MILESTONES 1945: awal mula dari proses revolusi Rintisan Kebun Koleksi TO di Tawangmangu, sebuah wilayah di lembah Gunung Lawu, Keresidenan Surakarta, Jawa Tengah, melalui pengkoleksian TO dengan karakteristik untuk ketinggian 1000 dpl ~ 1700 dpl
MILESTONES 1963: Berkinerja sebagai Kebun TO dalam pengelolaan pemerintah sebagai bagian dari upaya pengembangan budaya pengobatan dalam pelayanan kefarmasian
MILESTONES 1978: Berkinerja sebagai BPTO, bagian dari Badan Litbangkes, untuk berkontribusi dalam riset2 pemanfaatan TO dalam pelayanan kesehatan 1990: berpartisipasi pada ekspedisi Linneus II di Taman Nasional Dumoga Bone untuk mengekplorasi TO pada wilayah Wallacea. Pada masa selanjutnya tahun
MILESTONES
1998: ikut dalam Tim Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit 30 dan Cagar Biosfer Bukit 13, Provinsi Riau dan Jambi, kerjasama Depkes dengan IPB, UI, dan LIPI, yang menginformasikan bahwa telah diketahui 45 ramuan dengan 195 spesies tumbuhan obat telah digunakan oleh masyarakat suku Melayu Tradisional, 58 ramuan dengan 115 spesies digunakan masyarakat suku Talang Mamak dan 72 jenis ramuan dengan 116 spesies oleh masyarakat suku Anak Dalam
MILESTONES 2006: Berkinerja sebagai B2P2TOOT. Sejak periode ini, rintisan dan inisiasi berupa terobosan untuk menampilkan suatu institusi Iptek yang mengelola TOJA semakin gencar dibangun. Mulai dari pengembangan modal, aset dan jejaring kerja
MILESTONES 2010: Berkinerja lebih dalam pembangunan budaya pemanfaatan TOJA dan Penyembuhan dan Pemeliharaan Kesehatan Nusantara melalui Program Saintifikasi JAMU, dari hulu ke hilir
MILESTONES 2012: mengoordinasikan Riset Nasional Tanaman Obat dan JAMU (RISTOJA), yang bekerjasama dengan 25 PTN di 26 provinsi untuk membangun database TOJA Indonesia, dan berkesinambungan s.d. tahun 2017 (3 jilid RISTOJA dan 3 Analisis Lanjut RISTOJA)
Kepala
Bagian TU
Subbag Umum
Subbag Keuangan
Bidang Program, KS & Info Seksi Program & Evaluasi Seksi KS & Informasi
Lab
Divisi
Jabfung
PPI
Obat Tradisional
kedokteran, farmasi, sains, kedokteran hewan, kesmas
Galenika
LABORATORIUM
Bioteknologi Mikrobiologi
Kultur Jaringan
Fitokimia
Kebun Produksi
Perpustakaan
Kebun Koleksi TO
Paskapanen
b) Unit Pengelola: Bidang Yanlit, Bagian TU, Bidang PKSI, PPI, RRJ, Lab, Divisi Kebun/Paskapanen, c) Area: etnofarmakologi, konservasi, kultivasi, paskapanen, praklinik, klinik, formulasi, pemberdayaan masyarakat, diseminasi dan utilisasi d) Output (hasil yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain):
Litbang: data, informasi, baku mutu/pedoman, formula, sediaan, artikel ilmiah, dan jurnal Manajerial: Rencana Aksi, RKT, LAK, LAPTAH, Agenda Riset, Roadmap Lab, Rencana Pengembangan SDM
2. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma nutfah TO:
a) Pelaksana: Peneliti dan Teknisi Litkayasa bidang kepakaran TO b) Unit Pengelola: Bidang Yanlit, PPI, Lab, dan Divisi Kebun c) Area: etnofarmakologi, konservasi dan kultivasi d) Output: basisdata plasma nutfah TO Indonesia dan artikel ilmiah
STANDARISASI TO BUDIDAYA
1. Penentuan lokasi tanam (ketinggian dan jenis tanah) 2. Cara budidaya (jarak tanam, kultur teknis naungan, pupuk, pengairan) 3. Tata cara panen 4. Metode pembenihan dan pembibitan (termasuk kultur jaringan) 5. Pengendalian hama penyakit
SIMPLISIA
1. cara pencucian 2. sortasi, pengubahan bentuk 3. pengeringan 4. kontrol kualitas 5. penyimpanan 6. Inovasi teknologi dan pengembangan produk 7. inovasi teknologi pengeringan, pencucian, penyimpanan
TANAMAN
1. Pemuliaan tanaman 2. uji keseragaman dan kestabilan 3. Uji multilokasi 4. genomic mapping 5. karakterisasi dan identifikasi fisiko -kimia plasma nutfah 6. pengelolaan spesimen 7. teknologi konservasi dan pelestarian (termasuk kultur jaringan)
b) Unit Pengelola: Bidang PKSI c) Area: lintas program dan sektor, health and beyond health d) Output: MoU dan PKS, forum2 ilmiah, publikasi, data, informasi
b) Unit Pengelola: Bidang Yanlit, Bidang PKSI dan PPI c) Area: pengembangan (tindak lanjut hasil riset), invensi dan teknologi d) Output: baku mutu TO dan baku mutu bahan OT, manual iptek dan teknologi tepat guna, artikel ilmiah, buku populer dan ilmiah
7. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen, analisis koleksi spesimen TO dan uji keamanan dan kemanfaatan OT:
a) Pelaksana: Tim Pelatihan Iptek TOOT b) Unit Pengelola: Bidang Yanlit dan PPI c) Area: Saintifikasi JAMU (mulai dari budidaya, paskapanen, praklinik, klinik, formulasi, s.d. Industri, pemberdayaan masyarakat) d) Output: Dokter SJ, Apoteker SJ, Jejaring SJ, Jejaring Petani SJ, dan vademekum
1 unit gedung Divisi Paskapanen 3 unit Rumah Kaca 17 Ha kebun produksi dan etalase 1 unit RRJ (klinik, griya JAMU, lab, gizi, rawat inap, rawat jalan, kebun organik, taman, halaman, stone reflexy) 1 unit Museum JAMU Hortus Medicus 1 unit Perpustakaan TOOT 1 unit Sinema Fitomedika 1 unit gedung Pelatihan Iptek TOOT
FAKTA B2P2TOOT
BEYOND ROLE-FUNCTION: Terjadi karena tuntutan kebutuhan program nasional Mengacu Roadmap Nasional Pengembangan JAMU dan Gerakan JAMU Brand Indonesia Ruang lingkup tusi mulai hulu ke hilir Lingkup hulu domain Kementan dan Kemenhut, namun masih fokus ke tanaman pangan dan produksi Kerjasama institusi sudah ABGC (akademisi, bisnis, government dan community) dan multi/lintas sektor/aspek Inisiasi clonning Tawangmangu di setiap kab/kota, sebagai akselerasi JAMU Brand Indonesia
TINJAUAN Saintifikasi JAMU dari Perspektif UU Kesehatan (36/2009) Karakteristik Program Saintifikasi JAMU: Tujuan: memberikan bukti mengenai keamanan, khasiat dan mutu dari ramuan2 empiris dan ramuan2 tradisional berbahan tanaman obat melalui penelitian berbasis pelayanan Persyaratan: Input: tanaman obat dan bahan JAMU sesuai standar WHO Proses: tenaga kesehatan yang lulus Pelatihan SJ, klinik sebagai institusi riset berbasis pelayanan Output: formula JAMU yang memenuhi standar keamanan, khasiat dan mutu untuk konsumsi manusia
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Sasaran: Subyek riset dan pasien umum Subyek riset dengan metode studi klinik reverse pharmacology Pasien umum dengan metode JAMU registry, dimana data2 yang terkait tetap diolah Ruang lingkup: mulai dari input proses output dan di unit rawat jalan dan inap Input: tanaman obat, subyek dan pasien, metode Proses: Pelatihan SJ, Labdu, RRJ dan Jejaring SJ Output: Formula JAMU Saintifik (2013: formula hipertensi moderat dan asam urat)
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Tinjauan dari Perspektif UU Kesehatan terkait Teknologi dan Produk Teknologi: Pasal 42:1-3 Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan, dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat Teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Ketentuan mengenai teknologi dan produk teknologi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan Implementasi: metode reverse pharmacology, formula JAMU, Rumah Riset JAMU Pasal 43:1 Pemerintah membentuk lembaga yang bertugas dan berwenang melakukan penapisan, pengaturan, pemanfaatan, serta pengawasan terhadap penggunaan teknologi dan produk teknologi Implementasi: Permenkes 003/2010 dan B2P2TOOT (RRJ dan Jejaring SJ)
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Pasal 44:1-4 Dalam mengembangkan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dapat dilakukan uji coba teknologi atau produk teknologi terhadap manusia atau hewan Uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan jaminan tidak merugikan manusia yang dijadikan uji coba Uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh orang yang berwenang dan dengan persetujuan orang yang dijadikan uji coba
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Penelitian terhadap hewan harus dijamin untuk melindungi kelestarian hewan tersebut serta mencegah dampak buruk yang tidak langsung bagi kesehatan manusia Implementasi: Studi/uji praklinik di Lab Toksikofarmakologi dan Studi/uji klinik di RRJ dan Jejaring Klinik SJ (Permenkes 003/2010)
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Tinjauan dari Perspektif UU Kesehatan terkait Obat Tradisional: Pasal 100:1-2 Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga kelestariannya Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan bahan baku obat tradisional mplementasi: Riset Nasional TOJA, Jejaring Ristoja, Kebun Induk, Kebun Produksi dan Kebun Etalase, Labdu, Museum JAMU Hortus Medicus
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Pasal 104:2 Penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan secara rasional Implementasi: Program Saintifikasi JAMU, mulai hulu ke hilir, dengan hasil berupa standar2 TO, bahan JAMU, formula JAMU, sediaan JAMU. Semua untuk menjamin dan menjaga keamanan, khasiat dan mutu JAMU Pasal 105:2 Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat kesehatan harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditentukan Implementasi: idem nomor 5
...lanjutan TINJAUAN Saintifikasi JAMU Pasal 108:1 Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Implementasi: semua dokter dan apoteker yang mengelola Saintifikasi JAMU di Jejaring Klinik SJ harus lulus Pelatihan Saintifikasi JAMU
Organisasi:
2007-now: Sekjen Kelompok Kerja Tumbuhan Obat Indonesia 2010: Anugerah Citra Pelayanan Prima Tingkat Madya bidang Pelayanan Litbang dan Litkayasa dari Menteri PANRB 2009-now: Focal Point ASEAN Task Force on Traditional Medicine 2010-now: Tipe A untuk Klinik Saintifikasi JAMU dari Menkes 2010-now: Ketua Pokja Bahan Baku JAMU, Komnas Saintifikasi JAMU
Standarisasi TO:
2008: Stevia sebagai pemanis alami tanpa kalori 2012: Artemisia annua sebagai pengobatan malaria (artemisin)
Konservasi/Perlindungan Spesies
s.d. 2013: a.l. masoyi, allyxia, purwoceng, tabat barito, rauwolfia, adem ati, Litsia sinensis, Piper metisticum, Alstonia scholaris (pule), kayu rapet, dll
Pengembangan TO Introduksi:
s.d. 2013: a.l. ginko biloba, taragon, oregano, mellaleuca artenifolia, sylibum, mentha, valerian, cammomile, digitalis, thymi, ekinase, dll
Formula:
2013: JAMU Saintifik untuk hipertensi level moderat dan asam urat dengan metode infusa
9. Obesitas (kegemukan)
10.Hemoroid (wasir/ambein)
4. Laktagoga (pelancar air susu 11. Hepatoprotektor (liver/hati) ibu) 5. Hiperglikemia (kadar gula 12.Immunomodulator (daya tahan darah tinggi) tubuh) 6. Hiperlipidemia (kadar lemak 13.Urolitiasis (batu kandung darah tinggi) kemih) 7. Gastritris (radang lambung)