Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 9 Pembangunan Agribisnis

‘Grand Strategy’ pembangunan Sentra Agribisnis


Bagian dari Rencana Strategis Pembangunan
Berisi kebijakan dan program
Diharapkan menjadi komitmen bersama

Pembangunan Ekonomi: Sektor Pertanian Sebagai Ibu dari Pembangunan


Ekonomi
Pertumbuhan Sektor pertanian - mendorong dan menciptakan - Pertumbuhan
Sektor non pertanian
Pertumbuhan Sektor non pertanian - Penyerapan tenaga kerja, Bahan Baku, dll
- Pertumbuhan Sektor pertanian

Angkatan kerja di pedesaan – diadakan program – penciptaan peluang kerja


pedesaan – yaitu dengan Industrialisasi Pertanian Berbasis Value Added
(Agriculture Value Added) dan Pengembangan Industrialisasi Pedesaan

Angkatan kerja
1. Urbanisasi dan migrasi (pedesaan ke perkotaan)
2. Penyerapan tenaga kerja sektor di pedesaan rendah
a. Urbanisasi dan migrasi
b. Penyerapan sektor pertanian tanaman pangan
1) Produktifitas TK sektor pertanian tanaman pangan rendah
menyebabkan kemiskinan dan pengangguran tak kentara
3. Penyerapan sektor pertanian tanaman pangan

Roadmap Pembangunan Ekonomi diharapkan pada masa yang akan datang


akan merata

Rencana Pembangunan Pertanian


1. Analisis Lingkungan Strategis
2. Arah Pembangunan
3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran
4. Program

Fokus Perhatian dalam Pembangunan Pertanian yaitu masa depan petani, daya
saing dan bisnis, nilai tambah, kelestarian SD, ketahanan pangan.

Industrialisasi Sektor Pertanian


1. Backward effect
2. Foreward effect

Pendekatan Industrialisasi Pertanian, sistem agribisnis


1. Sub sistem input
a. Benih /bibit
b. Pupuk
c. Pestisisida
d. Alat & mesin penunjang usahatani
e. Alat & mesin pasca panen dan pengolahan
2. Sub sistem usahatani
a. Usaha tanaman pangan dan hortikultura
b. Usaha Perkebunan
c. Usaha Peternakan
d. Usaha PerikananDll
3. Sub sistem pengolahan, agroindustri
a. Industri makanan
b. Industri minuman
c. Industri bio farmaka
d. Industri agrowisata
e. Industri estetika
f. Industri lainnya Dll
4. Sub sistem pemasaran, trading
a. Informasi pasar
b. Promosi
c. Distribusi
d. Pasar
e. Kerjasama perdangan
f. Kelembagaan pemasaran Dll
5. Regulasi pemerintah dalam bentuk anggaran pembangunan, harga
input dan output, pemasaraan dan perdagangan, sdm
6. Penyediaan lembaga pendukung dalam bentuk
perkreditan/permodalan, penelitian, lembaga penyuluhan

Strategi
Pembangunan Agribisnis berkelanjutan
Faktor Kunci
1. Jaminan pasar
2. Tersedianya sarana produksi lokal
3. Adanya kredit produksi
4. Akses distribusi
5. Paket teknologi dan Penyuluhan
6. Pembangunan Infrastruktur Pertanian
7. Pembangunan agoindustri & entreprneurship
8. Penguatan kelembagaan pedesaan
Faktor Pendukung
1. Pembangunan indutri non pertanian
2. Fasilitas kesehatan & pendidikan
3. Keluarga berencana
4. Pemerintahan lokal
5. Pembangunan sosial dan keagamaan
Pengendalian sumberdaya alam
1. Konservasi sumberdaya alam
2. Perlindungan sumberdaya alam, dll
3. Sistem pertanian ramah lingkungan
Penyediaan lembaga pendukung
1. Perbankkan,
2. Paket teknologi/Penelitian
3. Lembaga Penyuluhan,dll
Regulasi Pemerintah
1. Produksi
2. Harga input & Ouput
3. Pemasaran
4. SDM
Agribisnis berbasiskan komoditas unggulan
1. Bisnis input produksi
2. Bisnis usahatani
3. Bisnis agroindustry
4. Bisnis dalam trading

KEBIJAKAN
1. Mendorong pembangunan pertanian dalam Sistem agribisnis yang
berkelanjutan;
2. Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan bisnis pertanian
3. Mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan
penganekaragaman konsumsi
4. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian terhadap perekonomian
5. Meningkatkan akses pelaku usaha pertanian terhadap sumberdaya dan
pelayanan
PROGRAM
1. Peningkatan daya saing, nilai tambah dan bisnis pertanian
2. Peningkatan layanan dan posisi tawar petani dan pelaku agribisnis
3. Pengembangan sektor pertanian sebagai pusat pertumbuhan daerah
4. Pemantapan Ketahanan pangan
5. Pelestarian sumberdaya pertanian
PENINGKATAN DAYA SAING
1. Penyusunan peta pewilayahan komoditas
2. Meningkatkan produktifitas dan diversifikasi usaha pertanian
3. Mengembangkan teknologi agribisnis spesifik lokasi
4. Penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
5. Meningkatkan mutu produk usahatani
6. Meningkatkan usaha-usaha agribisnis orientasi pasar global
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN BISNIS PERTANIAN
1. Mengembangkan usaha industri hulu
2. Mengembangkan industri pengolahan hasil hasil pertanian
3. Promosi produk unggulan komoditas primer maupun olahan ke pasar
internasional
4. Mengembangkan pusat-pusat pasar agribisnis
5. Pengembangan kerjasama dan perdagangan antar regional maupun
internasional
6. Mengembangkan biofarmaka
PENINGKATAN LAYANAN DAN POSISI TAWAR
1. Memantapkan kelembagan petani
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dan pelaku
agribisnis baik dalam usahatani maupun agroindustri
3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap inovasi teknologi,
perkreditan, sarana produksi, maupun informasi pasar
4. Pengembangan teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan
produktivitas dan efisiensi, serta pemanfaatan sumberdaya energi
terbarukan
5. Meningkatkan jalinan kerjasama kelompok tani dengan pengusaha
yang saling menguntungkan
6. Meningkatkan partisipasi kelembagaan masyarakat/petani dalam
pengambilan keputusan kebijakan pemerintah
7. Pengembangan pusat layanan teknologi agribisnis
8. Pengembangan pusat layanan perkreditan dan sarana produksi
agribisnis
9. Meningkatkan koordinasi pembangunan agribisnis dengan
pembangunan wilayah( pedesaan)
10. Meningkatkan dan mengembangkan dukungan infrastruktur pendukung
dari sektor non pertanian (pasar, irigasi, jalan, listrik, dll)
11. Pengembangan pola kemitraan usaha di bidang pertanian
12. Pengembangan pola contract farming
PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN
DAERAH
1. Mengembangkan kawasan-kawasan komoditas unggulan di setiap
wilayah
2. Pengembangan agroindustri di kawasan sentra produksi
3. Meningkatkan investasi agribisnis pada setiap wilayah
4. Mengembangkan agropolitan
5. Mengembangkan agrowisata
6. Mengembangkan urban agriculture
PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN
1. Meningkatkan dan memantapkan ketersediaan pangan
2. Pengembangan sumber pangan alternatif lokal
3. Meningkatkan akses pangan khususnya pada kelompok masyarakat
rawan pangan
4. Percepatan diversifikasi konsumsi pangan non beras
5. Stabilisai harga pangan
6. Penguatan lembaga ketahanan pangan masyarakat
7. Pengembangan teknologi pengolahan pangan tradisional
8. Pengembangan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
PELESTARIAN SUMBERDAYA PERTANIAN
1. Penataan dan pemantapan tata ruang untuk mengurangi laju konversi
lahan produktif
2. Rehabilitasi, pemeliharaan dan optimasi pemanfaatan infrastruktur
produksi pertanian
3. Konservasi dan Rehabilitassumberdaya lahan dan air pada daerah
aliran sungai (DAS)
4. i sumberdaya lahan dan air pada daerah aliran sungai (DAS)
5. Bimbingan teknis sistem produksi pertanian (Good Agriculture
Practices/GAP
6.  Mengembangkan pertanian ramah lingkungan (pertanian organik dan
agroforestry)
7. Mengembangkan sistem pertanian tanaman sela (kehutanan dan
perkebunan
8. Membina kelompok pemakai Air
9. Melakukan perbaikan dan meningkatkan jaringan pengairan
10. Mengembangkan pola kemitraan petani dengan Perhutani dalam
usahatani berkelanjutan
11. Pemberdayaan ekonomi petani pada daerah kawasan hutan melalui
pengembangan usaha-usaha non farming
PERTEMUAN 10 Industrialisasi yang Ramah Lingkungan

A. Perkembangan Orientasi Pembangunan Ekonomi


1. Awal orde baru kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya hayati hanya
dalam bentuk pertanian primer (usahatani/on farm agribusnessi)
2. Dewasa ini terjadi industrialisasi yang berciri
a. Industri yang semula berorientasi peningkatan produksi berubah
berrorientasi pasar
b. Berkembangnya kegiatan ekonomi yang menghasilkan
perdagangan sarana produksi pertanian primer dan kegiatan yang
mengolah hasil pertanian primer dan perdagangannya (off farm
agribusiness) baik di pasar domestik dan internasional
c. Keterkaitan yang semakin kuat antara produksi dan perdagangan
sarana produksi dengan usahatani dan usahatani dengan
pengolahan hasil dan pemasaran serta keterkaitan dengan
konsumen
d. Kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya hayati mengalami
perubahan. Agro industri tergantung produksi usahatani
agroindustri hilir menjadi penggerak usahatani

Kaum konservatif berpendapat bahwa pembangunan ekonomi selalu


mengorbankan kepentingan kelestarian lingkungan hidup.

Revolusi hijau dalam pembangunan dituduh sebagai penyebab kerusakan


lingkungan hidup

B. Sustainable Industrialisasi strategy


Strategi industrialisasi masa lalu dan dampak lingkungan
1. Kombinasi strategi berspektrum luas dan industri canggih : industri-
industri yang memperoleh keberpihakan kebijakan (makro) dan fasilitas
(infra struktur)
2. Industri elektronika, tekstil, kimia, otomotif, pesawat terbang dll
3. Karakteristik :
a. tidak berbasis pada sumberdaya dalam negeri
b. tidak melibatkan partisipasi rakyat banyak
c. bersifat padat modal sehingga konsumsi energi besar
d. berpusat diperkotaan dan dibangun secara mega proyek :
perusahaan (mega company), infra struktur (jallan tol, kawasan
industri), sarana pendukung (perkantoran, perumahan, pusat
perbelanjaan, perumahan)
4. Kebijakan makro ekonomi yang mendukung strategi tersebut
mengorbankan sektor pertanian
Dampak Kebijakan Strategi Pengembangan Industri Masa Lalu

1. Kebijakan subsidi impor, pajak ekspor


2. Hasil produk pertanian, dalam negeri murah
3. Keuntungan petani rendah
4. Pendapatan masyarakat pedesaan rendah
5. Asset pertanian rendah
6. Suku bunga bank relative tinggi
7. Investasi sektor pertanian tidak layak
8. Usaha mempertahankan ekosistem tidak ada
9. Urbanisasi
10. Konversi lahan

Dampak Pemanfaatan Sumberdaya Hutan

1. Pengusaha tidak melibatkan penduduk


2. Eksploitasi sumberdaya
3. Tidak ada kontrol sosial, penegakan hukum lemah
4. Pembukaan hutan dengan pembakaran, polusi gas rumah kaca, gas
perusak ozon
5. Dampak terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar

Dampak Pemanfaatan Sumber Air

1. Pemanfaatan air untuk memenuhi perkotaan melampaui kemampuan


penyediaan air secara alamiah
2. Pemanfaatan air tanah (sumur-sumur) yang menimbulkan intrusi laut
3. Alternative lain : eksploitasi air pegunungan (air mineral berbagai merk)
4. Eksploitasi sumber mata air dan kerusakan hutan berakibat kerusakan
ekosistem : banjir di musim hujan, kering di musim kemarau, erosi,
pelumputran
5. Banjir di perkotaan, lahan petani dataran rendah terendam air, lahan
petani dataran tinggi tandus, hujan justru menjadi malapetaka

Industri Ramah Lingkungan

1. Akibat kebijakan pembangunan masa lalu


2. Kegagalan pembangunan dan multi krisis (moneter, ekonomi, pangan,
lingkungan hidup)
3. Industri Ramah Lingkungan (agribisnis, agroindustri)

Strategi Industrialisasi

1. Strategi :Integrasi antar subsistem agribsinis (vertikal, horizontal)


2. Prinsip Dasar Pembangunan Agribisnis Berkelanjutan
3. Pembangunan agribisnis berbasis sumberdaya dan ekosistem
4. Pembangunan yang harmonis antar sub sistem
5. Agribisnis komoditas/usahatani terintegrasi vertikal (huli-hilir)

Jika ke 3prinsip dijalankan :

1. Mampu mengakomodir kepentingan ekonomi dan lingkungan


2. Pembangunan merata di seluruh wilayah
3. Nilai tambah dinikmati oleh petani di seluruh wilayah
4. Manfaat ganda : menggerakkan ekonomi wilayah, petani mampu
investasi konservasi tanah dan air

Bila pembangunan agribisnis dijalankan :

1. Perkembangan kegiatan ekonomi akan menyebar dan beragam,


mengikuti penyebaran dan keragaman ekosistem
2. Tercapai pertumbuhan dan pemeratan ekonomi
3. Menyeimbangkan tekanan penduduk terhadap sumberdaya alam

Kesimpulan :

1. Diperlukan pengelolaan sumberdaya hutan dan perairan


2. Pengelolaan diserahkan masyarakat setempat (kecuali hutan lindung)
3. Rakyat lokal yang berhak memanfaatkan dan melestarikan melalui
pengembangan agribisnis
4. Rayat lokal yang bekerjasama dengan pengusaha, bukan pengusaha
yang bekerjasama dengan rakyat
Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian berbasis keunggulan Lokal dan
Global

Keunggulan

Kompetitif

Keunggulan kompetitif adalah keunggulanyang dimiliki oleh organisasi, dimana


keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan
organisasi lainnya, untuk mendapatkan sesuatu

Komparatif

keunggulan komparatif, adalah keunggulan‐keunggulan yangdimiliki oleh


organisasi seperti SDM, fasilitas,dan kekayaanlainnya,yangdimanfaatkan untuk
mencapai tujuan organisasi atau perpaduan keuanggulan beberapa organisasi
untuk mencapai tujuan bersama.

Keung gulan komparat if‐ kompetitif

1. Keunggulan komparatif bagaimana mencapai tujuan dengan


keunggulan yang dimiliki baik oleh organisasi maupun terhadap
organisasilainnya,
2. Keunggulan kompetitif bagaimana memanfaatkan keunggulan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi dengan berkompetisi

Kenapa perlu memperhatikan potensi keunggulan wilayah?

1. Seorang analisis pembangunan adalah perencana yg harus tahu


potensi daerahnya, sehingga perlu menentukan potensi sektor riel yang
perlu dikembangkan agar ekonomi daerah tumbuh cepat.
2. Setelah otonomi daerah, masing masing daerah sudah bebas
menetapkan sektor/komoditi unggulan, sehingga diprioritaskan untuk
dikembangkan
3. Daerah juga mampu melihat kelebihan/kelemahan di wilayahnya,
sehingga bisa mendorong kelebihan sektor untuk berkembang, dan
mengeliminir kelemahan untuk menentukan potensi relative
perekonomian wilayah

Comparative Advantage

ISTILAH COMPARATIVE ADVANTAGE (Keunggulan Komparatif) pertama kali


dikemukakan oleh David Ricardo (1871)Ædlm perdagangan antar 2 negara:
Apabila ada 2 negara yang saling berdagang dan masing masing negara
mengkonsentrasikan diri untuk mengekspor barang yg bagi negara itu memiliki
keunggulan komparatif, maka kedua negara itu akan saling beruntung.
Keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu negara/daerah adalah bahwa
komoditi tsb lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya.Æ
istilah unggul adalah dlm istilah perbandingan dan bukan dlm bentuk nilai
tambah riel (keunggulan absolut)

Contoh kasus comparative advantage

Komoditi nilai tambah bantul nilai tambah GK

Ketela 550.000 450.000

Padi 750.000 400.000

GK

Padi 400.000/750.000 x 100% = 53.33%

Ketela pohon 450.000/550.000 x 100% = 81.81%

GK lebih menguntungkan jika mengembangkan ketela daripada padi

Analisis

Untuk Bantul walaupun semua nilai melebihi kabupaten GK, namun-akan lebih
baik kalau dia lebih berkonsentrasi terhadap produksi padi. Tentunya hal ini
hanya berlaku sampai batas perluasan areal tanaman padi tidak menaikkan
ongkos atau berkurangnya produksi sehingga terjadi perbandingan yang
terbalik

Hal ini membawa keuntungan bagi kedua daerah karena apabila akan terjadi
saling tukar menukar barang yang dibutuhkan, dan terjadi ekspor antar daerah
yang menguntungkan karena menaikkan sektor lain: pemasaran,
perdaganganÆekonomi wilayah di kedua negara meningkat

Keuntungan Analisis Metode C A

1. Dapat digunakan untuk menilai produk/komoditi yang unggul dan


berprospek untuk dikembangkan
2. Dalam rangka perbandingan rata-rata nasional,keunggulan ini dapat
menjadi acuan apakah komoditi ada diatas/dibawah rata-rata nasional
3. Dapat dijadikan pertanda awal bahwa komoditi itu punya prospek untuk
juga memiliki keunggulan kompetitif
4. Dapat digunakan untuk menganalisis komoditi ybs baik untuk
memenuhi kebutuhan lokal maupun untuk pasar tetangga

Kelemahan Analisis CA

1. Kemanfaatannya terbatas karena tidak banyak komoditi yang dapat


diunggulkan di suatu daerah
2. Selain itu juga sangat sulit membandingkan potensi komoditi yang
sama antar daerah yang satu dengan yang lain, karena adanya
pengaruh harga yang setiap hari selalu berubah, sehingga keunggulan
komparatif akan menjadi tidak langgeng
3. Untuk komoditi yang dipasarkan di pasar global (internasional)
walaupun fluktuasi harga yg selalu terjadi setiap saat tdk berpengaruh,
namun banyak komoditi yang hanya diproduksi untuk konsumsi lokal
saja, sehingga angka perbandingnnya kecil dan kurang siqnificant

Analisis Wilayah

1. LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor


X suatu daerah (kecamatan) terhadap besarnya peranan sektor X
daerah diatasnya (kabupaten)
2. Yang diperbandingkan: misal : pendapatan, PDRB, PRB(produk
Regional bruto, PNB (produk Nasional Bruto), lapangan kerja
3. Penilaian biasanya perbandingan nilai tambah produk/komoditi
4. Analisis Shift Share, analisis ini memperbandingkan perbedaan laju
pertumbuhan berbagai sektor industri di suatudaerah dgn wilayah
nasional.
5. Analisis ini menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor yang
menyebabkan perubahan struktur industri suatu daerah dlm
pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya

Permasalahan

1. Dampak perubahan iklim dan serangan Organisme Pengganggu


Tumbuhan (OPT)
2. Rusaknya infrastruktur usahatani padi
3. Konversi Lahan sawah
4. Keterbatasan akses petani terhadap pembiayaan
5. Kompetisi antar komoditas
6. Tingginya konsumsi beras akibat rendahnya diversifikasi konsumsi
pangan (sebagai sumber karbohidrat)
7. Belum sinerginya antar sektor dan pusat – daerah dalam menunjang
pembangunan pertanian khususnya produksi padi
Strategi (surplus beras 10 juta ton)
1. Peningkatan produktivitas
2. Perluasan areal dan pengelolaan lahan
3. Penurunan konsumsi beras
4. Penyempurnaan manajemen

Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi...


HayamidanRuttan(1977):
1. Penghasi lpangan (nabati, hewani, ikan)yang permintaannya terus
meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah pendudukdan pendapatan
masyarakat ÆPeran ini tidak tergantikan sektor lain karena selama ini
dan untuk waktu yang akan datang hanya sektor pertanianlah yang
dapat menghasilkan pangan.
2. Memberikan lapangan kerja yang cukup luas bagi masyarakat baik
sebagai petani, buruhtani, penyedian sarana produksi dan alat& mesin
pertanian, pemasar dan pemroses hasil pertanian, dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai