Kebijakan Umum
Komoditas perkebunan adalah salah satu sumber devisa negara yang terus
meningkat. Adapun ekspor komoditas perkebunan yang paling besar disumbang
oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi
Arah kebijakan dan strategi harus sejalan dengan program Logistik benih dan
pengembangan kawasan perkebunan dan pengembangan perkebunan agar
meningkatnya pemenuhan kebutuhan pangan, perlindungan tanaman perkebunan
secara optimal, peningkatan mutu, keamanan serta pengolahan dan pemasaran
produk hasil perkebunan, efisiensi budidaya tanaman perkebunan dan penyediaan
benih tanaman perkebunan berkualitas dan berkelanjutan
Walaupun prospek kelapa sawit saat ini sangat baik, namun kita dihadapkan
pada citra negatif kelapa sawit yang dianggap dalam pengembangannya tidak
mengikuti kaidah – kaidah pelestarian lingkungan, untuk itulah stakeholder kelapa
sawit menerapkan dan prinsip dan kriteria Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)
Strategi yang ditempuh berupa pemetaan lahan dan potensi produk tiap
wilayah (One Village One Product), pengembangan kemitraan hulu-hilir, akses
pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), penerapan teknologi, serta
kemudahan pembentukan koperasi maupun Perseroan Terbatas (PT).
Dalam hal peningkatan daya saing produk perkebunan, beberapa program yang
menjadi perhatian Pemerintah antara lain: pembangunan logistik benih; peningkatan
produksi dan optimasi lahan; peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
kelembagaan ekonomi pekebun.
Saat ini, pemanasan global menjadi isu utama yang dialami dan diperbincangkan di
seluruh dunia. Menyikapi hal tersebut, pemerintah negara-negara di dunia pun
menyepakati Paris Agreement pada 2015 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca
(GRK), termasuk Indonesia. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor
penyumbang emisi GRK yang cukup signifikan.
Agar Pembangunan Rendah Karbon dapat berjalan secara efektif dan efisien pada
sektor perkebunan beberapa strategi kebijakan dikembangkan sebagai berikut.