga
Pengelola Teknis Kementrian Pekerjaan Umum Dalam Rangka Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Negara.
Kegiatan MK tersebut, antara lain :
a. Tahap Pelelangan
1. Membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program
pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.
2. Membantu panitia pengadaan barang dan jasa dalam penyebarluasan
pengumuman pelelangan melalui media elektronik.
3. Membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan.
4. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam menyusun Harga Perhitungan
Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan konstruksi fisik.
5. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi
fisik.
6. Menyusun laporan kegiatan pelelangan.
b. Tahap Konstruksi
1. Melakukan review terhadap seluruh dokumen perencanaan sebagai dasar
pelaksanan konstruksi fisik. Termasuk pekerjaan lainnya yang menunjang
pelaksanaan operasional rumah sakit (migrasi) sebagai akibat pembangunan fisik
master plan dan persiapan lahan.
2. Mengadakan evaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun
oleh pemborong, yang meliputi program-program pencapaian konstruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance/Quality Control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang
timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan,
serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
5. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik.
6. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan pengawasan pekerjaan dasar dalam lapangan,
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi,
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan manajemen konstruksi profesional yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan,
sesuai standar hasil karya manajemen konstruksi yang berlaku.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai pemberi jasa konsultasi Manajemen Konstruksi, yang secara
fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja proyek.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
5. Persyaratan Teknis Lainnya
Selain persyaratan umum diatas, pekerjaan MK berlaku pula ketentuan-ketentuan
seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :
a. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan proyek yang bersangkutan, yaitu
Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan dan Surat Perjanjian Pekerjaan
Pelaksanaan, beserta kelengkapannya dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar
perjanjiannya.
b. Yang termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 45/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah Setempat.
d. Standar dan pedoman teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan bangunan
gedung.
6. Persyaratan Kualifikasi
a. Konsultan Management Konstruksi harus menyiapkan Tenaga Ahli yang
mempunyai kualifikasi SKA (yang masih berlaku) dan Pengawas Lapangan
Team Leader
T.A (Arsitektur/Sipil)
S-2/S-1 (SKA, Ahli Utama)
Pengalaman Min. 10 Thn, rumah sakit minimal setingkat kelas B
L. LAPORAN
Jenis laporan manajemen konstruksi yang harus diserahkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen :
a. Laporan Review Design
b. Buku Harian
c. Laporan mingguan
d. Laporan bulanan
e. Laporan akhir ( ST-1 dan ST-2)
Dibuat di Jakarta,
Tanggal, 6 Februari 2017