Anda di halaman 1dari 6

RESUME

Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia

-Strategi Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia

Strategi Pencapaian Swasembada Pangan dan Ekspor Indonesia memiliki


beragam komoditas dengan berbagai keunggulan komparatif. Namun, dalam
pengembangan Lumbung Pangan Dunia 2045 diprioritaskan delapan komoditas
pangan strategis (padi, jagung, kedelai, bawang merah, gula, daging sapi, cabai, dan
bawang putih). Strategi jangka pendek dan menengah diarahkan pada upaya
peningkatan kapasitas produksi dalam rangka mencapai swasembada pangan dengan
beberapa cara, di antaranya:

1. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi dan perbaikan pengelolaan


sumber daya air guna menyediakan air yang cukup untuk pertanian;
2. Menambah luas tanam melalui pembukaan lahan baru, artinya lahan yang
benar-benar baru, yang selama ini belum pernah ditanami atau lahan yang
pernah ditanami tetapi ditinggalkan, seperti kawasan hutan, lahan perkebunan
BUMN dan swasta, perkebunan rakyat, tanah adat, dan lahan milik
masyarakat;
3. Meningkatkan produktivitas melalui perakitan, diseminasi, dan penerapan
paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, penguatan penyediaan sumber
benih, penyediaan kalender tanam, pengembangan teknologi budi daya
pangan terbarukan, perbanyakan dan penyebarluasan materi diseminasi
teknologi, perakitan dan perbanyakan benih varietas unggul baru;
4. Percepatan peningkatan populasi ternak sapi melalui inseminasi buatan (IB)
atau kawin alam dengan menerapkan manajemen reproduksi, seperti
pemeriksaan status reproduksi dan gangguan reproduksi, pelayanan IB dan
kawin alam, pemenuhan semen beku dan N2 cair, pengendalian pemotongan
ternak betina produktif, dan penyediaan hijauan pakan ternak dan konsentrat;
5. Menjamin ketersediaan pupuk, pestisida, alat mesin pertanian, termasuk
pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi yang adil, tepat waktu, dan
tepat sasaran sesuai dengan jadwal musim tanam petani;
6. Membangun rumah pupuk kompos di setiap desa dengan memadukan
kegiatan usaha ternak sebagai salah satu komponen pendukung bahan baku
produksi pupuk kompos;
7. Memberdayakan infrastruktur dan kelembagaan penyuluhan pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, dan kehutanan di setiap desa, termasuk
merekrut minimal 1 orang tenaga penyuluh untuk setiap desa; dan
8. Membangun dan memperbaiki jalan usaha tani untuk memudahkan kegiatan
produksi di pedesaan.

Strategi jangka panjang lebih diarahkan pada pencapaian swasembada


berkelanjutan dan ekspor komoditas pangan strategis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan investasi fisik maupun nonfisik untuk menghasilkan inovasi


melalui penelitian dan pengembangan pertanian guna membangun sustainable
practices berbasis agroekologi yang sesuai dengan realitas di masing-masing
wilayah sentra produksi. Investasi inovasi antara lain knowledge building,
mulai dari perbaikan konstruksi genetik tanaman dan ternak sampai teknologi
pascapanen untuk menghasilkan produk pertanian yang berdaya saing tinggi
(high-value revolution).
2. Memperluas rantai pasokan (expansion of supply chain), jaringan
perdagangan (trading networks), dan membangun kerja sama regional dan
internasional terkait dengan masalah global seperti perubahan iklim,
sustainability, perdagangan, dan koherensi regulasi, sehingga pasar global
dapat berfungsi dengan baik.
3. Membangun infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi,
value chain, sistem transportasi domestik, aksesibilitas (aktor-aktor pertanian,
pelaku industri pengolahan pangan, dan konsumen), dan meningkatkan
koneksi ke pasar internasional.
4. Meningkatkan koherensi kebijakan pasar pangan (food market regulations),
sehingga tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan dan produktivitas
tetapi juga mampu mengantisipasi guncangan penawaran (supply-side shocks)
dan mengurangi dampak negatif terhadap ketahanan pangan.
5. Membangun daya tahan (resilience) usaha tani dalam menghadapi risiko
perubahan iklim, bencana alam, dan ketidakpastian pasar, antara lain melalui
sistem asuransi pertanian, perbankan pertanian, dan pengelolaan gejolak harga
pangan (management of market volatility).
6. Memperkuat kelembagaan untuk menumbuhkembangkan kelembagaan
politik, ekonomi, dan sosial guna meningkatkan kemampuan dan daya saing
usaha pertanian. Kelembagaan pertanian yang solid dan terkoordinasi dengan
baik adalah salah satu kunci penguatan posisi petani dalam mewujudkan
swasembada dan ekspor pangan.

-Modernisasi Pertanian

Modernisasi pertanian merupakan perubahan besar pada pola pertanian dari


cara-cara yang tradisional menuju cara-cara yang lebih maju atau modern yang
mencakup berbagai aspek yang meliputi kelembagaan pertanian, teknologi pertanian,
pengembangan sumber daya alam dan regulasi. Dengan adanya modernisasi petani
dalam pengolahan tanah sudah menggunakan mesin, bibit yang di gunakan bibit
unggul, cara penanamannya dengan menggunakan ukuran, dalam pembasmian hama
menggunakan mesin,pemupukkan menggunakan pupuk lengkap, proses pemanenan
sudah menggunakan mesin, sistem perekrutan tenaga kerja di lihat dari hadil kerja,
pencarian tenaga kerja langsung pemilik, serta sistem pembagian hasil berupa uang
(bayar langsung setelah bekerja).

Adapun bentuk-bentuk modernisasi pertanian yaitu:

1. Pengolahan Lahan Sawah


Pengolahan lahan pertanian sebelum adanya teknologi pertanian seperti mesin
traktor, petani membajak sawah menggunakan tenaga hewan, seiring dengan
perkembangan teknologi di bidang pertanian, petani sudah menggunakan
mesin traktor untuk membajak lahan persawahan.
2. Penanaman
Penanaman merupakan usaha penempatan benih atau menyebarkan biji diatas
permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Kemampuan
suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas benih,
kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya.
3. Pemeliharaan
a. Pengairan
Pemeliharaan tanaman padi dilakukan setelah ditanam, pemeliharaan tanaman
sebelum adanya teknologi pertanian, petani mendapatkan pengairan hanya
mengandal air hujan untuk mengairi tanaman padi dan saluran irigasi untuk
mengairi lahan. Dengan kemajuan teknologi pada bidang pertanian petani
sudah tidak begitu memikirkan harus menunggu turun hujan dan membuat
saluran irigasi dari Dam karena teknologi seperti mesin diesel akan menyedot
air dalam sumur bor.
b. Pemupukan dan Penyemprotan
Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan rutin atau tindakan
preventif yang dilakukan para petani pada tanaman. Proses penyamprotan
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman sebelum adanya teknologi
pertanian seperti mesin samprot, pupuk subsidi dan obat pestisida petani
menyamprot dengan samprot manual atau samprot pompa dan dilakukan
penyamprotan hanya 1-3 botol obat pestisida serta menggunakan pupuk
organik atau pupuk kandang. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan hasil
tanaman masyarakat petani kurang maksimal dan mengganggu tingkat
produksi tanaman. Penggunaan pupuk subsidi dan pestisida serta luas lahan
sangat mempengaruhi hasil pendapatan petani ( Noer 2016).
4. Pemaneman
Panen merupakan aktivitas pertanian atau kegiatan pemungutan hasil sawah
atau ladang pada akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam) namun awal
dari pasca panen. Pemaneman pada petani menggunakan alat manual seperti
sabit untuk memotong. Namun seiring kemajuan teknologi pertanian petani
mengelolah hasil pertaniannya dengan menggunakan mesin.
5. Pasca Panen
Pasca panen merupakan tindakan penanganan, pengemasan, pemasaran serta
penyimpanan hasil budidaya tanaman.

-Peluang dan Tantangan

Salah satu upaya untuk menangani dan sekaligus memanfaatkan peluang


bisnis pangan olahan adalah melalui penguasaan dan penerapan teknologi pangan
agar dapat merespon perubahan permintaan pangan, sehingga mampu menyediakan
pangan sesuai dinamika permintaan pasar dan preferensi konsumen dengan baik.
Peluang pengadaan bibit menggunakan teknik kultur jaringan untuk memenuhi
kebutuhan bibit dalam perluasan penanaman untuk mengejar laju peningkatan
produksi.

Dalam menuju lumbung pangan (ketahanan pangan yang berkelanjutan) dunia


terdapat tantangan-tantangan, di antaranya yaitu dalam sisi penyediaan pasokan dan
dalam sisi pemenuhan kebutuhan. Tantangan yang terdapat dari sisi penyediaan
pasokan yaitu yang pertama ialah kendala dalam sumber daya alam, kompetisi
pemanfaatan lahan termasuk peraiaran dan air akan semakin tajam dan karena adanya
sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan penduduk dalam
persentase dan jumlah yang besar. Kedua yaitu dampak dari perubahan iklim global,
pola dan intensitas curah hujan yang berbeda dari sebelumnya, kenaikan temperatur
dan intensitas curah hujan yang berbeda dari sebelumnya, kenaikan temperatur udara
dan lain-lain merupakan beberapa gejala perubahan iklim yang dapat berdampak pada
penurunan produktifitas tanaman pangan. Ketiga yaitu adanya ketidakseimbangan
produksi pangan antar wilayah, ketidakseimbangan ini akan meningkatkan
permasalahan upaya pemerataan pangan dan ongkos distribusi pangan sehingga
mempersulit penyediaan pangan secara merata. Yang terakhir yaitu proporsi
kehilangan hasil panen dan pemborosan pangan masih cukup tinggi, kehilangan
pangan terjadi karena ketidaktepatan penangan pangan mulai dari saat panen sampai
dengan pengolahan dan berlanjut pada pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai