Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2

Nama:

-Olivia

-Fitri Indah

-Lala Aulia

-Vingky Ayu Rahmawati

Resume

Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah adalah membatasi ketergantungan pada
pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola
melalui pergiliran tanaman, pertanian campuran, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan
dengan pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahan persepsi yang sekarang berkembang bahwa apabila
kita tidak melaksanakan pertanian modern, maka kita dianggap kembali pada pertanian tradisional dan
tanaman yang kita produksi akan turun drastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pertanian
organic dilaksanakan dengan baik dengan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan
kimia pertanian. Hal ini terjadi apabila fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan
kehidupannya. Pada prinsipnya, pertanian organik sejalan dengan pengembangan pertanian dengan
masukan teknologi rendah (low-input technologi) dan upaya menuju pembangunan pertanian
berkelanjutan. Kita mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi
daya manusia dalam merusak lingkungan. Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya
alam ada batasnya.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources)
untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas
produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada
penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).Menurut pakar
ekologi, teknologi modern (pertanian tergantung bahan kimia) berdasarkan pertimbangan fisik dan
ekonomi dianggap berhasil menanggulangi kerawanan pangan, tetapi ternyata harus dibayar mahal
dengan makin meningkatnya kerusakan/degradasi yang terjadi di permukaan bumi, seperti desertifikasi,
kerusakan hutan, penurunan keragaman hayati, selinitas, penurunan kesuburan tanah, pelonggokan
(accumulation) senyawa kimia di dalam tanah maupun perairan, erosi dan kerusakan lainnya. Sampai
saat ini masih merupakan dilema berkepanjangan antara usaha meningkatkan produksi pangan dengan
menggunakan produk agrokimia dan usaha pelestarian lingkungan yang berusaha
mengendalikan/membatasi penggunaan bahan bahan tersebut. Penggunaan pupuk pabrik dan pestisida
yang berlebihan dan tidak terkendali mempunyai dampak yang sama terhadap lingkungan:
penggunaannya setiap waktu meningkat, kemangkusannya (efficiency) menurun, dan cenderung
berdampak negatif terhadap lingkungan (Sanganatan, 1989).

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources)
untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas
produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada
penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).Menurut pakar
ekologi, teknologi modern (pertanian tergantung bahan kimia) berdasarkan pertimbangan fisik dan
ekonomi dianggap berhasil menanggulangi kerawanan pangan, tetapi ternyata harus dibayar mahal
dengan makin meningkatnya kerusakan/degradasi yang terjadi di permukaan bumi, seperti desertifikasi,
kerusakan hutan, penurunan keragaman hayati, selinitas, penurunan kesuburan tanah, pelonggokan
(accumulation) senyawa kimia di dalam tanah maupun perairan, erosi dan kerusakan lainnya. Sampai
saat ini masih merupakan dilema berkepanjangan antara usaha meningkatkan produksi pangan dengan
menggunakan produk agrokimia dan usaha pelestarian lingkungan yang berusaha
mengendalikan/membatasi penggunaan bahan bahan tersebut. Penggunaan pupuk pabrik dan pestisida
yang berlebihan dan tidak terkendali mempunyai dampak yang sama terhadap lingkungan:
penggunaannya setiap waktu meningkat, kemangkusannya (efficiency) menurun, dan cenderung
berdampak negatif terhadap lingkungan (Sanganatan, 1989).

Keberlanjutan produksi sebagai pembangunan ekonomi yaitu ditinjau dari sistem pertanian yang secara
mampu memberikan penghasilan yang layak atas investasi tenaga kerja dan kebutuhan biaya yang telah
dikeluarkan petani dalam rangka menyelenggarakan usaha pertaniannya. Setidaknya sistem pertanian
yang dijalankan oleh petani dapan memenuhi kebutuhan hidup petani seperti bahan pangan dan
kebutuhan dasar lainnya. Dalam bidang pertanian, rantai pasar digunakan untuk menjual produk
komoditas pertanian dari petani kekonsumen. Biasanya petani akan menjual hasil pertanian
ketengkulak. Tengkulak akan memenuhi komoditas pertanian kepetani dengan harga rendah. Nantinya,
tengkulak akan menjualnya kepasar pedagang dengan mengambil keuntungan sehingga harga yang
ditawarkan juga lebih tinggi. Selanjutnya pasar pedagang juga memperoleh keuntungan lagi ketika
menjual barangnya kekonsumen pada akhirnya, konsumen akan membeli produk pertanian dengan
margin yang lebih tinggi dari harga aslinya ini merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan market place penjual komoditas pertanian seperti tanihub, agromalet, dan sejenisnya
(charisma, 2014).

Anda mungkin juga menyukai