TRADISIONAL
NASIONAL
Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.381/Menkes/SK/III/2007
1. Latar belakang
BAB I
2. Tujuan
3. Ruang lingkup
BAB II
4. Obat Tradisional sebagai Warisan
Budaya Bangsa
5. Analisis situasi dan kecenderungan
meliputi perkembangan,
BAB III
kekuatan,kelemahan,peluang,ancaman
& tantangan
6. Landasan kebijakan
BAB IV
7. Strategi
BAB V
8. Pokok- pokok dan langkah kebijakan
9. Penutup
BAB VI
Latar belakang
Dasar Hukum:
• UU No.23 1992 ttg Kesehatan
• Kepmenkes 131/Menkes/SK/II/2004
Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Kepmenkes 381/Menkes/SK/III/2007
Tanggal 27 Maret 2007
KOTRANAS
• OT pada Kotranas :
Bahan atau ramuan bahan tumbuhan, hewan
mineral termasuk biota laut atau sediaan galenik
yg telah digunakan secara turun temurun yg telah
uji praklinik/klinik seperti obat herbal terstandar &
fitofarmaka untuk menjembatani pengembangan
OT kearah pemanfaatan dalam yankes formal &
pemanfaatan sumber daya alam Indonesia
Ruang lingkup kotranas adalah:
Kebijakan tentang obat tradisonal
secara menyeluruh dari hulu ke hilir
meliputi budidaya & konservasi
sumber daya obat, keamanan &
khasiat OT, mutu aksebilitas,
penggunaan yg tepat, pengawasan,
penelitian & pengembangan SDM
serta pemantauan & evaluasi
OBAT TRADISIONAL SBG
WARISAN BUDAYA BANGSA:
400 suku bangsa (etnis & sub etnis ) mempunyai
pengetahuan tradisional di bidang pengobatan dan OT :
Jawa dan Madura : Jamu
Sunda, Riau, Jambi : menggunakan tumbuhan sebagai
obat
Kalimantan : 4000 spesies tumbuhan, yang terkenal
pasak bumi sebagai afrodisiaka.
• Langkah kebijakan:
1. Peningkatan pengembangan lintas program untuk penetapan
komoditas & pengembangan tumbuhan obat unggulan
2. peningkatan SDM dgn pendidikan &pelatihan untuk
menyediakan SDM kompeten dlm penyediaan bahan alam
untuk bahan baku OT
a.Budidaya & Konservasi
sumber daya OT
• Langkah kebijakan:
3. Peningkatan produksi mutu & daya saing komoditas tumbuhan unggulan
melalui Good Agriculture Practices(GAP) , Good Agriculture Collecting
Practices (GACP) & (SOP) masing2 komoditas
4. Pelaksanaan survei & evaluasi scr menyeluruh tumbuhan obat yg
dimanfaatkan
5. Pemetaan kesesuaian lahan, yg menunjukkan daerah 2 potensial untuk
pengembangan tumbuhan obat.
6. Pelaksanaan konservasi untuk mencegah kepunahan akibat eksplotasi
berlebihan maupun biopiracy melalui regulasi, penelitian & pengembangan.
7. Pemberdayaan masyarakat dalam keg budidaya & konservasi SDA.
8. Pembentukan Bank Plasma Nuftah/sumber genetik tumbuhan obat
b. Keamanan dan Khasiat OT
• Sasaran:
OT yg beredar memenuhi persyaratan keamanan &
khasiat.
• Langkah kebijakan:
1. Pengembangan inventarisasi data uji praklinik
2. Penapisan berdasarkan data uji praklinik & data
ekonomi.
3. Pengembangan uji klinik thdp tumb obat /ramuan
hasil penapisan.
4. Pembentukan forum komunikasi lintas sektor &
program antara pemerintah pusat, propinsi ,
kabupaten kota dan institusi terkait.
c. Mutu OT
• Sasaran:
OT & bahan OT yg beredar memenuhi persyaratan mutu.
• Langkah kebijakan:
1.Penyusunan spesifikasi tumbuhan obat.
2.Penyusunan spesifikasi & standar bahan baku/revisi
materia Medika Indonesia.
3. Penyusunan spesifikasi & standar sediaan galenik
4. Penyusunan & penerapan sistem mutu untuk
penanganan pasca panen & pengolahan produk
5. Penyusunan Farmakope OT Indonesia
d. Aksesibilitas
• Sasaran:
Sarana pelayanan kesehatan & masyarakat dapat memperoleh OT yg
telah memenuhi keamanan & mutu seta terbukti khasitanya sesuai
kebutuhan dgn harga yg terjangkau.
• Langkah kebijakan:
1.Pengembangan industri OT dalam negeri
2.Pengupayaan akses khusus (Special Acces) OT yg dilindungi penyakit , krn
obat konvensional yg ada belum terbukti efektif.
3. Pengembangan , perlindungan & pelestarian ramuan tradisional yg terbukti
manfaat dgn memperhatikan hak 2 masyarakat asli/masyrakat lokal sbg
pemilik ramuan tsb.
4. Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dlm upaya pemeliharaan
kesehtan, pencegahan penyakit & pengobatan penyakit yg sederhana
e. Penggunaan yang Tepat
• Sasaran:
penggunaan OT dlm jumlah jenis, bentuk sediaan, dosis,
indikasi & komposisi yg tepat disertai informasi yg benar,
lengkap & tidak menyesatkan.
• Langkah kebijakan:
1.Penyediaan infromasi OT yg benar, lengkap & tidak
menyesatkan.
2.Pendidikan & pemberdayakan masyarakat untuk penggunaan
OT scr tepat & benar.
3.Penyusunan peraturan untuk menunjang penerapan berbagai
langkah kebijakan penggunaan OT yg tepat.
4. Pelaksanaan komunikasi, informasi & edukasi untuk
menunjang penggunaan OT yang tepat
f. Pengawasan
• Sasaran : masyarakat terlindungi dr OT yg tidak memenuhi
persyaratan.
• Langkah Kebijakan:
1.Pelaksanaan penilaian & pendaftaran OT
2.Pelaksanaan perizinan & sertifikasi sarana produksi
3.Pengujian mutu dgn laboratorium yg terakreditasi.
4.Pemantauan penandaan & promosi OT
5.Peningkatan surveilan & vijilan pasca pemasaran OT yg
diintregasikan dgn obat.
f. Pengawasan
• Langkah Kebijakan:
6. Penilaian kembali thdp OT yg beredar
7. Peningkatan sarana & prasarana pengawasan OT serta
pengembangan tenaga dlm jumlah & mutu sesuai dengan
standar kompentensi
8. Peningkatan kerjasama regional maupun internasional di
bidang pengawasan
9. Pengawasan untuk mencegah peredaran OT berbahan
kimia & selundupan
10. Pengembangan Peran Serta Masyarakat (PSM) untuk
melindungi dirinya sendiri thd OT sub standar melalui KIE
g. Penelitian dan Pengembangan
• Sasaran:
Peningkatan penelitian di bidang OT untuk menunjang
penerapan KOTRANAS.
• Langkah kebijakan:
1.Pelaksanaan identifikasi penelitian yg relevan &
Penyusunan prioritas dgn mekanisme kerja yg erat antara
penyelenggara upaya Pengembangan OT dan yankes
formal dgn penyelenggara penelitian & pengembangan.
2. Peningkatan koordinasi & sinkronisasi penyelenggaraan
penelitian tmsk penetapan penelitian antar berbagai
lembaga penelitian
3.Peningkatan kerjasama internasional di bidang penelitian
& pengembangan OT
g. Penelitian dan Pengembangan
• Langkah kebijakan:
4. Pembinaan penyelenggaraan penelitian yg relevan &
diperlukan dlm pengembangan OT mulai dr teknologi
konvensioanl sampai dgn teknologi terkini.
5. Peningkatan pembagian hasil (benefit sharing) atas
perolehan HKI thdp kearifan lokal.
6. Perlu regulasi pertkaran SDA alam OT & pemanfaatan
hasil penelitian & pengembagan OT di tingkat nasional &
regional
h. Industrialisasi OT
• Sasaran:
Pengembangan industri OT sbg bagian integral dari pertumbuhan
ekonomi nasional
• Langkah Kebijakan:
1.Pembentukan aliansi strategis dlm pengembangan OT.
2.Penciptaan iklim yg kondusif bg investasi di bidang industri obat
tradisional melalaui pemberian instensif kebijakan perpajakan &
perbangkan serta kepastian proses perizinan.
3.Penyiapan peraturan yg tepat untuk menjamin perkembangan dunia
usaha OT.
4. Peningkatan promosi OT melalui pameran & ekspor di tingkat
nasional dan internasional
i. Dokumentasi dan Database
• Sasaran:
Tersedianya database yg terkini & lengkap guna menunjang
OT
• Langkah kebijakan:
1.Pengumpulan & pengolahan data yg meliputi berbagai jenis
data yg berkaitan dgn pengembangan OT.
2.Pengkajian & analisis data ilmiah & empiris mengenai
khasiat & keamanan OT.
3.Pembuatan Bank data yg mencakup seluruh aspek OT
Indonesia
4. Pertukaran informasi scr elektronik & bentuk cetakan.
5.Pelayanan informasi termasuk informasi & konsultasi usaha
j. Pengembangan SDM
• Sasaran: tersedianya SDM yg menunjang pencapaian
tujuan Kotranas
• Langkah kebijakan:
1.Pengintregasian Kotranas & berbagai aspek obat
tradisional kedalam kurikulum pendidikan & pelatihan
tenaga terkait terutama pd pendidikan kedokteran.
2.Pengintregasian kedalam kurikulum pendidikan
berkelanjutan organisasi profesi terkait.
3.Peningkatan kerjasama nasional & internasional
untuk pengembangan SDM.
k. Pemantauan dan Evaluasi
• Sasaran:
Menunjang penerapan Kotranas melalui pembentukan
mekanisme pemantauan & evaluasi kinerja serta dampak
kebijakan guna mengetahui hambatan & penerapan strategi
yg efektif
• Langkah Kebijakan:
1. Pemantauan & evaluasi dilakukan secara berkalan paling
lama setiap 5 tahun
2. Pelaksanaan & indikator pemantauan mengikuti pedoman
yg ditetapkan & dapat bekerjasama dgn pihak lain
3. Pemanfatan hasil pemantauan & evaluasi untuk tindak
lanjut berupa penyesuaian kebijakan