0
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Balai Besar Pengkajian Kepala Balai
dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule, MSi Dr. Amin Nur, SP, MSi.
NIP. 19680918 199303 1 002 NIP. 19760817 2001 12 1 001
1
RINGKASAN
2
I. PENDAHULUAN
1
para pengguna. Dengan demikian kesan dari pemakai danpengguna teknologi bahwa
kegiatan penelitianadalah untuk kepentingan peneliti. Penyebab utama dari kondisi
ini adalah akibat dari minimnya upaya strategi mengkomunikasikan hasil penelitian
dan pengkajian kepada pengguna, kebijakan kelembagaan penyuluhan yang sering
berubah sehingga jaringan informasi teknologi dari sumber teknologi pada pengguna
di daerah terputus dan kurangnya pemahaman pemerintah daerah akan pentingnya
informasi teknologi pertanian sebagai bahan acuan penyusunan program
pembangunan pertanian di daerah.
Suryana (2005), menyatakan bahwa langkah mengatasi masalah kebuntuan
atau kelambanan dalam penerapan inovasi teknologi yang dihasilkan secara luas oleh
masyarakat pertanian sekaligus memperpendek waktu (lagperiod) yang dibutuhkan
mulai dari penciptaan inovasi teknologi sampai penerapan oleh pengguna dilakukan
melalui komunikasi teknologi pertanian akan dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan petani, peternak yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani/nelayan beserta keluarganya.
Menurut Budianto (2000) lambatnya komunikasi inovasi teknologi pertanian
sering disebabkan oleh antara lain belum terbangunnya sistem komunikasi yang
efektif antara peneliti dan penyuluh dan jarak psikologis antara petani, penyuluh dan
peneliti masih cukup lebar. Kesenjangan ini dapat diatasi melalui kegiatan diseminasi
seperti temu lapang, pengkajian di lahan petani dan penyediaan publikasi atau media
komunikasi (cetak/elektronik). Kegiatan diseminasi hasil penelitian/pengkajian
(litkaji) dapat dimaknai juga sebagai upaya scaling up hasil litkaji. Untuk itu, perlu
strategi atau mekanisme yang efesien dan efektif dalam diseminasi, agar inovasi
hasil penelitian/pengkajian sampai pada pengguna secara cepat dan meluas.
2
mendekatkan sumber inovasi kepada penyuluh dan petani, sehingga senjang inovasi
hasil penelitian dan pengkajian dapat dikurangi, (3) bagi penyuluh pertanian
daerah/lapang, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan “amunisi” baru dalam
melaksanakan tugas penyuluhan pertanian serta meningkatkan wawasan untuk
mengembangkan inovasi metode komunikasi dan diseminasi, (4) menjadi wahana
penjaringan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi sehingga terwujud inovasi
secara berkesinambungan dan identifikasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi. Secara
keseluruhan pelaksanaan tugas ini dapat berkontribusi terhadap terwujudnya
research – extension – farmers linkage (REFL) yang lebih baik.
Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan banyak inovasi teknologi
pertanian, yang memiliki keunggulan dalam mendukung pembangunan pertanian
nasional. Agar inovasi teknologi pertanian tersebut bermakna dan nyata dalam
memajukan pertanian, maka inovasi tersebut haruslah ada dan digunakan oleh
petani sebagai pelaku utama usahatani. Terkait dengan diseminasi inovasi tersebut,
terdapat beberapa metode penyuluhan yang telah diterapkan langsung di tingkat
lapang, salah satunya melalui Kaji Terap.
Kaji Terap merupakan kegiatan uji paket/komponen teknologi di lahan
petani/BPP sebagai wahana untuk membuktikan dan menyakinkan paket/teknologi
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan spesifik di lokasi kajian, sekaligus sebagai
wahana pembelajaran bersama bagi peneliti, penyuluh pertanian, dan petani
(BBP2TP, 2018). Paket/komponen teknologi yang dikaji terap adalah teknologi yang
dibutuhkan oleh daerah, meningkatkan kinerja usahatani memberikan dampak yang
luas mendukung program strategis Kementan. Kegiatan ini juga mendemonstrasikan
keunggulan teknologi yang diintroduksikan. Dari hasil kaji terap ini, diharapkan
penyuluh pertanian dan petani mau dan mampu menerapkan teknologi.
1.3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil Badan Litbang Pertanian kepada
petani dan penyuluh, dan
2. Mengetahui kelayakan usahatani inovasi teknologi yang diintroduksikan.
3
1.1. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Terdiseminasinya teknologi hasil Badan Litbang Pertanian di Gorontalo.
2. Data dan informasi kelayakan usahatani, sikap dan persepsi petani terhadap
teknologi introduksi.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan baik secara tercetak maupun media
elektronik (Sulaiman, 2003).
Dalam kegiatan penelitian, diseminasi dapat dipandang sebagai sebuah
proses mengkomunikasikan teknologi hasil penelitian menggunakan beberapa
metode penyuluhan melalui media dan bersifat lebih luas dengan tujuan untuk
mengubah perilaku sasaran. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan diseminasi
adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P), afektif (sikap – S) dan
psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan tersebut menuju ke arah yang sesuai
dengan konsep dan cara yang benar atau seharusnya.
Dalam konteks pembangunan pertanian, diseminasi diartikan secara praktis
sebagai cara dan proses penyampaian hasil-hasil pengkajian teknologi kepada
masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan (Permentan No 20
tahun 2008). Di dalam Permentan No. 03/ Kpts/HK.060/1/2005, dijelaskan bahwa
hasil-hasil pengkajian teknologi di bidang pertanian tersebut merupakan inovasi yang
mengandung ilmu pengetahuan baru atau cara baru untuk menerapkan
pengetahuan dan teknologi ke dalam produk atau proses produksi. Inovasi yang
dimaksud mencakup teknologi pertanian dan kelembagaan agribisnis unggul
mutakhir hasil temuan atau ciptaan Badan Litbang Pertanian (Simatupang, 2004).
Banyak metode diseminasi inovasi teknologi pertanian yang bisa dilakukan
diantara yaitu melalui gelar teknologi, demonstrasi teknologi, temu lapang, pameran,
temu teknis, temu informasi teknologi, dan kaji terap. Sebelum inovasi teknologi
disebarluaskan, maka perlu dilakukan ujicoba terhadap inovasi teknologi tersebut,
melalui kaji terap. Kaji terap adalah Ujicoba teknologi yang dilakukan oleh pelaku
utama untuk meyakinkan keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi yang
pernah diterapkan, sebelum diterapkan atau dianjurkan kepada pelaku utama
lainnya.
6
III. METODOLOGI/PROSEDUR DISEMINASI
7
c. Peragaan inovasi/teknologi
Peragaan inovasi teknologi ini berupa demplot kaji terap yaitu kaji terap
inovasi teknologi budidaya bawang putih. Demplot kaji-terap ini ditempatkan secara
purposif di lahan petani kooperator atau bisa dilahan BPP yang berfungsi sebagai
wadah pembelajaran, tempat praktek serta tukar menukar pengalaman baik antara
petani, petugas/pendamping dan masyarakat lainnya. Pelaksana kegiatan kaji terap
adalah pelaku utama (petani) yang didampingi oleh peneliti/penyuluh (petugas
lapangan) atau teknisi lapangan.
Metode pelaksanaan kaji terap dilaksanakan secara sederhana dengan
pendekatan partisipatif, dengan membandingkan introduksi teknologi Badan Litbang
Pertanian dengan teknologi eksisting yang biasa dilakukan oleh petani. Inovasi
teknologi pertanian yang diintroduksikan berasal dari teknologi Pusat Penelitian dan
Balai Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dimana fokus
introduksi teknologi tersebut adalah mendukung program strategis Kementerian
Pertanian yaitu pengembangan komoditas hortikultura. Komoditas hortikultura yang
akan dikaji yaitu bawang putih pada dataran rendah.
8
3.4. Analisis Data (evaluasi pelaksanaan kegiatan)
Analisis data sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
terdiri dari: a) Analisis keragaan pertumbuhan dan hasil/produktivitas, dan analisis
usahatani teknologi yang diintroduksikan.
9
IV. ANALISIS RISIKO
DAFTAR RISIKO
No. Risiko Penyebab Dampak
10
No. Risiko Penyebab Penanganan Risiko
BMKG dan
stakeholders terkait.
5 Kegiatan tidak sesuai Refocusing atau Pengurangan dan
rencana pemotongan anggaran rasionalisasi kegiatan
11
Jadwal Palang Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Koordinasi, survey, dan X x
penetapan lokasi
2. Pelaksanaan Kegiatan Kaji X x x x x x x x x X
Terap di Lapangan
3. Pengolahan data dan
informasi x x x x x x x x x X
Entry data x x x x x x x x x x
Analisa data
4. Monitoring dan Evaluasi x x x x x x x x X X
5. Penulisan Laporan
Penulisan draft laporan x X
Seminar X
1801.SD
Diseminasi Teknologi Pertanian
A.502
Peningkatan komunikasi,
koordinasi dan diseminasi hasil
'056 '0
inovasi teknologi badan litbang
pertanian
12
DAFTAR PUSTAKA
Saleh, A. Dan F.N. Suwanda. 2008. Analisis Efektivitas Komunikasi Model Prima Tani
sebagai Diseminasi Teknologi Pertanian di Desa Citarik, Kabupaten
Karawang Jawa Barat. Jurnal Komunikasi Pembangunan, (06) 2 : 66 –
79.
13