https://journal.ilininstitute.com/index.php/caradde
Volume 1 | Nomor 2 | Februari |2019
e-ISSN: 2621-7910 dan p-ISSN: 2621-7961
DOI: https://doi.org/10.31960/caradde.v1i2.56
Menurut data dari Asosiasi Eksportir Jorong merupakan salah satu desa dari 32
Kopi Indonesia (AEKI), para petani desa yang terletak di wilayah Kecamatan
Indonesia bersama dengan kementerian- Bandar Kabupaten Bener Meriah, dengan
kementerian terkait berencana untuk luas wilayah 120 Ha. Desa Petukel Blang
memperluas perkebunan-perkebunan kopi Jorong memiliki jumlah penduduk 1450 jiwa
Indonesia, sambil meremajakan perkebunan- dengan 420 kepala keluarga dengan klasifikasi
perkebunan lama melalui program laki-laki 690 jiwa dan perempuan 760 jiwa.
intensifikasi. Dengan meningkatkan luas Kelompok tani BLJ Tani (Blang
perkebunan, produksi kopi Indonesia dalam Jorong Tani) dan kelompok tani Buge Mujadi
10 tahun ke depan ditargetkan untuk adalah dua kelompok tani petani kopi di Desa
mencapai antara 900 ribu ton sampai 1,2 juta Petukel Blang Jorong yang menjadi
ton per tahun (indonesia-investments.com: masyarakat mitra kegiatan penerapan TTG.
2017). Peningkatan produksi kopi juga terjadi Dari hasil temuan dan diskusi yang
di provinsi Aceh, khususnya di kabupaten dilakukan tim pengabdian kepada masyarakat
Aceh tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. dengan kelompok tani, dapat dirumuskan
Menurut Thurmizi (2014), produksi kopi beberapa permasalahan yang menjadi
Aceh mencapai 48.282 ton dengan luas area prioritas untuk diselesaikan, yaitu : (a) petani
123.746 Ha. kopi sebagai masyarakat mitra masih
Perkembangan yang cukup pesat terkendala dalam proses pengupasan kulit
tersebut perlu di dukung dengan kesiapan buah kopi, yang membutuhkan waktu yang
teknologi dan sarana pascapanen yang cocok lebih lama (pengupasan kulit buah masih
untuk kondisi petani agar mereka mampu manual menggunakan tenaga manusia untuk
menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti memutar alat pulper), perlunya biaya
yang dipersyaratkan oleh Standard Nasional tambahan untuk memindahkan buah kopi
Indonesia. Adanya jaminan mutu yang pasti, dari kebun ke perumahan dan lingkungan
ketersediaan dalam jumlah yang cukup dan proses pengupasan yang dapat mencemari
pasokan yang tepat waktu serta keberlanjutan lingkungan. Kulit buah kopi hasil pengupasan
merupakan beberapa persyaratan yang menjadi busuk dan berbau dalam jangka
dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat waktu lama, (b) masyarakat mitra belum
dipasarkan pada tingkat harga yang lebih mengenal teknologi pencucian. Selama ini
menguntungkan. Untuk memenuhi pencucian biji kopi masih sangat tradisional
persyaratan di atas penanganan pascapanen sehingga membutuhkan waktu dan tenaga
kopi rakyat harus dilakukan dengan tepat yang lebih banyak, (c) selama ini, proses
waktu, tepat cara dan tepat jumlah seperti pengupasan kulit ari kopi dilakukan di pabrik
halnya produk pertanian yang lain. Buah kopi penggilingan besar. Hal mempunyai beberapa
hasil panen perlu segera diproses menjadi kelemahan, antara lain; tidak bisa untuk
bentuk akhir yang lebih stabil agar aman kapasitas kecil, penggilingan tidak setiap hari,
untuk disimpan dalam jangka waktu kopi hasil penggilingan sering bercampur
tertentu.Untuk itu diperlukan suatu acuan dengan pemilik lain, membutuhkan waktu
sebagai pegangan bagi petani / pengolah membawa ke pabrik yang jaraknya cukup
dalam menghasilkan produk yang jauh, dan biaya penggilingan yang mahal.
dipersyaratkan pasar. Seiring dengan Oleh karena itu masyarakat mitra perlu
meningkatnya tuntutan konsumen terhadap sentuhan teknologi pengupasan kulit ari kopi
produk yang aman dan ramah lingkungan, dengan kapasitas kecil menengah dan
maka acuan standar tersebut harus konstruksi yang mobile.
mengakomodasi prinsip penanganan Tujuan dari kegiatan penerapan TTG
pascapanen yang baik dan benar. kepada masyarakat ini adalah
Kabupaten Bener Meriah adalah memperkenalkan dan implementasi mesin-
salah satu kabupaten di provinsi Aceh. mesin teknologi tepat guna pascapanen kopi
Komoditas utama hasil bumi Kabupaten (mesin pengupas kulit buah kopi sistem
Bener Meriah adalah kopi. Dengan luas berjalan, mesin pencuci biji kopi dan mesin
tanaman yang menghasilkan sebesar 43.565 huller berjalan) kepada masyarakat petani
Ha dan produksi sebanyak 29.357 ton pada kopi di Desa Petukel Blang Jorong
tahun 2014 (BPS, 2017). Desa Petukel Blang Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah.
206
Mawardi, Hanif, Zaini, Abidin. Penerapan Teknologi Tepat
Gambar 1. Skema mesin pengupas kulit kopi Gambar 3. Skema mesin pengupas biji kopi
berjalan (huller) berjalan
Keterangan:
1. Hopper 6. Sabuk
Keterangan: 2. Saluran keluar biji 7. Rangka
3. Huller 8. Motor penggerak
1. Alat pulper 7. Puli gearbox 4. Puli 9. Puli penggerak
2. Motor penggerak 8. Roda pengencang 5. Saluran keluar kulit 10 Roda
3. Roda 9. Handle roda ari
pengencang
4. Rangka 10. Roda depan Evaluasi dilaksanakan oleh tim secara
5. Gearbox 11. Puli mesin pengupas
6. Sabuk gearbox 12. Sabuk mesin berkala yaitu pada bulan pertama setelah
pengupas penerapan TTG dan pada akhir kegiatan
nantinya. Evaluasi pada tahap awal berguna
melihat kendala yang dihadapi setelah
implementasi program. Sedangkan evaluasi
akhir dilakukan untuk melihat tingkat
keberhasilan dan keberlanjutan program
setelah masa kegiatan berakhir. Indikator
evaluasi berupa;
208
Mawardi, Hanif, Zaini, Abidin. Penerapan Teknologi Tepat
a. Melihat tingkat kebutuhan (urgensi) TTG Luaran yang dihasilkan dari kegiatan
yang diterapkan penerapan mesin-mesin TTG pascapanen
b. Peran masyarakat mitra dalam kegiatan kopi kepada masyarakat Desa Petukel Blang
c. Kemampuan masyarakat mitra dalam Jorong Kecamatan Bandar Kabupaten Bener
mengoperasikan TTG Meriah berupa mesin-mesin teknologi tepat
d. Kemampuan masyarakat mitra dalam guna pascapanen kopi. Gambar 4
melakukan perawatan dan perbaikan atau memperlihatkan paket produk teknologi tepat
mengatasi kendala selama pengoperasian guna mesin-mesin pascapanen kopi yang
TTG terdiri dari dua unit mesin pengupas kulit
e. Peningkatan produktivitas masyarakat buah kopi sistem berjalan, satu unit mesin
mitra pencuci biji kopi dan satu unit mesin huller
berjalan, yang telah dibuat dan siap
diimplementasikan kepada petani kopi di
HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Petukel Blang Jorong Kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah.
(a) Mesin pengupas kulit kopi berjalan (b) Mesin pencuci biji kopi
(c) Mesin pengupas biji kopi (Huller) berjalan
Gambar 4. Mesin-mesin teknologi tepat guna pascapanen kopi
209
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 1 No 2, Februari 2019
jam digerakkan dengan motor bakar bensin mempunyai kapasitas pencuncian kopi 100-
5,5 HP. Mesin ini sangat cocok digunakan 150 kg per jam.
oleh petani secara individu atau kelompok
tani. Selain berfungsi sebagai pengupas kopi, Mesin Pengupas Biji Kopi (Huller) Berjalan
mesin pengupas kulit buah kopi berjalan
Pengupasan ditujukan untuk
dapat juga digunakan sebagai mesin bajak
memisahkan biji kopi dari kulit tanduk. Hasil
tanah atau penggembur tanah diarea kebun
pengupasan disebut biji kopi beras. Kondisi
kopi.
awal dari petani kopi (mitra) belum mengenal
mesin huller kapasitas kecil, sehingga proses
Mesin Pencuci Biji Kopi
pengupasan kulit ari kopi harus dalam jumlah
Pencucian bertujuan untuk kecil juga harus dibawa ke pabrik
menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi pengggilingan yang besar. Permasalahannya
yang masih menempel di kulit tanduk. Untuk adalah: (a) Tidak bisa dilakukan proses
kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan pengupasan dalam jumlah yang kecil; (b)
secara manual di dalam bak atau ember Mudah tercampur dengan biji kopi orang lain;
(kapasitas 5-10 kg), sedang untuk kapasitas (c) Jarak pabrik pengupasan yang jauh,
menengah ke atas (besar) perlu dibantu sehingga butuh biaya transportasi; (d) Waktu
dengan mesin pencucian. Kondisi awal mitra pengupasan di pabrik besar yang tidak setiap
belum mengenal mesin cuci kopi. Proses hari, sehingga memerlukan waktu tunggu.
pencucian biji kopi yang dilakukan selama ini Mesin pegupas yang biji kopi yang
masih manual dan tradisional, sehingga telah diproduksi dan telah diterapkan kepada
kurang efektif dan efesien, terlebih jika masyarakat petani kopi diperlihatkan pada
pencucian dalam jumlah yang banyak. Gambar 7. Mesin pengupas biji kopi yang
Gambar 6 memperlihatkan proses pencucian diproduksi mempunyai keunikan pada
sebelum dan setelah adanya teknologi. mobilisasi pengoperasiannya (mudah
dipindah-pindahkan), sehingga proses
pengupasan akan lebih efektif dan dapat
digunakan untuk kapasitas kecil sampai
menengah Mesin pengupas biji kopi
mempunyai kapsitas produksi 50-100 kg per
jam. Mesin pengupas biji kopi ini dapat
menggunakan sepeda motor dalam proses
perpindahannya.
210
Mawardi, Hanif, Zaini, Abidin. Penerapan Teknologi Tepat
Dampak ekonomi tidak terlepas dari proses pengupasan kulit basah, pencucian biji
kemudahan petani kopi dalam melakukan kopi dan pengupasan kulit ari biji kopi kering.
proses pascapanen kopi setelah penerapan Keberlanjutan pemanfaatan teknologi
mesin-mesin TTG pascapanen kopi. Petani pascapanen kopi harus terus didorong agar
kopi telah mengenal dan menggunakan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
teknologi proses pengolahan pascapanen petani kopi. Pengembangan teknologi
kopi. pascapanen memerlukan kerja sama
Dukungan dari berbagai faktor, pemerintah daerah dan lembaga penelitian
seperti program pengabdian masyarakat dan pengembangan dalam membangun
dalam bentuk penerapan TTG pascapanen keterkaitan institusional dan fungsional dari
kopi dan bantuan alsinta dari pemerintah, sejumlah kelembagaan terkait di lapangan.
memungkinkan petani menangani Penerapan teknologi tepat guna pascapanen
pascapanen kopi seperti pengupasan kulit kopi saat ini masih belum merata, oleh karena
buah kopi, pencucian, pengupasan kulit HS itu perlunya penyebaran informasi tentang
dan sortasi dengan mesin-mesin teknologi teknologi tepat guna pascapanen kopi secara
tepat guna sesuai dengan kemajuan intensif.
teknologi. (Mayrowani, 2012).
Penerapan mesin-mesin TTG
pascapanen kopi telah menyebabkan DAFTAR RUJUKAN
terjadinya perubahan sosial masyarakat petani
kopi dalam menciptakan cara dan sikap Anonim. (2017). Kopi (online) https://www.
masyarakat petani dalam melakukan proses indonesia-investments.com/id/bisnis/
produksi hasil perkebunannya. Dampak sosial komoditas/kopi/item186? (diakses 9
yang dirasakan diantaranya adalah petani Mei 2017).
kopi telah mengenal teknologi pascapanen Anonim. (2017). Luas Perkebunan Kopi
kopi yang mempermudah proses pengolahan (online). https://benermeriahkab.bps.
kopi pada fase pascapanen. Selain itu proses go.id/subject/54/perkebunan.kopi.htm
penerapan dan pemanfaatan teknologi l (diakses 2 Februari 2018)
pascapanen menjadi sangat penting agar Chandra, D., R.H. Ismono dan E. Kasymir.
mesin-mesin TTG dapat diadopsi dan (2013). Prospek Perdagangan Kopi
dikembangkan petani kecil. Robusta Indonesia di Pasar
Internasional. Jurnal ilmu-ilmu Agribisnis
(JIIA), Vol 1 No. 1 Tahun 2013. Fakultas
SIMPULAN DAN SARAN Pertanian, Universitas Lampung.
Indra, M., Nurdin, Zulkarnaini. (2017).
Dari hasil kegiatan penerapan TTG Inovasi Mesin-Mesin Teknologi Tepat
kepada masyarakat petani kopi, telah berhasil Guna Pascapanen Kopi. Prosiding
diproduksi dan diimplementasikan mesin- Seminar Nasional Pengabdian Kepada
mesin TTG pascapanen kopi yang terdiri dari Masyarakat 2017 vol. 2 no. 2 Tahun 2017
dua unit mesin pengupas kulit kopi berjalan Mayrowani H., (2013). Kebijakan Penyediaan
(pulper mobile), satu unit mesin pencuci biji Teknologi Pascapanen Kopi dan
kopi type bacth, dan satu unit mesin pengupas Masalah Pengembangannya. Forum
biji kopi berjalan (huller mobile) kepada Penelitian Agro Ekonomi, Vol 31, No. 1,
petani kopi di Desa Petukel Blang Jorong Juli 2013. Bogor
kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Mayrowani, H., D.K.S. Swastika, R.N.
Melalui program pengabdian ini, Suheti dan Supadi. (2012). Kajian
petani kopi di Desa Petukel Blang Jorong Kebijakan Pascapanen: Analisis
kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Kebutuhan, Evaluasi Program, dan
telah mengenal teknologi pengolahan buah Dampak Penerapan Teknologi Pascapanen.
kopi pascapanen. Laporan Penelitian, Pusat Sosial
Dari hasil implementasi mesin-mesin Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
TTG pascapanen kopi, telah terjadi Badan Penelitian dan Pengembangan
peningkatan produktifitas mencapai 30% Pertanian. Bogor.
terhadap proses pascapenen yang meliputi
212
Mawardi, Hanif, Zaini, Abidin. Penerapan Teknologi Tepat
Muzammir, Indra, M., Samsul, B.. (2018). Syahrir, A. 2013. Perancangan Mesin
Modifikasi Konstruksi Mesin Pengupas Pengupas Kulit Kopi. Proceeding
Kulit Ari Kopi Dengan Daya 5 Hp. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin
Jurnal Mesin Sains Terapan, vol.2, no.1 XII (SNTTM XII) & Thermofluid IV
Tahun 2018 Universitas Lambung Mangkurat (Unila),
Sukrisno, W., Ahmad, S. dan Mulato. (2011). Bandar Lampung, 23-24 Oktober 2013.
Kinerja Mesin Pengupas Kulit Buah Thurmizi. (2014). Potensi dan Pengembangan
Kopi Basah Tipe Tiga Silinder Kopi di Aceh. Indonesia International
Horisontal. Jurnal Pelita Perkebunan, Coffee Symposium 2014, Banda Aceh 19-
Volume 27, Nomor 1, Edisi April 2011. 22 November 2014.
Widodo, P. (2012). Pengembangan Mesin
Pengolahan Kopi Skala UKM di
Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
(online). http://www.pkpp.ristek. go.id
(diakses 12 Mei 2016).
213