1
g. pusat pengembangan ekowisata;
h. pusat pelayanan transportasi udara
Arah Pembangunan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga
adalah meningkatkan kualitas jaringan jalan nasional dan
konektivitas lokal untuk menjangkau daerah terisolir yang
belum mendapatkan akses transportasi memadai. Ruas jalan
nasional tersebut, sebelum pekerjaan fisik/konstruksi dilakukan,
harus memenuhi persyaratan wajib atau readines criteria
dimana salah satunya adalah harus memiliki Izin Lingkungan
dan/atau Dokumen Lingkungan untuk kegiatan yang wajib
dilengkapi Dokumen Lingkungan/UKL-UPL. Izin Lingkungan
didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagai izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Dokumen
Lingkungan atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
Sebagian besar ruas jalan nasional di Lingkungan Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Timur, khususnya
Provinsi Kalimantan Timur, yang telah beroperasi sebelum
tanggal 3 Oktober 2009 dan ditetapkan sebagai jalan nasional
melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
631/KPTS/M/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Nasional teridentifikasi tidak memiliki dokumen lingkungan
hidup sehingga tidak memenuhi persyaratan administrasi
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 6 Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan. Sesuai dengan Surat
Edaran Menteri Lingkungan Hidup Nomor B-
14134/MENLH/KP/12/2013 tanggal 27 Desember 2013 perihal
Arahan Pelaksanaan Pasal 121 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Surat Deputi MENLH Bidang Tata
Lingkungan – Kementerian Lingkungan Hidup Nomor B-
096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014 tanggal 7 Januari 2014 perihal
Arahan Tindak Lanjut Pelaksanaan Surat Edaran MENLH
tentang pelaksanaan Pasal 121 UU Nomor 32 Tahun 2009,
ruas jalan nasional tersebut yang tidak memiliki dokumen
lingkungan hidup baik dokumen Dokumen Lingkungan atau
UKL-UPL, wajib menyusun DELH atau DPLH yang
mengakomodir Kegiatan Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan
Berkala, Peningkatan Struktur dan Pelebaran Jalan di dalam
Ruang Milik Jalan (RUMIJA) yang dikerjakan secara bertahap
2
untuk ruas-ruas jalan di Provinsi Kalimantan Timur. Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) adalah dokumen yang
memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki Dokumen
Lingkungan. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan
yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki UKL-UPL. Dalam ketentuan Lampiran I huruf I (Bidang
Pekerjaan Umum) Nomor 7 Permen LH Nomor 05 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
disebutkan bahwa pembangunan dan/atau peningkatan jalan
dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan lahan (di
luar rumija) yang wajib menyusun Dokumen Lingkungan adalah
yang memiliki skala/besaran panjang > 5 KM, sedangkan
kegiatan yang tidak termasuk kriteria tersebut wajib disusun
UKL-UPL (Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan).
Permen LHK Nomor P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagaimana telah
dirubah dengan Permen LHK Nomor
P.7/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019 tentang perubahan atas
peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.27/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pedoman
Pinjam Pakai Kawasan Hutan, dalam proses permohonan
perijinan kawasan hutan, telah terjadi perubahan/pengalihan
trase jalan. karena untuk memenuhi trase jalan yang
memungkinkan dibangun dan memenuhi persyaratan teknis
Bina Marga. Guna mendukung pembuatan Dokumen Analisa
Dampak Lingkungan Dokumen Lingkungan di ruas jalan yang
berada di wilayah administratif Provinsi Kalimantan Timur,
maka diperlukan bantuan Jasa Konsultan untuk membantu
Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Kalimantan Timur, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk
melaksanakan Penyusunan Dokumen Lingkungan Ruas Jalan
Akses Maloy, lingkup Penyusunan Dokumen Lingkungan Ruas
Jalan Akses Maloy sepanjang ± 16,67 Km.
3
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup
yang diprakirakan akan terkena dampak;
3. Memprakirakan besaran dampak dan mengevaluasi
dampak yang mungkin ditimbulkan oleh rencana kegiatan
terhadap lingkungan;
4. Merencanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
terhadap dampak lingkungan yang timbul.
Tujuan dari Penyusunan Dokumen Lingkungan Ruas Jalan
Akses Maloy sepanjang ± 16,67 Km, lingkup Penyusunan
Dokumen Lingkungan Ruas Jalan Akses Maloy adalah selain
untuk memenuhi syarat permohonan Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan bagi Ruas Jalan Akses Maloy juga untuk
memperoleh pedoman pengelolaan lingkungan yang akan
menjadi acuan kegiatan Ruas Jalan Akses Maloy, sehingga
dapat meminimalisir/menghilangkan dampak negatif dari
rencana kegiatan dimaksud bagi lingkungan hidup sekitarnya.
4
6. NAMA Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jalan dan
ORGANISASI Jembatan Satuan Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
PPK Nasional Kalimantan Timur Direktorat Jenderal Bina Marga.
7. DATA DASAR 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 02 tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999
tentang Kehutanan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004
tentang Jalan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. STANDAR Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang dikeluarkan oleh
TEKNIS Direktorat Jenderal Bina Marga.
9. STUDI-STUDI
-
TERDAHULU
5
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P38 tahun 2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P27 tahun 2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan;
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomoor P26 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup.
6
sekunder. Survey lapangan yang harus dilaksanakan
antara lain :
- Survey Pendahuluan
- Survey Sosial, Ekonomi, dan Budaya
- Pengambilan sampel Kimia dan Fisik Tanah,
Parameter Biota Perairan (jika ruas melewati
sungai), Biologi, Air Permukaan dan Air Tanah
- Survey Kesehatan Masyarakat
Pengujian yang dilakukan antara lain :
- Uji Kualitas Air Permukaan
- Uji Udara Ambien
- Uji Kualitas Kebisingan
- Biologi (Plankton, Nekton, Bentos)
- Uji Kualitas Tanah
- Laporan Survei Sosial, Ekonomi dan Budaya
Pengujian dilakukan oleh Laboratorium Uji yang
terakreditasi dengan jumlah sample sekurang-
kurangnya 3 titik di setiap Ruas Jalan Akses Maloy.
6. Melakukan identifikasi rona awal lingkungan, lokasi
rawan bencana alam dan/atau kecelakaan, kondisi jalan
rusak, kondisi utilitas, dan penjelasan detail yang
mencakup kuantitas dan kualitas yang dituangkan
dalam strip map.
7. Menyusun strip map ruas jalan yang menjadi lingkup
studi untuk menggambarkan kondisi rona lingkungan
berdasarkan data sekunder dan/atau primer sesuai
kebutuhan dengan format mengacu pedoman Surat
Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
07/SE/Db/2014 tentang Petunjuk Praktis Pengelolaan
Lingkungan Hidup Bidang Jalan No. 01/P/BM/2014.
8. Sebelum mengajukan Dokumen Lingkungan penyedia
jasa harus melaksanakan pembahasan atau asistensi
kepada :
- Pihak pengguna jasa untuk mendapatkan masukan
sebelum pembahasan di Dinas Lingkungan Hidup di
Kabupaten Kutai Timur atau Provinsi (sesuai
kewenangan yang telah ditetapkan menurut aturan
yang berlaku).
- Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten untuk
mendapatkan Rekomendasi guna memperoleh Surat
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH)
dan Surat Ijin Lingkungan sebagai bentuk persetujuan
dan dari Gubernur/ Bupati /Pejabat yang berwenang.
- Melakukan pengumuman permohonan izin lingkungan
dan pengumuman penerbitan izin lingkungan.
7
B. Lingkup Wilayah Kajian
Lingkup wilayah kajian adalah Kabupaten Kutai Timur pada
ruas jalan tersebut meliputi Ruas Jalan Akses Maloy
sepanjang ± 16,67 Km dengan lingkup di buffer 5 KM kiri
maupun kanan dari as jalan.
12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah Tersedianya
Dokumen Lingkungan Hidup sebagai bahan permohonan
penerbitan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
(SKKLH) dan Izin Lingkungan Hidup untuk Ruas Jalan Akses
Maloy di Provinsi Kalimantan Timur, yang akan digunakan
sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dan/ atau sosial dalam kegiatan pembangunan jalan di ruas-
ruas jalan yang bersangkutan. Hasil dari pekerjaan ini
diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi Direktorat
Jenderal Bina Marga dalam menerapkan pembangunan jalan
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.
13. PERALATAN, Penyediaan oleh pengguna jasa :
MATERIAL, Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
PERSONIL DAN bertindak sebagai pengawas atau Project Officer (PO) dalam
FASILITAS DARI rangka pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi.
PPK
14. PERALATAN Peralatan dan material yang harus disediakan oleh penyedia
DAN MATERIAL jasa untuk pekerjaan ini meliputi :
DARI PENYEDIA - Total Station (sewa);
JASA - GPS (sewa);
KONSULTANSI - Drone (sewa);
- Infocus (sewa);
- Gedung (sewa);
- Kendaraan Roda Empat (sewa).
15. LINGKUP Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
KEWENANGAN fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
PENYEDIA JASA pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan metodologi dan
pendekatan yang dipergunakan adalah dengan memperhatikan
kebutuhan dan kesesuaian terhadap aturan yang berlaku,
dengan poin-poin sebagai berikut :
a. Memahami KAK dan memberikan komentar.
b. Kualitas metodologi.
c. Rencana Kerja dan Organisasi.
d. Fasilitas pendukung sesuai KAK.
16. JANGKA Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen
WAKTU Lingkungan Ruas Jalan Akses Maloy ini diperkirakan 120
PENYELESAIAN (Seratus Dua Puluh) hari kalender.
KEGIATAN
8
17. PERSONIL Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
terdiri dari 7 (tujuh) orang tenaga ahli yang berpengalaman
dengan total jumlah orang-bulan (man-month) sebanyak 15 OB,
dengan komposisi sebagai berikut:
1. Ketua Tim (Team Leader)
Mempunyai sertifikat kompetensi penyusun AMDAL dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB. Ketua Tim disyaratkan
seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) atau yang lebih tinggi
Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dengan SKA Ahli
Teknik Lingkungan Madya dan Kompetensi Penyusun
AMDAL (KTPA) dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL dan/atau UKL-UPL
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, dan diutamakan yang
telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2. Tenaga Ahli Teknik Jalan
Mempunyai SKA Ahli Teknik Jalan Madya dari LPJK
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB. Tenaga ahli
yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1)
Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidang jalan selama 3 (tiga)
tahun.
3. Tenaga Ahli Geoteknik
Mempunyai SKA Ahli Geoteknik Muda dari LPJK dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 2 OB. Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan
Teknik Sipil/Teknik Geologi lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
dibidangnya selama 3 (tiga) tahun.
4. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Budaya
Mempunyai sertifikat kompetensi penyusun AMDAL
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 1 OB. Tenaga ahli
yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan
Sosial lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL atau UKL-UPL selama
3 (tiga) tahun.
9
5. Tenaga Ahli GIS
Mempunyai sertifikat kompetensi penyusun AMDAL dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 2 OB. Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Geodesi
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL atau UKL-UPL selama
3 (tiga) tahun.
6. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat
Mempunyai sertifikat kompetensi penyusun AMDAL
dengan jumlah Orang Bulan sebesar 1 OB. Tenaga ahli
yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan
Kesehatan Masyarakat lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 3 (tiga) tahun
7. Tenaga Ahli Biologi
Mempunyai sertifikat kompetensi penyusun AMDAL dengan
jumlah Orang Bulan sebesar 1 OB. Tenaga ahli yang
disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Biologi
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL atau UKL-UPL selama 3
(tiga) tahun.
Asisten Tenaga Ahli :
a. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Teknik Lingkungan,
disyaratkan minimal Sarjana S1 Teknik Lingkungan;
b. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan,
disyaratkan minimal Sarjana S1 Teknik Lingkungan;
c. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Geoteknik, disyaratkan
minimal Sarjana S1 Teknik Sipil/Teknik Geologi;
d. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Budaya, disyaratkan minimal Sarjana S1 Sosial;
e. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli GIS, disyaratkan
minimal Sarjana S1 Geodesi;
f. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat,
disyaratkan minimal Sarjana S1 Kesehatan Masyarakat;
g. 1 (satu) orang Asisten Tenaga Ahli Biologi, disyaratkan
minimal Sarjana S1 Biologi;
h. 2 (dua) orang Surveyor, disyaratkan minimal lulusan
STM/SMK Bangunan atau yang sederajat;
Tenaga Pendukung Lainnya
a. 1 (satu) orang Operator Komputer, disyaratkan minimal
lulusan SMA atau yang sederajat;
b. 1 (satu) orang Sopir, disyaratkan minimal lulusan SMA atau
yang sederajat;
10
18. JADWAL NO. JENIS KEGIATAN
1 2
BULAN KE
3 4
KET.
TAHAPAN 1. Persiapan
√
PELAKSANAAN a. Mobilisasi
5. A. Pelaporan √
B. Laporan Bulanan √ √ √ √
C. Laporan Pendahuluan √
D. Laporan Akhir √
11
21.
LAPORAN Laporan Pengujian Mutu harus berisi:
PENGUJIAN 1. Kualitas Air Permukaan
MUTU 2. Kualitas Udara Ambien
3. Kualitas Kebisingan
4. Biologi (Plankton, Nekton, Bentos)
5. Kualitas Tanah
6. Laporan Survey Sosial Ekonomi dan Budaya.
Untuk pengujian kualitas air, kualitas udara ambien, kualitas
kebisingan, biologi (planktom, nekton, bentos), dan kualitas
tanah dilakukan minimal 3 (tiga) titik, dan untuk laporan survey
sosial ekonomi dan budaya dibuat sebanyak 5 (lima) buku
laporan.
24. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
12