Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Sistem Penelitian daninovasi


penyampaian Pengembangan Pertanian
mendukung percepatan .... (Rahmi Wahyuni) DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jp3.v40n1.2021.p1-8
1
Vol. 40 No. 1 Juni 2021: 1-8

SISTEM PENYAMPAIAN INOVASI MENDUKUNG PERCEPATAN HILIRISASI


DAN ADOPSI TEKNOLOGI INTRODUKSI PERTANIAN

Innovation Delivery System to Support the Downstream Acceleration and


the Adoption of Agricultural Introduction Technology

Rahmi Wahyuni

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat


Jalan Raya Padang-Solok KM 40 Sukarami 27366
Telp. 0755-31122, Fax. 0755-31138
E-mail: bundanayla26@gmail.com

Diterima: 18 September 2020; Revisi: 27 Januari 2021; Disetujui: 02 Maret 2021

ABSTRAK agricultural technology that could be implemented in a sustainable


way by farmers. In speeding up of adoption and downstreaming
of introduce inovation technology application, extension workers
Banyak inovasi teknologi yang sudah terdiseminasikan oleh lembaga
penelitian dan pengkajian pertanian, tetapi tidak termanfaatkan are the spearhead in the dissemination of agricultural technology
atau belum diadopsi oleh petani secara berkesinambungan sehingga innovations. So far, counseling has focused too much on the
delivery of program activities such as input supply and technical
tidak mampu mendongkrak perekonomian masyarakat pertanian
secara signifikan. Hal ini antara lain disebabkan oleh kesenjangan services so as to ignore farmers (farmer empowerment) and
dalam penyampaian inovasi (delivery system) dengan penerimaan extension workers (competence or credibility extension workers)
that should need to be improved.The essence of a counseling is
inovasi (receiving system). Tulisan ini mengidentifikasi proses
penyampaian inovasi dalam mendukung upaya percepatan adopsi empowering farmers. Associated with the credibility of an
dan hilirisasi penerapan teknologi introduksi, sebagai rekomendasi agricultural instructor must have competence, 1) threshold
competencies, namely the main characteristics that must be owned
dalam menyusun strategi diseminasi teknologi pertanian yang
by an instructor such as basic knowledge and expertise, and 2)
efektif agar dapat diimplementasikan secara berkelanjutan oleh
petani. Dalam percepatan adopsi dan hilirisasi teknologi differentiating competencies, are the distinguishing factors between
menjadikan penyuluh sebagai ujung tombak diseminasi inovasi one instructor with another high-performing with the other low
performance. So as to create counseling that functions as a
pertanian. Selama ini penyuluhan lebih fokus pada penyampaian
program kegiatan seperti suplai input dan layanan teknis sehingga motivator, dynamic, facilitator and consultant for farmers.
mengabaikan pemberdayaan petani dan penyuluh (kompentensi Keywords: Agricultural, innovation, extension, adoption
atau kredibilitas) yang seharusnya perlu ditingkatkan. Esensi
penyuluhan pada prinsipnya adalah pemberdayaan petani. Terkait
dengan kredibilitas, penyuluh pertanian harus mempunyai PENDAHULUAN
kompetensi: 1) threshold competencies, yaitu karakteristik utama
yang wajib dimiliki seperti pengetahuan dan keahlian dasar, dan 2)
differentiating competencies, faktor pembeda antara penyuluh
yang memiliki kinerja tinggi dengan kinerja rendah, sehingga
B adan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) berperan penting dalam menghasilkan
atau menemukan inovasi teknologi pertanian maju dan
penyuluh mampu berfungsi sebagai motivator, dinamisator,
fasilitator, dan konsultan bagi petani.
strategis, mengadaptasinya menjadi teknologi spesifik
lokasi dan siap terap, serta mendiseminasikan kepada
Kata kunci: Pertanian, inovasi, penyuluhan, adopsi
pengguna teknologi melalui penyuluhan, advokasi, dan
memfasilitasi inovasi teknologi agar dapat diadopsi secara
luas (Balitbangtan 2004). Peningkatan produktivitas
ABSTRACT komoditas pertanian dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyakarakat. Pada tahun 1980an
Many technology innovations have been disseminated by
agricultural research and study institutions, but have not been
Balitbangtan sangat dirasakan perannya dalam
utilized or have not been continuously adopted by farmers so that meningkatkan produksi berbagai komoditas melalui
they have not been able to significantly boost the economy of penerapan teknologi revolusi hijau, terutama padi, hingga
agricultural communities. This is partly due to gaps in the delivery terwujud swasembada beras yang berdampak terhadap
of innovation (delivery system) and innovation acceptance pertumbuhan ekonomi masyarakat di perdesaan. Seiring
(receiving system). This paper aims to identify the process of dengan perjalanan waktu, hasil evaluasi BPS (2018)
delivering innovation to support speeding up of adoption and menunjukkan sebagian besar petani (26,14 juta rumah
downstreaming of introduce inovation technology application, as tangga petani) hidup dengan pendapatan di bawah UMR
recommendations in preparing dissemination strategy effective nasional.
2 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 40 No. 1 Juni 2021: 1-8

Hal itu merupakan salah satu indikator bahwa inovasi system), (2) Penyampaian inovasi (delivery system), dan
teknologi pertanian hanya terdiseminasikan dan tidak (3) Penerimaan inovasi (receiving system). Inovasi
diadopsi oleh petani secara berkesinambungan sehingga teknologi, kelembagaan, dan kebijakan yang telah
tidak mampu mendongkrak perekonomian secara dihasilkan idealnya didiseminasikan dan dimanfaatkan/
signifikan. Faktor yang menghambat laju atau aliran diadopsi. Indikator inovasi yang efektif dan efisien (good
inovasi teknologi pertanian dapat ditinjau dari: (1) innovation) dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengadaan inovasi teknologi (generating system) kurang Dalam manajemen diseminasi inovasi, permasalahan
memperhatikan aspek ekonomi, efesiensi, dan efektivitas yang sering muncul terkait dengan proses penyampaian
di lapangan, dan program yang dijalankan tidak inovasi itu sendiri. Sebagai ujung tombak dalam sistem ini
berkesinambungan, hanya satu atau dua tahun, kemudian adalah penyuluh lapangan yang berinteraksi langsung
sudah berganti lokasi atau berganti dengan program yang dengan petani, baik dalam penyampaian materi inovasi
baru; (2) Penyampaian inovasi (delivery system) teknologi maupun sebagai penerima informasi menyangkut
pertanian oleh peneliti dan penyuluh kurang kredibel dan kebutuhan dan permasalahan para petani di lapangan.
kompatibel; dan (3) Penerima inovasi teknologi (receiving Menurut Wicaksono (2019), dalam menjalankan sebuah
system) terutama petani memiliki tingkat pendidikan yang sistem sangat terkait dengan berbagai pihak, dalam hal ini
terbatas dan cenderung lebih menerima dan mengharapkan dikenal dengan konsep collaborative governance atau
bantuan pemerintah (modal kerja usaha tani, benih, ternak kolobarasi pemerintahan dengan multipihak seperti
dll) dan kurangnya upaya dalam meningkatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, LSM,
produktivitas. swasta, tokoh masyarakat yang mempunyai tujuan dan
Dalam penyampaian inovasi guna mempercepat persepsi yang sama untuk saling bekerja sama dan saling
adopsi dan hilirisasi penerapan teknologi menjadikan terkait dalam menghasilkan, mendiseminasikan, dan
penyuluh sebagai ujung tombak diseminasi teknologi mendifusikan inovasi teknologi kepada petani.
pertanian. Di sisi lain ada beberapa faktor penghambat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
proses percepatan adopsi, seperti sebagian penyuluh Sumatera Barat berperan dalam menerapkan dan
sering melupakan tugas utama mereka mendidik dan mendiseminasikan inovasi teknologi pertanian, dalam hal
membantu petani dalam pengambilan keputusan dan ini inovasi teknologi peternakan sapi potong dengan pola
fokus mereka lebih tercurah pada pelaksanaan program pemeliharaan mini ranch. Strategi penyampaian inovasi
kegiatan pemerintah. Hal ini akan menurunkankan atau diseminasi berupa penyuluhan dalam bentuk visitor
kredibilitas dan kepercayaan penyuluh dimata petani. plot (demonstrasi/peragaan teknologi) atau pelatihan
Penyuluh yang ideal memposisikan tugasnya sebagai (magang). Metode ini menggunakan teknik konsultasi dan
fasilitator, edukator, motivator, dan dinamisator yang partisipasi dimana peternak diminta aktif memberikan
diharapkan berdampak terhadap perubahan perilaku informasi tentang masalah peternakan dan peternak diberi
petani (Indraningsih 2017; Sirnawati dan Syahyuti 2018). kesempatan memilih materi inovasi teknologi yang
Permasalahan lain dalam penyampaian inovasi yang menjadi kebutuhan mereka seperti manajemen pakan,
menghambat percepatan adopsi teknologi adalah reproduksi, kesehatan ternak, manajemen pengolahan
penggunaan komunikasi instruksi atau bahasa perintah. limbah dan sebagainya. Selain itu juga menggunakan
Di sisi lain, teknologi anjuran diterapkan oleh semua teknik penyuluhan media cetak seperti poster dan
petani di semua lokasi, tidak memperhatikan perbedaan leaflet tentang inovasi teknologi peternakan sapi
sosial budaya, agroklimat, dan permasalahan yang potong.
spesifik sehingga tidak efektif dan tidak efisien Metode yang digunakan berpengaruh terhadap
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani. proses adopsi teknologi oleh pengguna. Sebagaimana
Tulisan ini mengidentifikasi proses penyampaian inovasi diungkap oleh Yuniarsih (2020), Zul (2018), Sirnawati dan
dalam mendukung upaya percepatan adopsi dan hilirisasi Sumedi (2019), Ryan (2018), dan Susanto (2020), faktor
penerapan teknologi introduksi pertanian untuk dominan yang berpengaruh terhadap proses adopsi
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dari teknologi tanam padi jajar legowo super dan teknologi
hasil analisis dirumuskan rekomendasi penyusunan pengobatan cacingan pada domba yaitu intensitas
strategi diseminasi inovasi teknologi yang efektif komunikasi petani dengan penyuluh, akses petani, peran
sehingga dapat diimplementasikan oleh petani secara penyuluh, keunggulan teknologi, lingkungan sosial
berkelanjutan. petani, keterbukaan petani, pengetahuan petani,
ketersediaan sarana dan prasarana, serta dukungan
kelompok tani. Menurut Rivky (2018), Haliatur (2019),
SISTEM INOVASI TEKNOLOGI Widiarso dan Mubarokah (2019), Junaidi (2020), dan
PERTANIAN Mamat (2020), selain percepatan proses adopsi teknologi,
konsep lain penyuluhan pertanian berkelanjutan adalah
Upaya percepatan diseminasi teknologi pertanian dari pemecahan masalah petani melalui pemberdayaan mereka
hulu sampai ke hilir memerlukan sistem manajemen yang untuk keluar dari kemiskinan dan ketergantungan
efektif, mencakup: (1) Pengadaan inovasi (generating sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Hal ini tidak
Sistem penyampaian inovasi mendukung percepatan .... (Rahmi Wahyuni) 3

Inovasi dapat mengatasi


faktor pembatas

Inovasi sederhana, tidak


Sesuatu yang dianggap masalah
rumit, mudah dicoba
belum tentu menjadi
permasalahan petani
Inovasi sebagai kebutuhan
petani
Sesuatu yang dijadikan solusi
Pengadaan
Indikator Inovasi
Inovasi terjangkau oleh
terjangkau oleh belum tentu dapat memecahkan
inovasi
good finansial petani
finansial petani masalah dengan kondisi petani
(generating
innovations
system)
Inovasi memberikan
Inovasi Membandingkan inovasi yang
keuntungansecara
kuntungan secarakongret
kongret lama dengan yang baru
untuk petani
untuk petani

Inovasi Keselarasan antara:


mendayagunakan 1. Existing technology dengan
SD yang ada intoroduction technology.
2. Kompatibel dengan
Inovasi mempunyai pertanian yang sudah ada.
kompatibilitas dan 3. Kompatibel dengan nilai
keselarasan sosial, budaya, dan
kepercayaan petani.
4. Kompatibel dengan
keperluan petani

Gambar 1. Indikator inovasi.


Sumber: Musyafak dan Ibrahim (2005); Amoussouga Gero dan Egbendewe (2020).

hanya sekedar mengubah pola bertani tetapi juga sudut dan produktivitas tanaman pangan, terutama padi.
pandang dan perilaku petani. Kondisi ini menyebabkan ketergantungan sehingga
petani tidak mandiri dan tidak berupaya untuk berkreasi
dalam berusaha tani. Sementara itu Taylor and Bhasme
PERUBAHAN PARADIGMA (2018) menjelaskan materi penyuluhan pertanian tidak
hanya untuk meningkatkan produksi tetapi juga
PENYULUHAN PERTANIAN menyesuaikan dengan isu global lainnya, seperti
pembekalan petani untuk siap menghadapi perubahan
Tujuan utama penyuluhan pertanian yaitu untuk iklim dan perlu diperkenalkan dengan sarana dan
menjadikan petani lebih berdaya membantu dirinya sendiri prasarana produksi yang mempunyai daya adaptasi tinggi
dalam mengatasi masalah secara bijak sehingga mampu terhadap gangguan iklim.
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraannya. Nilai Pada era revolusi industri pertanian 4.0, penyuluh
penting yang terdapat dalam penyuluhan adalah dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan teknologi
pemberdayaan untuk kemandirian petani. Teknologi informasi dan mencari sumber informasi dengan cepat dan
pertanian pada masa orde baru dikenal dengan nama akurat berdasarkan data yang relevan dan terkini, dan
“revolusi hijau”. Fokus pembangunan pertanian pada mampu pula mentransfer teknologi kepada petani dengan
masa itu adalah meningkatkan produksi dan produktivitas bahasa yang mudah dipahami. Selama ini banyak
tanaman pangan, terutama padi. Hal ini dilatarbelakangi kelembagaan lokal yang tidak berfungsi dan bahkan
oleh kebutuhan pangan masyarakat yang semakin menghilang karena pola komunikasi bersifat instruktif dan
bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk program yang akan diimplemetasikan bersifat top-down.
setiap tahun. Sejalan dengan itu pola penyuluhan secara Pada era tersebut inovasi yang didiseminasikan juga
tidak langsung juga ikut berubah. bersifat generalistik, diberlakukan untuk semua provinsi
Jika tugas penyuluhan sebelumnya menekankan dan belum mengenal teknologi spesifik lokasi dan
pada pembimbingan petani untuk berusahatani supaya teknologi tepat guna.
lebih baik, kemudian bergeser kepada upaya alih teknologi Untuk itu diperlukan perubahan paradigma
dengan harapan petani mampu meningkatkan produksi penyuluhan, dari alih teknologi menjadi pemberdayaan
4 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 40 No. 1 Juni 2021: 1-8

petani. Pada Tabel 1 disajikan beberapa perubahan penyampaian inovasi teknologi kepada petani. Pertama,
paradigama penyuluhan pertanian. jika pengadaan inovasi berorientasi pada pengembangan
Terkait dengan pergeseran paradigma penyuluhan, ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan petani
hal yang tidak kalah penting perannya dalam tidak menjadi prioritas. Kedua, kurangnya pemahaman
pemberdayaan petani ialah modal sosial. Konsep modal pelaksana diseminasi atau penyampaian inovasi, dalam
sosial dapat dikembangkan lebih luas, mempunyai hal ini penyuluh, terhadap urgensi inovasi teknologi yang
kekuatan yang penting bagi keberlangsungan komunitas akan disampaikan. Ketiga, petani sebagai penerima
karena merupakan energi sosial untuk mengikat penyuluh inovasi teknologi tidak berani menanggung risiko adopsi
dan petani. Kekuatan modal sosial dapat dilihat dan teknologi baru.
dirasakan dalam elemen yang melekat pada struktur sosial Prayoga dan Nurfadillah (2019) menyatakan, selama
komunitas, seperti kepercayaan (trust), nilai dan norma ini penyuluhan terlalu fokus pada penyampaian program
timbal balik (Fathy 2019; Halim dan Mahyudin 2019; kegiatan seperti suplai input dan layanan teknis sehingga
Hamiru dan Umanailo 2019; Syofian 2020). mengabaikan subyek dari program tersebut, yaitu petani
Implementasi penyuluhan untuk percepatan (pemberdayaan petani) dan penyuluh (kompentensi atau
diseminasi teknologi pertanian yang sesuai dengan kredibilitas penyuluh) yang perlu ditingkatkan. Menurut
paradigma baru dewasa ini antara lain pembangunan Rozaq dan Sudaryanto (2018) serta Nurfathiyah (2019),
kawasan TSTP (Taman Sains Teknologi Pertanian). Sesuai keberhasilan penyuluhan berkorelasi positif dengan
dengan konsepnya, TSTP merupakan media yang dapat kredibilitas dan kualitas penyuluh, sehingga harus mampu
memberikan ruang aplikasi, percontohan teknologi menyesuaikan diri dengan perubahan ilmu pengetahuan
pertanian terpadu kepada petani, sebagai pusat dan teknologi yang terus berkembang.
percepatan diseminasi atau alih teknologi pertanian Indraningsih (2010) menjelaskan kredibilitas dan
melalui edukasi, pelatihan dan magang, sebagai sarana kompetensi penyuluh dapat dibedakan menjadi dua
percepatan komersialisasi inovasi teknologi. Konsep kategori. Pertama threshold competencies yaitu
seperti ini selain fokus pada alih teknologi budi daya karakteristik utama yang wajib dimiliki penyuluh seperti
sampai hilirisasi produk pertanian juga fokus pada pengetahuan dan keahlian dasar. Kedua differentiating
pemberdayaan petani melalui peningkatan capacity competencies, merupakan faktor pembeda antara
building dalam bentuk pelatihan dan magang. penyuluh berkinerja tinggi dengan berkinerja rendah,
sehingga penyuluh diharapkan mampu berfungsi sebagai
motivator, dinamisator, fasilitator, dan konsultan bagi
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN petani. Selain itu Soedijanto (2003) menjelaskan
DALAM PENYAMPAIAN INOVASI peningkatan kapasitas SDM petani melalui pendidikan
informal berperan penting dalam pembangunan pertanian.
(DELIVERY SYSTEM)
Dijelaskan pula esensi penyuluhan bukan “mengubah
cara bertani” tetapi “mengubah petani” melalui enam
Perlu identifikasi lebih mendalam permasalahan yang
dimensi pembelajaran seperti dapat dilihat pada
menyebabkan terhambatnya proses diseminasi teknologi
Gambar 2.
ke petani. Allen (2019) mengidentifikasi beberapa kendala

Tabel 1. Perubahan paradigma penyuluhan pertanian.

Paradigma lama Paradigma baru

Pendekatan pembangunan lebih fokus pada alih Pendekatan pembangunan mengutamakan aspek manusia atau
teknologi dan output/target/program nasional dan daerah. pemberdayaan petani (capacity building of grass root community)
Program pembangunan generalistikdan sentralistik tidak Program pembangunan bersifat lokalita, yaitu tepat lokasi
sesuai dengan kondisi lokal, sehingga komoditi unggulan dan tapat guna.
lokal terdesak pilihan dari pusat.
Pola komunikasi bersifat linier dan cenderung intruksional. Pola komunikasi bersifat diskusi melalui FGD, PRA, RRA.
Program pembangunan berbasis top down. Program pembangunan berbasis bottom up-partisipatif approve.
Tidak berorientasi agribisnis Berorientasi agribisnis.
Lebih mengutamakan alihteknologi Lebih mengutamakan pemberi jasa informasi produksi, pengolahan,
pemasaran, kelembagaan, dan sebagainya.
Materi penyuluhan didominasi oleh teknik budi daya. Materi penyuluhan berupa pengembangan sumber daya, peningkatan
modal sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi,
manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan.

Ket: FGD: Focus Group Discussion, PRA: Participatory Rural Appraisal, RRA: Rapid Rural Apprasial
Sumber: Slamet (2001) dan Sadono (2008).
Sistem penyampaian inovasi mendukung percepatan .... (Rahmi Wahyuni) 5

Learning Learning
to do to be

Learning Learning to
live
society
together

Learning to Enam Dimensi Learning to


know Belajar dalam organization
Penyuluhan

Gambar 2. Peningkatan kapasitas SDM petani melalui penyuluhan.


Sumber: Soedijanto (2003).

Selain meningkatan kapasitas SDM petani dan KESIMPULAN


kredibilitas penyuluh, kesenjangan adopsi teknologi
dapat diperbaiki dengan cara aksesibilitas yang diberikan
penyuluh kepada petani, baik dari segi intensitas Kesimpulan
pertemuan maupun pola komunikasi antara penyuluh dan
petani (Faqih 2014; Anas 2017; Rawung dan Indrasti 2019; Dalam penyampaian inovasi guna mempercepat adopsi
dan Pello 2019). Untuk lebih mempercepat diseminasi dan hilirisasi teknologi menjadikan penyuluh sebagai
teknologi dan dimanfaatkan oleh petani terdapat beberapa ujung tombak diseminasi teknologi pertanian. Esensi dari
komponen yang harus diperbaiki dalam proses penyampaian inovasi adalah penyuluhan yang identik
penyampaian inovasi (delivery system), yaitu dengan dengan pemberdayaan petani. Selama ini penyuluhan
metode penyuluhan yang tepat (good extension method) terlalu fokus pada penyampaian program kegiatan
dan pemberdayaan agen penyuluhan (good extension sehingga mengabaikan subyek dari program tersebut,
agent), seperti disajikan pada Gambar 3. yaitu petani (pemberdayaan petani) dan penyuluh
Menurut Anang et al. (2020), hal yang juga berperan (kompentensi atau kredibilitas penyuluh) yang perlu
dalam proses percepatan adopsi ialah aksesbilitas petani ditingkatkan. Penyuluh pertanian harus mempunyai
terhadap penyuluh, penyuluh memberikan ruang kepada threshold competencies dan differentiating competencies
petani untuk berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga agar mampu berfungsi sebagai motivator, dinamisator,
akan terbentuk hubungan yang harmonis antara fasilitator, dan konsultan bagi petani. Implementasi
penyuluh dengan petani. Pola komunikasi yang terbentuk penyuluhan yang sesuai dengan paradigma baru seperti
di lapangan umumnya terkendala oleh aksesbilitas antara pembangunan kawasan TSTP (Taman Sains Teknologi
penyuluh dengan petani, pertemuan dilakukan secara Pertanian) berperan penting sebagai media yang dapat
berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, memberikan ruang aplikasi, percontohan teknologi
tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Beberapa pertanian terpadu kepada petani, sebagai pusat
program telah mulai berbenah diri dengan melakukan percepatan diseminasi/alih teknologi pertanian
upaya khusus (Upsus) atau pendampingan yang intensif melalui edukasi, pelatihan, dan magang, sebagai
terhadap permasalahan petani di lapangan, antara lain sarana percepatan komersialisasi inovasi teknologi
Upsus Pajale (padi, jagung, kedelai) yang mampu pertanian.
meningkatkan produktivitas dan produksi.
6 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 40 No. 1 Juni 2021: 1-8

Teknik dalam metode ini :


1. Teknik konsultasi (petani sebagai klien).
2. Teknik diagnosis-resep (penyuluh
mengajukan banyak pertanyaan-diagnosis
penyebab masalah-memberikan resep)
Metode 3. Teknik partisipasi (petani diminta aktif
penyuluhan memberikan informasi tentang masalah
individu dan penyuluh melengkapi informasi yang
dibutuhkan.
Metode
penyuluhan
(good Metode Ceramah, widyakarya, diskusi kelompok,
extension penyuluhan pelatihan, demontrasi/peragaan teknologi.
method) kelompok
Kelebihan:
1. Jangkauan luas
2. Tidak bergantung pada infrastruktur
3. Biaya per kapita lebih murah dibandingkan
Metode
dengan besarnya sasaran
penyuluhan Kekurangan:
media massa 1. Tidak partisipatif
2. Tidak ada umpan balik
Penyampaian 3. Bersifat umum
inovasi 4. Terdapat gap budaya
(delivery 5. Hasil lebih ke arah perubahan
subsystem) pengetahuan, bukan pada perubahan
sikap

Kompetensi Mutu jasa layanan


penyuluh: dilihat dari segi:
(1) threshold  Keterpercayaan
Petugas (keahlian dasar) (reliability)
penyuluh (2) differentiating  Keterjaminan
Memberdaya- (keahlian yang (assurance)
kan agen membedakannya  Penampilan
penyuluhan dengan penyuluh (tangiability)
(good lainnya)  Kepemerhatian
extension
(empaty)
agent)
Kaderisasi petani penyuluh (petani  Ketanggapan
adopter) (responsiveness)
Kelebihan :
1. Memahami karakteristik
masyarakat setempat
2. Menyampaikan dengan
bahasa yang sama
3. Memahami permasalahan
masyarakattani
4. Secara naluri tau cara
memotivasi petani

Gambar 3. Indikator penyampaian inovasi teknologi pertanian (delivery system).


Sumber: Musyafak dan Ibrahim (2005); Van den Ban dan Hawkins (1996).

Implikasi Kebijakan permasalahan petani sekaligus dengan solusi yang


dibutuhkan petani. Dari segi penyampaian inovasi atau
Dalam rangkaian manajemen inovasi, mulai dari invensi diseminasi dalam upaya percepatan adopsi dan hilirisasi
sampai teradopsinya inovasi teknologi oleh petani, teknologi perlu penyusunan program yang komprehensif
terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi sesuai dengan mengutamakan aspek pemberdayaan dan
fungsinya, mulai dari penciptaan invensi menjadi kesejahteraan petani.
teknologi dan selalu berinovasi. Untuk itu diperlukan Dalam manajemen inovasi, mulai dari pengadaan
kemampuan menggali informasi dan data kebutuhan sampai teradopsinya teknologi oleh petani diperlukan
petani serta mampu memetakan dan merumuskan kolaborasi beberapa aktor untuk saling bekerja sama,
Sistem penyampaian inovasi mendukung percepatan .... (Rahmi Wahyuni) 7

saling terkait dalam menciptakan, menghasilkan, Indraningsih, K. (2010). Kinerja Penyuluh dari Perspektif Petani
mendiseminasikan, dan mendifusikan yang bermanfaat dan Eksistensi Penyuluh Swadaya sebagai Pendamping Penyuluh
Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian 8(4):303–321.
secara sosial dan ekonomi. Dalam hal ini pemerintah pusat
Indraningsih, K. (2017). Strategi Diseminasi Inovasi Pertanian dalam
harus mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak Mendukung Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro
seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi, peneliti, Ekonomi 35(2):107–123.
penyuluh swasta, tokoh lokal, dan petani sebagaimana Junaidi. (2020). Peningkatan Produktivitas Karet Nasional Melalui
tercermin pada program TSTP. Program ini berperan Percepatan Adopsi Inovasi di Tingkat Petani. Perspektif
penting menjadikan petani lebih mandiri dan berdaya 19(1):17–28.
Mamat. (2020). Manfaat Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan
saing dengan membangun inkubator-inkubator bisnis,
Pertanian dalam Mendukung Pembangunan Pertanian. Jurnal
networking, dan peningkatan kapasitas SDM, sehingga Sumberdaya Lahan 14(2):115–132.
melahirkan start-up muda yang handal di bidang Musyafak, A. dan Ibrahim, T. (2005). Strategi Percepatan Adopsi
agribisnis. dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Jurnal
Analisis Kebijakan Pertanian 3(1):20–37.
Nurfathiyah, P. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyuluh Pertanian dalam Pemanfaatan Media Informasi di
PERNYATAAN KONTRIBUSI Kabupaten Batanghari. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas
Jambi 3(1):78–92.
Dalam artikel ini Rahmi Wahyuni berperan sebagai Pello, W. (2019). Pengaruh Peran dan Motivasi Penyuluh Pertanian
terhadap Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Padi Sawah di
kontributor utama.
Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Penyuluhan 15(2):184–194.
Prayoga dan Nurfadillah. (2019). Membangun Kesaling Percayaan
DAFTAR PUSTAKA dalam Proses Transfer Informasi antara Petani dan Penyuluh
Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi 36(2):143–158.
Rawung, W. dan Indrasti. (2019). Peluang Percepatan Adopsi
[Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Teknologi Usahatani Kedelai Berdasarkan Analisis Pendekatan
(2004). Rancangan Dasar Primatani (Program Rintisan Dan
Regresi Logit Biner. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman
Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian).
Pangan 3(1):35–42.
[BPS] Badan Pusat Statistik (2018). Sensus Pertanian (ST 2018).
Rivky. (2018). Pengaruh Iklan Pop-Up Bukalapak Versi Pahlawan
Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Pada Youtube terhadap Sikap Khalayak. Jurnal Manajemen
Allen, A. (2019). Kendala Penyuluh dalam Melaksanakan Aktivitas Komunikasi 2(2):78–94.
Penyuluhan pada Usaha Tani Kopi di Kecamatan Dempo Utara,
Rozaq, M. dan Sudaryanto. (2018). Pengaruh Komunikasi Penyuluhan
Kota Pagar Alam. Journal of Chemical Information and
Pertanian terhadap Kinerja Kelompok Tani di Desa Karang
Modeling 53(9):89–99.
Tinoto Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Jurnal
Amoussouga Gero, A. and Egbendewe, A.Y.G. (2020). Representamen 4(1):38–47.
Macroeconomic effects of semi-subsistence agricultural
Ryan (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Petani
productivity growth: Evidence from Benin and extension to
terhadap Penerapan Sistem Pertanian Jajar Legowo di Desa
the WAEMU countries. Scientific African 7:e00222. doi: https:/
Barukan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Jurnal
/doi.org/10.1016/j.sciaf.2019.e00222.
UNS 2(1):26–36.
Anang, B.T., Bäckman, S. and Sipiläinen, T. (2020). Adoption and
Sadono, D. (2008). Tingkat Adopsi Inovasi Pengendalian Hama
income effects of agricultural extension in northern Ghana.
Terpadu Oleh Petani, Kasus Di Kabupaten Karawang Jawa
Scientific African 7:e00219. doi: https://doi.org/10.1016/
Barat. Tesis. Program Pascasajana IPB. Bogor.
j.sciaf.2019.e00219.
Sirnawati, E. dan Sumedi. (2019). Faktor Penentu Paket Teknologi
Anas, A. (2017). Percepatan Inovasi Limbah Cokelat sebagai Pakan
Jajar Legowo Super. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman
Ternak Kambing Ettawah di Kecamatan Tanjung Baru. Jurnal
Pangan 3(3):143–152.
Peternakan Unand 14(2):54–64.
Sirnawati, E. dan Syahyuti. (2018). Evolusi Inovasi Pembangunan
Van den Ban, A.W. dan Hawkins, H.S. (1996). Penyuluhan Pertanian.
Pertanian di Badan Litbang Pertanian. Forum Penelitian Agro
Cetakan Ke-3. Jakarta (ID): Yasaguna. p. 364 pp.
Ekonomi 36(1):13–22.
Faqih, A. (2014). Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Slamet, M. (2001). Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Era
dalam Kegiatan Pemberdayaan Kelompok terhadap Kinerja
Otonomi Daerah dalam I. Yustina dan A. Sudradjat (eds).
Kelompok Tani. Jurnal Agrijati 26(1):41–60.
Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan: Didedikasikan
Fathy, R. (2019). Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan kepada Prof. Dr. H. R. Margono Slamet. Bogor (ID): IPB Press.
Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Pemikiran Sosiologi 6(1):1– pp. 67–78.
17.
Soedijanto. (2003). Penyuluhan Sebagai Pilar Akselerasi Pembangunan
Haliatur. (2019). Perilaku Petani dalam Menerapkan Teknologi Pertanian di Indonesia pada Masa Mendatang. Membentuk Pola
BP3T (Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman) Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor (ID): IPB Press. pp. 1–
Pupuk Kandang untuk Tanaman Kakao di Kabupaten Lima 65.
Puluh Kota. Jurnal Penyuluhan 15(2):205–216.
Susanto. (2020). Percepatan Proses Adopsi Buah Pinang untuk
Halim, A. dan Mahyudin. (2019). Modal Sosial dan Integrasi Sosial: Pengobatan Cacingan pada Domba Saat Pandemic Covid-19.
Asimilasi dan Akulturasi Budaya Masyarakat Multikultural di Prosiding Seminar Nasional Peternakan, Magelang 23 Juli
Polewali Mandar Sulawesi Barat. Jurnal Komunakasi Sosia 2020. Polbangtan Yogyakarta. pp. 264–273.
12(2):111–122.
Syofian. (2020). Modal Sosial Kelembagaan Petani Karet di
Hamiru, H. dan Umanailo, C. (2019). Modal Sosial Pekerja Minyak Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Studi Sosial 5(1):52–
Kayu Putih di Desa Waplau. JISPO 9(2):109–124. 59.
8 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 40 No. 1 Juni 2021: 1-8

Taylor, M. and Bhasme, S. (2018). Model Farmers Extension pada Kambing di Desa Klopo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
Networks and the Politics of Agricultural Knowledge Transfer. Magelang. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis
Journal of Rural Studies 64(1):1–10. 9(2):76–82.
Wicaksono, A. (2019). Kolaborasi Multi Aktor dalam Program Yuniarsih. (2020). Analisis Korelasi Sikap Petani dengan Adopsi
Restorasi Gambut di Provinsi Riau. Jurnal Administrasi dan Teknologi Budidaya Cabai di Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian
Kebijakan 4(2):111–125. dan Pengembangan Teknologi Pertanian 23(3):375–385.
Widiarso, B.P. dan Mubarokah. (2019). Respon Peternak terhadap Zul, A. (2018). Persepsi Petani terhadap Kompetensi Penyuluh
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacing Gastrointestinal Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal
Penyuluhan 14(1):159–174.

Anda mungkin juga menyukai