Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan pertanian dibagi menjadi 3 kebijakan dasar, antara lain:

1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komod distorsi harga komoditi, subsidi harga
komoditi, dan kebijakan ekspor.

2. Kebijakan faktor produksi yang meliput kebijakan upah minimum, pajak dan subsidi faktor produksi,
kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan kualitas faktor produksi.

3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran belanja, kebijakan fiscal dan
perbaikan nilai tukar.

Kebijiakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani di Indonesia taraf
hidupnya belum sejahtera dan keadaan pertanian yang tidak stabil sehingga perlu adannya kebijakan
pertanian diantaranya:

1. Kebijakan pertanian dalam bidang lahan, yaitu kebijakan untuk mengatur alih fungsi lahan yang
sembarangan dengan bebasnya mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor
industri, pariwisata maupun perumahan. Kebijakan untuk menghapuskan pajak lahan bagi sektor
pertanian. Kebijakan untuk melindungi lahan pertanian serta memberikan penghargaan bagi petani yang
mampu mempertahankan lahan mereka.

2. Kebijakan pertanian di bidang perangkutan, tujuannya adalah untuk memperlancar usaha tani para
petani dan mampu memberkan input yang murah bag petani karena biaya angkut yang murah.
Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan
jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tan
dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik dikota besar atau kota kecil.

3. Kebijakan pertanian di bidang informasi dan teknologi. Pembangunan pertanian diarahkan pada
pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan yang berbudaya industri, maju dan efisien
ditingkatkan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya menuju pertanian industri
antara lain dapat dikembangkan dengan peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam
pengolahan tanah dan penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah
terjadinya peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatna sumber daya alam.

4. Kebijakan pertanian meningkatkan kapasitas dan memberdayakan SDM sert kelembagaan usaha di
bidang pengolaha dan pemasaran hasil pertanian. Kebijakan operasional terkait dengan strateg tersebut
adalah meningkatkan penyuluhan, pendampigna, pendidikan dan pelatihan di bidang pasca pann,
pengolahan serta pemasaran hasil pertanian. Mengembangkan kelembagaan usaha pelayanan
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang langsung dikelola oleh petani/kelompok
tani.

5. Kebijakan pertanian meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi pasca panen dan pengolahan.
Untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian maka perlu ditingkatkan upaya-
upaya inovasi teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian serta diseminasinya.

6. Kebijakan pertanian efisiensi usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil. Mutu produk dan
efisiensi akan berpegaruh langsung terhadap harga dari setiap produk bersangkutan. Kebijakan dalam
rangka meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dan penawaran hasil pertanian diantaranya:
a. Revitalisasi tekonolgi dan sarana/prasarana usaha pasca panen pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.

b. mengembangkan produksi sesuai potensi pasar

c. menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP, GHP dan GMP

d. Mengembangkan kelembagaan pemasaran yang dikelola oleh kelompok tani di sentra produksi

e. Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien

f. Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan usaha pada bidang pemasaran hasil
pertanian.

7. Kebijakan pertanian meningkatkan pangsa pasar baik dipasar domestik maupun internasional dengan
mengembangkan kegiatan riset pasar, meningkatkan pelayanan informasi pasar, meningkatkan promosi
dan diplomasi pertanian, mengembangkan infrastruktur dan sistem pemasaran yang efektif dan adil,
rasionalisasi impor produk pertanian, dan memfasilitasi pengembangan investasi dalam pengembangan
infrastruktur pemasaran.

Sumber Referensi :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ab905ce67abe25f352f411e8f5839997.pdf

Anda mungkin juga menyukai