Pemahaman Dasar
Latar Belakang
1. Tanaman cabe adalah tanaman yang dapat tumbuh dalam
berbagai kondisi lahan pertanian
2. Konsumsi domestik tinggi dan diperkirakan meningkat dari tahun
ke tahun
3. Diperlukan upaya peningkatan produksi untuk kebutuhan nasional
dan ekspor
4. Telah didirikannya lembaga Penelitian dan Pengkajian Penerapan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Cabai Merah dilakukan oleh
Balai Penelitian bekerjasama dengan BPTP di propinsi Jawa Barat,
Sumatera Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat
Pemahaman Dasar
Latar Belakang
Data Tahun 1999
183.347 ha
1,6 11,2 / ha
Pemahaman Dasar
Latar Belakang
Kendala utama dalam Peningkatan produksi
tanaman Cabe merah adalah
Rendahnya tingkat adopsi teknologi oleh
petani.
Tujuan
1. Membangun keterkaitan dan sinkronisasi program
penelitian Balit dengan program BPTP dan
mempercepat proses alih teknologi spesifik lokasi.
2. Mengembangkan sistem dan proses inovasi cabai
merah spesifik lokasi yang didukung oleh jaringan
informasi yang efektif dan efisien
3. Melakukan penguatan kelembagaan di sentra produksi
cabai merah.
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Strategi Pengembangan
Titik tolaknya pada
1.
2.
3.
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Strategi Pengembangan
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Strategi Pendekatan 1
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Strategi Pendekatan 2
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Prosedur Pelaksanaan 1
Tahap
Pelaksana
Balitsa
Pelatihan
Sosialisasi program
Pusat
Penelitian
Pengembangan
Hortikultura
Training of trainers
Balitsa
dan
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Prosedur Pelaksanaan 2
Tahap
Pelaksana
Participatory
(PRA)
Balitsa, BPTP
Rural
Appraisal
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Prosedur Pelaksanaan 2
Tahap
Pelaksana
Balisa,
tani
BPTP,
kelompok
Balisa,
tani
BPTP,
kelompok
Pelaksanaan
lapangan
kegiatan
di
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Syaratnya :
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Syaratnya :
Dikeringkan dengan menggunakan oven atau dengan alat pengering dengan energi surya
Dikemas dengan pengemasan yang ideal. Misalnya dengan botol kaca atau polyethylene yang
tidak mudah menyerap uap air.
Sebagai tambahan: cabai kering yang telah dibuat tepung dapat dicampur dengan rempahrempah lainnya dan dapat digunakan sebagai bumbu siap pakai.
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Pelaporan
Laporan dibuat berdasarkan pedoman/format
yang sudah ada oleh semua pelaksana
kegiatan PTKJS.
Laporan akhir di buat segera setelah
berakhirnya kegiatan dalam satu periode
(tahunan) dan disampaikan kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Diseminasi Hasil
Dilaksanakan dalam bentuk review hasil, temu lapangan dan
lokakarya.
Temu lapangan dilakukan pada masa akhir musim tanam
atau waktu panen. Pada kesempatan tersebut ditampilkan
hasil yang telah dicapai, perbedaan hasil pengamatan dan
produksi antarpetak perlakuan, dan analisis ekonomi.
Selain itu, dilakukan diskusi dengan petani sekitar, petugas
lapang dan aparat setempat.
Lokakarya
bertujuan
untuk
mengevaluasi
dan
menginformasikan keberhasilan dan kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan PTKJS
LANGKAH-LANGKAH REALISASI
Monitoring dan Evaluasi
Bertujuan untuk mengendalikan, mengawasi, mengukur, dan
mengevaluasi kemajuan pelaksanaan penelitian dan
pengkajian penerapan PTKJS secara teknis, administrasi,
dan keuangan serta mengkoreksi dan memperbaiki
pelaksanaan penelitian dan pengkajian apabila terjadi
kesalahan dan penyimpangan dari yang telah direncanakan.
Monitoring juga dilakukan terhadap respons petani peserta
dalam penerimaan materi dan pelaksanaan kegiatan,
peningkatan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang minimal
dua kali dalam setahun oleh tim yang dibentuk di tingkat
Puslitbang, Lolitjeruk maupun BPTP.
3.
4.
Teknologi
Bibit
(1) Teknik isolasi. 6 baris tanaman jagung dan jarak budidaya cabai
minimal 500 m; (2) Menggunakan net plastik.
Varietas
Tanjung-1, Tanjung-2 dan Lembang-1. Karakteristik ketiga varietas tersebut antara lain:
(1) Tanjung-1: Potensi hasil 18 ton/ha, warna buah merah, panjang buah 10 cm, toleran terhadap
hama pengisap;
(2) Tanjung-2: Potensi hasil 12 ton/ha, cocok untuk dataran rendah;
(3) Lembang-1: Potensi hasil 9 ton/ha, cocok untuk dataran tinggi.
Teknologi
(1) Teknik penyemaian, pemeliharaan bibit di persemaian, persiapan lahan dan pengolahan
lahan.
(2) Jarak tanam: 40-60 cm x 50-70 cm
(3) Pemupukan berimbang:
a. Untuk pertanaman cabai secara monokultur di lahan kering:
Pupuk kandang (20-40 ton/ha)
Pupuk buatan:
SP-36: 400 kg/ha yang diberikan sebelum tanam.
Urea: 100-150 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam.
ZA: 300-400 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam.
KCl: 150-200 kg/ha diberikan pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam.
b. Untuk penanaman cabai secara tumpang gilir dengan bawang merah:
Bawang merah: pupuk kandang (10-20 ton/ha) dan TSP (150-200kg/ha) diberikan 7 hari
sebelum tanam, kemudian Urea (150-200 kg/ha), ZK (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha)
diberikan pada umur 7 dan 25 hari setelah tanam
Teknologi
Kultur
teknis
Pengendali
an
OPT
(1) OPT penting yaitu Thrips, lalat buah, kutu daun persik, antraknose dan virus. Kehilangan
hasil karena OPT 10-80%;
(2) Pengendalian Hama Terpadu (PHT):
(a) Penggunaan musuh alami (parasitoid, predator, dan patogen serangga);
(b) Penggunaan berbagai jenis perangkap (feromonoid seks, perangkap kuning, metyl eugenol
dll);
(c) Penggunaan bio-pestisida;
(d) Penggunaan insektisida selektif berdasarkan ambang pengendalian.
Pengumpulan Data
Superimposed Research