Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan petani dapat ditumbuhkan diantaranya melalui
kegiatan pembelajaran (pelatihan dan penyuluhan) untuk meningkatkan
kemampuan petani agar dapat mengambil keputusan dan memberikan
respon yang tepat khususnya dalam menerapkan teknologi inovasi .
Pemberdayaan petani sangat penting karena petani merupakan pelaku
utama dalam pembangunan pertanian.
Pembangunan sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam
ketahanan pangan nasional yaitu memenuhi kebutuhan pangan
khususnya beras. Seiring semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
kebutuhan beras tiap tahun sekaligus mencukupi kebutuhan pangan
nasional dan masih rendahnya produksi padi perlu di upayakan terus
peningkatan produksi dan produktivitas padi persatuan luas dengan
melalui pendekatan Percontohan Penerapan teknologi. Untuk menjamin
ketersediaan pangan dan memenuhi target yang ditetapkan Kementrian
Pertanian telah melakukan berbagai gerakan yang melibatkan semua
pemangku kepentingan yaitu dengan melakukan upaya-upaya
(1) Peningkatan produktiviitas;
(2) Perluasan areal dan optimalisasi lahan;
(3) Penurunan konsumsi beras; dan
(4) Penyempurnaan manajemen.
Untuk mendukung program Peningkatan Produksi dan Produktivitas
di Kabupaten Indramayu metode demontrasi plot dan demontrasi farm
berhasil dengan baik karena metode ini menerapkan beberapa metode
penyuluhan seperti demontrasi penggunaan teknologi sesuai
rekomendasi, latihan dan kunjungan (Laku), supervisi dan evaluasi
dengan materi pembelajaran sesuai kebutuhan petania antara lain :
1). Penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) spesifik lokasi;
2) Penggunaan pupuk berimbang;
3) Sistem tanam (jajar legowo, SRI, dll.);
4)Panen dan pasca panen;
5) Pengolahan hasil;
6) Pemasaran hasil.
Diharapkan demplot dan demfarm ini merupakan sarana
pembelajaran petani dalam menerapkan teknologi anjuran dengan
mempertimbangkan efisiensi dan lokal spesifik agar mampu
meningkatkan produktivitas dan produksi secara optimal, selain itu juga
dapat peningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, juga mampu
mendorong terjadinya gerakan petani di pedesaan dalam mengelola
usaha taninya. Dengan demikian akan terjadi peningkatan produktivitas
dan produksi.
Sehubungan dengan hal tersebut peran penyuluh pertanian menjadi
sangat strategis yaitu selain sebagai pembmbing petani dan fasilitator
antara petani dengan pemanggku kepentingan ((Stakeholders), juga
sebagai organisator dan dinamistaor para petani di lapangan.

1.2 Tujuan
a. Melaksanakan demontrasi plot sebagai wujud pemberdayaan
dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
dalam menerapkan inovasi teknologi sesuai rekomendasi;
b. sebagai percontohan dalam penerapan teknologi;
c. sebagai sarana pembelajaran bagi petani di sekitar lokasi
percontohan;
d. Meningkatkan kinerja penyuluh dalam implementasi dan
diseminasi teknologi.
1.3 Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini adalah para penyelenggara penyuluhan di
tingkat Kabupaten, Kecamatan, penyuluh dan petani pelaksana
pemberdayaan petani melalui demplot dan demfarm.
1.4 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
sebagai berikut :
a. Terwujudnya pemberdayaan petani dengan meningkatnya
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menerapkan inovasi
teknologi;
b. Terlaksananya unit percontohan penerapan teknologi melalui
demontrasi plot;
c. Terlaksananya pembelajaran di BPP sebagai sarana tempat
belajar para petani dan masyarakat pertanian;
d. Meningkatnya produksi dan produktivitas;
e. Meningkatnya kinerja penyuluh dalam mendukung program
pertanian.

1.5 Dampak
Menumbuhkan keswadayaan dan kemampuan agribisnis petani serta
mendorong kegiatan demontrasi plot menjadi upaya dalam
meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan,
peternakan, perikanan dan kehutanan sekaligus dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
II. PERENCANAAN, PERSIAPAN DAN METODOLOGI

2.1. Dasar Hukum


A. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K);
B. Peraturan Menteri Pertanian No. 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang
Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani;
C. Peraturan Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009
tentang Metodologi Penyuluhan Pertanian;

2.2. Pengertian
Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan :
a) Pemberdayaan petani adalah segala upaya untuk mengubah pola
pikir petani dalam peningkatan usaha tani, penumbuhan dan
penguatan kelembagaan petani guna meningkatkan kesejahteraan;
b) Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
c) Kelompoktani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha tani anggota;
d) Metoda penyuluhan adalah teknik penyampaian materi penyuluhan
oleh para penyuluh kepada para petani anggota
kelompoktani/gabungan kelompoktani beeserta keluarganya baik
secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau
dan mampu menerapkan teknologi;
e) Demontrasi usahatani adalah suatu metode penyuluhan
dilapangan untuk memperlihatkan secara nyata, peragaan
penerapan suatu teknologi yang sudah teruji (secara teknis mudah
diterapkan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial
budaya dapat diterima di masyarakat) yang dilakukan oleh petani
( Demplot), oleh kelompoktani (Demfarm) dan Gabungan
kelompktani (Demarea);
f) Demontrasi Plot ( Demontrasi usaha tani perorangan) adalah
demontrasi yang dilakukan secara perorangan
(petani-nelayan/kontaktani nelayan) dengan mengusahakan
komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan
perikanan), dengan areal 0,1 – 0,5 hektar untuk komoditi yang
memerlukannya;
g) Demontrasi Farming (Demfarm) adalah salah satu metode
penyuluhan yang dilakukan melalui demontrasi usaha tani oleh
petani anggota kelompoktani di lahan usahataninya dalam luasan
1 – 5 hektar/unit;
h) Rencana Definitif Kelompok (RDK) adalah rencana kegiatan
kelompoktani untuk satu tahun yang berisi rincian kegiatan dan
kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani;
i) Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) adalah rencana
kebutuhan kelompoktani untuk periode satu musim tanam yang
disusun berdasarkan musyawarah anggota anggota kelompoktani
meliputi ; kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin
pertanian serta modal kerja untuk mendukung pelaksanaan usaha
taninya;
j) Farmers Field Daya atau Hari Temu Lapang adalah pertemuan
antara para petani untuk saling tukar menukar informasi untuk
menyebarluaskan tentang teknologi yang diterapkan melalui
demontrasi usahataninya yang dihasilkan serta umpan baliknya;
k) Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-
TBPP) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
secara penuh untukmelakukan kegiatan penyuluhan;;
l) Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai efisiensi, efektivitas
dan dampak dari suatu kegiatan penyuluhan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan;
m) Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikaan arah dan pedoman serta sebagai
alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan;
n) Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan yang
disusun oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan
setempat yang dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu
untuk berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha.

2.3. Waktu Pelaksanaan dan Lokasi


Demplot Tanaman Pangan (Padi Sawah)
Demplot PTT Padi Sawah dilaksanakan pada musim tanam 2020
(April 2020 – September 2020), sebagai berikut :

2.4. Komponen Teknologi


Teknologi yang diterapkan pada Demplot yaitu Komponen PTT
Padi Sawah meliputi:
I. Komponen dasar
 Varietas Unggul Baru (VUB) yang mampu beradaftasi dengan
lingkungan
 Benih bermutu dan bersertifikat.
 Pengaturan cara tanam jajar legowo 2:1 dengan bibit 1-2 atau 3
batang per rumpun.
 Pemupukan berimbang dan efisien menggunakan BWD dan
PUTS
 PHT sesuai OPT sasaran
II. Komponen pilihan
 Penggunaan bahan organik/pupuk kandang
 Umur bibit (10 - 15 hari)
 Pengolahan tanah yang baik
 Pengairan berselang (Intermiten)
 Pupuk cair (PPC, Pupuk Organik Cair, Pupuk Biohayati)
 Penanganan panen dan pasca panen
2.5. Metode pelaksanaan
Metode penyuluhan yang diterapkan dalam percontohan ini yaitu
Demonstrasi Plot ( Demplot).

2.6. Persyaratan Lokasi


 Luas Demplot Padi Sawah minimal 1 ha
 Terletak di pinggir jalan yang selalu dilewati oleh petani memenuhi
kaidah dempot
 Dalam kawasan wilayah kelompok
 Pengairan selalu terjamin
 Bukan daerah yang rawan (gangguan alam, hama penyakit dsb)
 Setiap unit lokasi Demplot harus ada Plang Demplot
2.7. Demonstrator/Pelaksana Percontohan
 Petani demonstrator yaitu ketua kelompok/pengurus atau anggota
kelompok
 Petani demonstrator mempunyai tingkat keterampilan dalam
usahatani sudah cukup baik
 Petani demonstrator mau dan mampu menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilannya kepada para petani sekitarnya
 Petani demonstrator bersedia menerapkan Teknologi

2.8. Hari temu Lapang Petani (Farmers Field Day / FFD)

Hari temu lapang adalah pertemuan antara para petani untuk saling
tukar menukar informasi untuk menyebarl luaskan tentang teknologi
yang diterapkan melalui demontrasi usahatani yang dihasilkan serta
umpan baliknya, pada kegiatan ini dapat dihadirkan para petani,
peneliti dan penyuluh agar mereka dapat memperoleh umpan balik
dari petani tentang teknologi yang dihasilkan dengan tujuan :
- Menyebar luaskan teknologi dikalangan petani secara lebih cepat
- Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi
teknologi
- Membukan kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan
umpan balik hasil penelitiannya
- Menjalin hubungan keakraban antara petani, peneliti, penyuluh dan
POPT.
2.9. Petugas Pembimbing dan Pendamping

Pelaksanaan Demplot dibimbing dan didampingi oleh penyuluh


pertanian di wilayah binaannya masing – masing.
III. PELAKSANAAN

Demplot Pertanian (Tanaman Padi)


3.1. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 2 (dua) kali dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Pengolahan tanah pertama kali dilakukan dengan bajak singkal
(kedalaman 10 cm – 20 cm) sebelum pembajakan tanah tersebut
di genangi air selama 1 (satu) minggu untuk melunakan tanah.
b. Setelah tanah diolah dibiarkan selama 1 (satu) minggu dengan
kondisi tetap tergenang air.
c. Selanjutnya pengolahan tanah ke 2 (dua) dilakukan dengan bajak
sampai melumpur, kemudian tanah diratakan sampai siap tanam.
d. Bila tanah masam untuk meningkatkan pH pergunakan kapur
pertanian secukupnya.
e. Pupuk organik/pupuk kandang diberikan 2 (dua) minggu sebelum
tanam atau pada saat pengolahan tanah pertama dengan dosis 1
ton/ha.

3.2. Penyiapan Benih Sehat


a. Benih bermutu/berlabel dengan kebutuhan 1 ha 25 kg.
b. Pilah benih dengan menggunakan air garam 3% atau larutan ZA
dengan perbandingan 1 kg ZA dalam 2,7 liter/kg. Benih yang
digunakan hanya benih yang tenggelam. Jika menggunakan air
garam benih perlu dibilas dengan air.
c. Benih yang direndam dengan air selama 2 hari ditiriskan
kemudian didiamkan/diperam selama 24 sebelum ditebar ke
persemaian.
d. Pilih benih yang bernas (tenggelam)
e. Untuk mencegah serangan OPT lakukan perlakuan benih dengan
(seed threatment) dengan tujuan untuk mencegah hama pada
stadia awal perkecambahan, merangsang pertumbuhan akar,
memperkecil resiko kehilangan hasil, memelihara dan
memperbaiki kualitas benih.

3.3. Persemaian
a. Pilihlah lahan persemaian yang dekat dengan lahan pertanian.
b. Luas persemaian kira – kira 4% dari luas pertanaman (4% x 0,14
ha = 56 m2).
c. Olahlah/bajaklah tanah sampai melumpur baik.
d. Buatlah bedengan persemaian dengan tinggi 5 cm – 10 cm, lebar
1 m – 1,2 m dan panjangnya sesuai dengan petakan sawah.
e. Buatlah selokan antar bedengan 25 cm – 30 cm.
f. Bibit di pupuk dengan urea dengan dosis 20 gr – 40 gr/m. Untuk
memudahkan pencabutan bibit terutama penggunaan bibit muda.
g. Persemaian seharusnya terletak di tempat yang aman dari
serangan tikus dan pasang pagar plastik dan bubu perangkap,
mudah dikontrol dan jauh dari sumber cahaya di malam hari dan
agar terhindar dari serangan hama.

3.4. Penanaman
Gunakan bibit muda yang berumur 10 – 15 Hari Setelah Sebar
(HSS) dan tanamlah 1 – 2 bibit atau 3 bibit per rumpun.
Tanam dengan jajar legowo 2 : 1 (20 cm x 15 cm x 40 cm) yaitu cara
tanam berselang selip (dua) baris dan 1 (satu) benih kosong
sekitar 4.
a. m.
3.5. Pemupukan
Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di tanah. Kebutuhan N
tanaman dapat diketahui dengan mengukur tingkat kehijauan warna
daun padi menggunakan Bagan Warna Daun (BWD).
Sedangkan untuk mengukur status hara P, K dan pH tanah yang
dapat dikerjakan langsung dilapangan secara cepat, mudah dan
cukup akurat dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS).

3.6. Pengendalian Gulma


a. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan secara manual
yaitu dengan gasrok/landak maupun dicabut dengan tangan.
b. Pengendalian gulma secara kimia menggunakan herbisida
disesuaikan dengan jenis gulma yang ada.
3.7. Pengendalian Hama/Penyakit
a. Pengamatan secara periodik (pengamatan mingguan) terutama
dalam upaya pengendalian dini hama wereng coklat, penggerak
batang dan penyakit tugro.
b. Pengendalian hama tikus sudah dilakukan sebelum tanaman
memasuki masa primordial.
c. Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir.

3.8. Panen dan Pasca Panen


a. Jika panen dan pasca panen dilakukan dengan cara yang tidak
tepat dapat menurunkan hasil sekitar 20% dan menurunkan
kualitas benih.
b. Panen biasanya jatuh pada saat 30 – 35 hari setelah padi
berbunga (tergantung varietas padi) dan jika 25% mulai
menguning.
c. Gunakan sabit bergerigi pada saat panen, potong bagian atas
tengah batang padi apabila perontokan menggunakan power
thresher dan potong bagian bawah jika menggunakan pedal
thresher dan atau dibanting (digebot)
d. Gunakan tirai penutup dan alas yang lebar agar gabah tidak
hilang dan berserakan, kemudian dijemur dengan lantai jemur.
e. Jika produksi untuk konsumsi gabah disimpan dengan kadar air
14%, jika untuk benih keringkan 13%.
II. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

4.1 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk
memastikan apakah input sumberdaya yang tersedia telah optimal
dimanfaatkan dalam pelaksanaanya dan menghasilkan output sesuai
dengan sasaran/target yang ditetapkan.
Evaluasi adalah menilai efisiensi dan efektifitas rencana (input,
kegiatan dan output). Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan
hasil dan tujuan akhir dalam pelaksanaanya.
Adapun ruang lingkup monitoring dan evaluasi diantaranya
a. Keragaan dan esiapan pelaksanaan kegiatan pengewalan dan
pendampingan penyuluhan
b. Proses pelaksanaan kegiatan pengawalan, penyusunan
laporan,FFD (Farmer Fiel Day).
c. Hasil dan dampak pelaksanaan kegiatan.

4.2 Pelaporan
Pelaksanaan kegiatan dilaporkan secara berjenjang mulai dari
demontrator (desa) penyuluh pembina, kecamatan (BPP) hingga ke
Kabupaten Dinas Pertanian
Mekanisme Pelaporan
Alur mekanisme pelaporan sebagai berikut:
Penyuluh Wilbin BPP Dinas
III. PENUTUP

Pengembangan agribisnis perdesaan merupakan sinergi dan upaya


pemberdayaan petani, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian,
serta pengembangan dan diseminasi inovasi teknologi. Hasil utama
pemberdayaan petani adalah perubahan pola pikir, wawasan dan perilaku
yang ditunjukan dengan tumbuhnuya kembali rasa percaya diri,
kebersamaan, etos kerja serta kesadaran akan potensi untuk membangun
masa depannnya melalui pengembangan agribisnis berbasis teknologi
Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Kegiatan Demplot dan
Demfarm Agribisnis Pertanian tahun 2020 diharapkan dapat membantu
kelancaran dalam pelaksanaannya. Petunjuk Teknis ini merupakan acuan
bagi para petugas pelaksana kegiatan.
Petunjuk teknis ini memuat arahan dan petunjuk teknis yang bersifat
operasional guna memperlancar jalannya pelaksanaan kegiatan Demplot
PTT Padi Sawah Tahun 2020.
Walaupun penyusunan petunjuk teknis ini belum sempurna
diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh pihak yang
berkepentingan.

Indramayu , 24 Maret 2020


Penyusun

OOM SRI KOMALAWATI, SP.


NIP. 19721102 200604 2 014
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN DEMPLOT PADI SAWAH
MUSIM TANAM 2020

Disusun oleh
OOM SRI KOMALWATI, SP
Penyuluh Pertanian Muda

DINAS PERTANIAN
BPP KECAMATAN LOHBENER
KABUPATEN INDRAMAYU
2020

Anda mungkin juga menyukai