Page 1 of 19
KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN FISIK
PEMBANGUNAN LABORATORIUM PENYAKIT HEWAN DAN ZOONOSIS
DI WILAYAH BARAT INDONESIA
1. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan jangka panjang nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur sebagai landasan tahapan pembangunan berikutnya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945.
Adapun sasaran rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut adalah melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan komparatif dan kompetitif di berbagai sektor
ekonomi dan wilayah. Pembangunan nasional ini didukung oleh kekayaan sumber daya alam,
sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi maju dan kelembagaan yang terkonsolidasi
sehingga mampu menghasilkan produk yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Program Prioritas Pembangunan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024 yaitu
peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan. Guna mencapai program prioritas
tersebut dilaksanakan melalui kegiatan prioritas yakni: 1). Peningkatan kualitas, konsumsi,
keamanan, fortifikasi dan biofortifikasi pangan; 2). Peningkatan ketersediaan pangan hasil
pertanian dan pangan hasil laut secara berkelanjutan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga
kebutuhan pokok; 3). Peningkatan produktivitas, keberlanjutan sumber daya pertanian dan
digitalisasi pertanian serta; 4). Peningkatan tata kelola sistem pangan nasional.
Sebagai arah kebijakan dan strategi pembangunan nasional untuk fasilitasi budidaya ternak
maka highlights Pembangunan Pertanian Tahun 2020 - 2024 terkait dengan Bidang Peternakan
dan Kesehatan Hewan yakni ketersediaan protein hewani 2,9 juta ton dan produksi daging 4,6 juta
ton. Untuk mewujudkan ketersediaan protein hewani dan produksi daging yang aman, sehat, utuh
dan halal (ASUH) serta bebas dari penyakit hewan menular maka perlu adanya jaminan kesehatan
pada hewan dari penyakit hewan menular strategis dan zoonosis.
Paradigma kesehatan hewan telah berubah pendekatannya dari animal disease ke animal
health yang selanjutnya berubah menjadi one health atau kesehatan semesta. Pendekatan ini
bersifat lintas sektoral yaitu sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan, kehutanan dan
lingkungan hidup. Kesehatan semesta ini juga menitikberatkan pendekatan pada interaksi antara
hewan, manusia, lingkungan dan agen penyakit. Selain itu dengan tingginya mobilitas dan lalu
lintas hewan serta manusia, kerusakan ekosistem maka potensi timbulnya penyakit infeksi baru
(emerging disease dan reemerging disease) sehingga diperlukan deteksi dini sebagai early warning
system untuk kesiagaan dan respon darurat penyakit hewan. Penanganan dan diagnosa Covid 19
adalah contoh bagaimana kesehatan semesta (one health) bisa bekerja secara bersama-sama untuk
mengendalikan pandemi di Indonesia.
Untuk mengantisipasi perkembangan penyakit, peningkatan layanan kepada masyarakat
maka Balai Veteriner Lampung sebagai salah satu UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan penyidikan dan pengujian
penyakit hewan diharapkan dapat memberikan layanan prima pengujian yang cepat, tepat dan
akurat serta bertransformasi untuk mampu melaksanakan layanan diagnostik menjadi
laboratorium rujukan nasional berstandar internasional. Oleh karena itu perlu peningkatan sarana
Page 2 of 19
dan prasarana laboratorium sehingga layak sebagai laboratorium penyakit hewan dan zoonosis
wilayah barat Indonesia yang berstandar internasional.
Adapun prasarana yang akan dibangun adalah laboratorium penyakit hewan dan zoonosis wilayah
barat Indonesia beserta kegunaannya yang mencakup antara lain:
a. Lantai 1 terdiri dari: laboratorium epidemiologi, laboratorium patologi, laboratorium
parasitologi, ruang preparasi sampel, gudang, lift barang, toilet, ruang ganti, front office, lobi,
serta ruang panel elektrik
b. Lantai 2 terdiri dari: laboratorium bakteriologi, laboratorium kesehatan masyarakat veteriner,
bank isolat, ruang media center,musholla kecil, toilet dan gudang;
c. Ruang nekropsi yang bersebelahan dengan insinerator. Ruang nekropsi terdiri dari ruang
bersih, ruang nekropsi, penyimpanan sementara kadaver, sarana pengolahan limbah, ruang
kotor, toilet, dan gudang.
Untuk luas lahan yang dimiliki Balai Veteriner Lampung saat ini seluas 34.993 m 2,
sedangkan untuk rencana lokasi lahan pembangunan akan dipergunakan seluas 959 m2 dengan dua
lantai sehingga total luas yang akan dibangun seluas 1.918 m2 untuk laboratorium dan 258 m2 untuk
gedung nekropsi dan semua dalam kondisi lahan kosong. Bukti kepemilikan tanah berupa
Sertifikat Hak Milik atas nama Pemerintah Republik Indonesia Cq Kementerian Pertanian.
Gedung Laboratorium Penyakit Hewan dan Zoonosis di Wilayah Barat Indonesia Balai
Veteriner Lampung merupakan bangunan gedung negara yang harus diwujudkan dengan
sebaik - baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai contoh teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
Pemberi jasa konstruksi untuk konstruksi fisik/bangunan perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh/sehingga mampu menghasilkan karya teknis yang memadai dan layak diterima
menurut kaidah/norma serta tatalaku profesional. Setiap konstruksi fisik harus direncanakan dan
dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi konstruksi fisik.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan konstruksi ini perlu dipersiapkan dengan
baik sehingga mampu menjadi pedoman bagi Penyedia jasa untuk mewujudkan karya
konstruksi/bangunan gedung yang sesuai dengan kepentingan.
3. SASARAN
Dengan adanya pekerjaan ini diharapkan adanya hasil pelaksanaan pekerjaan yang baik agar dapat
dimanfaatkan dengan sempurna dan tepat guna sehingga mendukung tercapainya pelaksanaan
fisik yang tepat waktu, kualitas konstruksi yang sempurna dan dapat dipertanggung jawabkan serta
dapat dirasakan manfaatnya.
Page 3 of 19
Adapun sasaran kegiatan adalah melaksanakan Pengadaan Jasa Konstruksi di Balai Veteriner
Lampung sesuai dengan Peraturan yang berlaku, untuk terpenuhinya Pembangunan Laboratorium
Kesehatan hewan dan Zoonosis di Wilayah Barat Indonesia yang aman dan fungsional sesuai
dengan Gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Syarat-Syarat dan Ketentuan Kontruksi
yang telah ditetapkan sehingga bangunan laboratorium dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan
baik.
4. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan ini berlokasi di Kompleks Balai Veteriner Lampung. Jl. Untung Suropati No. 2 Labuhan
Ratu Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia
5. SUMBER PENDANAAN
a) Sumber pendanaan kegiatan ini adalah DIPA APBN Balai Veteriner Lampung Tahun
Anggaran 2024 Nomor DIPA 06.2.237856/2023 dengan sumber anggaran SBSN dengan nomor
register S0180624 dan kode RUP 45639360
b) Untuk pagu anggaran Pekerjaan ini adalah:
1. Pembangunan Gedung Laboratorium Rp 17.770.787.000 (tujuh belas miliar tujuh ratus
tujuh puluh juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah).
2. Pembangunan Gedung Nekropsi Rp 1.373.661.000 (satu miliar tiga ratus tujuh puluh
tiga juta enam ratus enam puluh satu ribu rupiah).
c) Pembayaran akan dilakukan secara termin.
7. DATA PENUNJANG
1. Dokumen Perencanaan Teknis berupa gambar kerja
2. Bill of Quantity (BoQ)
3. Spesifikasi teknis/Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
8. STANDAR TEKNIS
a) Standar teknis yang harus diperhatikan sesuai standar-standar baku jasa konstruksi dan
peraturan-peraturan lainnya yang diatur dalam persyaratan khusus jasa konstruksi dan non
konstruksi.
b) Metode pelaksanaan secara jelas dan terperinci sudah tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).
Page 4 of 19
c) Gambar rencana kerja yang diupload pada sistem LPSE sesuai dengan dokumen Gambar yang
sudah disahkan.
d) Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bagunan Gedung Negara
e) Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, dalam Peraturan Menteri PUPR RI
No.22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018
f) Peraturan Menteri Keuangan No.248/PMK.06/2011 tentang Standar Barang dan Standar
Kebutuhan Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan.
g) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
h) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
i) Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2005 tentang pelaksanaan UU No.28 tahun 2002.
j) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung antara lain ;
• SNI - 0255 – 1987 tentang Peraturan Instalasi Listrik 1987
• SNI - 03 - 1727 - 1989 Tentang Tatacara Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
• SNI - 03 - 1729 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan Baja untuk Gedung
• SNI - 03 - 1736 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan struktur bangunan untuk
mencegah bahaya kebakaran pada Bangunan rumah dan gedung.
• SNI – 03-2410 – 1989 tentang tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi
• SNI 03-2847 – 1992 tentang tatacara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
• SNI 04-6292.2.40-200 tentang tatacara Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya
Keselamatan – Bagian 2-40 : Persyaratan khusus untuk pompa bahan listrik,
penyaman udara dan penurun lembab.
• SNI 03-6481-2000 tentang tatacara Sistem Plambing
• SNI 04-7018-2004 tentang tatacara Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
• R-SNI 03-3985-2000 tentang tatacara Tatacara perencanaan, pemasangan dan
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan gedung.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana
Dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah;
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor :
10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor :
11/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran Perkantoran.
• Standar Teknis dan Peraturan Bangunan lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan/pekerjaan
9. REFERENSI HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran Negara RI
No.47 Tahun 2003). Tambahan Lembaran Negara No. 4286;
2. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Page 5 of 19
Nasional (Lembaran Negara RI Nomor 104 Tahun 2004). Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4421;
3. Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
6. Undang-Undang RI No. 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya;
7. Undang-Undang RI No. 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
9. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5015) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
338, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia);
10. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5543);
12. Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
14. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
15. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor42
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4214);
16. Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 188);
17. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);
18. Peraturan Presiden RI No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
19. Permen PUPR No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
20. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia;
21. Permen PUPR No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan;
22. Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
23. Permen PUPR No. 19/PRT/M/2021 Tentang Bangunan Gedung Cagar Budaya yang
Dilestarikan;
Page 6 of 19
24. Kepmen PUPR No. 5/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
25. Peraturan Menteri PUPR No. 8 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya
Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
26. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Mengenai
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup;
27. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Mengenai
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT
lingkup Dirjen Peternakan dan Kesehatan hewan Kementerian Pertanian
29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;
30. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.02/2023 Tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2024;
31. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 138/PMK.08/2019 tentang Tata Cara Pembiayaan
Proyek Melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;
32. Peraturan Lembaga LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi melalui Penyedia;
33. Keputusan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 5254/KPTS/PK.320/F05/2022
tentang Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pengidentifikasian Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK);
34. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2020 –
2024;
35. Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 537/III.03/HK/2023 tentang Penetapan Harga
Satuan Upah, Bahan dan Sewa Peralatan Pekerjaan Konstruksi Semester 1 Tahun 2023
36. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
Page 7 of 19
4. Pelaksana konstruksi akan mendapatkan pengawasan dari pihak pengguna jasa, dimana
dalam hal ini Bvet Lampung, sebagai Pengguna jasa akan menunjuk konsultan pengawas
untuk melakukan pengawasan terhadap keseluruhan proses pelaksanaan konstruksi
5. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan kententuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
6. Pekerjaan konstruksi meliputi:
a. Bangunan Gedung Laboratorium
1) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2) Pekerjaan Persiapan
3) Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Tanah, Pondasi
• Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat & Pondasi Bored Pile
• Pekerjaan Struktur Lantai 1 /lvl.+0,00
• Pekerjaan Struktur Ruang Lift
• Pekerjaan Struktur Lantai 2 /lvl.+4,50
• Pekerjaan Struktur Atap lvl.+9,00 & ring balok lvl.+10,20
• Pekerjaan Struktur Atap R.Mesin Lift lvl.+12,50
• Pekerjaan Struktur Atap R.Tangga lvl.+11,50
• Pekerjaan Struktur Kuda Kuda Baja
4) Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan Dinding
• Pekerjaan Plafond
• Pekerjaan Lantai
• Pekerjaan Tangga dan Bordes
• Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Fasade
• Pekerjaan Sanitasi
• Pekerjaan Jalan
• Pekerjaan Selasar
• Pekerjaan Lift Barang
5) Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
• Pekerjaan Plumbing
• Pekerjaan Panel dan Kabel Feeder
• Pekerjaan Lampu Penerangan, Stop Kontak dan Instalasi
• Pekerjaan Instalasi Proteksi Petir
• Pekerjaan Rak kabel
• Pekerjaan Tata Suara
• Pekerjaan Data Lan, Access Point & CCTV
• Pekerjaan IP CCTV
• Pekerjaan Telepon
• Pekerjaan Fire Alarm
• Pekerjaan Pemadam Kebakaran
• Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan AC
Page 8 of 19
b. Bangunan Gedung Nekropsi
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Tanah, Pondasi
• Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat & Pondasi Batu Kali
• Pekerjaan Struktur Lantai 1 /lvl.+0,00
• Pekerjaan Struktur Lantai 2 /lvl.+4,00
• Pekerjaan Struktur Atap Teras Balkon
• Pekerjaan Struktur Atap Canopy Drop Off
• Pekerjaan Ring Balok lvl.+8,00; Atap lvl.+6,75 Dan Struktur Kuda Kuda Baja
Ringan
3) Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan Dinding
• Pekerjaan Plafond
• Pekerjaan Lantai
• Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Sanitasi
• Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan
4) Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
• Pekerjaan Plumbing
• Pekerjaan Panel dan Kabel Feeder
• Pekerjaan Lampu Penerangan, Stop Kontak dan Instalasi
• Pekerjaan Instalasi Proteksi Petir
• Pekerjaan Data Lan, Access Point
• Pekerjaan CCTV
• Pekerjaan Telepon
• Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan AC
7. Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium dan Nekropsi Balai Veteriner
LampungTahun Anggaran 2024 termasuk pekerjaan jenis pekerjaan konstruksi bangunan
gedung dengan TINGKAT RISIKO DAN KOMPLEKSITAS SEDANG.
11. KELUARAN
Keluaran akhir yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi fisik ini meliputi :
a. Pekerjaan Konstruksi Bangunan yang sesuai dengan kontrak
b. Terciptanya tertib administrasi pelaksanaan dengan tersedianya laporan dan dokumentasi
pelaksanaan meliputi Shop Drawing, As built Drawing, Back up Volume Pekerjaan, Back up
quality (Hasil uji lab bahan/material), Laporan Kemajuan Pekerjaan dan dokumen-dokumen
lainnya sesuai yang disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
d. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan
bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja dan jadwal penggunaan peralatan berat.
e. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
Page 9 of 19
f. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen pelaksanaan
g. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat- rapat lapangan,
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan
persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat menyurat.
h. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built as drawings) yang
selesai sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi atau penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diketahui oleh penyedia
perencanaan konstruksi. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa
pemeliharaan konstruksi.
i. Dokumen-dokumen pendukung yaitu :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (As build Drawings)
2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Perizinan Bangunan Gedung (PBG)
3. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala
perubahannya (addendum)
4. Laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang dibuat oleh penyedia jasa
konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan
5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah / kurang, serah terima I dan II,
pemeriksaan pekerjaan dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan
6. Dokumentasi tahap pekerjaan dari 0 % sampai dengan 100% dan dibuat dalam satu
album
7. Back up volume pekerjaan dan Back up quality (Hasil Uji Lab bahan/material).
8. Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.
Page 10 of 19
terverifikasi dan tangkapan layar laman OSS yang mencantumkan bahwa Seritifkat
Standar sedang menunggu verifikasi.
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Kualifikasi menengah sub klasifikasi Jasa
Konstruksi Gedung Kesehatan BG005 (permen PUPR 19 Tahun 2014) Konversi KBLI
41015 Konstruksi Gedung Kesehatan (Permen PUPR 6 Tahun 2021) Mencakup usaha
rancang bangun Konstruksi untuk sarana Kesehatan, Seperti Rumah sakit, Poliklinik,
Puskesmas, balai pengobatan, gedung Pelayanan kesehatan, dan gedung laboratorium.
2) Mempunyai status valid keterangan wajib pajak berdasarkan hasil konfirmasi status wajib pajak
dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun 2022 atau 2023 (SPT Tahunan)
3) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar, tetap dan jelas
berupa milik sendiri atau sewa.
4) Memiliki pengalaman:
a) Pekerjaan di bidang konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman KSO (Kerjasama operasional).
b) Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman
tertinggi dalam 15 tahun terakhir) untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman
pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan (KBLI 41015
(Konstruksi Gedung Kesehatan)
c) Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
SKP = KP – P, dimana
KP : nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan: untuk usaha non kecil, nilai
Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P : Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
N : adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
5) Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;
6) Memiliki kemampuan menyediakan peralatan
7) Memiliki sumber daya manusia manajerial dan tenaga kerja
8) Melampirkan Asli Surat Jaminan Penawaran 3% dari nilai HPS dari Bank
Umum/Pemerintah/Swasta atau lembaga resmi lainnya dan masa jaminan berlaku
penawaran 45 hari kalender terhitung sejak batas akhir pemasukan penawaran.
9) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak yang dibuktikan
dengan:
a) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
b) Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
c) Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila dikuasakan);
d) Kartu Tanda Penduduk.
10) Pernyataan Pakta Integritas meliputi:
a) Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
b) Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya praktik Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini;
c) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
Page 11 of 19
d) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a, b, dan c maka bersedia
dikenakan sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
11) Pernyataan lainnya meliputi:
a) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
b) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar
hitam;
c) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
d) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah yang sedang mengambil cuti
diluar tanggungan Negara;
e) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam Dokumen
Kualifikasi; dan
f) Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang
disampaikan benar, dan jika di kemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka direktur utama/pimpinan
perusahaan/pimpinan koperasi, atau kepala cabang, dari seluruh anggota Kemitraan
bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan
secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.
g) Akan mengatasi segala AGHT (ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan) dari pihak-
pihak luar yang akan menghambat setiap pekerjaan pelaksanaan dari kegiatan ini.
12) Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) harus mengisi formulir kualifikasi dan Pakta
Integritas dan ditandatangani oleh seluruh anggota KSO, kecuali leadfirm mengisi data
kualifikasi melalui SPSE;
13) Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka jumlah anggota KSO dapat dilakukan
dengan Batasan paling banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu KSO.
Jika peralatan Milik Sendiri maka peserta wajib melampirkan scan asli bukti
kepemilikan/pembelian peralatan yang di dalamnya mencantumkan jenis, kapasitas dan jumlah
peralatan serta melampirkan surat pernyataan bermaterai tentang kepemilikan dan ketersediaan
Page 12 of 19
peralatan, peralatan berfungsi dengan baik, layak pakai dan siap digunakan serta surat pernyataan
bersedia mengganti alat apabila terjadi kerusakan selama proyek berjalan dengan menyebutkan
tujuan pokja, nama perusahaan, nama paket pekerjaan, lokasi pekerjaan, jenis peralatan, kapasitas
serta jumlah peralatan
Jika peralatan merupakan Sewa maka peserta wajib :melampirkan scan asli Surat Perjanjian Sewa
Peralatan beserta scan asli bukti kepemilikan/pembelian. Surat Perjanjian Sewa Peralatan
ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan menyebutkan tujuan pokja, nama perusahaan yang
didukung, nama paket pekerjaan, lokasi pekerjaan, jenis peralatan, kapasitas serta jumlah peralatan
yang didukung. Pemberi sewa juga wajib melampirkan surat pernyataan bermaterai tentang
kepemilikan dan ketersediaan peralatan, peralatan berfungsi dengan baik, layak pakai dan siap
digunakan serta surat pernyataan bersedia mengganti alat apabila terjadi kerusakan selama proyek
berjalan dengan menyebutkan tujuan pokja, nama perusahaan yang didukung, nama paket
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jenis peralatan, kapasitas serta jumlah peralatan yang didukung.
Page 13 of 19
18. KETENTUAN PENGGUNAAN BAHAN MATERIAL
a) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak cacat,
sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan.
b) Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang dipergunakan
juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan.
c) Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
d) Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
e) Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus di
bawah pengawasan/supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
f) PPK/Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau
Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
g) Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain
yang disetujui PPK/Konsultan Pengawas.
h) Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh PPK/Konsultan
Pengawas.
i) Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada PPK/Konsultan Pengawas
sebanyak tiga buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of
appearance.
j) Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK turun.
k) Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan membuat
komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada PPK/Konsultan
Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan.
l) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standar yang
berlaku.
m) Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus mendapatkan
persetujuan dari PPK/Konsultan Pengawas.
n) Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk
PPK/Konsultan Pengawas/Perencana dengan Penyedia Jasa konstruksi bawahan atau
Supplier bahan.
o) Supplier wajib hadir mendampingi PPK/Konsultan Pengawas/Perencana di lapangan untuk
pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik.
Page 14 of 19
c) Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja
personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.
d) PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil inti dan/atau peralatan
menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
e) Jika PPK menilai bahwa personal inti:
• Tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
• Berkelakuan tidak baik; atau
• Mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
Maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil inti
tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.
f) Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih
baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
g) Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh
PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di
bawah sumpah.
Page 15 of 19
j) Penunjukan Tenaga Ahli oleh PPK/Konsultan Pengawas yang sesuai dengan kegiatan
suatu pekerjaan.
k) Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa konstruksi.
l) Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada/existing
di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa
lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah apabila ada.
m) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk pekerjaan
lain, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan
pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini,
Penyedia Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah.
n) Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada PPK/Konsultan Pengawas sebelum
melakukan pembongkaran/pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.
Page 16 of 19
b) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan
c) PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM).
d) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan
untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
Page 17 of 19
e) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
f) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi
petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing- masing dan usaha pencegahannya,
untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan
peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
g) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat
kerja, peralatan, sarana-sarana penegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman. h. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam
rangka penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
30. TKDN
Page 18 of 19
Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk beberapa komponen yang berasal dari Luar
Negeri bahwa paling sedikit memiliki nilai 25% (PP No. 29 Tahun 2018 Pasal 61 ayat (2).
31. LAIN-LAIN
1. Jika kerja sama dengan penyedia konstruksi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
konstruksi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi
2. Jika diperlukan, penyedia konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja PPK.
3. Berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan yang sangat bergantung kepada faktor eksternal
seperti kesiapan dokumen perencanaan teknis, proses penghapusan, proses perizinan, dan/atau
proses pengadaan barang/jasa, bilamana terjadi keterlambatan pada faktor eksternal tersebut
yang menyebabkan penyesuiaan lingkup pekerjaan atau sampai dengan pembatalan
pekerjaan ini, maka Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk
apapun.
4. Cara pembayaran berdasarkan atas hasil prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan dan diterima
oleh pengguna jasa (cara angsuran/termin)
5. Masa belaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan
dokumen penawaran
6. Kontrak paket pekerjaan konstuksi pembangunan ini menggunakan kontrak harga satuan
7. Pekerjaan ini tidak diberikan uang muka
8. Metode Pemilihan PascaKualifikasi dengan kontrak Gabungan Lumpsum dan harga satuan.
9. Penyesuaian harga tidak diberikan kecuali apabila dalam pelaksanaan kontrak ada ketentuan
pemerintah mengatur dapat diberikannya penyesuaian harga akibat kondisi/keadaan tertentu.
32. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini menjadi pedoman secara umum bagi penyedia jasa konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang dibutuhkan hendaknya dipersiapkan secara matang
agar hasil pekerjaan dapat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan serta kualitas dan kuantitas
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
ttd ttd
Page 19 of 19