Anda di halaman 1dari 12

RENCANA OPERASIONAL

DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN


PERKEBUNAN NASIONAL MELALUI INOVASI BUDIDAYA
DAN PASCAPANEN TANAMAN KOPI
DI PROVINSI BENGKULU

Oleh :
Afrizon
Siti Rosmanah
Kusmea Dinata
Marzan

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU


2015
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN
NOMOR :

1. JUDUL RDHP : Pendampingan Pengembangan Kawasan


Pertanian Nasional

2. JUDUL RODHP : Pendampingan Pengembangan Kawasan


Kopi Melalui Inovasi Budidaya dan Pasca
Panen di Provinsi Bengkulu

3. SUMBER DANA : DIPA BPTP BENGKULU TA. 2015

4. PROGRAM :
a. Komoditas : Kopi
b. Jenis Kegiatan : Pendampingan
c. Status Kegiatan : Baru

5. JUDUL KEGIATAN : Pendampingan Pengembangan Kawasan


Kopi Melalui Inovasi Budidaya dan Pasca
panen di Provinsi Bengkulu

6. LOKASI : Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong


KATA KUNCI : pendampingan, kawasan, inovasi, budidaya

7. PENELITI YANG TERLIBAT :


 Peneliti : 3 orang
 Teknisi : 1 orang

8. TUJUAN :
1. Menyiapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas
kopi.
2. Meningkatan pengetahuan petani terhadap teknologi budidaya tanaman
kopi.
3. Untuk mengetahui peningkatan peran dan fungsi kelembagaan tani pada
areal perkebunan kopi.

9. LATAR BELAKANG
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu,
pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas 97.149 ha

2
dengan produktivitas 0,738 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2013). Dibandingkan
dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih
rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu
adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta
masih menggunakan bibit asalan.
Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah
perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar
pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan
stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara
memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara
penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan
rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat,
produktivitas rendah (500 kg/ha/tahun), populasi tanaman > 70% dari jumlah
standar, populasi naungan < 70% dari jumlah standar dan memenuhi
persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres,
kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung (Iswandi,
2013).
Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan
melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi
meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan
pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah
pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan
tanaman kopi adalah alang-alang (Imperata sylindrica), teki (Cyperus rotundus),
Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan (Oxalis spp), dan
Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani
kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan
dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan.
Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang
berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan pertanaman.Selain ditentukan oleh faktor pengelolaantanaman

3
(pemeliharaan tanaman), penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat
menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh.
Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan
bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi
juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan
tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara
utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman
yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas (entres)
yang akan diharapkan hasilnya.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan
dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian.
Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat
diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah
ditetapkan. Melalui pengawalan/pendampingan kegiatan pengembangan pada
kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkanpemahaman dan penggunaan
inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dapat diterapkan secara berkelanjutan
oleh para petani kopi.

10. DASAR PERTIMBANGAN


Produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih rendah, antara lain
disebabkan tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta
belum menggunakan klon unggul. Penyambungan dengan klon unggul
diharapkan dapat meningkatkan produksi karena klon unggul memiliki potensi
hasil dan sifat-sifat agronomis yang lebih baik dari pada genotipe standar yang
biasa digunakan sebagai bahan tanaman dalam pertanaman komersial. Pada
budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pertanaman.Penyambungan menggunakan bahan klon unggul akan mewariskan
sifatsecara utuh kepada keturunannya seperti produksi tinggi, mutu yang baik,
cita rasa dan sifat unggul lainnya. Untuk pencapaian teknologi/informasi hasil
litkaji tentang penyambungan kepada pengguna diperlukan
pengawalan/pendampingan teknologi yang dihasilkan oleh BPTP/Badan Litbang

4
Pertanian. Sehingga dengan diseminasi hasil litkaji dapat dipahami dan diadopsi
oleh pengguna.

11. PERKIRAAN KELUARAN


1. Tersedianya inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan
kualitas kopi
2. Meningkatnya pengetahuan petani terhadap teknologi budadaya
tanaman kopi.
3. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan tani pada areal
perkebunan kopi.

12. PROSEDUR PELAKSANAAN


12.1. Pendekatan
Kegiatan pendampingan kawasan perkebunan dilaksanakan dengan
metode pertemuan langsung, implementasi teknologi di lapangan,
pertisipatif dan spesifik lokasi.

12.2. Lokasi dan Waktu


Kegiatan dilaksanakan di dua Kabupaten yaitu Kepahiang dan Rejang
Lebong, pada Januari – Desember 2015. Pemilihan kedua lokasi tersebut,
selain merupakan sentra pengembangan kopi di Provinsi Bengkulu juga
karena adanya program daerah pengembangan komoditas kopi.

12.3. Lingkup Kegiatan


a. Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi budidaya dan pasca panen
tanaman kopi yang bertujuan untuk mengetahui jenis teknologi yang
dibutuhkan oleh petani di lapangan.
b. Kegiatan apresiasi hasil identifikasi kebutuhan teknologi budidaya dan
pasca panen tanaman kopi dilakukan dengan stakeholder, penyuluh
lapangan dan kontak tani. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
peran dari masing-masing Dinas/Instansi terkait terhadap pelaksanaan
kegiatan pendampingan yang akan dilakukan di lapangan.

5
c. Implementasi teknologi di lapangan dilakukan untuk mengaplikasikan
inovasi teknologi pada lahan demplot. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempercepat penyampaian inovasi teknologi secara langsung kepada
pengguna.
d. Temu lapang dilakukan setelah kegiatan implementasi inovasi
teknologi yang bertujuan untuk mengetahui respon atau umpan balik
dari pengguna terhadap inovasi teknologi yang telah
diimplementasikan di lapangan.

12.4. Metode Pelaksanaan


Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi dilaksanakan dengan melakukan
pertemuan dengan petani, dinas/instansi terkait, kontak tani dan
penyuluh. Pengawalan kawasan perkebunan dilaksanakan pada kedua
lokasi yaitu Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong, sedangkan
kegiatan implementasi inovasi teknologi budidaya tanaman kopi
dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang.

12.5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


1. Persiapan (15%)
Persiapan yang dilaksanakan pada kegiatan pendampingan kawasan
perkebunan adalah penyusunan RODHP, melakukan seminar
ROPP/RODHP/ROKTM, melakukan perbaikan RODHP berdasarkan
hasil seminar, penyusunan petunjuk pelaksanaan (Juklak), koordinasi
dengan Stakeholder serta melakukan penyiapan bahan penyuluhan.

2. Pelaksanaan (75%)
- Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh
petani.
- Apresiasi hasil identifikasi kebutuhan inovasi teknologi yang
dibutuhkan oleh petani kepada stakeholder terkait.
- Implementasi inovasi teknologi di lapangan.

6
- Temu lapang berdasarkan hasil implementasi inovasi teknologi di
lapangan.
- Tabulasi dan analisis data.

3. Monitoring dan Evaluasi (10%)


- Penyusunan laporan bulanan, laporan triwulan, laporan tengah
tahun dan laporan akhir tahun.
- Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dilakukan oleh
Peneliti/Penyuluh.

12.6. Data dan Analisis Data


Data yang diperlukan di dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain
adalah data sekunder dari Dinas/instansi terkait berupa keragaan dan
profil wilayah dan data primer yang diperoleh dari petani, Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) dan petani sebagai sasaran diseminasi berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki terhadap inovasi
teknologi yang diimplementasikan. Indikator yang diukur adalah :
- Pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi budidaya tanaman
kopi.
- Peningkatan pengetahuan petani sebelum dan setelah implementasi
inovasi teknologi dengan menggunakan analisis after before.
- Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan kelompoktani melalui
penghitungan pertemuan kelompoktani.

12.7. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah gunting
pangkas, cangkul, dan sabit; saprodi berupa pupuk dan pestisida; bahan
informasi berupa leaflet, brosur dan lain-lain; serta alat tulis.

7
12.8. Anggaran yang Dialokasikan
Harga
Biaya
No. Uraian Volume Satuan
(Rp.000)
(Rp.000)
1. Belanja Bahan 24.550
- Bahan pendampingan dan bahan 1 tahun 11.300 11.300
pendukung lainnya
- ATK, komputer suplies, fotocopy 1 paket 3.100 3.100
dan pelaporan
- Penggandaan, penjilidan laporan 1 paket 2.150 2.150
- Bahan diseminasi/penyuluhan 1 paket 2.000 2.000
- Dokumentasi 1 paket 1.000 1.000
- Konsumsi 100 OK 5.000 5.000
2. Honor Output Kegiatan 4.100
- UHL 60 OH 35.000 2.100
- Petugas lapang 20 OH 100.000 2.000
3. Belanja Jasa Profesi 500
- Narasumber, fasilitator, evaluator, 1 OJ 500.000 500.
moderator
4. Belanja Perjalanan Biasa 30.000
- Perjalanan dalam rangka 6 OP 5.000 30.000
pelaksanaan kegiatan (berkisar
antara Rp.365.000-, s/d Rp.
5.000.000-,)
Jumlah 59.150.000

8
12.9. Tahapan Pembiayaan
No Jenis Pengeluaran Triwulan Jumlah
(Rp)
I II III IV
Honor Output Kegiatan 4.100.000
1 Gaji Upah
- UHL petani - 1.050.000 875.000 175.000 2.100.000
- UHL Petugas lapang 750.000 750.000 500.000 2.000.000
2 Belanja Bahan 24.550.000

- Bahan pendampingan 1.500.000 3.500.000 3.500.000 2.800.000 11.300.0O0


dan bahan pendukung
lainnya
- ATK, komputer suplies, 1.200.000 500.000 1.000.000 400.000 3.100.000
fotocopy dan pelaporan
- Penggandaan, - 1.000.000 400.000 750.000 2.150.000
penjilidan laporan
- Bahan
diseminasi/penyuluhan - 750.000 750.000 500.000 2.000.000
- Dokumentasi 500.000 250.000 250.000 1.000.000
- Konsumsi 2.000.000 2.000.000 1.000.000 5.000.000

3 Belanja Jasa Profesi 500.000


- Nara sumber, Fasilitator, 500.000
Evaluator 500.00

4 Belanja Perjalanan Biasa 30.000.000

5 Perjalanan biasa
- Perjalanan dalam rangka 5.475.000 10.220.000 7.300.000 6.935.000 30.000.000
pelaksanaan kegiatan
(berkisar antara
Rp.365.000-, s/d Rp.
5.000.000-,)

Jumlah 59.150.000

9
12.10. Rencana Operasional
Bulan ke-
No. Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan
Penyususan RODHP,
Juklak dan seminar
Perbaikan RODHP
2. Pelaksanaan lapangan
Koordinasi dengan
stakeholder
Identifikasi kebutuhan
teknologi
Apresiasi hasil
identifikasi kebutuhan
teknologi
Implementasi teknologi
di lapangan
Temu lapang
Kompilasi dan analisis
data
Respon petani
3. Pelaporan
Laporan bulanan
Laporan tengah tahun
Laporan tahunan

12.11. Daftar Pustaka

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung


PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p.
BPS Provinsi Bengkulu. 2012. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bengkulu 496 p.
Hendayana R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan Inovasi
Pertanian.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/mem
percepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian [22 Juni]
2011.
Iswandi. 2013. Rehabilitasi tanaman kopi dengan metode sambung pucuk.
http://ditjenbun.deptan.go.id/tanregar/berita-249-rehabilitasi-tanaman-kopi
-dengan-metode-sambung-pucuk.html [3 Januari] 2014.
Kementerian Pertanian, 2012. Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Permentan no.50 tahun 2012, Jakarta.
Kementerian Pertanian, 2014. Rancangan Model Pengembangan Kawasan
Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta.

10
Pambudi, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A.
Satria. 2001. Kumpulan Pemikiran. Bias dan Kewirausahaan Dalam Sistem
Agribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda, cetakan ketiga (edisi
revisi).Bogor.
Pangabean, E. 2010. Buku Pintar Kopi. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 226
halaman.
Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian.
Balai Pusat Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.

12.12. Uraian Tugas


No Nama/NIP Jabatan Jabatan Uraian Tugas Alokasi
Fungsional/Bid dalam Waktu
ang keahlian Kegiatan (Jam
/minggu)
1 Drs. Afrizon, M.Si Peneliti Muda/ Penanggung 1. Mengkoordinir anggota 15
Budidaya jawab tim dalam menyusun
pertanian perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan kegiatan.
2. Membuat perencanaan,
mengkordinir pelaksanaan
kegiatan pendampingan.
3. Mengendalikan kegiatan
terkait fisik dan keuangan
secara periodik.
2 Siti Rosmanah, SP Peneliti Anggota 1. Membantu membuat 10
Pertama/ perencanaan, pelaksanaan
Budidaya kegiatan pendampingan.
pertanian 2. Membantu pelaksanaan
kegiatan terkait kegiatan
sosial ekonomi.
3 Kusmea Dinata, SP Peneliti Anggota 1. Membantu membuat 10
Pertama/ perencanaan, pelaksanaan
Agronomi kegiatan pendampingan.
2. Membantu pelaksanaan
kegiatan terkait kegiatan
agronomi.
4 Marzan Teknisi Anggota 1. Membantu kegiatan di 10
lapangan, pengambilan
data, kuisioner
2. Membantu pengawasan
pelaksanaan kegiatan di
lapangn

11
12.13. Lembar Pengesahan

Penanggung Jawab RODHP,

Drs. Afrizon, MSi.


NIP. 19620415 199303 1 001

Menyetujui,

Penanggung Jawab RDHP, Ketua Kelji Budidaya,

Ir. Ahmad Damiri, M.Si Harwi Kusnadi, S.Pt., M.Sc


NIP. 19630920 199203 1 001 NIP. 19761118 200801 1 007

Mengetahui,
Kepala BPTP Bengkulu

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP


NIP. 19590206 198603 1 002

12

Anda mungkin juga menyukai