I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai yang terfokus pada
penerapan SL-PTT tahun 2010 pada areal seluas 2.950.000 Ha telah berhasil
menjadi pemicu dalam meningkatkan produksi padi 2,46 %, dan jagung 1,22 %.
Berdasarkan hasil penerapan SL-PTT tahun 2010, maka pada tahun 2011 fokus
kegiatan tersebut akan dilanjutkan menjadi seluas 2.778.980 Ha untuk padi
non hidrida, padi hibrida, padi gogo, untuk areal jagung hibrida seluas 206.730
Ha, dan areal kedelai seluas 300 ribu Ha.
1
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
2
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
2. Sasaran
3
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
4
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
8. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
antara lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk
padat yang telah mengalami dekomposisi.
5
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
15. Carry Over adalah sisa pertanaman kegiatan tahun berjalan tetapi
produksi tidak berkontribusi pada tahun tersebut, dan akan berkontribusi
pada tahun berikutnya.
17. Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal petani sendiri.
6
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
18. Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) adalah sejumlah tertentu benih
varietas unggul bermutu padi non hibrida, padi hibrida, padi gogo, jagung
hibrida, dan kedelai yang disalurkan oleh pemerintah secara gratis
kepada petani (kelompoktani) yang ditetapkan.
19. Cadangan Benih Nasional (CBN) adalah sejumlah tertentu benih padi,
jagung, dan kedelai yang memenuhi spesifikasi teknis, dan merupakan
milik pemerintah pusat yang pengadaannya bersumber dari dana APBN.
7
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Keragaan produksi
Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 4,93 %/tahun, dari
54,45 juta ton GKG pada tahun 2006 menjadi 65,98 juta ton GKG pada tahun
2010 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan produktivitas baru mencapai 2,16
%/tahun sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.
8
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Produksi kedelai dalam 5 tahun terakhir meningkat rata 7,17 %/tahun dari
747.611 ton pada tahun 2006 menjadi 905.015 ton pada tahun 2010 (ARAM III)
sedangkan laju peningkatan produktivitas baru mencapai 1,11 %/tahun
sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.
Sasaran produksi padi tahun 2011 adalah 70,59 juta ton GKG atau meningkat
5,54 % dibanding sasaran produksi tahun sebelumnya. Sasaran tanam 13,41
juta Ha, sasaran panen 13,13 juta Ha, sasaran produktivitas 53,77 ku/ha.
9
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
2. Jagung
Sasaran produksi jagung tahun 2011 mencapai 22,00 juta ton PK atau
meningkat 18,90 % dibanding tahun sebelumnya. Sasaran tanam 4,63 juta ha,
sasaran panen 4,40 juta ha, sasaran produktivitas 50,00 ku/ha.
3. Kedelai
Sasaran produksi kedelai tahun 2011 mencapai 1,56 juta ton BK atau
meningkat 16,67 % dibanding dengan sasaran produksi tahun sebelumnya.
Sasaran tanam 1,09 juta ha, sasaran panen 1,04 juta ha, sasaran produktivitas
15,06 ku/ha.
Tabel 4. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2011 terhadap ARAM III (2010)
10
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
C. Tantangan
Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang
semakin kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan
strategis diluar sektor pertanian yang amat berpengaruh dalam peningkatan
produksi pangan, antara lain dampak perubahan iklim (DPI), semakin
berkurangnya ketersedian lahan produksi untuk tanaman pangan akibat alih
fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi karena sumber – sumber air
yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan air diluar sektor
pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan penduduk.
11
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Strategi
Strategi peningkatan produksi tanaman pangan tahun 2011 adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan Produktivitas
2. Perluasan Areal
3. Pengamanan Produksi
12
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
13
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
14
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Agar upaya ini dapat berhasil maka perlu dilakukan melalui berbagai
gerakan seperti :
15
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
16
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
17
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
bantuan benih CBN pada areal tanam seluas 100 ribu Ha, carry over
BLBU APBN-P 2010 seluas 146 ribu Ha, melalui optimalisasi
pembinaan/swadaya 142 ribu Ha, CBN seluas 100 rb Ha, dan
Perluasan Areal Baru (Optimalisasi Lahan) seluas 400 rb Ha.
Pembinaan peningkatan produksi pada areal tersebut diharapkan
mampu menyumbangkan produksi pada tahun 2011 sebesar 1,13 jt
ton.
18
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Prinsip-prinsip PTT
1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman,
tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.
19
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
20
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang optimal
dapat menghindari serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan
gulma, terhindar dari kelebihan dan kekurangan air, memberikan pertumbuhan
tanaman yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.
Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merupakan faktor penting bagi
pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai pelarut sekaligus pengangkut
hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadia
tanaman berbeda-beda, pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil
dan menekan terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena
kekurangan dan kelebihan air.
22
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan hasil yang optimal jika
panen dilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen pada
masak fisiologis berdasarkan umur tanaman, kadar air dan penampakan visual
hasil sesuai dengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem
kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang cocok sehingga
menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan disimpan
ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga
mutu hasil tetap terjaga dan tidak tercecer.
23
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
24
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Pelaksanaan SL-PTT
Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman pangan tahun 2011
dilaksanakan melalui pendekatan kegiatan SL-PTT yang berfungsi sebagai pusat
belajar pengambilan keputusan para petani/kelompoktani, sekaligus tempat
tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen
kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.
Sekolah Lapangan PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga belajar dapat
dilakukan di saung pertemuan petani dan tempat-tempat lain yang berdekatan
dengan lahan belajar. Dalam SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapangan
(LL) yang merupakan bagian dari kegiatan SL-PTT sebagai tempat bagi petani
anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh tahapan SL-PTT pada lahan
tersebut. Dalam melaksanakan LL kelompoktani dapat mengacu pada
rekomendasi teknologi setempat.
Pertanaman di areal SL-PTT padi non hibrida dan gogo ditargetkan mampu
menaikan produksi sebesar 0,5 – 1 ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT
ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar 1 – 1,5 ton/ha, untuk areal SL-
PTT padi hibrida ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar 2 ton/ha dan
di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar 2,5
ton/ha, jagung hibrida ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar 2,5
ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi
sebesar 3 ton/ha, kedelai ditargetkan mampu menaikan produksi sebesar 0,5
ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi
0,7 ton/ha.
Agar kegiatan SL-PTT tersebut berkontribusi nyata pada produksi tahun 2011,
maka pertanaman di areal SL-PTT diharapkan harus sudah dilaksanakan pada
MK I, kecuali secara teknis maupun administratif tidak memungkinkan
dilakukan pertanaman sehingga pertanaman baru dilakukan pada MK II dan
musim penghujan (Oktober – Desember).
Luas satu unit SL-PTT adalah berkisar antara 10 – 25 ha, satu unit LL seluas
minimal 1 ha. Areal yang digunakan sebagai unit SL-PTT mendapat bantuan
benih dan areal yang digunakan sebagai unit LL akan mendapat bantuan benih,
pupuk Urea, NPK dan pupuk Organik. sebagaimana terlihat dalam Gambar 1.
s/d 7., berikut ini :
26
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
27
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
28
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
29
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
30
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Mengingat bantuan pemerintah yang terdiri dari padi non hibrida seluas ±25
ha, padi hibrida seluas +10 ha, padi gogo seluas + 25 ha, jagung hibrida seluas
±15 ha, dan kedelai seluas ±10 ha tiap kelompok SL-PTT dan saprodi untuk 1 ha
pada LL SL-PTT, maka penyediaan saprodi lainnya agar ditanggung secara
swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari sumber lainnya.
Tiap unit SL-PTT terdiri dari petani peserta yang berasal dari satu kelompoktani
yang sama. Dalam setiap unit SL-PTT perlu ditetapkan seorang ketua peserta
yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok, seorang
sekretaris yang bertugas sebagai pencatat kegiatan–kegiatan yang
dilaksanakan pada setiap pertemuan dan seorang bendahara yang bertugas
mengurusi masalah yang berhubungan dengan keuangan.
31
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
3. Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah tanam dan dapat
membantu membangkitkan kepercayaan diri para peserta SL-PTT
Pemilihan letak petak LL yang berada didalam areal SL-PTT terpilih dengan
prioritas pertimbangan terletak dibagian pinggir areal SL-PTT sehingga
berbatasan langsung dengan areal diluar SL-PTT diharapkan penerapan
teknologi SL-PTT mudah dilihat dan ditiru oleh petani diluar SL-PTT. Format
CP/CL sebagaimana terlihat pada Lampiran 1.
32
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
b. Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki lahan ataupun
penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi baru.
4. Luas satu unit SL-PTT padi gogo adalah 25 ha yang didalamnya terdapat
satu unit LL seluas minimal 1 ha, namun jika keadaan tidak
memungkinkan untuk SL-PTT padi gogo luasan satu unit SL 25 Ha dapat
ditempatkan dalam beberapa lokasi masing-masing minimal 5 Ha, serta
unit LL ditempatkan pada lokasi yang paling strategis.
5. Luas satu unit SL-PTT jagung hibrida adalah 15 ha yang didalamnya
terdapat satu unit LL seluas minimal 1 ha.
6. Luas satu unit SL-PTT Kedelai adalah 10 ha yang didalamnya terdapat
satu unit LL seluas minimal 1 ha.
7. Luas satu unit SL-PTT diatas (poin 2 s/d 6) dapat disesuaikan pada kondisi
luasan setempat, dengan ketentuan :
a. Luasan setiap unit SL-PTT bisa bervariasi disesuaikan dengan kondisi
setempat namun Total luasan dan unit SL-PTT tidak boleh kurang
dari yang dibiayai.
b. Total Luasan dan unit SL-PTT bisa lebih dari yang dibiayai. Kelebihan
luasan ataupun unit SL-PTT ditanggung anggaran lain ataupun
swadana petani.
c. Luas areal LL bisa lebih dari 1 ha apabila dananya masih
memungkinkan tetapi tidak boleh kurang dari 1 ha.
8. Peserta tiap unit SL-PTT idealnya terdiri dari 15 – 25 petani yang berasal
dari satu kelompoktani yang sama, namun jumlah peserta dapat
disesuaikan dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan kondisi
setempat.
9. Memiliki Pemandu Lapangan.
E. Bantuan SL-PTT
1. Bantuan benih yang diberikan kepada petani pelaksana SL-PTT termasuk
areal LL 1 ha, sebagai berikut :
35
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
2. Bantuan untuk pembelian pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik dan atau
yang lain-lain, diberikan kepada kelompoktani pelaksana SL-PTT padi
nonhibrida, padi hibrida, padi gogo, jagung hibrida, dan kedelai di areal LL 1
Ha, dosis pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi setempat dan
sesuai dengan anggaran yang tersedia. Apabila rekomendasi di suatu lokasi
memerlukan dolomit/kapur pertanian maka bila dana mamadai dapat
dibiayai dari dana saprotan.
36
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
37
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
38
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
39
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
Dalam Pertemuan kelompok ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu :
1). Materi pertemuan dan 2). Kegiatan Lapangan.
40
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
b. Penanaman dengan memilih benih atau bibit yang baik, jarak tanam
yang tepat, jumlah benih/bibit per lubang yang sesuai.
2. Kegiatan Lapangan
41
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
a. Kerja Lapangan
Kelompoktani peserta SL-PTT melakukan kerja lapangan di lokasi SL-
PTT misalnya melakukan pengolahan tanah, penanaman,
pemupukan, pengairan, pengendalian OPT dan gulma, pemanenan
dll.
b. Pengamatan Agroekosistem
Kelompoktani peserta SL-PTT melakukan pengamatan agroekosistem
di lokasi SL-PTT antara lain pertumbuhan tanaman, kecukupan air,
kecukupan hara tanah, serangan OPT, gulma dll.
d. Diskusi Kelompok
Diskusi dimaksudkan untuk mengkaji hasil kerja lapangan,
pengamatan pertanaman, gambaran pertanaman dll sehingga dapat
disimpulkan kondisi pertanaman pada saat itu sebagai dasar untuk
menentukan langkah pengelolaan pertanaman selanjutnya.
e. Topik khusus
Topik khusus dalam diskusi dipilih berdasarkan permasalahan pokok
setempat yang dihadapi pada saat itu misalnya serangan OPT
mengapa dan bagaimana mengatasinya dll.
42
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Pengorganisasian SL-PTT
Agar pelaksanaan SL-PTT terkoordinasi dan terpadu mulai dari kelompoktani,
kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat maka perlu dibentuk tim pembina
tingkat pusat, tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi, tim pelaksana dan
tim teknis tingkat kabupaten/kota.
Tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi serta tim pelaksana dan tim teknis
tingkat kabupaten melaksanakan kegiatan koordinasi pelaksanaan SL-PTT di
Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten/kota sampai tingkat provinsi.
43
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
B. Operasionalisasi SL-PTT
Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT tingkat pusat adalah Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, operasional pelaksanaan tingkat nasional SL-PTT padi dan
jagung adalah Direktur Budidaya Serealia, dan SL-PTT kedelai adalah Direktur
Aneka Kacang dan Umbi berkedudukan di POSKO I.
POSKO 1 PUSAT
46
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
48
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Pembiayaan
Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT padi, jagung, dan kedelai berasal dari
APBN dan APBD maupun dana dari pihak swasta / stakeholders yaitu antara
lain sebagai berikut :
D. Bantuan Alat dan mesin pertanian antara lain traktor, mesin pembuat
pupuk organik, dll.
49
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
I. Bantuan JITUT, JIDES, TAM, optimasi lahan dan cetak sawah melalui dana
tugas dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi serta melalui dana tugas
pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
50
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
51
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
53
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
54
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
1. Menyediakan benih padi, jagung, dan kedelai untuk uji adaptasi dan
demo-plot PTT di laboratorium lapang.
2. Menjadi narasumber teknologi padi, jagung, dan kedelai pada pelatihan
PL 1 di provinsi.
3. Melakukan supervisi penerapan teknologi melalui kunjungan lapang 3
kali/tahun.
4. Memberikan saran pemecahan masalah pengamanan produksi.
5. Menyampaikan laporan hasil pengawalan dan pendampingan kepada
Puslitbangtan.
55
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
A. Monitoring
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai
dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten sebagaimana
terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada Lampiran 8. Monitoring
meliputi perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah dicapai dll.
B. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten
setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-PTT selesai sebagaimana terlihat
dalam rencana jadwal pelaksanaan pada Lampiran 8. Evaluasi meliputi 1)
Komponen kegiatan pelaksanaan SL-PTT, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal
dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi SL-PTT dan LL, 4) Penerapan
komponen teknologi PTT, dll.
C. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan serta desa/unit SL-PTT secara periodik setiap bulan. Pelaporan
dilakukan secara berjenjang yaitu dari Pemandu Lapangan ke kabupaten/Kota,
kabupaten/Kota ke Provinsi dan Provinsi ke pusat. Laporan meliputi
pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah diperoleh, dll. sebagaimana terlihat dalam
Format Laporan pada Lampiran 5.,9.,10.,11. Laporan akhir memuat hasil
evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dll.
56
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
XI. PENUTUP
Peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui SL-PTT padi, jagung, dan kedelai
merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang lebih besar pada produksi tanaman pangan mendatang. SL-PTT ini akan berhasil
meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak
termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya
koordinasi pelaksanaan SL-PTT yang sinkron dan sinergis disetiap tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke
tingkat Desa.
57