Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL TEKNIS

BIMBINGAN TEKNIS PERBIBITAN AYAM


KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB)

NO. REGISTER : ..................

PENANGGUNG JAWAB :
PUJO HARYONO, S.ST

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN
BALAI PENERAPAN STANDAR INSTRUMEN PERTANIAN
SULAWESI TENGAH
2023
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Bimbingan Teknis Perbibitan Ayam


Kampung Unggul Balitbangtan (KUB)
2. Unit Kerja : Balai Penerapan Standar Instrumen
Pertanian Sulawesi Tengah
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Palu-Kulawi KM 17 Desa Maku Kec.
Dolo, Kab. Sigi, Prov. Sulawesi Tengah
Telp (0451) 4013202
Fax (0451) 4013202
4. Sumber Dana : APBN
5. Status Kegiatan : Baru
6. Penanggung Jawab
a. N a m a : Pujo Haryono, S.ST
b. Pangkat/ Golongan : Penata / III c
c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Ahli Muda
7. Lokasi : Sulawesi Tengah
8. Agroekosistem : Lahan Kering
9. Tahun mulai : 2023
10. Tahun selesai : 2023
11. Output Tahunan : 1. Terlaksananya bimbingan teknis
perbibitan ayam KUB.
2. Meningkatnya pengetahuan tentang
teknologi perbibitan ayam KUB.
12. Output Akhir : Penerapan teknologi perbibitan ayam KUB
13. Biaya : Rp. 45.000.000,- (Empat puluh lima juta
rupiah)

Koordinator Program dan Evaluasi, Penanggung Jawab Aktivitas,

Andi Dalapati, STP., M.P Pujo Haryono, S.ST


NIP. 19800505 200312 2 001 NIP. 19680924 199903 1 001
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian
Sulawesi Tengah,

Dr. Femmi Nor Fahmi, S.Pi., M.Si


NIP. 19691125 199903 2 001
RINGKASAN

Secara umum bimbingan teknis (Bimtek) merupakan salah satu kegiatan


penyuluhan yang menjadi faktor penting terkait dengan upaya mensukseskan
program pembangunan pertanian yang digalakan oleh pemerintah. Kegiatan
Bimtek perbibitan ayam KUB dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan terhadap teknologi perbibitan ayam KUB yang
mampu menghasilkan DOC bibit ayam KUB berkualitas dan sesuai standar.
Prosedur kerja pelaksanaan Bimtek ini menggunakan pendekatan partisipatif,
dengan melibatkan masyarakat peternak, pengambil kebijakan, lembaga
penyuluhan, dan stakeholder lainnya. Kegiatan Bimtek akan dilaksanakan
sebanyak satu kali pada tahun 2023 dan lokasi kegiatan di Auditorium BPSIP
Sulawesi Tengah. Target peserta Bimtek sebanyak 25 orang terdiri dari
penyuluh, petani/peternak ayam KUB, dan atau stakeholder lainnya, dengan
durasi pelaksanaan selama 3 - 5 jam. Materi Bimtek tentang teknologi perbibitan
ayam KUB sesuai standar dan materi terkait dengan Standardisasi produk
pertanian/peternakan. Narasumber berasal dari lembaga internal BSIP seperti
Balai Pengujian Standar Instrumen Unggas dan Aneka Ternak (BPSI-UAT) dan
Badan Standarisasi Nasional (BSN). Dari pelaksanaan Bimtek diharapkan
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta minat
masyarakat petani/peternak untuk berusaha ternak/perbibitan ayam KUB yang
berorientasi agribisnis. Dengan meningkatnya minat masyarakat pada usaha
perbibitan ayam KUB serta tumbuh dan berkembangnya peternak pembibit ayam
KUB yang mampu menghasilkan bibit DOC ayam KUB diharapkan akan
berdampak positif terhadap upaya pemenuhan kebutuhan bibit unggul ayam
kampung di wilayahnya masing-masing.
Kata kunci : Bimbingan teknis, perbibitan, ayam KUB
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB-1) merupakan galur ayam
kampung unggul produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) yang dihasilkan melalui penelitian di Balai Penelitian Ternak
(Balitnak). Ayam KUB telah dilepas sebagai salah satu galur unggul nasional
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang Pelepasan Galur Ayam KUB-1. Beberapa
keunggulan ayam KUB dibanding ayam kampung biasa diantaranya produksi
telurnya tinggi (produksi telur henday 45-50%), puncak produksi telur mencapai
84% pada umur ayam 31 minggu, bobot telur pertama bertelur 30 gram/butir,
dan akan bertambah terus sampai 36 gram/butir pada akhir bulan kedua
berproduksi. Dari aspek ekonomi, berdasarkan hasil analisis finansial usaha
perbibitan (produksi telur tetas dan penetasan) serta usaha pembesaran ayam
KUB memberikan keuntungan yang besar kepada peternak individu dengan skala
pemeliharaan 300 ekor induk parent stock (Priyanti et al., 2016).
Pengembangan ayam KUB oleh masyarakat petani/peternak di wilayah
Sulawesi Tengah masih sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya
memperoleh bibit DOC ayam KUB, dimana untuk memperoleh bibit DOC ayam
KUB harus didatangkan dari pulau Jawa, dan dengan harga relatif mahal. Kondisi
ini secara langsung menyebabkan biaya yang dikeluarkan menjadi sangat tinggi.
Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan dalam upaya penyediaan dan
pemenuhan kebutuhan bibit DOC ayam KUB adalah dengan menumbuh
kembangkan usaha-usaha perbibitan yang dikelola oleh masyarakat
petani/peternak pada skala kecil hingga menengah. Langkah dan upaya ini perlu
ditunjang dengan kegiatan pembinaan, pengawalan dan pendampingan secara
berkelanjutan terutama pada aspek teknis budidayanya.
Masalah yang umum terjadi pada usaha beternak ayam kampung
khususnya usaha yang bergerak di bidang perbibitan adalah rendahnya produksi
yang dihasilkan, baik jumlah maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan tentang teknologi dan keterampilan yang dimiliki peternak belum
memadai dalam hal mengelola usaha perbibitan secara baik dan benar. Oleh
sebab itu sangat diperlukan adanya upaya diseminasi teknologi secara sistematis,
terarah dan berkelanjutan.
Diseminasi teknologi merupakan proses alih teknologi yang membutuhkan
komunikasi dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Komunikasi memerlukan
pendekatan yang informatif, aplikatif serta efektif, agar teknologi tersebut dapat
secara cepat diterima sasaran. Sasaran diseminasi teknologi berasal dari
berbagai unsur, antara lain petani, penyuluh, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta, yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda-
beda. Untuk itu penyampaian informasi inovasi perlu memperhatikan metode dan
media penyuluhan yang sesuai dengan karakteristik sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai. Salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka
mempercepat dan memperderas arus inovasi teknologi kepada petani dan
pengguna lainnya adalah bentuk Bimbingan Teknis (Bimtek).

I.2. Dasar Pertimbangan


Kemajuan masa kini membawa banyak perubahan peradaban, termasuk di
tingkat petani. Semakin meningkat pengetahuan dan pendapatan petani maka
semakin meningkat pula tuntutan petani atas kebutuhan informasi mengenai
teknologi untuk peningkatan usahataninya. Kegiatan penyuluhan sangat
berperan dalam perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan petani dalam
berusaha tani dan adopsi teknologi.
Aktivitas penyuluhan merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang
untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan menjadi faktor penting dalam
mensukseskan program-program pemerintah, dimana penyuluh berperan penting
sebagai ujung tombak di lapangan.
Penyebaran inovasi teknologi yang dilakukan melalui diseminasi yang
bersinergi dengan kelembagaan terkait dapat memberikan hasil maksimal dalam
pembangunan pertanian. Penggunaan berbagai media dan metode penyuluhan
yang telah dilakukan selama ini telah menunjukkan adanya peningkatan adopsi
teknologi oleh petani dan pengguna lainnya.
1.3. Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
Tujuan tahunan (tahun 2023) yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Bimtek perbibitan ayam KUB.
2. Meningkatkan pengetahuan terhadap teknologi perbibitan ayam KUB.
Adapun tujuan akhir (jangka panjang) kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan dan ketrampilan terhadap teknologi perbibitan ayam KUB yang
mampu menghasilkan DOC bibit ayam KUB berkualitas dan sesuai standar.

1.3.2. Sasaran, Indikator dan Target


Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengelolaan produk instrumen
pertanian terstandar melalui kegiatan Bimtek Perbibitan ayam KUB. Indikatornya
berupa produk instrumen peternakan dan kesehatan hewan terstandar yang
terdiseminasi. Adapun targetnya adalah meningkatnya pengetahuan tentang
produk instrumen peternakan dan kesehatan hewan terstandar.

1.4. Keluaran

1.4.1. Keluaran
Keluaran tahunan (tahun 2023) yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya Bimtek perbibitan ayam KUB.
2. Meningkatnya pengetahuan terhadap teknologi perbibitan ayam KUB
Keluaran akhir (jangka panjang) yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
diterapkannya teknologi perbibitan ayam KUB sehingga mampu menghasilkan
DOC bibit ayam KUB yang berkualitas dan sesuai standar.

1.4.2. KRO, RO, Komponen dan Subkomponen


Klasifikasi Rancangan Output (KRO) dari kegiatan ini adalah Sarana Bidang
Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup (CAG/RAG). Sementara Rincian
Output (RO) berupa produk instrumen peternakan dan kesehatan hewan
terstandar. Adapun komponennya adalah produksi produk instrumen peternakan
dan kesehatan hewan terstandar dan subkomponennya adalah meningkatnya
pengetahuan tentang produk instrumen peternakan dan kesehatan hewan
terstandar kepada 25 orang peserta Bimtek.
1.5. Manfaat, Lokasi dan Dampak

1.5.1. Manfaat
Hasil kegiatan Bimtek Perbibitan Ayam KUB diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta minat masyarakat
petani/peternak untuk berusaha ternak/perbibitan ayam KUB yang berorientasi
agribisnis.

1.5.2. Lokasi
Kegiatan Bimtek Perbibitan Ayam KUB akan dilaksanakan di Audiotarium
BPSIP Sulawesi Tengah, Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah.

1.5.3. Dampak
Meningkatnya minat masyarakat pada usaha perbibitan ayam KUB serta
tumbuh dan berkembangnya peternak pembibit ayam KUB yang mampu
menghasilkan bibit DOC ayam KUB akan turut mendukung pemenuhan
kebutuhan bibit unggul ayam kampung di wilayahnya masing-masing.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis


Pembangunan Pertanian diarahkan untuk tujuan pembangunan nasional
yaitu mewujudkan Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur.
Salah satu upaya untuk mewujudkannya yakni mengembangkan kemampuan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, handal, berkemampuan manajerial,
kewirausahaan dan organisasi bisnis serta menguasai teknologi agar pelaku
pembangunan Pertanian mampu membangun usahatani yang berdaya saing
tinggi serta berkelanjutan.
Perkembangan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dewasa
ini semakin dinamis dan memerlukan pelayanan yang lebih bermutu dan spesifik
sesuai tuntutan perubahan. Terhadap lambatnya transformasi teknologi
pertanian memerlukan adanya solusi yang tepat diantaranya melalui penguatan
system penyuluhan dengan implementasi undang-undang penyuluhan,
mendekatkan teknologi dan sumber teknologi ke petani, penguatan balai-balai
penyuluhan pertanian, mengembangkan kembali siaran pedesaan dan
kelompencapir, serta diseminasi teknologi yang efektif.
Diseminasi adalah cara dan proses penyampaian inovasi teknologi hasil-
hasil penelitian/pengkajian kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui
dan dimanfaatkan. Diseminasi teknologi merupakan kegiatan alih teknologi yang
mencakup berbagai kegiatan komunikasi dengan tujuan menyampaikan materi
teknologi dari penghasil teknologi kepada pengguna teknologi (Zaini et al., 2005
dalam Kartono, 2013). Menurut Kasryno (2006) dalam panduan RODHP (2013)
kegiatan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian dapat dimaknai juga sebagai
upaya scalling up hasil litkaji. Untuk itu perlu strategi atau mekanisme yang
efisien dan efektif dalam diseminasi agar inovasi teknologi sampai kepada
pengguna secara cepat dan meluas. Penyaluran teknologi hasil
penelitian/pengkajian perlu direncanakan dengan baik agar hasil yang diinginkan
dapat tercapai. Beragamnya kondisi kelompok sasaran diseminasi, perubahan
yang ingin dicapai dan bentuk inovasi yang ingin dikenalkan menyebabkan perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan secara cermat metode diseminasi yang
akan dipilih. Hal ini mengingat metode diseminasi yang tidak tepat akan
menjauhkan dari tujuan suatu kegiatan yang ingin dicapai.
Proses diseminasi dapat berlangsung dengan berbagai metode antara lain
bimbingan teknis, gelar teknologi, temu lapang, lokakarya/workshop,
pendampingan teknis, pameran dan penyebaran inovasi melalui media.
Diseminasi teknologi dan informasi pertanian dilakukan melalui beberapa
kegiatan antara lain peragaan teknologi, komunikasi tatap muka serta
pengembangan informasi (Badan Litbang Pertanian, 2001). Secara umum,
Bimbingan Teknis (Bimtek) dapat diartikan sebagai pelatihan yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta, dimana materi yang
diberikan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Balitbangtan sebagai penghasil produk unggulan pertanian (termasuk
ternak) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) telah melakukan penelitian dan
menghasilkan produk-produk ternak unggul, yakni Ayam KUB-1 dan Ayam SenSi-
1 Agrinak. Ayam KUB-1 merupakan galur ayam kampung hasil penelitian
Balitnak, yang berhasil dilepas sebagai salah satu galur unggul nasional
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang Pelepasan Galur Ayam KUB-1. Sementara Ayam
SenSi-1 (Sentul Terseleksi-1) Agrinak telah dilepas dan ditetapkan sebagai galur
baru ayam lokal unggul tipe pedaging melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor: 39/KpTs/PK.020/1/2017, tentang Pelepasan Galur Ayam Sensi-1 Agrinak,
Tanggal 20 Januari 2017. Galur ayam SenSi-1 Agrinak merupakan salah satu
galur murni (pure line) ayam lokal pedaging unggul, yang dapat dimanfaatkan
sebagai ayam niaga (final stock) dan atau sebagai ayam tetua (parent stock).
Menurut Sartika et al. (2013) ayam KUB-1 adalah ayam Kampung murni
hasil seleksi betina selama enam generasi dengan keunggulan produksi telur
tinggi, 60% henday dengan sifat mengeram 10% dari total populasi. Puncak
produksi berkisar antara 65-70% pada umur antara 30-35 minggu. Bobot telur
setelah fase pertama (telur muda) berkisar antara 36-45 g/butir. Bila
dibandingkan dengan ayam Kampung biasa produksi telur ayam KUB lebih tinggi,
karena seleksi diarahkan untuk produksi telur. Frekuensi bertelur ayam KUB ada
yang setiap hari atau dua hari sekali tanpa clutch. Konsumsi pakannya rendah
sekitar 80-85 gram dan konversi pakan rendah yaitu 3,8 kg pakan/kg telur.
Penampilan luar Ayam KUB masih bervariasi yakni warna bulu beragam
didominasi warna hitam dan campur baur coklat kehitaman. Jenggernya pun
bervariasi dan didominasi oleh bentuk jengger tunggal (single comb) dan
berbentuk Pea. Warna kulit/shank juga bervariasi dimulai dari warna hitam, abu-
abu, kehijauan, putih dan kuning. Keunggulan lain dari ayam KUB adalah bibit
galur betina dapat dijadikan sebagai parent stock yang dapat dikawinkan dengan
pejantan ayam lokal lain yang mempunyai bobot badan besar untuk
menghasilkan DOC final stock ayam kampung pedaging dengan bobot badan 1
kg pada umur 70 hari.
Pada tahun 2011, tercatat sebanyak lebih dari 10.000 ekor DOC ayam KUB
telah terdesiminasi ke para peternak ayam lokal se-Indonesia, merintis kerjasama
dengan mitra perbanyakan bibit kelompok peternak di Jawa Barat dan
Yogyakarta (Iskandar et al., 2011). Pada tahun 2012, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melalui Balai Penelitian Ternak
(Balitnak) telah melakukan pengembangan ayam lokal unggul yakni ayam KUB di
10 provinsi. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kelompok,
di dalamnya terdiri dari satu anggota (sebagai pembibit) yang melaksanakan
perbanyakan final stock (FS), untuk selanjutnya didistribusikan kepada anggota
kelompok lainnya. Anggota kelompok bertugas melakukan pembesaran anak
ayam sampai siap potong sehingga memberikan kemudahan kepada produsen
ayam potong lokal dalam mendapatkan bibit Day Old Chick (DOC) FS (Sartika et
al., 2013).
Balai Penelitian Ternak didukung pemerintah daerah provinsi/kabupaten
telah berhasil mengembangkan ayam KUB dengan pelaku usaha peternakan
ayam kampung, mulai dari pembibitan (produksi telur tetas hingga penetasan)
dan pembesaran DOC untuk menghasilkan ayam siap potong. Pola
pengembangan ayam KUB dilakukan oleh dua kelompok besar yaitu pelaku
usaha perbibitan dan pelaku usaha pembesaran. Usaha perbibitan dilakukan
secara terintegrasi yakni memproduksi telur tetas dan dilanjutkan dengan usaha
penetasan untuk menghasilkan DOC. Sementara usaha pembesaran dilakukan
untuk menghasilkan ayam siap potong umur sekitar 35 - 45 hari (5 - 7 minggu).
Secara umum pengembangan ayam KUB dilakukan dengan pola kemitraan
antara pelaku usaha perbibitan yang menyediakan bibit DOC untuk dibesarkan
oleh pelaku usaha pembesaran. Namun demikian, pada kondisi tertentu pelaku
usaha perbibitan juga melakukan usaha pembesaran.
2.2. Dasar Hukum
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 117 Tahun 2022 tentang
Kementerian Pertanian;
b. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13 Tahun 2023 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan
Standardisasi Instrumen Pertanian;
c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian;
d. Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
e. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Republik Indonesai Nomor 4 Tahun
2021 tentang Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional
Indonesia Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan;
f. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
117/Permentan/SR.120/10/2014 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun
atau Galur Hewan.
g. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang Pelepasan Galur Ayam KUB-1.
h. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/OT.140/9/2011 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.

2.3. Kesesuaian Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang

Keberlanjutan pangan dan keamanan pangan sebagai salah satu prioritas


nasional dari pembangunan pertanian. Oleh karena itu, penyuluhan pertanian
menjadi sangat penting dalam membantu petani meningkatkan produktivitas,
diversifikasi usaha pertanian, mengadopsi teknik pertanian modern,
menggunakan input yang tepat, serta menerapkan praktik pertanian yang efisien
dan berkelanjutan. Penyuluhan pertanian juga berfokus pada pengembangan
keterampilan, pemahaman pasar, dan membantu petani mengakses pembiayaan,
asuransi, dan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan.
Bimbingan teknis dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dalam
bidang penyuluhan pertanian. Bimbingan teknis dapat membantu petani
khususnya dan praktisi pertanian pada umumnya dalam memperbarui
pengetahuan mereka tentang teknologi pertanian terbaru, praktik terbaik, dan
inovasi dalam sektor pertanian. Selain itu juga dapat memberikan pelatihan dan
pengembangan keterampilan dalam berbagai aspek pertanian, seperti
manajemen usaha pertanian, penggunaan teknologi, pengelolaan hama dan
penyakit, dan pemasaran produk pertanian. Dengan meningkatnya keterampilan
petani dapat menjadi lebih efektif dalam mengelola usaha pertanian.
Pada aspek pembangunan kapasitas institusi, bimbingan teknis juga dapat
berfokus pada pembangunan kapasitas institusi yang terlibat dalam penyuluhan
pertanian. Hal ini melibatkan pelatihan staf penyuluhan, pengembangan
pedoman dan metode penyuluhan yang efektif, serta penguatan jaringan dan
kerjasama antarlembaga penyuluhan pertanian. Dengan memperkuat kapasitas
institusi, penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan lebih efisien dan
memberikan dampak yang lebih besar bagi petani dan praktisi pertanian.
Demi memfasilitasi bimbingan teknis pemerintah memainkan peran penting
dengan mengalokasikan anggaran, mengkoordinasikan lembaga penyedia
bimbingan teknis, dan memastikan adanya kolaborasi yang baik antara lembaga
penyedia bimbingan teknis dan pihak-pihak terkait dalam sektor pertanian.
Secara keseluruhan, melalui bimbingan teknis yang tepat maka kesesuaian
antara prioritas nasional dan prioritas bidang penyuluhan pertanian dapat
diperkuat, sehingga pada akhirnya akan berkontribusi pada pembangunan
pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

2.4. Hasil-Hasil Aktivitas Terkait


Media komunikasi tatap muka yang dianggap paling efektif oleh khalayak
pengguna pada kajian diseminasi IP padi 400 di Jawa Barat adalah musyawarah,
sekolah lapang, temu lapang, temu wicara, demplot, Temu Informasi Teknologi
Pertanian (TITP), study banding dan pameran (Sinaga, et al., 2009). Penderasan
inovasi di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah menunjukkan dukungan kelembagaan
dari masing-masing lembaga terkait (pengkajian, teknis dan penyuluhan),
efektifitas yang terjadi ditunjukkan oleh hasil pelatihan di tingkat penyuluh
meningkatkan kompetensi penyuluh terhadap penggunaan PUTS/PUTK sebesar
99% serta Terjadi peningkatan pengetahuan di tingkat penyuluh menyangkut
VUB padi sawah sebesar 20-40% (Gafur et al., 2014).
Sementara itu, gelar teknologi komponen PTT jagung di Desa Malino
Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala meningkatkan produktivitas sebesar
90,14% dan pendapatan petani meningkat 138,06%, pengetahuan petani
tentang teknologi pemeliharaan ternak meningkat, diindikasikan dengan
peningkatan pemilikan ternak sapi sebesar 100%. Pendampingan teknologi yang
diikuti dengan Temu Lapang mampu meningkatkan penggunaan atabela jajar
legowo 2:1 dari luasan 2 ha menjadi 49% dari luas persawahan di wilayah
tersebut (510 ha) pada kegiatan diseminasi teknologi budidaya padi sawah
berbasis PTT di Kecamatan Sojol Utara tahun 2013-2014. Demikian pula dengan
pendampingan di Kecamatan Palolo pada tahun 2013, mampu membina
penangkar benih padi di wilayah tersebut. Peningkatan komunikasi di wilayah
Kabupaten Sigi melalui Peragaan teknologi penanaman padi sawah jajar legowo
2:1 menggunakan mesin tanam padi dilaporkan pulan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan penyuluh dan peserta lainnya. Diseminasi melalui
kegiatan pameran juga telah mampu menyebarkan teknologi kepada khalayak
pengunjung baik yang dilaksanakan di tingkat provinsi maupun kabupaten.
Aspek ekonomi ayam KUB berdasarkan hasil analisis finansial pada usaha
perbibitan dan penetasan yang dilakukan oleh peternak secara individu dengan
skala usaha 300 ekor induk parent stock ayam KUB menunjukkan bahwa dengan
discount factor 14% mampu memberikan NPV positif sebesar Rp 129,75 juta,
nisbah B/C sebesar 1,49 dan pay back period pada tahun kedua serta nilai IRR
sebesar 36,97% dan ROI sebesar 26,31%. Sementara pada usaha pembesaran
ayam KUB skala usaha 1.000 ekor, 6 - 8 minggu per periode (5 periode/tahun)
mampu memberikan NPV positif sebesar Rp 136,64 juta, nisbah B/C sebesar 1,72
dan pay back period pada tahun kedua serta nilai IRR sebesar 58,30% dan ROI
sebesar 32,05%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pembibitan (produksi telur
tetas dan penetasan) dan pembesaran ayam KUB memberikan keuntungan yang
lebih besar dari tingkat suku bunga komersial perbankan yang berlaku saat ini
(Priyanti et al., 2016).
Kegiatan pembinaan tatalaksana perbibitan untuk menghasilkan DOC (bibit
pedaging) hasil silangan ayam SenSi-1 x KUB-1 pada peternak intiyang
dilaksanakan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah menunjukkan produktivitas
yang baik. Pada kegiatan tersebut diperoleh rataan bobot badan ayam KUB-1
pada umur 20 minggu mencapai 1.550 gram dengan tingkat keseragaman 83%.
Pada ayam Sensi (pejantan) umur 15 minggu terjadi peningkatan bobot badan
sebesar 1.141 gram per ekor. Produksi telur pertama pada umur 16 minggu
dengan rata-rata berat telur 30,25 gr dan pada umur 20 minggu rata-rata berat
telur mencapai 37,73 gram (Dewi et al., 2018).
III. PROSEDUR KERJA

3.1. Pendekatan
Kegiatan bimbingan teknis dalam rangka diseminasi perbibitan ayam KUB
akan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan ini
melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak terutama tenaga penyuluh,
masyarakat peternak, para ahli dibidang peternakan, pengambil kebijakan dan
stakeholder lainnya.

3.2. Ruang Lingkup Aktivitas


Ruang lingkup aktivitas utama kegiatan ini mencakup : (a) persiapan, (b)
koordinasi, dan (c) pelaksanaan Bimtek.

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Kegiatan akan dilaksanakan selama satu tahun (Januari - Desember
2023). Adapun prosedur dan tahapan pelaksanaan diuraikan sebagai berikut :
a) Persiapan
– Koordinasi internal Tim BPSIP Sulawesi Tengah untuk menyusun
perencanaan kegiatan (proposal), dilanjutkan sosialisasi melalui kegiatan
seminar proposal di lingkup internal Tim BPSIP Sulawesi Tengah.
– Koordinasi dengan dinas teknis terkait yang ada di daerah terkait,
khususnya yang membidangi penyuluhan untuk mensinergikan kegiatan
diseminasi sehingga pelaksanaan kegiatan memperoleh dukungan dan
dapat lebih efektif dan efisien.
– Pembentukan dan penyusunan tim panitia Bimtek, serta penentuan
peserta, materi dan narasumber Bimtek.
b) Pelaksanaan Bimtek
– Bimtek dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali dengan durasi pelaksanaan
selama 3 - 5 jam.
– Peserta Bimtek sebanyak 25 orang terdiri dari; penyuluh, petani/peternak
ayam KUB, dan atau stakeholder lainnya.
– Materi Bimtek tentang teknologi perbibitan ayam KUB sesuai standar dan
materi terkait dengan Standardisasi produk pertanian/peternakan.
– Narasumber Bimtek berasal dari lembaga internal BSIP seperti Balai
Pengujian Standar Instrumen Unggas dan Aneka Ternak (BPSI-UAT) dan
Badan Standarisasi Nasional (BSN).
c) Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan
Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh tim Monev Internal BPSIP
Sulawesi Tengah untuk melihat perkembangan seluruh rangkaian dan tahapan
kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan disusun secara berkala setiap bulan,
tri wulan, tengah tahun dan akhir tahun sesuai perkembangan dari kegiatan yang
telah dilaksanakan.
d) Pengumpulan dan analisis data
Data-data yang dikumpulkan adalah terkait dengan data kinerja dan umpan
balik dari pengguna layanan diseminasi.
e) Seminar Hasil Kegiatan
Seminar hasil kegiatan dilakukan untuk menyampaikan laporan
keseluruhan hasil kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu juga untuk menghimpun
saran demi perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir.
IV. MANAJEMEN RESIKO

Analisis resiko dilakukan sebagai penilaian atas kemungkinan kejadian


yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran yang dituangkan dalam bentuk
daftar resiko dan penanganannya sebagaimana disajikan dalam Tabel 1 dan
Tabel 2.

4.1. Daftar Resiko


Tabel 1. Daftar Resiko Kegiatan Bimtek Perbibitan Ayam KUB
No Resiko Penyebab Dampak
1 Diseminasi teknologi Sistem diseminasi kurang Informasi teknologi
lambat diterima efektif, dan inovasi tidak sampai kepada
pengguna, dan teknologi sulit dilakukan petani/peternak
adopsi teknologi sebagai pengguna,
rendah penurunan minat
beternak ditingkat
masyarakat.

4.2. Daftar Penanganan Resiko


Tabel 2. Daftar Penanganan Resiko Kegiatan Bimtek Perbibitan Ayam KUB
No Resiko Penyebab Penanganan Resiko
1 Diseminasi teknologi Sistem diseminasi kurang Membangun sistem
lambat diterima efektif dan inovasi diseminasi dan
pengguna dan teknologi sulit dilakukan komunikasi yang
adopsi teknologi efekif dan efisien
rendah
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

A. Tenaga Yang Terlibat dalam Aktivitas


Alokasi
Penanggung jawab dan Jenjang
No. NIP Bidang Keahlian Tugas Waktu (Jam/
pelaksana/ anggota Fungsional
Minggu)
1. Dr. Femmi Nor Fahmi, S.Pi., 19691125 199903 2 001 Sosial Ekonomi Penyuluh Ahli Memberikan arahan dan 5
M.Si Madya masukan terkait
pelaksanaan kegiatan
2. Pujo Haryono, S.ST 19680924 199903 1 001 Peternakan Penyuluh Ahli Muda Memberikan masukan 10
dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
3. Andi Dalapati, STP., M.P 19800505 200312 2 001 Pertanian Penyuluh Ahli Memberikan masukan 5
Madya dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
4. Syamsyiah Gafur, S.P., M.Si 19690916 200003 2 001 Pertanian Penyuluh Ahli Muda Memberikan masukan 5
dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
5. Ir. Yakob B. Tumanan 19630914 200701 1 001 Pertanian Penyuluh Ahli Memberikan masukan 5
Madya dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
6. Mardiana, SP., M.Si 19680812 199303 2 010 Pertanian Penyuluh Ahli Memberikan masukan 5
Madya dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
7. Naufal Mahdi Rameda, S.ST 19960513 201902 1 001 Peternakan Penyuluh Ahli Memberikan masukan 8
Pertama dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
8. Moh. Takdir, S.Pt., M.Sc 19771013 200812 1 001 Peternakan ASTA Ahli Muda Memberikan masukan 5
dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
9. Asnidar, SP 19740830 200003 2 001 Sosial Ekonomi Penyuluh Ahli Muda Memberikan masukan 8
dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
10. Tina Febrianti, SP., M.Sc 19820218 200812 2 002 Sosial Ekonomi ASTA Ahli Muda Memberikan masukan 5
dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
11. Risna, S.ST 19831012 201503 2 002 Pertanian Penyuluh Ahli Memberikan masukan 8
Pertama dan ikut serta sesuai
bidang keahliannya
dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
12. Tin Sampeliling 19731010 200701 2 001 Keuangan Fungsional Umum Membantu dalam 5
perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
monitoring dan
pelaporan
13. Arianty Bakri, S.Pt - Peternakan - Membantu dalam 3
pelaksanaan teknis
14. Afrianto, S.Pt - Peternakan - Membantu dalam 3
pelaksanaan teknis
B. Jangka Waktu Ativitas
Aktivitas Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. Persiapan Terlaksananya koordinasi tim
1. Penyusunan proposal internal, tersusunnya proposal dan
2. Seminar proposal terlaksananya seminar proposal
B. Pelaksanaan Terlaksananya koordinasi dengan
1. Koordinasi pihak terkait, persiapan dan
2. Persiapan Pelaksanaan kegiatan BIMTEK.
3. Pelaksanaan Bimtek
C. Pelaporan Tersusunnya laporan secara
1. Laporan Bulanan berkala (bulanan/ triwulan/ tengah
2. Laporan Triwulan tahun/ laporan akhir, dan
3. Laporan Tengah Tahun terlaksananya seminar akhir
4. Laporan akhir
5. Seminar akhir
C. Pembiayaan

Akun Uraian Jumlah


521211 Belanja Bahan 27.550.000
Biaya Fotocopy, Dokumentasi, Penjilidan dan Pelaporan 1.375.000
- Biaya foto copy dan dokumentasi 625.000
- Penjilidan Pelaporan 250.000
- Cetak Spanduk 500.000
- Biaya Konsumsi dalam rangka pelaksanaan kegiatan 4.425.000
- Makan dan kudapan 4.425.000
- Belanja Bahan Utama Pendukung Kegiatan 21.750.000
- Baju Lapangan 7.000.000
- Topi Lapangan 4.375.000
- ID Card 625.000
- Tas 1.750.000
- Pulpen 375.000
- Block Note 375.000
- Brosur/Juknis 1.250.000
- Bahan Praktek Bimtek Perbibitan Ayam KUB 6.000.000
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
  Pembelian Bahan ATK, Komputer Supplies dan Bahan 3.800.000
Pendukung Kegiatan
  - Flash Disk 64 GB 350.000
  - Kertas HVS kuarto A4 70 g 130.000
  - Kertas HVS kuarto A5 70 g 130.000
  - Pulpen Balliner 300.000
  - Pulpen hi-tech 200.000
  - Pensil 2B 150.000
  - Buku Agenda 300.000
  - Cartrige Epson hitam dan warna 600.000
  - Isi Ulang tinta Cartrige Epson hitam 122.500
  - Isi Ulang tinta Cartrige Epson berwarna 350.000
  - Spidol 75.000
  - Map plastik resleting 250.000
  - Map plastik snelhecter 300.000
  - Odner Map 45.000
  - Hekter besar 150.000
  - Karton 75.000
  - Gunting 100.000
  - Cutter Besar 122.500
  - Isi Cutter Besar 30.000
  - Isi hekter besar 20.000
522151 Belanja Jasa Profesi 3.400.000
  - Honor Narasumber 2.700.000
  - Honor Moderator 700.000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
- Transport dan Lumpsum ke Pusat dan Daerah Lainnya 4.000.000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa dalam kota 6.250.000
- Transport dan uang saku peserta dalam rangka 6.250.000
pelaksanaan kegiatan
Total 45.000.000
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2022. Peternakan Dalam Angka Tahun 2022. Badan Pusat
Statistik, Jakarta Indonesia.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. 2022. Laporan Akhir
Kegiatan Diseminasi dan Pengkajian Tahun Anggaran 2022. BPTP Sulawsi
Tengah, Palu Indonesia.
Dewi M, Ishak, ABL, Haryono P, Cahyono A. 2018. Laporan Hasil Kegiatan
Pengembangan Model Pembibitan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan
Inti – Plasma di Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Tengah. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian
Pertanian.
Kartono, 2013. Pola Diseminasi Tanaman Cabai Merah Melalui Visitor Plot di
Kebun Percobaan Singamerta Kabupaten Serang. Prosiding Temu Teknis
Jabatan Fungsional Non Peneliti (7-8 Juni 2012). Badan Litbang
Pertanian Kementerian Pertanian.76-84.Priyanti A., T. Sartika, Priyono,
T.B. Yuliyanto, T.D. Soedjana, S. Bahri, B. Tiesnamurti. 2016. Kajian
Ekonomi dan Pengembangan Inovasi Ayam Kampung Unggul
Balitbangtan (KUB). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Sartika, T dan S. Iskandar. 2007. Mengenal Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan
Pemanfaatannya. Buku. Edisi Pertama. Balai Penelitian Ternak.
Sartika T., D. Zainuddin, S. Iskandar, H.R. Resnawati, A.R. Setioko, Sumanto,
A.P. Sinurat, Isbandi, B. Tiesnamurti, E. Romjali. 2013. Ayam KUB-1.
IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Sartika, T., S Iskandar, H. Zainal. 2013. Seleksi Galur Betina Ayam KUB Calon GP
(Grand Parent). Laporan Penelitian Balai Penelitian Ternak No.
Protokol : 1806.010.003/F-02/APBN-2014.
Sulandari, S., MSA Zein, D. Aastuti dan T. Sartika. 2009. Genetic Polymorphisms
of The Chicken Antiviral MX Gene in a Variety of Indonesian Indigenous
Chicken Breed. Jurnal Veteriner, Jurnal Kedokteran Hewan Indonesia 10
(2).

Anda mungkin juga menyukai