Oleh :
Afrizon
Siti Rosmanah
Kusmea Dinata
Marzan
4. PROGRAM :
a. Komoditas : Kopi
b. Jenis Kegiatan : Pendampingan
c. Status Kegiatan : Baru
8. TUJUAN :
1. Menyiapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas
kopi.
2. Meningkatan pengetahuan petani terhadap teknologi budidaya tanaman
kopi.
3. Untuk mengetahui peningkatan peran dan fungsi kelembagaan tani pada
areal perkebunan kopi.
9. LATAR BELAKANG
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu,
pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas 97.149 ha
2
dengan produktivitas 0,738 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2013). Dibandingkan
dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih
rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu
adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta
masih menggunakan bibit asalan.
Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah
perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar
pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan
stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara
memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara
penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan
rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat,
produktivitas rendah (500 kg/ha/tahun), populasi tanaman > 70% dari jumlah
standar, populasi naungan < 70% dari jumlah standar dan memenuhi
persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres,
kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung (Iswandi,
2013).
Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan
melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi
meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan
pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah
pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan
tanaman kopi adalah alang-alang (Imperata sylindrica), teki (Cyperus rotundus),
Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan (Oxalis spp), dan
Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani
kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan
dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan.
Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang
berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan pertanaman.Selain ditentukan oleh faktor pengelolaantanaman
3
(pemeliharaan tanaman), penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat
menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh.
Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan
bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi
juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan
tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara
utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman
yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas (entres)
yang akan diharapkan hasilnya.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan
dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian.
Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat
diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah
ditetapkan. Melalui pengawalan/pendampingan kegiatan pengembangan pada
kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkanpemahaman dan penggunaan
inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dapat diterapkan secara berkelanjutan
oleh para petani kopi.
4
Pertanian. Sehingga dengan diseminasi hasil litkaji dapat dipahami dan diadopsi
oleh pengguna.
5
c. Implementasi teknologi di lapangan dilakukan untuk mengaplikasikan
inovasi teknologi pada lahan demplot. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempercepat penyampaian inovasi teknologi secara langsung kepada
pengguna.
d. Temu lapang dilakukan setelah kegiatan implementasi inovasi
teknologi yang bertujuan untuk mengetahui respon atau umpan balik
dari pengguna terhadap inovasi teknologi yang telah
diimplementasikan di lapangan.
2. Pelaksanaan (75%)
- Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh
petani.
- Apresiasi hasil identifikasi kebutuhan inovasi teknologi yang
dibutuhkan oleh petani kepada stakeholder terkait.
- Implementasi inovasi teknologi di lapangan.
6
- Temu lapang berdasarkan hasil implementasi inovasi teknologi di
lapangan.
- Tabulasi dan analisis data.
7
12.8. Anggaran yang Dialokasikan
Harga
Biaya
No. Uraian Volume Satuan
(Rp.000)
(Rp.000)
1. Belanja Bahan 24.550
- Bahan pendampingan dan bahan 1 tahun 11.300 11.300
pendukung lainnya
- ATK, komputer suplies, fotocopy 1 paket 3.100 3.100
dan pelaporan
- Penggandaan, penjilidan laporan 1 paket 2.150 2.150
- Bahan diseminasi/penyuluhan 1 paket 2.000 2.000
- Dokumentasi 1 paket 1.000 1.000
- Konsumsi 100 OK 5.000 5.000
2. Honor Output Kegiatan 4.100
- UHL 60 OH 35.000 2.100
- Petugas lapang 20 OH 100.000 2.000
3. Belanja Jasa Profesi 500
- Narasumber, fasilitator, evaluator, 1 OJ 500.000 500.
moderator
4. Belanja Perjalanan Biasa 30.000
- Perjalanan dalam rangka 6 OP 5.000 30.000
pelaksanaan kegiatan (berkisar
antara Rp.365.000-, s/d Rp.
5.000.000-,)
Jumlah 59.150.000
8
12.9. Tahapan Pembiayaan
No Jenis Pengeluaran Triwulan Jumlah
(Rp)
I II III IV
Honor Output Kegiatan 4.100.000
1 Gaji Upah
- UHL petani - 1.050.000 875.000 175.000 2.100.000
- UHL Petugas lapang 750.000 750.000 500.000 2.000.000
2 Belanja Bahan 24.550.000
5 Perjalanan biasa
- Perjalanan dalam rangka 5.475.000 10.220.000 7.300.000 6.935.000 30.000.000
pelaksanaan kegiatan
(berkisar antara
Rp.365.000-, s/d Rp.
5.000.000-,)
Jumlah 59.150.000
9
12.10. Rencana Operasional
Bulan ke-
No. Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan
Penyususan RODHP,
Juklak dan seminar
Perbaikan RODHP
2. Pelaksanaan lapangan
Koordinasi dengan
stakeholder
Identifikasi kebutuhan
teknologi
Apresiasi hasil
identifikasi kebutuhan
teknologi
Implementasi teknologi
di lapangan
Temu lapang
Kompilasi dan analisis
data
Respon petani
3. Pelaporan
Laporan bulanan
Laporan tengah tahun
Laporan tahunan
10
Pambudi, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A.
Satria. 2001. Kumpulan Pemikiran. Bias dan Kewirausahaan Dalam Sistem
Agribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda, cetakan ketiga (edisi
revisi).Bogor.
Pangabean, E. 2010. Buku Pintar Kopi. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 226
halaman.
Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian.
Balai Pusat Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.
11
12.13. Lembar Pengesahan
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala BPTP Bengkulu
12